PJOK
Gaya melempar dalam cabang olahraga shot put yang biasa digunakan untuk seorang pemula adalah gaya
ortodoks. Hal ini dikarenakan gaya ortodoks tidak terlalu membutuhkan banyak gerakan. Sebagai gaya
yang paling sederhana dan paling mudah, gaya ortodoks sangat cocok untuk seseorang yang ingin belajar
atau berkenalan dengan olahraga tolak peluru.
2. Gaya O’brien
Pada saat menggunakan gaya O’brien, seorang atlet atau pelempar harus memiliki posisi membelakangi
area pendaratan. Kemudian, atlet tersebut akan melakukan gerakan setengah putaran atau 180 derajat
terlebih dahulu sebelum melakukan tolakan terhadap bola logam. Hal ini menjadikan pada saat persiapan,
pelempar akan menghadap ke belakang sebelum kemudian berbalik ke depan.
3. Gaya Spin
seorang atlet harus melakukan putaran hingga 360 derajat dalam kecepatan tinggi terlebih dahulu sebelum
melempar bola logam ke depan. Maka dari itu, gerakan ini memiliki tujuan untuk menghasilkan
momentum sehingga dapat membuahkan jarak tolakan terjauh.
1. Bola logam
IAAF telah memutuskan bahwa berat bola logam yang digunakan dalam cabang olahraga tolak
peluru yakni 7,26 kg untuk putra dan 4 kg untuk putri. Bahan atau material yang harus digunakan
pada bola logam biasanya terdiri dari unsur besi padat atau kuningan.
2. Bentuk lapangan
Untuk ukuran lapangan yang digunakan dalam cabang olahraga tolak peluru harus berbentuk
lingkaran, dengan diameter 2,135 meter pada lapangan beton dan sektor pendaratan yang
ditandai busur pada lapangan rumput dengan sudut 34,92 derajat. Selain itu, lingkaran yang
terdapat dalam lapangan tolak peluru memiliki papan penghenti setinggi 10 cm pada bagian
depan sebelum memasuki sektor pendaratan.
Peraturan Tolak Peluru
1. Seorang atlet atau pelempar harus bersiap setelah namanya diumumkan. Para atlet hanya
diberikan waktu 60 detik untuk memulai gerakan.
2. Agar memenuhi tujuan keamanan, atlet harus memakai taping pada jari tangan tetapi
tidak diperbolehkan mengenakan sarung tangan.
3. Bola logam dapat diletakan di dekat leher sepanjang gerakan. Apabila bola logam
terlepas dan tidak menempel dekat leher selama melakukan gerakan, maka hasil tolakan
dapat dianggap tidak sah.
4. Gerakan tolak peluru hanya boleh menggunakan satu tangan dan tembakan harus berada
di atas ketinggian bahu.
5. Seorang atlet bisa memakai seluruh lingkaran, tetapi bagian kaki tidak diperbolehkan
melakukan gerakan keluar lingkaran atau menapak pada papan penghenti di daerah depan
lingkaran.
6. Tolakan dianggap sah apabila bola logam mendarat pada sektor pendaratan dengan sudut
34,92 derajat. Wasit atau juri akan melakukan penghitungan titik pendaratan pertama
bola logam.
7. Seorang atlet tidak bolehkan meninggalkan lingkaran sebelum bola logam atau lemparan
mendarat di sektor pendaratan, serta hanya boleh meninggalkan lingkaran dari belakang.