dan Peraturan
1. Gaya Ortodoks
Gaya melempar dalam cabang olahraga shot put yang biasa digunakan untuk
seorang pemula adalah gaya ortodoks. Hal ini dikarenakan gaya ortodoks tidak
terlalu membutuhkan banyak gerakan. Sebagai gaya yang paling sederhana dan
paling mudah, gaya ortodoks sangat cocok untuk seseorang yang ingin belajar atau
berkenalan dengan olahraga tolak peluru.
Oleh sebab itu, tak heran apabila para atlet profesional jarang menggunakan gaya
ortodoks. Pelempar dapat melakukan tolakan peluru dengan cara memosisikan tubuh
menyamping dari area pendaratan. Selanjutnya, pelempar dapat meletakkan bola
logam antara kepala dan bahu untuk kemudian dilakukan tolakan.
2. Gaya O’brien
Pada saat menggunakan gaya O’brien, seorang atlet atau pelempar harus
memiliki posisi membelakangi area pendaratan. Kemudian, atlet tersebut akan
melakukan gerakan setengah putaran atau 180 derajat terlebih dahulu sebelum
melakukan tolakan terhadap bola logam. Hal ini menjadikan pada saat persiapan,
pelempar akan menghadap ke belakang sebelum kemudian berbalik ke depan.
Setelah Grameds sudah terbiasa dengan gaya ortodoks, gaya O’brien sangat cocok
untuk menunjang keterampilan melakukan tolakan peluru. Berikut ini adalah
beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan tolakan peluru dengan gaya
o’brien:
1. Posisi tubuh berdiri membelakangi arah tolakan dengan badan membungkuk dan
bertumpu pada kaki kanan sekaligus lutut ditekuk. Sementara itu, kaki kiri
diangkat lurus menuju arah tolakan.
2. Peluru atau bola diletakkan di bagian antara leher, dekat dengan dagu.
3. Peluru dipegang pada bagian pangkal jari, bukan telapak tangan. Kemudian,
posisikan ibu jari di bawah peluru.
4. Selanjutnya, siku mengarah keluar sehingga membentuk sudut 45 derajat.
5. Pada saat meluncur, kaki kiri dapat diluruskan sembari memutarkan pinggul.
6. Kaki kanan diangkat pendek ke depan dengan kaki kiri diayun ke belakang untuk
tetap menjaga keseimbangan.
3. Gaya Spin
Selain gaya ortodoks dan gaya O’brien, gaya yang juga sering digunakan
dalam cabang olahraga tolak peluru adalah gaya spin atau gaya berputar. Gaya ini
kali pertama diperkenalkan oleh Aleksandr Baryshnikov, seorang atlet shot put yang
berasal dari Rusia. Meskipun tidak sepopuler gaya O’brien, tetapi teknik ini juga
sering digunakan atlet profesional pada saat berlomba resmi olahraga shot put. Perlu
diketahui, gaya spin membutuhkan keterampilan tinggi.
Hal ini dikarenakan seorang atlet harus melakukan putaran hingga 360 derajat dalam
kecepatan tinggi terlebih dahulu sebelum melempar bola logam ke depan. Maka dari
itu, gerakan ini memiliki tujuan untuk menghasilkan momentum sehingga dapat
membuahkan jarak tolakan terjauh.
1. Bola logam dapat ditempatkan pada bagian pangkal jari, bukan telapak tangan.
Lebarkan jari-jari tangan sedikit, selanjutnya gunakan ibu jari untuk menahan
bola logam agar tidak terjatuh.
2. Berikutnya, posisikan bola logam antara kepala dan bahu, tepat pada bagian
bawah rahang.
3. Sembari menahan bola logam, pelempar dapat memastikan untuk menjaga
kondisi siku lengan tetap tinggi dan tampak lurus dengan bahu.
4. Posisikan tubuh menyamping dengan posisi bahu tangan yang bebas dari bola
logam mengarah ke area pendaratan.
5. Buka kedua kaki membentuk kuda-kuda lurus dan tekuk kaki yang berada jauh
dari area pendaratan, hal itu akan secara otomatis membuat tubuh condong ke
belakang.
6. Putar pinggul sehingga berhadapan dengan arah yang berlawan dari area
pendaratan.
7. Pada saat bersiap melakukan tolakan, pelempar dapat mendorong dengan kaki
belakang dan putar pinggul sehingga tubuh menghadap ke area pendaratan.
8. Buka agak lebar lengan yang memegang bola logam menghadap ke depan
dengan sudut 45 derajat sembari berusaha melakukan dorongan bola logam
dengan sekuat tenaga.
9. Pada saat melakukan tolakan atau lemparan, tambahkan juga dengan dorongan
pergelangan tangan mirip seperti gerakan menembak bola basket.
Prinsip dasar dalam olahraga tolak peluru pada dasarnya merupakan gerakan
awal yang harus dipahami oleh pemula. Setelah menguasai prinsip tersebut, para
pelempar dapat mencoba gaya lempar seperti profesional, yakni gaya O’brien atau
gaya spin. Hal ini perlu dilakukan untuk menghasilkan lebih banyak momentum dan
mencapai jarak maksimal saat melakukan tolakan.
1. Bola logam
IAAF telah memutuskan bahwa berat bola logam yang digunakan dalam cabang
olahraga tolak peluru yakni 7,26 kg untuk putra dan 4 kg untuk putri. Bahan atau
material yang harus digunakan pada bola logam biasanya terdiri dari unsur besi padat
atau kuningan. Namun, tidak menutup kemungkinan juga beberapa jenis logam lain
yang tidak lebih lembut dari kuningan bisa digunakan.
2. Bentuk lapangan
Peraturan Tolak Peluru
Penentuan pemenang dalam cabang olahraga tolak peluru ditentukan
berdasarkan jarak tolakan yang mampu dicapai. Seorang atlet yang berhasil
mendapatkan jarak tolakan peluru terjauh berhak menjadi pemenang pertandingan
atau perlombaan.
1. Seorang atlet atau pelempar harus bersiap setelah namanya diumumkan. Para
atlet hanya diberikan waktu 60 detik untuk memulai gerakan.
2. Agar memenuhi tujuan keamanan, atlet harus memakai taping pada jari tangan
tetapi tidak diperbolehkan mengenakan sarung tangan.
3. Bola logam dapat diletakan di dekat leher sepanjang gerakan. Apabila bola
logam terlepas dan tidak menempel dekat leher selama melakukan gerakan,
maka hasil tolakan dapat dianggap tidak sah.
4. Gerakan tolak peluru hanya boleh menggunakan satu tangan dan tembakan harus
berada di atas ketinggian bahu.
5. Seorang atlet bisa memakai seluruh lingkaran, tetapi bagian kaki tidak
diperbolehkan melakukan gerakan keluar lingkaran atau menapak pada papan
penghenti di daerah depan lingkaran.
6. Tolakan dianggap sah apabila bola logam mendarat pada sektor pendaratan
dengan sudut 34,92 derajat. Wasit atau juri akan melakukan penghitungan titik
pendaratan pertama bola logam.
7. Seorang atlet tidak bolehkan meninggalkan lingkaran sebelum bola logam atau
lemparan mendarat di sektor pendaratan, serta hanya boleh meninggalkan
lingkaran dari belakang.
Tolak peluru pada dasarnya merupakan salah satu cabang olahraga atletik
yang sangat mengandalkan kekuatan otot lengan untuk bisa meraih hasil maksimal.
Olahraga tolak peluru mungkin tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.
Hal ini dikarenakan ada peralatan dan lokasi yang harus dipersiapkan secara
memadai dan profesional. Selain itu, perlu pelatih atau instruktur untuk
menggunakan bola tolak peluru agar tidak menjadikan bahaya untuk diri sendiri atau
orang-orang sekitar.