Lempar Cakram Adalah salah satu nomor Atletik yang sudah dikenal sejak zaman prasejarah
atau pada zaman Yunani Kuno.Manusia telah menyadari perlunya ketahanan berjalan jauh,
kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. Sehingga ada sementara orang yang
menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua.Hal ini dapat kita ketahui dari buku
karangan Homerus yang berjudul “Odyssy” pada zaman purba.
Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerak gerakan dasar dari atletik adalah jalan,
lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah. Bahkan
dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu dikenal karena gerakan pada Atletik
adalah gerak dasar pada manusia.Gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari
efiiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari,
kurang tangkas melompat atau melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa
binatang buas bahkan mungkin menjadi korban bencana alam.
Bangsa Belanda menyebut atletik adalah induk dari semua cabang olahraga (“Atletik is a
moerder der sporten” ). Dapat diketahui juga bahwa perlombaan atletik termasuk lempar cakram
yang pernah dilakukan dalam cacatan sejarah baru terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun
sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari buku pujangga Yunani yang ditulis oleh Homeros
yang menceritakan pertualangan Odysseus. Bahwa pada suatu ketika Odysseus terdampar
disebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama Phaeacia, rajanya bernama Alcinaus.
Setelah Odysseus dibawa menghadap baginda maka diadakan penyambutan yang meriah. Dalam
acara itu diadakan serangkaian perlombaan.pemuda-pemuda Phaeacia yang mempertujukan
kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan lempar cakram.
Setelah perlombaan itu selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus memberikan demotrasi lempar
cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi baginda mendesaknya dengan alasan
agar pumuda Phaeacia dapat menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna,
maka permintaan raja terpaksa dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari
logam itu, Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk gelanggang mengambil
cakram yang terberat dan dengan gaya termanis melempar cakram itu,cakram melucur dan jatuh
jauh dari jarak yang dicapai atlet-atlet dari Phaeacia (Sunaryo Basuki, 1979 : 24).
Berdasarkan kutipan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa bangsa Yunani purba telah
mengenal atletik, disini terlihat adanya nomor lari, lompat, dan lempar cakram yang merupakan
nomor atletik yang kita kenal hingga sekarang ini.
B. Sejarah Lempar Cakram di Indonesia
Pada zaman Penjajahan Belanda Lempar cakram sudah dikenal Indonesia ,tetapi tidak dikenal
secara luas.Kemudian pada zaman pendudukan Jepang mulai awal tahun 1942-1945 kegiatan
keolahragawan mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dipagi hari semua pelajar dan
pegawai diwajibkan melakukan senam. Selain itu diberikan pelajaran beladiri dan atletik
termasuk lempar cakram. Tetapi semua aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seluruh bangsa
Indonesia itu hanya untuk kepentingan orang-orang Jepang sendiri, dalam usaha memenangkan
perang (Drs. Aip Syrifuddin, 1998 : 3).
Kemudian setelah Indonesia merdeka perkembangan olahraga termasuk lempar cakram semakin
meluas bahkan setiap orang diberikan kesempatan untuk melakukan latihan-latihan atletik
termasuk lempar cakram (Drs. Sunaryo Basuki, 1979 : 37).
2. Peraturan
1. Atlet yang akan melakukan lemparan harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan
lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran.
2. Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi
berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.
3. Pelempar tidak boleh menyentuh bagian atasujung sektor lemparan.
4. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang
terdekat ketepi dalam balok.
5. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali,
kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final).
6. Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali langsung
final.
3. Perlengkapan Lempar Cakram
a. Alat : Cakram terbuat dari kayu yang dibingkai oleh logam sebagai penguat sisi
cakram.
b. Ukuran Cakram
c. Sektor (Lapangan)
Lapangan untuk melempar berdiameter 2, 50 meter, dalam perlombaan yang resmi terbuat
dari metal atau baja.
Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal dan
lain-lain.
Lingkaran lapangan dikelilingi oleh pagar kawat atau sangkar untuk menjamin keselamatan
petugas ,peserta, dan penonton.
diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sektor lapangan dibatasi oleh garis yang berbentuk
sudut 40˚ di pusat lingkaran.
2. Cara memegang cakram
Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi
pelempar yang tidak kidal) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan diatas tengah cakram,
keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi
cakram) sedangkan ibu jari bebas
Bagi yang tanganya lebar,
1. caranya dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama jari-jarinya.
2. Cara memegang cakram untuk orang yang memliki tangan lebar adalah jari telunjuk dan jari
tengah berhimpit, jari-jari lainya agak renggang.
3. Cara memegang yang jari-jarinya pendek sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi
cakram agak lebih ke ujung jari-jari.
3. Teknik Lempar Cakram Menyamping Tanpa Awalan
Ambil posisi dan berdiri menyamping arah lemparan. Kaki dibuka selebar bahu, sedikit
ditekuk dan rilek. Berat badan terbagi pada kaki.
Pusatkan perhatian dan persiapan untuk melakukan lemparan kemudian cakram diayun-
ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini di ulang-ulang sebanyak dua
tiga kali.
4. Lempar Cakram Dengan Awalan
Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan berputar. Banyaknya perputaran
tersebut dibedakan menjadi 1¼, 1½, dan 1¾ putaran. Awalan ini harus dlakukan dengan baik,
sehingga dapat menghasilkan lemparan yang maksimal.
Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan
didorong ke depan atas, selanjutnya badan yang semula condong ke belakang dan terpilin
ke kakan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.
Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap
lemparan penuh (siap lempar) dengan waktu yang tepat cakram di lemparkan ke arah
depan atas.
lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 90˚. Cakram terlepas dari
pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena
tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit dimuka bahu.
Catatan : Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu menyrebabkan lemparan gagal,
kecuali lemparanya tidak akan jauh, juga tidak masuk daerah lemparan. Sebaliknya, kalau
lepasnya agak terlambat, sudah sampai dimuka badan, hasilnya juga tidak maksimal
bahkan dapat akan keluar dari sektor lemparan.
Setelah cakram terlepas, kaki kanan segera dipindahkan ke depan dengan sedikit ditekuk untuk
menahan agar badan agar tidak terdorong keluar lingkaran. Kaki kiri dipindahkan ke belakang
dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.
Sikap permulaan berdiri miring/menyamping kearah sasaran, sesaat akan memulai berputar
lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan
atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan
merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan
kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke
belakang.
• Gaya belakang
Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun
jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri
sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan
secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan
cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari
tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.
Juri Lempar Cakram
Jumlah wasit atau juri dalam perlombaan lempar cakram adalah 5 orang
a) Juri 1
Memanggil peserta dan mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran pada saat
pelempar berputar, seperti di belakang lingkaran lempar.
b) Juri 2
Mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran, seperti pada saat cakram sedang
dilepaskan dari tangan pelempar. Juri 2 hendaknya memegang pengeras suara (megaphone)
untuk memberitahukan pelempar agar siap sedia. Ia pun memegang bendera isyarat bahwa suatu
lemparan tersebut sah atau tidak.
c) Juri 3
Menempatkan alat pengukur atau ujung pita meteran pada saat setelah ditempatkannya bendera
sebagai pertanda tempat jatuhnya cakram.
d) Juri 4 dan Juri 5
Bertugas untuk melihat dan mengamati tempat jatuhnya cakram pertama (terdekat). Bagi peserta
yang kidal, tentu posisi juri atau wasit harus berubah menyesuaikan dengan keadaan.
LEMPAR CAKRAM
Disusun Oleh :
Purnama Samudra Jaya / Kelas XI Elind 1