Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Lempar Cakram

Lempar cakram adalah salah satu nomor lempar dalam cabang


olahraga atletik. Pada acara Olimpiade sejak 708 M, lempar cakram
merupakan bagian dalam pancalomba (pentatlon). Pada awalnya
cakram terbuat dari batu terupam halus dan kemudian dari perunggu
yang dicor dan ditempa.  Cara melakukan lemparan pada mulanya
menirukan nelayan yang melempar jaringnya berulang-ulang.
Kemudian, ditemukan lemparan dengan sikap badan menyiku secara
khusus dengan badan agak bersandar ke depan.
Olahraga Lempar Cakram dalam bahasa Inggris disebut
dengan Discus Throw. Adapaun pengertian Lempar Cakram adalah
salah satu cabang olah raga atletik dimana dalam perlombaannya,
atlet berlomba melemparkan objek berbentuk cakram sejauh
mungkin, dengan mengikuti suatu aturan tertentu.
Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil,
cakram). (W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 584). Sedangkan cakram
sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi (Didi
Sugandi, 1986 : 51). Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor
lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang
berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih
yang dilemparkan.
 

Sejarah Lempar Cakram


Gerakan dasar dari atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang
telah dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah. Bahkan
dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu sudah
dikenal. Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar
semata-mata untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari efiiensi jasmaninya.
Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat
lari, kurang tangkas melompat atau melempar akan mati karena
kelaparan atau menjadi mangsa binatang buas bahkan mungkin
menjadi korban bencana alam.
Jadi sejak zaman prasejarah, ,manusia telah menyadari akan manfaat
ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan melompat dan
melempar. Sehingga ada sementara orang yang menganggap atletik
adalah cabang olahraga yang tertua. Bangsa Belanda menyebutnya
“Atletik is a moerder der sporten” yang artinya atletik adalah induk
dari semua cabang olahraga.

Sejarah Lempar Cakram dan Oddysseus


Meskipun gerakan dasar atletik ini telah dikenal sejak adanya
manusia, tetapi perlombaan atletik termasuk lempar cakram yang
pernah dilakukan dalam cacatan sejarah baru terjadi pada zaman
purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi.
Hal ini dapat diketahui dari buku pujangga Yunani yang ditulis oleh
Homeros. Dalam buku ini  Homeros menceritakan
pertualangan Odysseus. Bahwa pada suatu ketika Odysseus
terdampar disebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama
Phaeacia, rajanya bernama Alcinaus.
Setelah Odysseus dibawa menghadap baginda maka diadakan
penyambutan yang meriah. Dalam acara itu diadakan serangkaian
perlombaan.pemuda-pemuda Phaeacia yang mempertujukan
kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan
lempar cakram. Setelah rangkaian ini selesai, raja Aleinaus minta agar
Odysseus menberikan demotrasi lempar cakram. Semula Odysseus
menolaknya dengan halus, tetapi baginda mendesaknya dengan
alasan agar pemuda Phaeacia dapat menyaksikan bagaimana cara
melempar cakram yang sempurna, maka permintaan raja terpaksa
dipenuhi.
Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari logam itu,
Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk
gelanggang mengambil cakram yang terberat dan dengan gaya
termanis melempar cakram itu,cakram melucur dan jatuh jauh dari
jarak yang dicapai atlet-atlet dari Phaeacia (Sunaryo Basuki, 1979 :
24). Dari kutipan buku inilah dapat diketahui bahwa bangsa Yunani
purba telah mengenal atletik, disini terlihat adanya nomor lari,
lompat, dan lempar cakram yang merupakan nomor atletik yang kita
kenal sampai sekarang ini.

Sejarah Lempar Cakram di Indonesia


Berbicara masalah lempar cakram di Indonesia, kita tidaik bisa
pisahkan dengan sejarah atletik. Karena lempar cakram adalah nomor
atau bagian dari atletik. Jadi di Indonesia atletik termasuk lempar
cakram dikenal lewat bangsa Belanda yang setengah abad lamanya
menjajah Negeri Indonesia. Namun demikian atletik termasuk lempar
cakram ini tidak dikenal secara luas.
Kemudian pada zaman pendudukan Jepang mulai awal tahun 1942-
1945 kegiatan keolahragawan mengalami perkembangan. Hal ini
dapat dilihat dipagi hari semua pelajar dan pegawai diwajibkan
melakukan senam. Selain itu diberikan pelajaran beladiri dan atletik
termasuk lempar cakram. Tetapi semua aktivitas jasmani yang
dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia itu hanya untuk kepentingan
orang-orang Jepang sendiri, dalam usaha memenangkan perang (Drs.
Aip Syrifuddin, 1998 : 3).
Kemudian setelah Indonesia merdeka perkembangan olahraga
termasuk lempar cakram semakin meluas bahkan setiap orang
diberikan kesempatan untuk melakukan latihan-latihan atletik
termasuk lempar cakram (Drs. Sunaryo Basuki, 1979 : 37). Dari
penjelasan sejarah atletik diatas, maka dalam bab ini penulis akan
menguraikan hal-hal sebagai berikut :

1. Panjang lengan
2. Lempar cakram
3. Pengaruh panjang l;engan terhadap prestasi lempar cakram

Gaya dan Teknik Lempar Cakram


 Cara memegang Cakram
Cara memegang cakram tergantung dari lebarnya tangan dan
panjangnya jari-jari. Beberapa cara memegang cakram yang banyak
digunakan antara lain:

1. Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram


dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama dari jari-
jarinya. Jari-jari sedikit renggang dengan jarak yang sama antara
jari satu dengan lainnya. Cakram melekat pada telapak tangan
tepat pada titik berat cakram atau sedikit di belakangnya. Makin
panjang jari-jarinya, makin mudah memegang cakram dan
cakram dapat dipegang erat-erat.
2. Cara lain bagi yang memiliki tangan yang lebar adalah sebagai
berikut: jari tengah dan jari telunjuk berhimpit dan jari-jari
lainnya agak renggang. Jika pada cara yang pertama pengerahan
tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara kedua ini
tekanan diutamakan pada jari-jari yang berhimpitan tadi.
Tekanan pada jari-jari ini yang mengatur putaran cakram
sewaktu lepas dari tangan.
3. Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan
sebagai berikut: posisi jari-jari sama dengan cara yang pertama,
hanya letak tepi cakram lebih ke ujung jari-jari. Dengan
sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat. Telapak
tangan berarti berada di tengah-tengah cakram.
Cara memegang cakram bagi:

 Tangan yang cukup lebar dan jari-jari panjang,


 Jari telunjuk dan jari tengah,
 Jari-jari pendek

Cara memegang cakram (A-B-C-D) serta gambar E telapak tangan


agak cekung.

 Cara Melakukan Awalan


Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan
berputar. Banyaknya perputaran tersebut dibedakan menjadi
Putaran awalan ini harus dilakukan dengan baik karena akan
menentukan hasil lemparan yang maksimum. Cara melakukan awalan
lempar cakram adalah sebagai berikut:
1. Mengambil posisi yang baik,
berdiri menyamping arah lemparan. Kaki direnggangkan selebar
badan, sedikit ditekuk dan kendor. Berat badan bertumpu pada kedua
kaki.
2. Pusatkan perhatian untuk melakukan awalan agar
mantap,
kemudian cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke
kiri. Gerakan ini diulang-ulang 2-3 kali dilanjutkan dengan awalan
berputar. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

 Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan


belakang diikuti oleh gerakan memilin badan ke kanan, lengan
kiri juga mengikuti gerakan ke kanan, sedikit ditekuk ke muka
dada, kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan sebagian besar
berada pada kaki kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan
tumit agak terangkat.
 Kemudian, cakram diayun ke samping kiri diikuti oleh badan
dipilin ke kiri dengan tangan kiri dibawa ke kiri juga, berat
badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit
sedikit terangkat.
 Selanjutnya, gerakan ayunan cakram ke samping kanan belakang
diulangi lagi seperti latihan di atas.
Ayunan Lengan Saat Melempar
Dengan tanpa berhenti sedikitpun dari posisi siap lempar ini
dilanjutkan dengan gerakan melempar cakram. Cara melakukannya
adalah sebagai berikut:

1. Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi


rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas, selanjutnya
badan yang semula condong ke belakang dan tepilin ke kanan
diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke
kiri pula.
2. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah
badan menghadap lemparan penuh (siap lempar) dengan waktu
yang tepat cakram dilemparkan kearah depan atas.
3. Lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira
90o. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut
putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari
jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di
muka bahu.Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu akan
menjadi lemparan yang gagal sebab, kecuali lemparannya tidak
akan jauh, juga tidak masuk daerah lemparan. Sebaliknya, kalau
lepasny agak terlambat, sudah sampai di muka badan, hasil
lemparannya tidak akan memuaskan dan akan keluar daerah
lemparan.
3. Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan.
Pandangan mengikuti jalannya cakram.

 Gerakan Akhir Setelah Melempar


(Lepasnya Cakram)
Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera dipindahkan ke
muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan yang
condong ke muka tidak terlanjur terdorong keluar lingkaran. Kaki kiri
dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya
cakram.

Pemindahan kaki kanan dari belakang ke muka ini karena dilakukan


dengan tolakan yang kuat dan pengerahan tenaga yang maksimal
disertai dengan bantuan kaki kiri juga yang menolak, terjadi saat
melayang sehingga merupakan suatu lompatan. Setelah lemparan
dilakukan dan dinyatakan bahwa jatuhnya cakram sah, dari sikap
berdiri pelempar keluar dari lingkungan melalui belahan bagian
belakang, tidak dengan lari atau melompat.

Teknik gerakan lempar cakram


1. Cara Melakukan Awalan
Posisi berdiri menyamping arah lemparan. Kaki direnggangkan
selebar badan, sedikit ditekuk dan rileks. Berat badan pada
kedua kaki. Pusatkan perhatian dan lakukan persiapan untuk
melakukan awalan agar mantap. Kemudian, cakram diayun-
ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini
diulang-ulangi dua tiga kali dilanjutkan dengan awalan berputar.
Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan-
belakang diikuti oleh gerakan memilin badan ke kanan, kaki kiri
mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat. Kemudian,
cakram diayun ke samping kiri diikuti oleh badan dipilin ke kiri
dengan tangan kiri dibawa ke kiri juga, berat badan dipindahkan
ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit sedikit terangkat.
Sikap Badan Saat Melemparkan Cakram
Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi
rendah di atas kaki kanan didorong ke depan-atas, selanjutnya
badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kanan
diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke
kiri pula. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri.
Setelah posisi badan siap lempar, dengan waktu yang tepat
cakram dilemparkan ke arah depan-atas.
Cara Melemparkan Cakram
Lepasnya cakram setinggi dagu dengan lengan lurus kedepan,
sudut lemparan kira-kira 30 derajat. Cakram terlepas dari
pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran
cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk.
Sikap Badan Setelah Melemparkan Cakram
Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan.
Pandangan mengikuti jalannya cakram.

Peraturan Lempar Cakram


Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan
lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak
boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah
posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.pelempar
boleh menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas lemparan
tetapi tidak boleh menyentuh bagian atasnya. Lemparan akan diukur
dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang
terdekat ketepi dalam balok. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka
peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali, kemudian akan
ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya
(final). Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan
melempar sebanyak 6 kali langsung final.
Lingkaran lemparan tersebut terbuat dari besi, baja atau bahan lain
yang sesuai. Bagian atasnya dipasang rata dengan tanah diluarnya.
Bagian dalam terbuat dari semen, aspal atau bahan lain yang kokoh
tetapi tidak licin permukaannya bagian dalam harus datar lebih
rendah 14 mm sampai 26 mm dari sisi atas tepi lingkaran.
Ukuran garis tengah sebelah dalam lingkaran lempar adalah 2,5 m,
tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat putih. Garis putih
selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang 75
cm pada kedua sisi lingkaran.
1) Sarana dan Prasarana
Bahan cakram terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari
metal. Bingkai berbentuk lingkaran penuh dan tepat di tengah-tengah
cakram ada beban yang dapat dilepas-pindahkan. Ukuran cakram
untuk putra dan putri adalah sebagai berikut.

 Berat cakram untuk putra: 2 kg garis tengah: 219-221 mm


 Berat cakram untuk putri: 1 kg garis tengah: 180-182 mm

2) Lapangan Lempar Cakram


Ukuran lapangan lempar cakram adalah sebagai berikut.

 Lingkaran untuk melempar berdiameter 2,50 meter dalam


perlombaan yang resmi terbuat dari metal atau baja.
 Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin,
terbuat dari semen, aspal, dan lain-lain.
 Lingkaran lemparan dikelilingi oleh sangkar/pagar kawat untuk
menjamin keselamatan petugas, peserta, dan penonton.
 Bentuk seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3
meter. Sektor lemparan dibatasi oleh garis yang berbentuk sudut
40 derajat di pusat lingkaran.

3) Juri Lempar Cakram


Perlombaan lempar cakram perlu dipimpin oleh wasit atau juri yang
tegas, jujur, adil, jeli, dan penuh wibawa. Penguasaan peraturan
perlombaan, pertandingan, dan pengalaman memimpin harus terus
ditingkatkan agar menunjang lancarnya perlombaan lempar cakram.
Jumlah wasit atau juri dalam perlombaan lempar cakram adalah 5
orang, yaitu juri 1, juri 2, juri 3, juri 4, dan juri 5. Setiap juri tersebut
memiliki tugas dan wewenang yang berbeda, antara lain sebagai
berikut.
Juri 1
Memanggil peserta dan mengawasi gerakan kaki yang salah pada
sisi lingkaran pada saat pelempar berputar, seperti di belakang
lingkaran lempar.
Juri 2
Mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran, seperti
pada saat cakram sedang dilepaskan dari tangan pelempar. Juri
2 hendaknya memegang pengeras suara (megaphone) untuk
memberitahukan pelempar agar siap sedia. Ia pun memegang
bendera isyarat bahwa suatu lemparan tersebut sah atau tidak.
Juri 3
Menempatkan alat pengukur atau ujung pita meteran pada saat
setelah ditempatkannya bendera sebagai pertanda tempat
jatuhnya cakram.
Juri 4 dan Juri 5
Bertugas untuk melihat dan mengamati tempat jatuhnya cakram
pertama (terdekat). Bagi peserta yang kidal, tentu posisi juri atau
wasit harus berubah menyesuaikan dengan keadaan.

Cara mengukur Hasil lemparan Cakram


Sebelum melakukan pengukuran terhadap hasil lemparan cakram ada
beberapa bagian penting yyang haris diperhatikan yakni :

 Si pelempar tidak boleh keluar dari tempat dimana ia diberikan


kesempatan untuk melempar.
 Hasil lemparan tidak keluar dari garis tepi kanan dan tepi kiri
atau garis pembatas pinggir dari lapangan lempar cakram.

Apabila sudah melempar dengan cara yang benar dan memperhatikan


kedua hal diatas, maka pengukuran dapat dilakukan dati tempat
dimana cakram jatuh pertama kali di tanah, kemudian di tari ke garis
terdepan bagian pinggir dari lapangan lempar cakram maka akan
diperoleh berapa meter hasil lemparan tersebut. Setiap pelempar
diberi kesempatan sampai tiga kali untuk melakukan lemparan
cakram, lemparan terjauh dapat di ukur artinya itulah lemparan
terbaik yang dapat dilakukan oleh pelempar.

Hal Dihindari dan Diutamakan Lempar Cakram


Hal-hal yang harus dihindari dalam lempar cakram adalah sebagai
berikut.

 Jatuh ke belakang pada awal putaran.


 Berputar di tempat.
 Badan membungkuk ke depan.
 Melompat tinggi di udara.
 Kaki terlalu tegang dan penempatannya kurang sempurna.
 Membawa berat badan pada kaki depan dan membiarkan jatuh.
 Melakukan lemparan terlalu dini.

Hal-hal yang harus diutamakan dalam lempar cakram adalah sebagai


berikut:

 Melakukan putaran dengan sempurna dan lakukan putaran yang


besar antara badan bagian atas dan bawah.
 Doronglah cakram melewati lingkaran.
 Capai jarak yang cukup pada saat melayang melintasi lingkaran.
 Mendaratlah pada jari-jari kaki kanan dan putarlah secara
progresif.
 Mendaratlah dengan kaki kanan di titik pusat lingkaran dan kaki
kiri sedikit ke kiri dari garis lemparan.

Anda mungkin juga menyukai