0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
46 tayangan13 halaman
1. Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik dimana atlet melempar cakram sejauh mungkin dengan teknik tertentu
2. Lempar cakram telah ada sejak zaman Yunani Kuno dan disebutkan dalam kisah Odysseus
3. Di Indonesia, olahraga ini diperkenalkan oleh Belanda dan berkembang setelah kemerdekaan
1. Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik dimana atlet melempar cakram sejauh mungkin dengan teknik tertentu
2. Lempar cakram telah ada sejak zaman Yunani Kuno dan disebutkan dalam kisah Odysseus
3. Di Indonesia, olahraga ini diperkenalkan oleh Belanda dan berkembang setelah kemerdekaan
1. Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik dimana atlet melempar cakram sejauh mungkin dengan teknik tertentu
2. Lempar cakram telah ada sejak zaman Yunani Kuno dan disebutkan dalam kisah Odysseus
3. Di Indonesia, olahraga ini diperkenalkan oleh Belanda dan berkembang setelah kemerdekaan
Lempar cakram adalah salah satu nomor lempar dalam cabang
olahraga atletik. Pada acara Olimpiade sejak 708 M, lempar cakram merupakan bagian dalam pancalomba (pentatlon). Pada awalnya cakram terbuat dari batu terupam halus dan kemudian dari perunggu yang dicor dan ditempa. Cara melakukan lemparan pada mulanya menirukan nelayan yang melempar jaringnya berulang-ulang. Kemudian, ditemukan lemparan dengan sikap badan menyiku secara khusus dengan badan agak bersandar ke depan. Olahraga Lempar Cakram dalam bahasa Inggris disebut dengan Discus Throw. Adapaun pengertian Lempar Cakram adalah salah satu cabang olah raga atletik dimana dalam perlombaannya, atlet berlomba melemparkan objek berbentuk cakram sejauh mungkin, dengan mengikuti suatu aturan tertentu. Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram). (W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 584). Sedangkan cakram sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi (Didi Sugandi, 1986 : 51). Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.
Sejarah Lempar Cakram
Gerakan dasar dari atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu sudah dikenal. Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari efiiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari, kurang tangkas melompat atau melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa binatang buas bahkan mungkin menjadi korban bencana alam. Jadi sejak zaman prasejarah, ,manusia telah menyadari akan manfaat ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. Sehingga ada sementara orang yang menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua. Bangsa Belanda menyebutnya “Atletik is a moerder der sporten” yang artinya atletik adalah induk dari semua cabang olahraga.
Sejarah Lempar Cakram dan Oddysseus
Meskipun gerakan dasar atletik ini telah dikenal sejak adanya manusia, tetapi perlombaan atletik termasuk lempar cakram yang pernah dilakukan dalam cacatan sejarah baru terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari buku pujangga Yunani yang ditulis oleh Homeros. Dalam buku ini Homeros menceritakan pertualangan Odysseus. Bahwa pada suatu ketika Odysseus terdampar disebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama Phaeacia, rajanya bernama Alcinaus. Setelah Odysseus dibawa menghadap baginda maka diadakan penyambutan yang meriah. Dalam acara itu diadakan serangkaian perlombaan.pemuda-pemuda Phaeacia yang mempertujukan kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan lempar cakram. Setelah rangkaian ini selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus menberikan demotrasi lempar cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi baginda mendesaknya dengan alasan agar pemuda Phaeacia dapat menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna, maka permintaan raja terpaksa dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari logam itu, Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk gelanggang mengambil cakram yang terberat dan dengan gaya termanis melempar cakram itu,cakram melucur dan jatuh jauh dari jarak yang dicapai atlet-atlet dari Phaeacia (Sunaryo Basuki, 1979 : 24). Dari kutipan buku inilah dapat diketahui bahwa bangsa Yunani purba telah mengenal atletik, disini terlihat adanya nomor lari, lompat, dan lempar cakram yang merupakan nomor atletik yang kita kenal sampai sekarang ini.
Sejarah Lempar Cakram di Indonesia
Berbicara masalah lempar cakram di Indonesia, kita tidaik bisa pisahkan dengan sejarah atletik. Karena lempar cakram adalah nomor atau bagian dari atletik. Jadi di Indonesia atletik termasuk lempar cakram dikenal lewat bangsa Belanda yang setengah abad lamanya menjajah Negeri Indonesia. Namun demikian atletik termasuk lempar cakram ini tidak dikenal secara luas. Kemudian pada zaman pendudukan Jepang mulai awal tahun 1942- 1945 kegiatan keolahragawan mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dipagi hari semua pelajar dan pegawai diwajibkan melakukan senam. Selain itu diberikan pelajaran beladiri dan atletik termasuk lempar cakram. Tetapi semua aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia itu hanya untuk kepentingan orang-orang Jepang sendiri, dalam usaha memenangkan perang (Drs. Aip Syrifuddin, 1998 : 3). Kemudian setelah Indonesia merdeka perkembangan olahraga termasuk lempar cakram semakin meluas bahkan setiap orang diberikan kesempatan untuk melakukan latihan-latihan atletik termasuk lempar cakram (Drs. Sunaryo Basuki, 1979 : 37). Dari penjelasan sejarah atletik diatas, maka dalam bab ini penulis akan menguraikan hal-hal sebagai berikut :
1. Panjang lengan 2. Lempar cakram 3. Pengaruh panjang l;engan terhadap prestasi lempar cakram
Gaya dan Teknik Lempar Cakram
Cara memegang Cakram Cara memegang cakram tergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari-jari. Beberapa cara memegang cakram yang banyak digunakan antara lain:
1. Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram
dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama dari jari- jarinya. Jari-jari sedikit renggang dengan jarak yang sama antara jari satu dengan lainnya. Cakram melekat pada telapak tangan tepat pada titik berat cakram atau sedikit di belakangnya. Makin panjang jari-jarinya, makin mudah memegang cakram dan cakram dapat dipegang erat-erat. 2. Cara lain bagi yang memiliki tangan yang lebar adalah sebagai berikut: jari tengah dan jari telunjuk berhimpit dan jari-jari lainnya agak renggang. Jika pada cara yang pertama pengerahan tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara kedua ini tekanan diutamakan pada jari-jari yang berhimpitan tadi. Tekanan pada jari-jari ini yang mengatur putaran cakram sewaktu lepas dari tangan. 3. Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan sebagai berikut: posisi jari-jari sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram lebih ke ujung jari-jari. Dengan sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat. Telapak tangan berarti berada di tengah-tengah cakram. Cara memegang cakram bagi:
Tangan yang cukup lebar dan jari-jari panjang,
Jari telunjuk dan jari tengah, Jari-jari pendek
Cara memegang cakram (A-B-C-D) serta gambar E telapak tangan
agak cekung.
Cara Melakukan Awalan
Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan berputar. Banyaknya perputaran tersebut dibedakan menjadi Putaran awalan ini harus dilakukan dengan baik karena akan menentukan hasil lemparan yang maksimum. Cara melakukan awalan lempar cakram adalah sebagai berikut: 1. Mengambil posisi yang baik, berdiri menyamping arah lemparan. Kaki direnggangkan selebar badan, sedikit ditekuk dan kendor. Berat badan bertumpu pada kedua kaki. 2. Pusatkan perhatian untuk melakukan awalan agar mantap, kemudian cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini diulang-ulang 2-3 kali dilanjutkan dengan awalan berputar. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan
belakang diikuti oleh gerakan memilin badan ke kanan, lengan kiri juga mengikuti gerakan ke kanan, sedikit ditekuk ke muka dada, kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan sebagian besar berada pada kaki kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat. Kemudian, cakram diayun ke samping kiri diikuti oleh badan dipilin ke kiri dengan tangan kiri dibawa ke kiri juga, berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit sedikit terangkat. Selanjutnya, gerakan ayunan cakram ke samping kanan belakang diulangi lagi seperti latihan di atas. Ayunan Lengan Saat Melempar Dengan tanpa berhenti sedikitpun dari posisi siap lempar ini dilanjutkan dengan gerakan melempar cakram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi
rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas, selanjutnya badan yang semula condong ke belakang dan tepilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula. 2. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap lemparan penuh (siap lempar) dengan waktu yang tepat cakram dilemparkan kearah depan atas. 3. Lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 90o. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di muka bahu.Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu akan menjadi lemparan yang gagal sebab, kecuali lemparannya tidak akan jauh, juga tidak masuk daerah lemparan. Sebaliknya, kalau lepasny agak terlambat, sudah sampai di muka badan, hasil lemparannya tidak akan memuaskan dan akan keluar daerah lemparan. 3. Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.
Gerakan Akhir Setelah Melempar
(Lepasnya Cakram) Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan yang condong ke muka tidak terlanjur terdorong keluar lingkaran. Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.
Pemindahan kaki kanan dari belakang ke muka ini karena dilakukan
dengan tolakan yang kuat dan pengerahan tenaga yang maksimal disertai dengan bantuan kaki kiri juga yang menolak, terjadi saat melayang sehingga merupakan suatu lompatan. Setelah lemparan dilakukan dan dinyatakan bahwa jatuhnya cakram sah, dari sikap berdiri pelempar keluar dari lingkungan melalui belahan bagian belakang, tidak dengan lari atau melompat.
Teknik gerakan lempar cakram
1. Cara Melakukan Awalan Posisi berdiri menyamping arah lemparan. Kaki direnggangkan selebar badan, sedikit ditekuk dan rileks. Berat badan pada kedua kaki. Pusatkan perhatian dan lakukan persiapan untuk melakukan awalan agar mantap. Kemudian, cakram diayun- ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini diulang-ulangi dua tiga kali dilanjutkan dengan awalan berputar. Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan- belakang diikuti oleh gerakan memilin badan ke kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat. Kemudian, cakram diayun ke samping kiri diikuti oleh badan dipilin ke kiri dengan tangan kiri dibawa ke kiri juga, berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit sedikit terangkat. Sikap Badan Saat Melemparkan Cakram Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan-atas, selanjutnya badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah posisi badan siap lempar, dengan waktu yang tepat cakram dilemparkan ke arah depan-atas. Cara Melemparkan Cakram Lepasnya cakram setinggi dagu dengan lengan lurus kedepan, sudut lemparan kira-kira 30 derajat. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Sikap Badan Setelah Melemparkan Cakram Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.
Peraturan Lempar Cakram
Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.pelempar boleh menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas lemparan tetapi tidak boleh menyentuh bagian atasnya. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang terdekat ketepi dalam balok. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final). Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali langsung final. Lingkaran lemparan tersebut terbuat dari besi, baja atau bahan lain yang sesuai. Bagian atasnya dipasang rata dengan tanah diluarnya. Bagian dalam terbuat dari semen, aspal atau bahan lain yang kokoh tetapi tidak licin permukaannya bagian dalam harus datar lebih rendah 14 mm sampai 26 mm dari sisi atas tepi lingkaran. Ukuran garis tengah sebelah dalam lingkaran lempar adalah 2,5 m, tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat putih. Garis putih selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang 75 cm pada kedua sisi lingkaran. 1) Sarana dan Prasarana Bahan cakram terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari metal. Bingkai berbentuk lingkaran penuh dan tepat di tengah-tengah cakram ada beban yang dapat dilepas-pindahkan. Ukuran cakram untuk putra dan putri adalah sebagai berikut.
Berat cakram untuk putra: 2 kg garis tengah: 219-221 mm
Berat cakram untuk putri: 1 kg garis tengah: 180-182 mm
2) Lapangan Lempar Cakram
Ukuran lapangan lempar cakram adalah sebagai berikut.
Lingkaran untuk melempar berdiameter 2,50 meter dalam
perlombaan yang resmi terbuat dari metal atau baja. Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal, dan lain-lain. Lingkaran lemparan dikelilingi oleh sangkar/pagar kawat untuk menjamin keselamatan petugas, peserta, dan penonton. Bentuk seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sektor lemparan dibatasi oleh garis yang berbentuk sudut 40 derajat di pusat lingkaran.
3) Juri Lempar Cakram
Perlombaan lempar cakram perlu dipimpin oleh wasit atau juri yang tegas, jujur, adil, jeli, dan penuh wibawa. Penguasaan peraturan perlombaan, pertandingan, dan pengalaman memimpin harus terus ditingkatkan agar menunjang lancarnya perlombaan lempar cakram. Jumlah wasit atau juri dalam perlombaan lempar cakram adalah 5 orang, yaitu juri 1, juri 2, juri 3, juri 4, dan juri 5. Setiap juri tersebut memiliki tugas dan wewenang yang berbeda, antara lain sebagai berikut. Juri 1 Memanggil peserta dan mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran pada saat pelempar berputar, seperti di belakang lingkaran lempar. Juri 2 Mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran, seperti pada saat cakram sedang dilepaskan dari tangan pelempar. Juri 2 hendaknya memegang pengeras suara (megaphone) untuk memberitahukan pelempar agar siap sedia. Ia pun memegang bendera isyarat bahwa suatu lemparan tersebut sah atau tidak. Juri 3 Menempatkan alat pengukur atau ujung pita meteran pada saat setelah ditempatkannya bendera sebagai pertanda tempat jatuhnya cakram. Juri 4 dan Juri 5 Bertugas untuk melihat dan mengamati tempat jatuhnya cakram pertama (terdekat). Bagi peserta yang kidal, tentu posisi juri atau wasit harus berubah menyesuaikan dengan keadaan.
Cara mengukur Hasil lemparan Cakram
Sebelum melakukan pengukuran terhadap hasil lemparan cakram ada beberapa bagian penting yyang haris diperhatikan yakni :
Si pelempar tidak boleh keluar dari tempat dimana ia diberikan
kesempatan untuk melempar. Hasil lemparan tidak keluar dari garis tepi kanan dan tepi kiri atau garis pembatas pinggir dari lapangan lempar cakram.
Apabila sudah melempar dengan cara yang benar dan memperhatikan
kedua hal diatas, maka pengukuran dapat dilakukan dati tempat dimana cakram jatuh pertama kali di tanah, kemudian di tari ke garis terdepan bagian pinggir dari lapangan lempar cakram maka akan diperoleh berapa meter hasil lemparan tersebut. Setiap pelempar diberi kesempatan sampai tiga kali untuk melakukan lemparan cakram, lemparan terjauh dapat di ukur artinya itulah lemparan terbaik yang dapat dilakukan oleh pelempar.
Hal Dihindari dan Diutamakan Lempar Cakram
Hal-hal yang harus dihindari dalam lempar cakram adalah sebagai berikut.
Jatuh ke belakang pada awal putaran.
Berputar di tempat. Badan membungkuk ke depan. Melompat tinggi di udara. Kaki terlalu tegang dan penempatannya kurang sempurna. Membawa berat badan pada kaki depan dan membiarkan jatuh. Melakukan lemparan terlalu dini.
Hal-hal yang harus diutamakan dalam lempar cakram adalah sebagai
berikut:
Melakukan putaran dengan sempurna dan lakukan putaran yang
besar antara badan bagian atas dan bawah. Doronglah cakram melewati lingkaran. Capai jarak yang cukup pada saat melayang melintasi lingkaran. Mendaratlah pada jari-jari kaki kanan dan putarlah secara progresif. Mendaratlah dengan kaki kanan di titik pusat lingkaran dan kaki kiri sedikit ke kiri dari garis lemparan.