Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ATLETIK

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN


DAN
REKREASI

DISUSUN OLEH:
Fathur Azhar Revanzha
O0121048
Kelas B
Lempar Cakram
Lempar cakram merupakan salah satu cabang dari olahraga atletik yang sering di perlombakan, dan
pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai Lempar cakram , yang akan meliputi
Pengertian, Sejarah , Gaya dan Teknik serta Peraturannya. Untuk lebih jelasnya , langsung saja kita
simak ulasan berikut ini.

Pengertian Lempar Cakram

Dalam bahasa inggris, olahraga lempar cakram di sebut sebagai Discus Throw. Lempar cakram
adalah salah satu dari cabang olahraga atletik nomor lempar. Dimana sang atlet harus melemparkan
cakram dengan sebanyak maksimal 3 kali dalam setiap perlombaan. Untuk mendapatkan jarak
lempar terjauh pada lapangan khusus lempar cakram dengan beberapa peraturan yang mengikat.

Sementara cakram itu sendiri adalah merupakan sebuah benda yang terbuat dari bahan dasar kayu
yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi ( Didi Sugandi, 1986 : 51 ).

Sehingga dapat di simpulkan bahwa lempar cakram merupakan salah satu dari nomor lomba atletik
lempar dengan menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring dan bersabuk besi. Atau
juga bahan lain yang berbentuk bulat dan pipih yang dilemparkan.

Sejarah Lempar Cakram

Menurut catatan sejarah, lempar cakram adalah salah satu dari nomor atletik lempar. Yangmana
bisa kita jumpai dalam sebuah buku karangan Homerus yang berjudul “ Odyssy ” pada zaman purba.
Pada buku tersebut di sebutkan bahwa gerakan dasar dari atletik adalah berupa jalan, lari, lompat
dan lempar yang sudah di ketahui sejak zaman kuno. Tidak lain, manusia pada zaman kuno tersebut
sudah melakukan gerakan jalan, lari, lompat serta lempar. Yang semata – mata hanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya di alam liar. Karena , dimasa itu hidup mereka sangatlah
bergantung dengan efesiensidari jasmaninya. Apabila mereka kurang tanggap dalam berjalan,
berlari, melompat, dan juga melempar. Maka mereka nantinya akan tewas karena kelaparan
ataupun menjadi mangsa hewan buas. Atau bahkan juga bisa menjadi salah satu korban dari
bencana alam.

Jadi kesimpulannya bahwa manusia sejak zaman dahulu telah menyadari akan manfaat dari
ketahanan dari : Berjalan Jauh, Kecepatan Lari , Ketangkasan dan Melempar. Sehingga sebagian
orang berpendapat bahwa atletik adalah merupakan cabang olahraga yang tertua di dunia.

Bangsa Belanda juga menyebut atletik sebagai “ Atletik is a moerder der sporten ” yang berarti
bahwa atletik adalah induk dari seluruh cabang olahraga.
Meskipun gerakan dasar atletik sudah di kenal sejak adanya manusia di muka bumi. Akan tetapi
untuk perlombaan atletik sendiri khususnya yaitu lempar cakram baru terjadi pada zaman purba.
Yaitu kurang lebih 1000 tahun sebelum masehi. Hal tersebut dapat di kuatkan dengan adanya bukti
di dalam pujangga Yunani yang di tulis oleh Homeros tentang hal yang berkaitan dengan atletik. Di
dalam bukunya tersebut juga menceritakan mengenai petualangan Odysseus yang terdampar di
sebuah kepulauan yang bernama Phaeacia, dengan rajanya yang bernama Alcinaus. Di pulau
tersebut, Odysseus dibawa untuk menghadap Sang raja, sehingga di adakan sebuah penyambutan
yang meriah.

Pada penyambutan tersebutlah diadakan serangkaian perlombaan yang di ikuti oleh para pemuda
Phaeacia. Dengan mempertunjukan kemahiran nya pada perlombaan lari cepat, gulat, lompat, dan
tinju, serta lempar cakram. Setelah serangkaian perlombaan tersebut selesai , raja Aleinaus
meminta kepada Odysseus supaya memberikan demonstrasi bagaimana cara lempar cakram yang
benar. Pada awalnya Odysseus menolaknya secara halus permintaan dari sang raja tersebut . akan
tetapi karena sang raja menjelaskan bahwa permintaan beliau bertujuan supaya para pemuda
Phaeacia bisa menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna. Maka permintaan
sang raja pun tersebutpun terpaksa dipenuhi.

Tanpa melepaskan pakaian perang yang digunakannya yang terbuat dari logam, Odysseus
selanjutnya bangkit dan meminta ijin kepada sang raja. Selanjutnya kemudian ia masuk gelanggang
dan mengambil cakram yang terberat lalu dengan menggunakan gaya ter manis untuk melempar
cakram tersebut . kemudian cakram tersebut melucur dan jatuh jauh berdasarkan jarak yang di
capai atlet – atlet dari Phaeacia ( Sunaryo Basuki, 1979:24 ).

Berdasarkan kutipan buku tersebut dapat di ketaui bahwa bangsa Yunani purba sudah mengenal
atletik. Disini dapat terlihat bahwa adanya nomor lari, lompat, dan lempar cakram yang merupakan
nomor atletik yang kita kenal sampai sekarang.

Gaya Lempar Cakram

Gaya yang dipakai ketika melakukan lempar cakram di tentukan pada awalan yang akan di gunakan.
Awalan tersebut di tandai dengan posisi tubuh pelempar ketika melakukan persiapan. Serta dalam
posisi awalan tersebut terdapat juga dua gaya dalam melempar cakram, di antaranya adalah sebagai
berikut :

1. Lempar Cakram Gaya Samping

Gaya samping merupakan sebuah gaya dimana gaya yang berasal dari sang atlet pada saat
melakukan persiapan menghadap ke arah samping atau searah dengan tangan yang nantinya akan
di gunakan untuk memegang cakram. Pada umumnya, gaya samping yang dipakai adalah samping
kanan, karena sebagian besar, atlet lempar cakram menggunakan tangan kanan untuk melempar.
Dengan menggunakan gaya samping ini , maka atlet bisa mengambil ancang – ancang dengan dua
cara. Yaitu dengan membuat ayunan dari arah samping lalu menuju ke depan beberapa kali. Untuk
mengukur sudut selanjutnya pada ayunan kesekian ia akan melepaskan cakram tersebut dengan
sejauh mungkin ke depan.

2. Lempar Cakram Gaya Belakang

Gaya cakram belakang ini hampir sama dengan yang dipakai oleh gaya samping. Hanya saja yang
membedakan dari kedua gaya tersebut adalah pada posisi tubuh ketika memulai awalan.
Menggunakan gaya ini tentunya akan memiliki keuntungan sendiri. Yangmana jarak untuk
menciptakan momentum lempar yang lebih luas. Sehingga akan secara teoritis akan mendapatkan
lemparan yang lebih jauh. Meskipun demikian, gaya ini lebih sulit untuk dilakukan daripada gaya
yang sebelumnya. Dan juga cenderung meiliki resiko yang lebih besar. Karena ketika sang atlet
menghadap ke belakang ia maka tidak bisa menentukan titik lempar dengan sebaik yang ada pada
gaya sisi samping.

Terdapat dua macam cara yang bisa dilakukan untuk melakukan gaya belakang, yaitu :

 Atlet akan membuat gerakan setengah lingkaran selanjutnya melepaskan cakramnya.


 Atlet membuat satu putaran penuh dan kemudian melepaskan cakramnya.
 Sebagaimana yang terdapat pada gaya samping. Para atlet profesional lebih cenderung akan
memakai cara kedua untuk mendapatkan hasil dari jarak lempar yang jauh serta tentu saja
cara tersebut sangatlah sulit untuk dilakukan .

Teknik Dasar Lempar Cakram

1. Teknik Memegang Cakram

Teknik dasar dalam lempar cakram yang pertama di pelajari yaitu adalah teknik saat memegang
cakram dengan tepat dan juga benar. Berikut ini adalah cara untuk melakukannya :

Letakkan cakram di telapak tangan kiri supaya lebih mudah untuk memegangnya. Selanjutnya ,
pemegangan yang dilakukan dengan menggunakan tangan kiri ini berguna untuk pelempar kanan.

Letakkan tangan kanan di atas cakram pada bagian tengah. Buka keempat jari dengan sedikit
renggang. Hal ini berfungsi sebagai penutup di bagian pinggir cakram.

Kemudian letakan ibu jari bebas di mana saja pada cakram.


2. Teknik Awalan Lempar Cakram

Teknik ini sangat wajib untuk di pelajari untuk semua pelempar cakram untuk mengawali sebuah
lemparan. Dengan awalan yang sempurna maka akan dapat menghasilkan hasil yang optimal.
Lempar cakram di awali dengan posisi badan yang memutar. Putaran badan yang bisa dilakukan
adalah dengan 1, 1¼ ataupun 1¾ putaran. Teknik awalan ini memang sangat berpengaruh terhadap
hasil dari lemparannya. Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan saat melakukan teknik awalan
lempar cakram yang baik dan benar :

Posisi badan berdiri ke arah samping atas pada lemparan. Kemudian , kedua kaki di buka sampai
selebar bahu. Usahakan kaki se rileks mungkin dan juga sedikit di tekuk.

Fokuskan gerakan pada awalan berjalan dengan baik selanjutnya di ikuti dengan gerakan ayunan
cakram ke arah samping kanan, belakang dan kiri secara berulang – ulang. Ulangi gerakan tersebut
sebanyak 2 sampai 3 kali. Selanjutnya putar badan.

Perlu untuk di ketahui, bahwa pada teknik awalan ini seringkali terjadi kegagalan yang di sebabkan
karena pegangan cakram yang kurang atau tidak kuat. Dan juga tidak melakukan ayunan dengan
benar ataupun tidak di sertai dengan gerakan lanjutan. Putaran badan di lakukan dengan secara
cepat. Putaran pada bagian bawah tubuh dengan mendahului bagian atas tubuh.

Teknik Melempar Cakram

 Tolakkan pada kaki kanan supaya panggul bisa di angkat keatas. Setelah itu dorong kaki
kanan ke arah depan dan juga kea rah
 Badan di condongkan ke arah kanan lalu putar ke arah kiri dengan di ikuti putaran gerakan
panggul ke kiri juga.
 Tumpukan badan kepada kaki kiri. Letakan badan ke arah lemparan penuh lalu kemudian
lempar cakram ke arah depan atas.
 Cakram di lemparkan dengan setinggi dagu dengan sudut sebesar 90 derajat. Lemparan
tersebut kemudian di lepaskan dengan putaran yang searah dengan jarum jam. Kemudian
lepaskan cakram ketika berada di muka bahu lau dorong dengan menggunakan jari telunjuk.
 Apabila cakram sudah di lemparkan sebelum mencapai muka bahu maka lemparan tersebut
akan gagal dan akan membuat lemparan jarak dekat serta tidak keluar dari daerah yang
sudah Akan tetapi apabila pelepasan cakram terlambat maka hasil dari lemparannya
tersebut akan keluar dari daerah lemparan sehingga hasilnya tidak memuaskan.
 Cakram di lepaskan dengan posisi badan condong ke arah depan. Fokuskan pandangan
kearah lemparan atau depan.

Sikap Akhir Lempar Cakram

 Teknik dasar terakhir yang harus dipelajari adalah sikap akhir ketika melakukan lempar
cakram, di antaranya adalah sebagai berikut ini :

 Pindahkan kaki kanan ke arah depan serta kaki sedikit di tekuk. Hal tersebut bertujuan untuk
mencegah supaya badan tidak keluar daerah lingkaran yang sudah di tentukan. Kemudian
arahkan pandangan fokus menuju titik jatuhnya cakram an letak kan kaki kiri berada di
belakang.
 Posisikan badan dengan berdiri seperti semula dan juga keluar dari lingkaran sampai
melewati bagian belakang. Upayakan agar tidak keluar lingkaran dengan cara lari ataupun
melompat.

Cakram

Pada umumnya, cakram yang di lempar mempunyai garis tengah yang sepanjang 220 dan juga
berat dua kg untuk pria. Serta seberat 1 kg untuk wanita. Berikut adalah penjelasan yang lebih
jelasnya:

Berat cakram untuk putra : 2 kg dengan garis tengah yaitu 219-221 mm.

Berat cakram untuk putri : 1 kg denagn menggunakan garis tengah yaitu 180-182 mm.

Cakram terbuat dari bahan dasar kayu yang di bentuk seperti menyerupai piring yang berbingkai
sabuk besi. Akan tetapi , adapula cakram yang berbahan dasar dari karet padat, yang biasanya
cakram seperti ini hanya digunakan ketika latihan saja.

Lapangan Lempar Cakram

Lapangan yang digunakan untuk lempar cakram mempunyai bentuk lingkaran, yangmana lingkaran
tersebut adalah tempat bagi para atlet untuk melempar cakram. Apabila ditarik dari garis tengah,
ukuran lapangannya mempunyai panjang 2 garis keluar ke arah depan dengan membentuk sudut 40
derajat. Permukaan dari lapangan harus datar, dan juga tidak licin, dan bisa terbuat dari semen,
aspal, atau juga bahan yang lainnya yang tidak licin. Lingkaran lemparan di kelilingi dengan sangkar
atau pagar kawat untuk menjamin keselamatan para petugas, peserta, dan juga para penonton.

Untuk lebih jelasnya, ukuran dari lapangan lempar cakram adalah sebagai berikut:

 Garis tengah lapangan berukuran 2,50 m.


 Lingkaran yang digunakan untuk melempar pada pertandingan resmi terbuat dari metal
maupun
 Perpanjangan dari garis tengah yaitu sepanjang 0,75 m.
 Sudut lempar yaitu sebesar 40 derajat .
 Garis batas lempar ( Lebar garis lima 5 cm ).
 Peraturan Lempar Cekram
Untuk Juri

Juri 1 : Untuk juri satu, tugas utamanya adalah memanggil para peserta. Sekaligus juga menjadi
pengawas dari gerakan – gerakan kaki yang mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut di lakukan
pada saat berada di lingkaran ketika pelempar melakukan gerakan putaran. Seperti hal nya yang
terdapat dibelakang lingkaran lempar.

Juri 2 : Untuk juri dua, tugas utamanya adalah yaitu sebagai pengawas dari gerakan kaki peserta
yang salah di sisi lingkaran. Seperti halnya ketika cakram tengah di lepaskan oleh tangan peserta
yang melempar.

Juri satu harus selalu dalam keadaan siap dan sigap dengan pengeras suara ataupun megaphone.
Dan sebaiknya supaya selalu memegangnya supaya dapat memberitahukan kepada seluruh
peserta yang menjadi pelempar agar bisa bersiap. Juri dua perlu memegang bendera yang menjadi
pertanda atau sebagai isyarat. Bahwa apakah sah atau tidaknya lemparan yang di lakukan oleh
peserta.

Juri 3 : Tugas utama untuk juri ketiga adalah menempatkan alat pengukur setelah bendera penanda
tempat jatuh nya cakram tersebut Alat pengukur ini pada umum nya di sebut sebagai ujung pita
meteran.

Juri 4 dan Juri 5 : Keduanya mempunyai tugas yang sama, yaitu adalah sebagai pengamat dan setia
dalam melihat tempat jatuh nya cakram yang paling dekat alias yang jatuh nya cakram pertama.
Bagi peserta yang bertangan kidal, posisi juri maupun wasit sangat perlu untuk mengalami
perubahan. Supaya tetap bisa sinkron dengan keadaan saat selama pertandingan berlangsung.

Aturan Dalam Bermain

Adapun beberapa peraturan yang berlaku pada saat perlombaan lempar cakram yang berlangsung
yang harus di pahami, di antaranya adalah sebagai berikut:

Pelemparan cakram harus di awali dengan sikap berdiri dan pelempar tidak di perbolehkan untuk
menginjak garis lingkaran. Apalagi lagi sampai meninggalkan lingkaran sebelum posisi berdirinya
dianggap absah lewat 1/2 lingkaran bagian dalam oleh juri ataupun panitia.

Pengukuran dalam pelemparan akan di lakukan dengan lemparan yang di tarik dengan sumber
menurut bekas dari tempat jatuh nya cakram. Yaitu persis dimana paling dekat dengan tepi pada
balok.

Apabila pelempar terdapat 8 orang atau lebih, maka pelempar biasanya akan di berikan hak untuk
melempar sebanyak 3 kali. Kemudian juri selanjutnya memilih 8 pelempar yang paling baik untuk
masuk ke final.

Kesempatan melempar menjadi 6 kali yang akan langsung masuk final apabila peserta lomba
tersebut berjumlah di bawah 8 orang.
Prinsip Dasar Lempar Cakram

Adapun prinsip dari lempar cakram adalah sebagai berikut :

 Teknik memegang cakram


 Teknik awalan
 Teknik melempar cakram
 Serta sikap akhir.

Hal Penting Ketika Bertanding

 Sangat di anjurkan untuk melakukan putaran dengan sempurna untuk melakukan putaran
besar antara tubuh bagian bawah dan juga tubuh bagian atas.
 Cakram harus di dorong untuk melewati lingkaran.
 Pelempar harus mampu mencapai jarak yang cukup ketika cakram melayang melintasi
lingkaran.
 Pelempar harus mendarat dengan jari – jari kanan yang selanjutnya di ikuti dengan gerakan
memutar secara progresif.
 Pelempar juga harus mendarat dengan menggunakan kaki kanan dan wajib tepat pada titik
pusat lingkaran serta kaki kiri yang sedikit mengarah ke arah kiri dari garis lemparan.

Hal Yang Harus Dihindari Ketika Bertanding

 Pelempar pada awal putaran jatuh ke arah belakang


 Tubuh yang terlalu membungkuk ke arah depan
 Tubuh hanya berputar pada tempat yang sama saja
 Pelempar yang melompat terlalu tinggi di atas udara
 Pelempar menumpukan berat badannya pada bagian kaki depan serta membiarkannya
sehingga jatuh.
 Kaki pelempar tidak rileks atau terlalu tegang sehingga pada akhirnya membuat penempatan
menjadi tidak sempurna atau juga salah.
 Pelempar telah melakukan lemparan sebelum waktunya, pada banyak kasus pelempar
biasanya melempar terlalu terlalu cepat dari waktu yang ditentukan.

Lompat Tinggi
Lompat tinggi menjadi salah satu bentuk dalam arti olahraga yang mengharuskan atlet untuk
melakukan lompatan hingga mencapai ketinggian tertentu. Tempat olahraga yang digunakan untuk
lompat tinggi termasuk landasan pacu setengah lingkaran yang memungkinkan pendekatan lari
sedikitnya 15 meter (49,21 kaki) dari sudut mana pun dalam busur 180°.

Pengertian Lompat Tinggi

Lompat tinggi adalah cabang olahraga dalam makna atletik dimana atlet harus melompat setinggi-
tingginya melewati mistar tanpa menggunakan alat bantu, yang bisa dilakukan dengan berbagai jenis
gaya yang diperbolehkan, misalnya gaya gunting, gaya guling sisi, gaya guling straddle, dan gaya flop,
atau bisa juga menggunakan gaya baru yang tidak bertentangan dengan peraturan internasional.

Pengertian Lompat Tinggi Menurut Para Ahli

Adapun definisi lompat tinggi menurut para ahli, antara lain:

Muhajir (2006), Lompat tinggi adalah bentuk gerakan melompat ke atas, yang dilakukan dengan cara
mengangkat kaki kedepan dalam upaya membawa titik berat badan setinggi dan secepat mungkin
jatuh/mendarat, yang mana diperlukan suatu tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai
ketinggian tertentu.

Munasifah (2008), Pengertian lompat tinggi ialah sebagai suatu bentuk gerakan melompat ke atas
dengan tujuan untuk memindahkan jarak vertikal titik berat badan setinggi mungkin.

Edy Purnomo (2011), Arti lompat tinggi adalah bentuk gerakan melompat yang bertujuan
mengangkat kaki ke atas untuk menaikan pusat masa tubuh (canter of gravity) dan berupaya untuk
melewati mistar lompat tinggi agar tidak jatuh dengan melakukan tolakan pada satu kaki untuk
mencapai ketinggian yang setinggi-tingginya.

Sejarah Lompat Tinggi

Dalam catatan sejarah, lompat tinggi pertama kali di olimpiadekan di skotlandia pada abad abad ke-
19. Pelompat awal menggunakan pendekatan langsung yang rumit atau yang dikenal dengan nama
gaya gunting, caranya yaitu bar didekati secara diagonal, dan pelompat pertama-tama melemparkan
kaki bagian dalam dan kemudian yang lain melewati mistar dengan gerakan menggunting.

Sekitar pergantian abad ke-20, teknik mulai memodernisasi, dimulai dengan M.F. Irlandia hingga
Amerika. Sambungan Timur Sweeney. Dengan melepas seolah-olah dengan gunting, tetapi
memperpanjang punggungnya dan meratakannya di atas mistar, Sweeney mencapai izin yang lebih
ekonomis dan mengangkat rekor dunia menjadi 6 kaki 5,625 inci (1,97 m) pada 1895.
Orang Amerika lain, M.F. Horine, mengembangkan teknik yang lebih efisien, gulungan Barat. Dalam
gaya ini, bar kembali didekati pada diagonal, tetapi kaki bagian dalam digunakan untuk take-off,
sementara kaki luar didorong ke atas untuk memimpin tubuh ke samping atas bar.

Horine meningkatkan standar dunia menjadi 6 kaki 7 inci (2,0 m) pada tahun 1912. Tekniknya
didominasi melalui Olimpiade Berlin 1936, di mana acara dimenangkan oleh Cornelius Johnson pada
2,03 meter (6 kaki 8 in).

Pelompat Amerika dan Rusia memegang arena permainan selama empat dekade berikutnya, dan
mereka memelopori evolusi teknik straddle. Pelompat straddle lepas landas seperti di gulungan
Barat, tetapi memutar batang (perut-ke bawah) mereka di sekitar mistar, mendapatkan izin paling
ekonomis hingga saat itu.

Charles Dumas, pelompat jangkung, mematahkan rintangan 7 kaki (2,13 m) yang sulit dipahami pada
tahun 1956, dan pembalap Amerika John Thomas mendorong tanda dunia menjadi 2,23 meter pada
tahun 1960.

Valeriy Brumel mengambil alih acara tersebut selama empat tahun ke depan. Pelompat Soviet yang
elegan mempercepat laju pendekatannya, mencatat rekor hingga 2,28 meter dan memenangkan
medali emas Olimpiade pada tahun 1964, sebelum kecelakaan sepeda motor mengakhiri karirnya.

Pelatih Amerika, termasuk juara NCAA dua kali, Frank Costello dari University of Maryland,
berbondong-bondong ke Rusia untuk belajar dari Brumel dan pelatihnya. Namun, itu akan menjadi
inovator soliter di Oregon State University, Dick Fosbury, yang akan membawa lompatan tinggi ke
abad berikutnya.

Mengambil keuntungan dari area pendaratan yang dinaikkan dan lebih lunak pada saat itu
digunakan, Fosbury menambahkan twist baru ke Cut-off Timur yang sudah ketinggalan zaman. Dia
mengarahkan dirinya di atas kepala dan bahu bar terlebih dahulu, meluncur di punggungnya dan
mendarat dengan cara yang mungkin akan mematahkan lehernya di lubang pendaratan serbuk
gergaji tua.

Setelah ia menggunakan kegagalan Fosbury ini untuk memenangkan medali emas Olimpiade 1968,
teknik itu mulai menyebar ke seluruh dunia, dan segera floppers mendominasi kompetisi lompat
tinggi internasional.

Straddler terakhir yang mencetak rekor dunia adalah almarhum Vladimir Yashchenko, yang
membersihkan 2,33 meter (7 kaki 8 in) pada tahun 1977 dan kemudian 2,35 meter (7 kaki 9 in) di
dalam ruangan pada tahun 1978.
Di antara pelompat tinggi terkenal setelah pimpinan Fosbury adalah orang Amerika Dwight Stones
dan saingannya, Franklin Jacobs dari Paterson, NJ, yang membersihkan 2,32 meter dengan tinggi
0,61 m di atas ketinggian kepalanya.

Selain itu, ada pula pemecah rekor Tiongkok Ni-chi Chin dan Zhu Jianhua; Jerman Gerd Wessig dan
Dietmar Mogenburg; Peraih medali Olimpiade Swedia dan pemegang rekor dunia Patrik Sjöberg; dan
jumper wanita Iolanda Balaş dari Rumania, Ulrike Meyfarth dari Jerman dan Sara Simeoni dari Italia.

Saat ini semua atlet lompat tinggi tinggi terbaik di dunia lebih memilih teknik Fosbury. Namun, rekor
dunia pria terakhir dengan straddle adalah 2,35 m pada tahun 1978, yang masih akan menjadi
kinerja puncak mutlak hari ini.

Jelas kemudian bahwa dominasi kegagalan Fosbudry berasal dalam bentuk dasar yang lebih mudah
dipelajari daripada dalam keunggulan biomekanik mendasar. Pemula memiliki hasil yang lebih baik
dengan kegagalan dan meningkatkan lebih cepat.

Tujuan Lompat Tinggi

Tujuan yang ingin dicapai oleh seorang atlet dalam memperoleh manfaat lompat tinggi yaitu:

 Menghasilkan lompatan setinggi-tingginya


 Melewati garis horizonal tanpa menjatuhkannya
 Memenangkan pertandingan karena memiliki lompatan paling tinggi
 Melatih ketrampilan atlet untuk melompat juga akan semakin berkembang

Teknik Lompat Tinggi

Teknik-teknik yang harus dikuasai oleh seorang atlet dalam melakukan lompat tinggi, antara lain:

1. Teknik Awalan

Teknik awalan merupakan tahap pertama yang harus dilakukan oleh atlet lompat tinggi, yang
dilakukan dengan melakukan ancang-ancang dan berlari untuk dapat menciptakan gaya dorong ke
atas, dan untuk mengambil jarak yang lebih jauh tergantung oleh keinginan dari seorang atlet
lompat tinggi.

2. Teknik Tolakan

Tahapan ini adalah tahapan yang sangat penting untuk diperhatikan karena berfungsi sebagai
pijakan terakhir yang dilakukan oleh seorang atlet lompat tinggi. Oleh sebab itu, harus dilakukan
dengan sangat kuat agar mempunyai daya dorong yang sangat kuat ke arah atas.
3. Teknik Melayang

Atlet lompat tinggi harus bisa melayang setinggi mungkin dan berusaha untuk tidak mengenai mistar
pengukur agar lompatan yang dilakukan dapat secara resmi dinyatakan berhasil. Ada beberapa
teknik yang digunakan ketika melayang, diantaranya yaitu teknik gunting, guling, guling ke samping,
dan juga teknik flop.

4. Teknik Mendarat

Tahapan yang satu ini cenderung aman sebab terdapat bantalan yang akan melindungi atlet ketika
melakukan pendaratan. Meskipun demikian, para atlet tetap harus memerhatikan pendaratan yang
baik dan juga benar, sebab hal tersebut mengurangi risiko cidera.

Aturan Permainan Lompat Tinggi

Berikut ini beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh atlet ketika pertandingan lompat tinggi,
antara lain:

 Para atlet bertanding untuk melewati mistar hingga batas tertinggi yang bisa mereka capai.
Peserta akan berguguran satu-persatu hingga hanya bertahan satu atlet yang dapat
melewati mistar yang tertinggi.
 Setiap atlet mempunyai 3 kesempatan untuk melompati mistar pada ketinggian yang sama.
Apabila pada 3 kesempatan tersebut atlet gagal, maka dia akan gugur.
 Tolakan hanya boleh dilakukan dengan menggunakan satu kaki.
 Peserta tidak boleh menyenggol atau menjatuhkan mistar.
 Peserta mengenakan seragam dan segala atribut sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan panitia.
Lari Estafet

Lari estafet adalah salah satu lomba lari yang termasuk dalam cabang atletik yang cara
memainkannya secara bergantian. Dalam setiap tim lari, anggota terdiri atas empat orang
pelari diantaranya adalah pelari pertama, pelari kedua, pelari ketiga dan trakhir pelari
keempat.

Sejarah Lari Estafet

Inspirasi olahraga ini awalnya berasal dari cerita tiga suku, yaitu suku Aztec, Inca, dan Maya. Ketiga
negara ini pernah melakukan tugas, dan mereka menggunakan teknik lari berkelanjutan untuk
menyelesaikan tugas tersebut. Misi ini bertujuan untuk menyampaikan berita-berita penting yang
sudah dikenal sejak lama.

Selain terinspirasi dari misinya, estafet sendiri sebelumnya dilakukan oleh orang Yunani kuno.
Namun, orang Yunani kuno pada saat itu masih menggunakan obor yang disediakan secara terus
menerus. Pada masa itu, beberapa orang Yunani kuno menganggap perlombaan estafet sebagai
pemujaan spiritual.

Dalam melakukannya, orang Yunani kuno menggunakan obor, dan untuk memuja roh nenek moyang
mereka, mereka harus dinyalakan terlebih dahulu.Dengan tradisi spiritual ini, balap estafet telah
menjadi olahraga. Olahraga inipun pernah muncul di Olimpiade, dan namanya adalah Olympic Fire.

Tepatnya, lari estafet digelar di Stockholm pada 1992. Olimpiade menggunakan kategori 4 x 100
meter dan 4 x 100 meter, nomor dua setelah pria dengan teknologi lari saat ini.

Lapangan Lari Estafet

Lapangan yang digunakan dalam perlombaan estafet adalah lapangan olah raga. Ukuran dan lintasan
seperti itu berukuran sama. Tempat atau arena olahraga bisa di dalam ruangan atau di luar ruangan.
Tempat ini bisa berupa trek atau lapangan.

Ukuran bidang relai:

Landasan pacu luar ruangan memiliki panjang 400 m dan berisi 6-10 landasan pacu. Trek dalam
ruangan adalah elips 200 m dengan 4-8 trek. Cabang yang biasanya menggunakan cabang olah raga
atletik adalah cabang lari yang dapat dilakukan di dalam ruangan (indoor) dan outdoor.

Trek dalam ruangan biasanya trek yang terletak di tepi lapangan dan di sekitarnya rumput atau
karpet rumput sintetis. Perlombaan estafet hanya berjarak 10 meter sebelum garis start atau 10
meter di belakang garis start. Sehingga sangat berbeda jika dibandingkan dengan lari jarak pendek.
Teknik Lari Estafet

Seperti jenis kompetisi lari lainnya, estafet dimulai dari titik awal. Pelari sebagai pelari pertama
dalam keadaan jongkok. Pastikan posisi tubuh Anda sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu
tangan berada di belakang garis start dan tongkat yang Anda pegang tidak boleh menyentuh garis
start. Jika teknik ini tidak diterapkan, pelari akan didiskualifikasi dari perlombaan.

1. Tetap berpegang pada teknik memberi

Meskipun tampak sederhana, teknik terpisah masih digunakan saat mengoper tongkat dari satu
pelari ke pelari lainnya. Pelari sebelumnya harus menyerahkan tongkat kepada pelari berikutnya
dengan tangan kanannya, dan penerima harus menggunakan tangan kirinya saat melepaskan
tongkat. Selain itu, tongkat kayu yang digunakan harus diayun dari belakang ke depan, dan tangan
penerima harus siap menerimanya. Posisi badan penerima harus menghadap ke depan dan siap
untuk mulai berlari setelah menerima tongkat dari pelari sebelumnya. Saat memberikan tongkat
estafet, hal lain harus diperhatikan. Ibu jari pelari harus terbuka dan jari-jari lainnya harus ditekan
bersamaan. Tangan tongkat penerima harus berada di bawah pinggang. Pelari sebelumnya akan
sedikit mengangkat tongkat dengan tangan kanannya.

2. Teknik penerimaan tongkat

Dalam lari estafet, ada dua jenis teknologi penerima tongkat estafet. Yang pertama adalah cara
visual penerima joystick berputar atau berputar. Teknologi ini dilakukan pada jarak 4 x 400 meter.
Teknik kedua adalah cara non-visual, di mana penerima yang hebat akan melihat ke belakang. Cara
ini bisa dilakukan pada jarak tempuh 4 x 100 meter.

Berikut hal-hal yang harus Anda perhatikan saat mengganti rocker dan cara menempatkannya di
antara pelari:

 Atlet pertama berdiri di area awal pertama, yaitu kurva.


 Pelari kedua akan mulai mengemudi dalam garis lurus pada start kedua.
 Skater ketiga berlari di area awal ketiga dari kurva.
 Tempat keempat dan terakhir masing-masing dimulai di garis lurus keempat dan berakhir di
garis finish.
 Selain hal di atas, pelari juga perlu memperhatikan hal lain dalam lomba lari estafet. diantara
mereka:
 Saat memberikan tongkat, yang terbaik adalah melakukan silang. Khusus untuk atlet
pertama dan ketiga, sebaiknya menggunakan tangan kanan saat memegang tongkat.
Sedangkan pelari kedua dan keempat harus menggunakan tangan kiri saat menerima dan
memegang tongkat pemukul.
 Posisi pelari perlu disesuaikan dengan kekuatan masing-masing anggota tim. Misalnya, untuk
urutan pertama dan ketiga, Anda harus memilih seseorang yang bisa berlari kencang di
tikungan. Untuk atlet kedua dan keempat sebaiknya memilih member dengan daya tahan
yang baik.
 Selama latihan, yang terbaik adalah mengukur jarak tunggu pelari secara akurat.
 Setelah memegang tongkat, harap pastikan bahwa pelari segera berlari sesuai dengan
lintasannya masing-masing.

Peraturan Lari Estafet

Apa yang dimaksud lari estafet yaitu merupakan olahraga yang membutuhkan keterampilan dan
kerja sama tim yang baik. Saat Anda dalam perlombaan estafet, Anda harus mematuhi beberapa
aturan permainan. Aturan ini dibuat untuk memastikan tidak ada pemain yang cedera atau tidak ada
kecurangan dalam permainan. Lantas, aturan materi apa yang harus diikuti saat lari estafet? saksikan
berikut ini!

Panjang area lintasan tongkat adalah 20 meter dan lebarnya 1,20 meter. Khusus untuk atlet estafet 4
x 100 meter, kawasan ini akan menambah zona pra 10 meter. Tahukah Anda apa itu pra-zona?
Babak penyisihan adalah area di mana pelari akan menambah kecepatan tetapi tidak akan melewati
joystick.

Setiap pelari harus mempertahankan lintasannya sendiri. Ini masih berlaku bahkan jika pelari
memberikan tongkat kepada pelari setelahnya. Jika tongkat jatuh, pelari yang memegangnya harus
mengambilnya lagi.

Joystick yang digunakan pada nomor lomba estafet harus memiliki rongga dengan panjang 28 hingga
30 cm, diameter 38 mm, dan berat 50 gram.

Pada nomor estafet, atlet pertama akan mulai berlari ke tikungan pertama di lintasan masing-
masing. Setelah itu, pelari dapat memasukkan diameter dalam. Pemain ketiga dan keempat akan
menunggu di zona penggantian sesuai dengan kedatangan tim mereka.

Jarak Lari Estafet

Dalam Buku “Road and Running Sports Coaching Manual” (2018), kategori lari estafet atau kontinyu
terdiri dari dua nomor yaitu 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter. Biasanya, perlombaan estafet
dilakukan oleh tim yang terdiri dari empat atlet. Olahraga ini dilakukan dengan membawa benda-
benda seperti tongkat atau bendera secara bergantian dari garis start hingga garis finis. Dalam
operasi kontinyu atau relay operation, dua teknologi dasar yang harus dikuasai yaitu teknologi start
up atau start up, teknologi rod change dan teknologi finishing.

Anda mungkin juga menyukai