Anda di halaman 1dari 39

‫ب َوت ََّ‬

‫ب‬ ‫ٍ‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫َ‬


‫تَبَّتْ يَدَا أ ِ‬ ‫‪.1‬‬
‫ب‬ ‫ع ْنهُ َمالُهُ َو َما َك َ‬
‫س َ‬ ‫َما أ َ ْغنَى َ‬ ‫‪.2‬‬
‫ب‬
‫ٍ‬ ‫ه‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫اتَ‬ ‫َ‬ ‫ارا ذ‬ ‫صلَى نَ ً‬ ‫سي َ ْ‬
‫َ‬ ‫‪.3‬‬
‫ام َرأَتُهُ َح َّمالَةَ ا ْل َح َطب‬ ‫َو ْ‬ ‫‪.4‬‬
‫فِي ِجي ِد َها َح ْب ٌل ِم ْن َم َ‬
‫س ٍد‬ ‫‪.5‬‬
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
sesungguhnya dia akan binasa.
2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta
bendanya dan apa yang ia usahakan.
3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang
bergejolak.
4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu
bakar.
5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Sebab Turunnya Ayat
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫سلَّ َم‬ ‫ّللاُ َ‬‫صلَّى َّ‬ ‫اس أ َ َّن النَّ ِب َّي َ‬ ‫عبَّ ٍ‬ ‫ع َْن ا ْب ِن َ‬
‫ص ِع َد ِإلَى ا ْل َجبَ ِل فَنَادَى يَا‬ ‫اء فَ َ‬ ‫َخ َر َج ِإلَى ا ْلبَ ْط َح ِ‬
‫ش فَقَا َل أ َ َرأ َ ْيت ُ ْم إِ ْن‬ ‫َ ٌ‬‫ي‬
‫ْ‬ ‫ر‬ ‫ُ‬ ‫ق‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫إ‬
‫ِ‬ ‫تْ‬ ‫َ‬ ‫ع‬‫م‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫صبَا َحا ْه ف َ‬
‫ت‬ ‫اج‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫سي ُك ْم أ َ ُك ْنت ُ ْم‬ ‫ص ِب ُح ُك ْم أ َ ْو ُم َم ِ‬ ‫َح َّدثْت ُ ُك ْم أ َ َّن ا ْلعَد َُّو ُم َ‬
‫ير لَ ُك ْم بَ ْي َن‬ ‫ص ِدقُونِي قَالُوا نَعَ ْم قَا َل فَ ِإنِي نَ ِذ ٌ‬ ‫تُ َ‬
‫ب أ َ ِل َهذَا َج َم ْعتَنَا‬ ‫ش ِدي ٍد فَقَا َل أ َبُو لَ َه ٍ‬ ‫ب َ‬ ‫عذَا ٍ‬ ‫َي َ‬‫يَد ْ‬
‫ب‬‫ع َّز َو َج َّل تَبَّتْ يَ َدا أ َ ِبي لَ َه ٍ‬ ‫تَبًّا لَ َك فَأ َ ْن َز َل َّ‬
‫ّللاُ َ‬
‫ِإلَى ِ‬
‫آخ ِر َها‬
“Dari Ibnu Abbas bahwa suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
keluar menuju Bathha`, kemudian beliau naik ke bukit seraya berseru,
“Wahai sekalian manusia.” Maka orang-orang Quraisy pun berkumpul.
Kemudian beliau bertanya, “Bagaimana, sekiranya aku mengabarkan
kepada kalian, bahwa musuh (di balik bukit ini) akan segera menyergap
kalian, apakah kalian akan membenarkanku?” Mereka menjawab, “Ya.”
Beliau bersabda lagi, “Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi
peringatan bagi kalian. Sesungguhnya di hadapanku akan ada adzab
yang pedih.” Akhirnya Abu Lahab pun berkata, “Apakah hanya karena
itu kamu mengumpulkan kami? Sungguh kecelakanlah bagimu.” Maka
Allah menurunkan firman-Nya: “TABBAT YADAA ABII LAHAB..” Hingga
akhir ayat.” (HR. Bukhari no. 4972 dan Muslim no. 208)
Ayat 1

‫ب‬ َ ‫ت‬‫و‬ ‫ب‬ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫ب‬َ


َّ َ ٍ َ ِ ‫ت يَدَا أ‬ْ َّ‫تَب‬
Binasalah kedua tangan Abu Lahab
dan sesungguhnya dia akan binasa
ٍ ‫ت يَدَا أ َ ِبي لَ َه‬
َّ َ ‫ب َوت‬
‫ب‬ ْ َّ‫تَب‬
Binasalah kedua tangan Abu Lahab,
menunjukkan do’a kejelekan padanya
َّ‫َوتَب‬
Sungguh dia akan binasa,
menunjukkan kalimat berita
.
ٍ ‫ت يَدَا أ َ ِبي لَ َه‬
‫ب‬ ْ َّ‫تَب‬
maksudnya adalah sungguh Abu Lahab merugi,
putus harapan, amalan dan usahanya sia-sia
َّ‫َوتَب‬
maksudnya adalah kerugian dan kebinasaan
akan terlaksana
Abu Lahab adalah salah satu paman nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat
memusuhi nabi dan suka menyakiti beliau. Oleh
sebab itulah Allah mencelanya dengan celaan
yang sangat keras yang akan berbuah kehinaan
baginya hingga hari kiamat tiba (lihat Taisir al-
Karim ar-Rahman [2/1307]).
Ayat 2

‫ب‬ ‫س‬‫ك‬َ ‫ا‬ ‫م‬‫و‬


َ َ َ َ َ َُ ‫ه‬ُ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ُ ‫ه‬‫ن‬ْ ‫ع‬ ‫َى‬ ‫ن‬ ْ
‫غ‬ َ ‫َما أ‬
Tidaklah berfaedah kepadanya harta
bendanya dan apa yang ia usahakan
‫ب‬ ‫س‬ َ
‫ك‬ ‫ا‬‫م‬‫و‬ ُ
َ َ َ َ َ َ ‫ه‬ُ ‫ل‬‫ا‬‫م‬ ُ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫ع‬ ‫َى‬ ‫ن‬ ْ
‫غ‬ َ ‫َما أ‬
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya
dan apa yang ia usahakan
َ ‫َو َماَّ َك‬
ََّ ‫س‬
‫ب‬
apa yang ia usahakan adalah anaknya
Artinya tidak akan bisa menolak azab Allah harta
atau apa yang diusahakan olehnya (lihat Taisir
al-Karim ar-Rahman [2/1307]).
Ayat 3

ٍ ‫ات لَ َه‬
‫ب‬ َ َ‫َارا ذ‬
ً ‫ن‬ ‫ى‬َ ‫صل‬
ْ َ‫سي‬
َ
Kelak dia akan masuk ke dalam api
yang bergejolak
ٍ ‫ات لَ َه‬
‫ب‬ ً ‫صلَى ن‬
َ َ‫َارا ذ‬ ْ َ ‫سي‬
َ
Kelak Abu Lahab akan mendapat balasan yang
jelek dan akan disiksa dengan api yang
bergejolak, sehingga ia akan terbakar dengan api
yang amat panas.
Artinya kelak dia akan dikepung oleh jilatan api
neraka dari segala sisi (lihat Taisir al-Karim ar-
Rahman [2/1307])
Ayat 4

َ ‫َو ْام َرأَتُهُ َح َّمالَةَ ْال َح‬


‫طب‬

Dan (begitu pula) istrinya,


pembawa kayu bakar
ٍ ‫ات لَ َه‬
‫ب‬ ً ‫صلَى ن‬
َ َ‫َارا ذ‬ ْ َ ‫سي‬
َ
Istri Abu Lahab biasa memikul kayu bakar. Istri Abu
Lahab bernama Ummu Jamil, salah seorang pembesar
wanita Quraisy. Nama asli beliau adalah Arwa binti
Harb bin Umayyah. Ummu Jamil ini adalah saudara Abu
Sufyan. Ummu Jamil punya kelakuan biasa membantu
suaminya dalam kekufuran, penentangan dan
pembakangan pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Oleh karena itu, pada hari kiamat, Ummu Jamil akan
membantu menambah siksa Abu Lahab di neraka
Jahannam.
1. Istri Abu Lahab juga sangat memusuhi dan suka menyakiti
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bersama dengan
suaminya, dia bahu-membahu melakukan perbuatan dosa dan
pelanggaran. Dia berusaha sekuat tenaga untuk menyakiti Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh sebab itu dia ‘berhasil’
menumpuk-numpuk dosa di atas punggungnya laksana orang yang
memanggul kayu bakar (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1308]).
2. Ahli tafsir yang lain yaitu Mujahid menafsirkan bahwa ungkapan
‘sang pembawa kayu bakar’ merupakan kiasan yang bermakna
orang yang suka mengadu-domba. Dahulu, Ummu Jamil -istri Abu
Lahab- suka menebar fitnah demi mengadu-domba antara nabi
dan para sahabatnya dengan kaum musyrikin. Karena
perbuatannya itulah yang menyebabkan dia dijuluki sebagai sang
pembawa kayu bakar (lihat Umdat al-Qari’ [20/12])
Ayat 5

َ ‫ِفي ِجي ِد َها َح ْب ٌل ِم ْن َم‬


‫س ٍد‬

Yang di lehernya ada tali dari sabut


َ ‫ِفي ِجي ِد َها َح ْب ٌل ِم ْن َم‬
‫س ٍد‬
maksudnya di leher Ummu Jamil ada tali sabut dari
api neraka. Sebagian ulama memaknakan masad
dengan sabut. Ada pula yang mengatakan masad
adalah rantai yang panjangnya 70 hasta. Ats Tsauri
mengatakan bahwa masad adalah kalung dari api
yang panjangnya 70 hasta.
Seperti layaknya orang yang memanggul kayu
bakar di atas punggungnya yang mengikatkan
tali di lehernya. Bisa juga dimaknakan, bahwa
kelak di neraka dia lah yang akan membawa
kayu bakar untuk membakar suaminya seraya
mengalungi tali dari bahan sabut di lehernya
(lihat Taisir al-Karim ar-Rahman [2/1308]).
Tafsiran Istri Abu Lahab
Pembawa Kayu Bakar
• Pertama: Mengenai ayat ( ,)َّ‫طب‬ َ ‫ ) َحمالَ َّةَ ْال َح‬pembawa kayu
bakar maksudnya adalah Ummu Jamil adalah wanita sering
menyebar namimah, yaitu si A mendengar pembicaraan B
tentang C, lantas si A menyampaikan berita si B pada si C
dalam rangka adu domba. Ini pendapat sebagian ulama.
• Kedua: Sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa yang
dimaksud Ummu Jamil pembawa kayu bakar adalah karena
kerjaannya sering meletakkan duri di jalan yang biasa
dilewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah
pendapat yang dipilih Ibnu Jarir Ath Thobari.
• Ketiga: Sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa yang
dimaksud ()َّ‫طب‬َ ‫ ) َحمالَ َّةَ ْال َح‬adalah Ummu Jamil biasa
mengenakan kalung dengan penuh kesombongan. Lantas ia
katakan, “Aku aku menginfakkan kalung ini dan hasilnya
digunakan untuk memusuhi Muhammad.” Akibatnya, Allah
Ta’ala memasangkan tali di lehernya dengan sabut dari api
neraka.
‫‪KEWAJIBAN MENTAATI SUAMI‬‬
‫ّللا‬
‫ض َل َُّ‬ ‫اء ِب َما فَ َّ‬ ‫س ِ‬‫علَى النِ َ‬ ‫ون َ‬ ‫الر َجا ُل قَ َّوا ُم َ‬ ‫ِ‬
‫ض َو ِب َما أ َ ْنفَقُوا ِم ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬ ‫علَى بَ ْع ٍ‬ ‫ض ُه ْم َ‬ ‫بَ ْع َ‬
‫ب ِب َما َح ِف َ‬
‫ظ‬ ‫ظاتٌ ِل ْلغَ ْي ِ‬ ‫ات قَا ِنتَاتٌ َحا ِف َ‬ ‫صا ِل َح ُ‬ ‫فَال َّ‬
‫ظو ُه َّن‬ ‫شو َز ُه َّن فَ ِع ُ‬ ‫ون نُ ُ‬ ‫الَّلتِي ت َ َخافُ َ‬ ‫ّللاُ َو َّ‬ ‫َّ‬
‫ض ِربُو ُه َّن فَ ِإ ْن‬ ‫اج ِع َوا ْ‬ ‫ض ِ‬ ‫َوا ْه ُج ُرو ُه َّن ِفي ا ْل َم َ‬
‫ّللاَ َك َ‬
‫ان‬ ‫يَّل ِإ َّن َّ‬‫س ِب ً‬‫علَ ْي ِه َّن َ‬‫ط ْعنَ ُك ْم فَ ََّل ت َ ْبغُوا َ‬ ‫أَ َ‬
‫ع ِليًّا َك ِب ً‬
‫يرا‬ ‫َ‬
.
laki-laki itu adalah pemimpin atas perempuan dengan sebab
apa ayng telah Allah lebihkan sebagian kalian atas sebagian
yang lain dan denag sebab apa-apa yang mereka infaqkan
dari harta-harta mereka. Maka wanita-wanita yang shalihah
adalah yang qanitah (ahli ibadah), yang menjaga
(kehormatannya) taatkala suami tidka ada dengan sebab
Alalh telah menjaganya. Adapun wanita-wanita yang kalian
kawatirkan akan ketidaktaatannya maka nasihatilah
mereka, dan tinggalkanlah di tempat-tempat tidur mereka,
dan pukullah mereka. Akan tetapi jika mereka sudah
mentaati kalian maka janganlah kalian mencari-cari jalan
(untuk menyakiti) mereka, sesungguhnya Allah itu
Mahatinggi Mahabesar. (An-Nisa 34)
. ُ
‫ ِإذَا‬،‫صا ِل َحة‬ َّ ‫ع َو َخ ْي ُر َمتَا ِع َها ا ْل َم ْرأَةُ ال‬ ٌ ‫ال ُّد ْنيَا َمتَا‬
،‫عتْ َك‬ َ ‫ َو ِإذَا أ َ َم ْرت َ َها أ َ َطا‬،‫س َّرتْ َك‬
َ ‫نَ َظ ْرتَ ِإلَ ْي َها‬
‫س َها َو َما ِل َك‬ ِ ‫ع ْن َها َح ِف َظتْ َك ِفي نَ ْف‬ َ َ‫َو ِإذَا ِغ ْبت‬
“Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah
wanita yang shalihah. Bila engkau memandangnya, ia
menggembirakan (menyenangkan)mu. Bila engkau perintah,
ia menaatimu. Dan bila engkau bepergian meninggalkannya,
ia menjaga dirinya (untukmu) dan menjaga hartamu (Ahmad)
(Diriwayatkan pula oleh Muslim dan Al-Baihaqy)
.
،‫ش ْه َر َها‬َ ‫ت‬ْ ‫صا َم‬ ‫و‬
َ َ ََ ْ ،‫ا‬ ‫ه‬ ‫س‬ ‫َم‬‫خ‬ ُ ‫ة‬ َ ‫أ‬‫ر‬ْ ‫م‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ت‬
ِ َ ‫صل‬َ ‫ِإذَا‬
‫ت‬ْ َ‫ دَ َخل‬،‫ت بَ ْعلَ َها‬
ْ ‫ع‬ َ ‫طا‬ َ َ ‫ َوأ‬،‫َت فَ ْر َج َها‬ ْ ‫صن‬ َ ‫َو َح‬
‫ت‬ْ ‫شا َء‬ َ ‫ب ْال َجنَّ ِة‬ ‫ا‬‫ْو‬
‫ب‬ َ
ِ َ ِ ِّ ‫ِم ْن أ‬
‫أ‬ ‫ي‬ َ
Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktunya,
mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga
kemaluannya dan menaati suaminya, maka ia akan masuk
surga dari pintu mana saja yang ia inginkan
(Shahih Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah)
(Dishahihkan Al-Imam Al-Albani t dalam Shahih Al-Jami’ Ash-
Shaghir, no. 660)
.
َ ‫ت ْال َم ْرأَة‬
ُ ‫ت ِآم ًرا ِِل َ َح ٍد أ َ ْن يَ ْس ُجدَ ِِل َ َح ٍد َِل َ َم ْر‬
ُ ‫لَ ْو ُك ْن‬
‫أ َ ْن ت َ ْس ُجدَ ِلزَ ْو ِج َها‬
Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang
untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan
memerintahkan istri untuk sujud kepada
suaminya
Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia
berkata, “Hadits ini hasan
Istri Kafir, Suami Mukmin
ٍ ‫وح‬ ُ ‫ن‬ َ ‫ة‬َ ‫أ‬‫ر‬َ ‫م‬
ْ ِ ‫ا‬ ‫وا‬ ‫ر‬
ُ َ ‫ف‬‫ك‬َ ‫ين‬
َ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ل‬‫ل‬ِ ‫ال‬ َ َّ ‫ب‬
‫َّللاُ َمث‬ َ ‫ض ََ َر‬
‫ع ْبدَي ِْن ِم ْن ِعبَا ِدنَا‬ َ ‫ت‬
َ ‫ح‬
ْ َ ‫ت‬ ‫ا‬َ ‫ت‬ َ ‫ن‬ ‫ا‬ َ
‫ك‬ ‫وط‬
ٍ ُ ‫ل‬ َ ‫ة‬َ ‫َو ْام َرأ‬
َّ ‫ع ْن ُه َما ِم َن‬
ِ‫َّللا‬ َ ‫صا ِل َحي ِْن فَخَانَتَا ُه َما فَلَ ْم يُ ْغنِيَا‬ َ
‫ين‬
َ ‫اخ ِل‬ ِ َّ‫ار َم َع الد‬ َ َّ‫ش ْيئًا َو ِقي َل ا ْد ُخال الن‬ َ
Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh
dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua
orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami; lalu
kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya[35], tetapi
kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit
pun dari (siksa) Allah (At-Tahrim : 10)
Istri Beriman, Suami Kafir
ْ َ‫ع ْو َن ِإ ْذ قَال‬
‫ت‬ َ ‫ر‬ ْ ‫ف‬
ِ َ ‫ة‬َ ‫أ‬‫ر‬َ ‫م‬
ْ ِ ‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ن‬‫م‬َ ‫آ‬ ‫ين‬
َ ‫ذ‬
ِ َّ ‫َّللاُ َمثَال ِلل‬َّ ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ ‫َو‬
‫ب اب ِْن ِلي ِع ْندَ َك بَ ْيتًا فِي ا ْل َجنَّ ِة َون ِ َِّجنِي ِم ْن‬ ِ ِّ ‫َر‬
‫ين‬ َّ ‫ع َم ِل ِه َون ِ َِّجنِي ِم َن ا ْلقَ ْو ِم‬
َ ‫الظا ِل ِم‬ َ ‫ع ْو َن َو‬ َ ‫فِ ْر‬
‫َت فَ ْر َج َها‬ ْ ‫صن‬ َ ‫ان الَّتِي أ َ ْح‬ َ ‫َت ِع ْم َر‬ َ ‫) َو َم ْريَ َم ا ْبن‬١١(
‫ت َر ِبِّ َها َو ُكت ُ ِب ِه‬ ِ ‫ت ِب َك ِل َما‬ ْ َ‫صدَّق‬ َ ‫وحنَا َو‬ ِ ‫فَنَفَ ْخنَا فِي ِه ِم ْن ُر‬
‫ين‬َ ‫َت ِم َن ْالقَا ِن ِت‬ ْ ‫َو َكان‬
Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman istri
Fir'aun, ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah
rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan
perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim (At-Tahrim :
11)
MAKA BAGAIMANA KEADAANNYA SUAMI
DAN ISTRI YANG SAMA-SAMA KAFIR ?
FAIDAH-FAIDAH
1. Allah telah menetapkan akan kebinasaan Abu Lahab dan
membatalkan tipu daya yang ia perbuat pada Rasulnya.
2. Hubungan kekeluargaan dapat bermanfaat jika itu dibangun di
atas keimanan. Lihatlah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
Abu Lahab punya kedekatan dalam kekerabatan, namun hal itu
tidak bermanfaat bagi Abu Lahab karena ia tidak beriman.
3. Anak merupakan hasil usaha orang tua sebagaimana sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya anak adalah
hasil jerih payah orang tua.” (HR. An Nasai no. 4452, Ibnu
Majah no. 2137, Ahmad 6/31. Syaikh Al Albani katakan bahwa
hadits ini shahih). Jadi apa pun amalan yang dilakukan oleh
anak baik shalat, puasa dan amalan lainnya, orang tua pun
akan memperoleh hasilnya.
4. Tidak bermanfaatnya harta dan keturunan bagi orang yang
tidak beriman, namun sebenarnya harta dan keturunan dapat
membawa manfaat jika seseorang itu beriman.
5. Api neraka yang bergejolak.
6. Mendengar berita neraka dan siksaan di dalamnya
seharusnya membuat seseorang takut pada Allah
dan takut mendurhakai-Nya sehingga ia pun takut
akan maksiat.
7. Bahaya saling tolong menolong dalam kejelekan
sebagaimana dapat dilihat dari kisah Ummu Jamil
yang membantu suaminya untuk menyakiti Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
8. Akibat dosa namimah, yaitu menyulut api
permusuhan sehingga diancam akan disiksa
dengan dikalungkan tali sabut dari api neraka.
9. Siksaan pedih akibat menyakiti seorang Nabi.
10. Terlarang menyakiti seorang mukmin secara
mutlak.
11. Setiap Nabi dan orang yang mengajak pada kebaikan pasti
akan mendapat cobaan dari orang yang tidak suka pada
dakwahnya. Inilah sunnatullah yang mesti dijalani dan butuh
kesabaran.
12. Akibat jelek karena infaq dalam kejelekan dan permusuhan.
13. Benarnya nubuwwah (kenabian) Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
14. Ummu Jamil dan Abu Lahab mati dalam keadaan kafir secara
lahir dan batin, mereka akan kekal dalam neraka.
15. Tidak boleh memakai nama dengan bentuk penghambaan
kepada selain Allah, karena Abu Lahab disebut dalam ayat ini
tidak menggunakan nama aslinya yaitu Abdul Uzza (hamba
Uzza). Padahal Al Qur’an biasa jika menyebut nama orang
akan disebut nama aslinya. Maka ini menunjukkan
terlarangnya model nama semacam ini karena mengandung
penghambaan kepada selain Allah. (Ahkamul Quran, Al
Jashshosh, 9/175)
16. Nama asli (seperti Muhammad) itu lebih mulia daripada
nama kunyah (nama dengan Abu … dan Ummu …).
Alasannya karena dalam ayat ini demi menghinakan Abu
Lahab, ia tidak disebut dengan nama aslinya namun
dengan nama kunyahnya. Sedangkan para Nabi dalam Al
Quran selalu disebut dengan nama aslinya (seperti
Muhammad) dan tidak pernah mereka dipanggil dengan
nama kunyahnya. (Ahkamul Quran, Ibnul ‘Arobi, 8/145)
17. Kedudukan mulia yang dimiliki Abu Lahab dan istrinya
tidak bermanfaat di akhirat. Ini berarti kedudukan mulia
tidak bermanfaat bagi seseorang di akhirat kelak kecuali
jika ia memiliki keimanan yang benar.
18. Imam Asy Syafi’i menyebutkan bahwa pernikahan sesama
orang musyrik itu sah, karena dalam ayat ini Ummu Jamil
dipanggil dengan “imro-ah” (artinya: istrinya). Berarti
pernikahan antara Ummu Jamil dan Abu Lahab yang
sama-sama musyrik itu sah.
REFERENSI
• Ahkamul Qur’an, Al Jashshosh Al Hanafi, Asy Syamilah
• Ahkamul Qur’an, Ibnul ‘Arobi, Asy Syamilah
• Aysarut Tafaasir, Abu Bakr Jaabir Al Jazairi, Maktabah
Adwail Munir.
• Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh Muhammad bin Sholih Al
Utsaimin.
• Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Syaikh Musthofa Al ‘Adawi, Darul
Fawaid – Dar Ibnu Rajab.
• Faedah dari Kajian Ustadz Dzulkarnaen mengenai Tafsir
Ayat Ahkam, akhir Maret 2010, di Masjid Pogung Raya
• Karimur-Rahman, As-Sa’di
• Rumaysho.com
• Muslim.or.id

Anda mungkin juga menyukai