Anda di halaman 1dari 5

b.

Nikah Tahlil

Pengertian Nikah Tahlil

Tahlil artinya menghalalkan. Nikah tahlil dapat diartikan sebagai nikah yang
dilakukan oleh seorang pria atas dasar suruhan orang lain. Dimana dia menikahi
seorang wanita yang telah ditalak tiga oleh suaminya, supaya mantan suaminya itu bisa
halal kembali dan rujuk kepada wanita tersebut. Jadi pria kedua itu melakukan nikah
tahlil atas suruhan pria pertama, bahkan dibayar oleh suami yang pertama, dengan
tujuan di atas.

Sebab orang melakukan nikah tahlil

Dalam Islam, apabila seorang isteri telah ditalak tiga oleh suaminya, maka ia
tidak boleh dirujuk sampai isteri itu menikah dengan pria lain. Lalu suaminya yang
kedua itu mentalaknya. Pada saat itu barulah suami yang pertama boleh rujuk kepada
wanita tersebut.

Allah berfirman:

‫ان او اَل ياحِ ُّل لا ُك ْم أا ْن ت اأْ ُخذُوا مِ َّما آت ا ْيت ُ ُموه َُّن ا‬
‫ش ْيئًا ِإ ََّل أا ْن ياخاافاا‬ ٍ ‫س‬ ‫ساكٌ ِب ام ْع ُروفٍ أ ا ْو تاس ِْري ٌح ِبإِ ْح ا‬ ِ ‫ط اَل ُق ام َّرت‬
‫اان افإِ ْم ا‬ َّ ‫ال‬
‫ا‬ ‫ا‬
‫َّللا فَل تا ْعتادُوهاا‬ ْ
ِ َّ ُ‫ت بِ ِه تِلكا ُحدُود‬ ْ ‫ا‬
ْ ‫عل ْي ِه اما فِي اما افتادا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫َّللا فَل ُجناا اح ا‬ َّ ‫ا‬ ُ ْ ْ ‫ا‬
ِ َّ ‫َّللا فإِن خِ فت ْم أَل يُقِي اما ُحدُودا‬ ِ َّ ‫أَل يُقِي اما ُحدُودا‬ َّ ‫ا‬
)229( ‫ظا ِل ُمونا‬ َّ ‫َّللا فاأُولائِكا هُ ُم ال‬ِ َّ ‫او ام ْن ياتا اعدَّ ُحدُودا‬

‫ظنَّا أا ْن يُقِي اما‬


‫علا ْي ِه اما أ ا ْن يات اارا اج اعا ِإ ْن ا‬
‫طلَّقا اها فا اَل ُجناا اح ا‬ ‫طلَّقا اها فا اَل تاحِ ُّل لاهُ مِ ْن با ْعدُ احتَّى ت ا ْن ِك اح زا ْو ًجا ا‬
‫غي اْرهُ فاإِ ْن ا‬ ‫فاإِ ْن ا‬
‫ا‬ ‫ا‬ ُ
)230( ‫َّللا يُبايِن اها ِلق ْو ٍم يا ْعل ُمونا‬ َّ
ِ ُ‫َّللا اوتِلكا ُحدُود‬ْ َّ
ِ ‫ُحدُودا‬

Artinya :

“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara
yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu
mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali
kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika
kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum
Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri
untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu
melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang zalim.” (al-Baqarah: 229).
“Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka
perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain.
Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi
keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya
berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum
Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.” (al-Baqarah: 229)

Atas dasar itulah, kemudian terjadi nikah yang dilakukan dengan cara tersebut.
Dengan demikian, nikah itu dilakukan bukan diniatkan untuk selamanya. Tapi
diniatkan sementara, dan atas dasar perintah orang lain.

Hikmah syarat menikah dengan pria lain untuk rujuk pada talak tiga

Islam memberikan syarat tersebut bagi suami yang mentalak tiga istrinya,
sehingga pihak suami maupun isteri lebih berhati-hati, jangan sampai terjadi talak yang
ketiga itu. Suami jangan sampai terlalu mudah menjatuhkan talak. Isteri jangan sampai
memancing keadaan yang menyebabkan suami mentalaknya untuk yang ketiga kali.
Atau memang seharusnya baik suami maupun isteri tidak perlu berurusan dengan talak.

Bila sebuah pernikahan telah putus-sambung sampai tiga kali, maka telah
terjadi masalah yang terlalu serius dalam pernikahan tersebut. Boleh jadi syariat
keharusan menikah dahulu dengan pria lain itu sebagai salah usaha untuk memperoleh
perbandingan dan pelajaran berharga. Dengan demikian, wanita itu bisa
membandingkan antara suaminya yang pertama dengan suaminya yang kedua. Dan
semua ini dilakukan secara sunguh-sungguh, bukan sekedar main-main.

Hukum nikah tahlil

Nikah tahlil hukumnya adalah haram. Secara tegas Rasulullah Saw. melarang
nikah tahlil, bahkan melaknat orang yang melakukannya.

‫ي‬
ُّ ‫ي اوالت ِْرمِ ِذ‬ ‫ ار اواهُ أاحْ امدُ اوالنَّ ا‬.ُ‫سلَّ ام ْال ُم اح ِل ال او ْال ُم احلَّ ال لاه‬
ُّ ِ‫سائ‬ ‫علا ْي ِه او ا‬ َّ ‫صلَّى‬
‫َّللاُ ا‬ ‫َّللا ا‬ ُ ‫ لاعانا ار‬: ‫ع ْن اب ِْن ام ْسعُو ٍد قاا ال‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ ‫ ا‬.

Dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata, “Rasulullah Saw. melaknat orang yang melakukan
nikah muhallil dan orang yang untuknya dilakukan nikah muhallil.” (HR. Ahmad,
Nasa’i dan Tirmidzi(

Orang yang melakukan nikah tahlil itu sama saja dengan orang yang
mempermainkan tujuan pernikahan. Pernikahan dilakukan bukan untuk membantu
orang lain supaya bisa rujuk dengan mantan isterinya. Meskipun niatnya baik, tapi
caranya adalah haram. Orang yang melakukan nikah tahlil, apapun tujuannya, adalah
berdosa. Ia memperoleh sebutan yang amat buruk oleh pribadi yang paling mulia
(Rasulullah Saw), sebutan ini menunjukkan betapa buruk perbuatan orang tersebut.

‫ بالاى ياا‬: ‫ار ؟ قاالُوا‬ ِ ‫ أ ا اَل أ ُ ْخ ِب ُر ُك ْم ِبالتَّي ِْس ْال ُم ْستا اع‬: ‫سلَّ ام‬
‫علا ْي ِه او ا‬ َّ ‫صلَّى‬
‫َّللاُ ا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬
‫َّللا ا‬ ‫ع ْقباةا ب ِْن ا‬
ُ ‫ قاا ال ار‬: ‫عامِ ٍر قاا ال‬ ُ ‫ع ْن‬
‫او ا‬
ْ‫ ار اواهُ ابْنُ اما اجه‬.ُ‫َّللاُ ْال ُم اح ِل ال او ْال ُم احلَّ ال لاه‬
َّ ‫ لاعانا‬،ُ‫ ه اُو ْال ُم اح ِلل‬: ‫ قاا ال‬.‫َّللا‬َِّ ‫سو ال‬ ُ ‫ر‬.
‫ا‬

Dan dari ‘Uqbah bin ‘Amir, dia berkata, “Rasulullah Saw. bersabda,
“Tidakkah kalian ingin aku beritahu tentang pejantan yang dipinjamkan?” Mereka
berkata, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Itulah orang yang melakukan
nikah muhallil. Allah melaknat orang yang melakukan nikah muhallil dan orang yang
baginya dilakukan nikah muhallil.” (HR. Ibnu Majah)

Bahkan beliapun menyampaikan bahwa baik orang yang melakukan nikah


tahlil maupun orang yang untuknya dilakukan nikah tahlil adalah dilaknat Allah swt.

‫ي‬
ُّ ‫ي اوالت ِْرمِ ِذ‬ ‫ ار اواهُ أ ا ْح امدُ اوالنَّ ا‬.ُ‫سلَّ ام ْال ُم اح ِل ال او ْال ُم احلَّ ال لاه‬
ُّ ِ‫سائ‬ ‫علا ْي ِه او ا‬ َّ ‫صلَّى‬
‫َّللاُ ا‬ ‫َّللا ا‬ ُ ‫ لاعانا ار‬: ‫ع ْن اب ِْن ام ْسعُو ٍد قاا ال‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ ‫ ا‬.

Dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata, “Rasulullah Saw. melaknat orang yang melakukan
nikah muhallil dan orang yang untuknya dilakukan nikah muhallil.” (HR. Ahmad,
Nasa’i dan Tirmidzi(

Hikmah dilarangnya nikah tahlil

Berdasarkan beberapa keterangan di atas, antara hikmah dilarangnya nikah


tahlil adalah sebagai berikut:

• Tujuan pernikahan adalah suci. Nikah yang main-main, apapun tujuannya


adalah haram. Pelakunya dilaknat oleh Allah.
• Seorang suami maupun isteri hendaknya berusaha sebaik mungkin
melaksanakan kewajiban masing-masing dengan sebaik-baiknya. Dengan
demikian, talak bisa dihindari sejauh-jauhnya.
• Seorang suami hendaknya berpikir dengan jernih terlebih dahulu sebelum
memutuskan suatu perkara. Talak adalah pilihan terakhir yang diharapkan
mampu memberikan solusi. Oleh karena itu, talak tidak boleh dijadikan sebagai
sarana pelampiasan amarah, yang kemudian akan menjadi penyesalan.1

1 Ahda Bina, Pernikahan Tahlil, https://www.ahdabina.com/nikah-tahlil/, 7 Juli 2019


c. Nikah Syighar

Yang dimaksud nikah syighar yaitu seorang ayah (wali) Menikahkan


putrinya/saudarinya dengan seorang pria dengan syarat agar pria tersebut menikahkan
ayah/ wali calon istrinya dengan putri atau saudari perempuan tersebut dan tanpa meng
gunakan mahar. Pernikahan semacam ini diharamkan dalam islam, sebagaimana sabda
rasulullah saw.
“tidak ada nikah syighar dalam islam.” ( HR muslim dari Ibnu Abas, Ibnu
Majah, dan Anas bin Malik )
Dalam riwayat ibnu majah dari ibnu umar di jelaskan
“rasulullah saw. Melarang nikah syighar, dan contoh kawin syighar yaitu
seorang laki-laki berkata pada temannya, kawinkanlah putrimu atau saudarimu
dengan saya, nanti saya kawinkan putrimu dengan putriku atau saudariku dengan
syarat kedua-duanya bebas mahar.”
Nikah syighar diharamkan oleh ajaran islam karena:
• Dalam nikah syighar tidak ada mahar.
• Dalam nikah syighar, istri tidak mendapat manfaat apa-apa, sebab pemberian
oleh suami dimanfaatkan oleh ayah atau walinya.
• Pemberian anak perempuan tidak berfungsi sebagai mahar.
• Pelaksanaan nikah syighar bersyarat kalau calon suami memberikan putrinya
atau saudarinya kepada calon mertua.2

2
DRS. KH. Miftah Faridl, 150 masalah nikah keluarga (Jakarta: Gema Insani,1999) hal.53
Daftar Pustaka

https://www.ahdabina.com/nikah-tahlil/

Faridl, Miftah, 150 masalah nikah keluarga (Jakarta: Gema Insani,1999)

Anda mungkin juga menyukai