ك ۗقَا َ۠ل اَنَ۠ا َ۠ ُ ّل تَ ْس ُج َ۠د اِ ْ۠ذ ا َ َم ْرت َ۠ َ ك ا َ۠ قَا َ۠ل َم۠ا َم َن َع
۠ن ِطيْن ْ۠ ار َو َخلَ ْقتَه۠ ِم۠ ن َن ْ۠ ي ِم ْ۠ َخيْر۠ ِ ِّم ْن ۠هُ َخلَ ْقتَ ِن
yang artinya, “(Allah) berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu
(sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku
menyuruhmu?’ (Iblis) menjawab, ‘Aku lebih baik daripada dia.
Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari
tanah'.”
Akibatnya, Iblis ditetapkan Allah sebagai makhluk yang durhaka
kepada-Nya, serta menjadi musuh manusia yang beriman.
Kikis Kebaikan
Rasulullah SAW dalam sebuah hadis bersabda, “Melepaskan dua ekor
serigala yang kelaparan di kandang kambing tidak lebih besar
bahayanya dibandingkan dengan seorang Muslim yang rakus
terhadap harta dan dengki terhadap agama. Sesungguhnya, dengki
itu memakan habis kebaikan, seperti api melalap habis kayu.” (HR at-
Tirmidzi).
Pesan Nabi SAW sangat jelas. Hindarilah sifat iri dan dengki. Sebab,
keduanya dapat menyebabkan gelap mata dan tumpulnya kepekaan
nurani. Dalam Alquran, Allah berfirman, yang artinya, “Dan janganlah
kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada
sebagian kamu atas sebagian yang lain.”
Picu Fitnah
Seseorang yang dengki biasanya membuat fitnah atau berita buruk
terhadap sasarannya. Bahkan, apabila orang yang tidak disukainya
itu tidak melawan, tetap saja si pendengki memikirkan seribu satu
cara guna menyingkirkannya sama sekali.