Anda di halaman 1dari 6

Tafsir Surat Al-Lahab, ayat 1-5

- October 27, 2015


‫) َسَيْص َلى َن اًر ا َذ اَت َلَهٍب‬2( ‫) َم ا َأْغ َنى َع ْنُه َم اُلُه َو َم ا َك َسَب‬1( ‫َتَّبْت َيَد ا َأِبي َلَهٍب َو َتَّب‬
)5( ‫) ِفي ِج يِد َها َح ْبٌل ِم ْن َم َسٍد‬4( ‫) َو اْم َر َأُتُه َح َّم اَلَة اْلَح َطِب‬3(
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah
kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang
bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.
‫ َعْن َع ْم ِرو‬، ‫ َح َّد َثَنا اَأْلْع َم ُش‬،‫ َح َّد َثَنا َأُبو ُم َعاِو َي َة‬، ‫ َح َّد َثَنا ُم َح َّم ُد ْبُن َس اَل ٍم‬: ‫َقاَل اْلُبَخ اِرُّي‬
‫ َأَّن الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َخ َرَج‬:‫ َع ِن اْبِن َع َّباٍس‬،‫ َعْن َسِع يِد ْبِن ُج َبْيٍر‬،‫ْبِن ُم ّر ة‬
‫ "َأَر َأْيُتْم‬: ‫ َفَق اَل‬، ‫ َفاْج َتَم َعْت ِإَلْيِه ُق َرْيٌش‬."‫ "َيا َص َباَح اَه‬:‫ َفَصِع َد اْلَج َبَل َفَناَد ى‬، ‫ِإَلى اْلَبْطَح اِء‬
‫ "َفِإِّني‬: ‫ َقاَل‬. ‫ َنَعْم‬:‫ َقاُلوا‬." ‫ َأَك ْنُتْم ُتَص ِّد ُقوِني؟‬،‫ِإْن َح دثتكم َأَّن اْلَعُد َّو ُم صبحكم َأْو ُمْم سيكم‬
:‫ َف َأْنَز َل ُهَّللا‬. ‫ َأِلَه َذ ا َج َم ْع َتَن ا؟ َتًّب ا َل َك‬:‫ َفَق اَل َأُب و َلَهٍب‬." ‫نذيٌر َلُك ْم َبْيَن َيَدْي َع َذ اٌب َش ِد يٍد‬
‫{َتَّبْت َيَد ا َأِبي َلَهٍب َو َتَّب } ِإَلى آِخ ِرَها‬
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salam, telah
menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Amr
ibnu Murrah, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi Saw. keluar menuju ke Lembah
Batha, lalu menaiki bukit yang ada padanya dan berseru, "Awas ada musuh di pagi hari ini!" Maka
orang-orang Quraisy berkumpul kepadanya dan beliau bersabda: "Bagaimanakah pendapat kalian
jika aku sampaikan berita kepada kalian bahwa musuh akan datang menyerang kalian di pagi atau
petang hari, apakah kalian akan percaya kepadaku?” Mereka menjawab, "Ya.” Nabi Saw. bersabda,
"Maka sesungguhnya aku memperingatkan kepada kalian akan datangnya azab yang keras.” Maka
Abu Lahab berkata, "Celakalah kamu ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami." Maka Allah
Swt. menurunkan firman-Nya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan
binasa. (Al-Lahab: 1), hingga akhir surat
Menurut riwayat yang lain, disebutkan bahwa lalu Abu Lahab menepiskan kedua tangannya seraya
berkata, "Celakalah kamu sepanjang hari ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami?" Maka
Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia
akan binasa. (Al-Lahab: 1)
Konteks riwayat pertama menunjukkan pengertian kutukan terhadap Abu Lahab, sedangkan konteks
riwayat kedua menunjukkan pengertian pemberitaan tentang sikap Abu Lahab. Abu Lahab adalah
salah seorang paman Rasulullah Saw., nama aslinya ialah Abdul Uzza ibnu Abdul Muttalib, dan
nama kunyahnya (gelarnya) ialah Abu Utaibah. Sesungguhnya dia diberi julukan Abu Lahab tiada
lain karena wajahnya yang cerah. Dia adalah seorang yang banyak menyakiti Rasulullah Saw., sangat
membenci dan meremehkannya serta selalu memojokkannya dan juga memojokkan agamanya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Abul Abbas, telah
menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Abu Zanad, dari ayahnya yang mengatakan bahwa
telah menceritakan kepadaku seorang lelaki yang dikenal dengan nama Rabi'ah ibnu Abbad, dari
Banid Dail, pada mulanya dia adalah seorang jahiliah, lalu masuk Islam. Dia mengatakan bahwa ia
pernah melihat Nabi Saw. bersabda di masa Jahiliah di pasar Zul Majaz:
»‫«َيا َأُّيَها الَّناُس ُقوُلوا اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا ُتْفِلُح وا‬
Hai manusia, ucapkanlah, "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, " niscaya kamu
beruntung.
Sedangkan orang-orang berkumpul mengerumuninya. Dan di belakangnya terdapat seorang yang
berwajah cerah, bermata juling, dan rambutnya berkepang. Orang itu mengatakan, "Sesungguhnya
dia adalah orang pemeluk agama baru lagi pendusta." Orang yang berwajah cerah itu selalu
mengikuti Nabi Saw. ke mana pun beliau pergi. Aku bertanya mengenainya, maka dijawab bahwa
orang itu adalah pamannya sendiri, bernama Abu Lahab.
Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya pula melalui Syuraih, dari Ibnu Abuz Zanad, dari
ayahnya, kemudian disebutkan hal yang semisal. Abu Zanad bertanya kepada Rabi'ah, "Apakah saat
itu engkau masih anak-anak?" Rabi'ah menjawab, "Tidak, bahkan demi Allah, sesungguhnya aku di
hari itu telah 'aqil lagi dapat mengangkat qirbah." Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara
munfarid.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Husain ibnu Abdullah ibnu
Ubaidillah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rabi'ah ibnu Abbas Ad-Daili
mengatakan, "Sesungguhnya saat ia bersama ayahnya —telah berusia remaja— melihat Rasulullah
Saw. mendatangi tiap kabilah, sedangkan di belakang beliau terdapat seorang lelaki yang bermata
juling, berwajah cerah, dan berambut lebat. Rasulullah Saw. berdiri di hadapan kabilah, lalu
bersabda:
‫«َي ا َبِني ُفاَل ٍن ِإِّني َر ُس وُل ِهَّللا ِإَلْيُك ْم آُم ُر ُك ْم َأْن َتْعُب ُدوا َهَّللا اَل ُتْش ِرُك وا ِب ِه َش ْيًئا َو َأْن‬
»‫ُتَص ِّد ُقوِني َو َتْم َنُعوِني َح َّتى ُأَنِّفَذ َع ِن ِهَّللا َم ا َبَعَثِني ِبِه‬
Hai Bani Fulan, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian aku memerintahkan kepada
kalian untuk menyembah Allah dan janganlah kalian persekutukan Dia dengan sesuatu pun;
benarkanlah aku dan belalah aku hingga aku dapat melaksanakan semua yang diutuskan oleh Allah
kepadaku.
Apabila Rasulullah Saw. selesai dari ucapannya, maka lelaki itu berkata dari belakangnya, "Hai Bani
Fulan, orang ini menginginkan agar kalian memecat Lata dan 'Uzza serta jin teman-teman kalian dari
kalangan Bani Malik ibnu Aqyasy dan mengikuti bid'ah dan kesesatan yang disampaikannya. Maka
janganlah kalian dengar dan jangan pula kalian ikuti."
Aku bertanya kepada ayahku, "Siapakah orang ini?" Ayahku menjawab, bahwa dia adalah pamannya
yang dikenal dengan nama Abu Lahab. Imam Ahmad dan Imam Tabrani telah meriwayatkan pula
dengan lafaz yang sama.
*******************
Firman Allah Swt:
}‫{َتَّبْت َيَد ا َأِبي َلَهٍب‬
Binasalah kedua tangan Abu Lahab. (Al-Lahab: 1)
Yakni merugi, kecewa, dan sesatlah (sia-sialah) amal perbuatan dan usahanya.
} ‫{َو َتَّب‬
dan sesungguhnya dia akan binasa. (Al-Lahab: 1)
Yaitu sesungguhnya dia celaka dan telah nyata merugi dan binasa.
Firman Allah Swt.:
} ‫{َم ا َأْغ َنى َع ْنُه َم اُلُه َو َم ا َك َسَب‬
Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan apa yang ia usahakan. (Al-Lahab: 2)
Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt: dan apa yang
ia usahakan. (Al-Lahab: 2) Maksudnya, anaknya. Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari
Aisyah, Mujahid, Ata, Al-Hasan, dan Ibnu Sirin.
Telah diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ketika Rasulullah Saw. menyeru kaumnya kepada iman.
Abu Lahab berkata, "Jika apa yang dikatakan oleh keponakanku ini benar, maka sesungguhnya aku
akan menebus diriku kelak di hari kiamat dari azab dengan harta dan anak-anakku." Maka turunlah
firman Allah Swt.: Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan". (Al-
Lahab: 2)
Adapun firman Allah Swt.:
}‫{َسَيْص َلى َناًر ا َذ اَت َلَهٍب‬
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. (Al-Lahab: 3)
Yakni neraka yang apinya berbunga, menyala dengan hebatnya, dan sangat membakar.
}‫{َو اْم َر َأُتُه َح َّم اَلَة اْلَح َطِب‬
Dan (begitu pula) istrinya pembawa kayu bakar. (Al-Lahab: 4)
Istri Abu Lahab dari kalangan wanita Quraisy yang terhormat dan termasuk pemimpin kaum
wanitanya bernama Ummu Jamil, nama aslinya ialah Arwah binti Harb ibnu Umayyah, saudara
perempuan Abu Sufyan. Dia membantu suaminya dalam kekufuran dan keingkarannya terhadap
perkara hak yang dibawa oleh Nabi Saw. Karena itulah maka kelak di hari kiamat ia menjadi
pembantu yang mengazabnya dalam di neraka Jahanam. Di dalam firman berikutnya disebutkan:
} ‫{َح َّم اَلَة اْلَح َطِب ِفي ِج يِد َها َح ْبٌل ِم ْن َم َسٍد‬
pembawa kayu bakar, yang di lehernya ada tali dari sabut. (Al-Lahab: 4-5)
Yaitu memanggul kayu bakar, lalu melemparkannya kepada suaminya agar api yang membakarnya
bertambah besar; istrinya memang diciptakan untuk itu dan disediakan untuk membantu
mengazabnya.
} ‫{ِفي ِج يِد َها َح ْبٌل ِم ْن َم َسٍد‬
Yang di lehernya ada tali dari sabut. (Al-Lahab: 5)
Menurut Mujahid dan Urwah, makna yang dimaksud ialah berupa api neraka. Diriwayatkan pula dari
Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, As-Sauri, dan As-Saddi sehubungan dengan makna firman-
Nya: pembawa kayu bakar. (Al-Lahab: 4) Bahwa istri Abu Lahab gemar berjalan menghamburkan
fitnah (hasutan). Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Atiyyah Al-Jadah, Ad-Dahhak, dan Ibnu Zaid, bahwa
istri Abu Lahab meletakkan ranting-ranting berduri di jalan-jalan yang dilalui oleh Rasulullah Saw.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa istri Abu Lahab mengejek Nabi Saw. sebagai orang yang fakir, dan dia
pernah mencari kayu bakar, oleh karena itulah maka ia dijuluki dengan sebutan 'Hammalatal
Hatab' sebagai cemoohan terhadapnya. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir,
tetapi dia tidak menisbatkannya kepada siapa pun. Pendapat yang benar adalah yang pertama; hanya
Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Sa'id ibnul Musayyab mengatakan bahwa dahulu istri Abu Lahab mempunyai sebuah kalung yang
mewah, lalu ia mengatakan, "Sesungguhnya aku akan membelanjakan kalung ini (menjualnya) untuk
biaya memusuhi Muhammad Saw." Maka Allah menghukumnya dengan tali dari api neraka yang
dikalungkan di lehernya (kelak di hari kemudian).
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada
kami Waki', dari Sulaim maula Asy-Sya'bi, dari Asy-Sya'bi yang mengatakan bahwa al-
masadd artinya sabut. Urwah ibnuz Zubair mengatakan bahwa al-masadd artinya rantai yang
panjangnya tujuh puluh hasta. Telah diriwayatkan pula dari As-Sauri bahwa makna yang dimaksud
ialah sebuah kalung api yang panjangnya tujuh puluh hasta.
Al-Jauhari mengatakan bahwa al-masadd adalah sabut, dan al-masadd juga berarti tali yang terbuat
dari sabut atau kulit pohon, dan adakalanya terbuat dari kulit unta atau bulunya. Dalam bahasa Arab
disebutkan masadtul habla atau amsuduhu masdan, artinya ialah engkau pintal tali itu dengan
pintalan yang baik.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang di lehernya ada tali dari sabut.
(Al-Lahab: 5) Yakni pasung leher yang terbuat dari besi, tidakkah engkau perhatikan bahwa orang-
orang Arab menyebut anak unta yang pertama masad?
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku dan Abu Zar'ah, keduanya
mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnuz Zubair Al-Humaidi, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu KaSir, dari Abu
Badras, dari Asma binti Abu Bakar yang mengatakan bahwa ketika diturunkan firman Allah
Swt.: Binasalah kedua tangan Abu Lahab. (Al-Lahab: 1) Maka datanglah wanita yang bermata juling
(yaitu Ummu Jamil binti Harb) seraya menyumpah-nyumpah, sedangkan tangannya memegang batu
seraya mengucapkan kata-kata bersyair, "Dia telah mencela agama nenek moyang kami, agamanya
kutolak dan perintahnya kutentang."
Saat itu Rasulullah Saw. sedang duduk di masjid ditemani sahabat Abu Bakar. Ketika sahabat Abu
Bakar melihat Ummu Jamil, ia berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, Ummu Jamil datang,
dan aku mengkhawatirkan keselamatanmu bila dia melihatmu." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Dia
tidak akan dapat melihatku.
Dan Nabi Saw. membaca suatu ayat Al-Qur'an sebagai perlindungan buat dirinya, sebagaimana yang
disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
‫َو ِإذا َقَر ْأَت اْلُقْر آَن َج َعْلنا َبْيَنَك َو َبْيَن اَّلِذ يَن اَل ُيْؤ ِم ُنوَن ِباآْل ِخ َر ِة ِح جابًا َم ْس ُتورًا‬
Dan apabila kamu membaca Al-Qur’an, niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang
tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup. (Al-Isra: 45)
Maka Ummu Jamil datang dan berdiri di hadapan Abu Bakar tanpa melihat Rasulullah Saw., lalu
berkata, "Hai Abu Bakar, sesungguhnya aku mendapat berita bahwa temanmu mengejekku." Abu
Bakar menjawab, "Tidak, demi Tuhan Penguasa Ka'bah ini, dia tidak mengejekmu." Maka Ummu
Jamil pergi seraya mengatakan, "Orang-orang Quraisy telah mengetahui bahwa sesungguhnya aku
adalah anak perempuan pemimpin mereka."
Sufyan mengatakan bahwa Al-Walid di dalam hadisnya—atau selain Al-Walid— menyebutkan
bahwa Ummu Jamil terjatuh karena kainnya tersangkut, saat itu ia sedang melakukan tawaf di
Ka'bah, maka Ummu Jamil mengatakan, "Celakalah si pencela itu." Maka Ummu Hakim binti Abdul
Muttalib mengatakan, "Sesungguhnya aku benar-benar wanita yang menjaga kehormatannya, maka
aku tidak berbicara; dan aku adalah seorang wanita pingitan, maka aku tidak mengetahui banyak hal;
dan kita berdua dari kalangan anak-anak sepaman (sepupu), dan orang-orang Quraisy lebih
mengetahuinya."
Sebagian ahli ilmu mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang di lehernya ada tali
dari sabut (Al-Lahab: 5) Yakni di lehernya ada tali dari api neraka Jahanam yang mengangkatnya
sampai ke pinggir neraka Jahanam, lalu ia dilemparkan ke dasarnya. Kemudian dilakukan hal yang
semisal terhadapnya selama-lamanya.
Abu Khattab ibnu Dihyah di dalam kitabnya yang berjudul At-Tanwir mengatakan bahwa telah
diriwayatkan hal yang semisal dan al-masad diartikan dengan tali timba.
Para ulama mengatakan bahwa surat ini merupakan mukjizat dan bukti terang yang menunjukkan
kenabian. Karena sesungguhnya sejak diturunkan firman-Nya: Kelak dia akan masuk ke dalam api
yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar, Yang di lehernya ada tali dari
sabut. (Al-Lahab: 3-5)
Yang memberitakan bahwa keduanya adalah orang yang celaka dan tidak akan mau beriman.
Kemudian kenyataanya memang demikian selama hidupnya, keduanya tidak beriman dan tidak pula
salah seorangnya, baik lahir maupun batinnya, dan baik menyembunyikannya ataupun
melahirkannya. Keduanya sama sekali tidak mau beriman Dan hal ini merupakan bukti paling kuat
yang menunjukkan kebenaran kenabian Nabi Muhammad Saw.

Demikianlah akhir tafsir surat Al-Lahab, segalapuji bagi Allah atas karunia-Nya.

Anda mungkin juga menyukai