Anda di halaman 1dari 2

Kisah Abu Lahab Membuktikan Kebenaran Alquran | Awal Mula Turunnya Surah Al-Lahab

Al-quran merupakan sumber dan rujukan utama umat islam di seluruh dunia. Setiap orang islam pasti
mempercayai bahwa alquran merupakan wahyu yang di dalamnya terkandung petunjuk yang tidak akan
pernah usang hingga hari kiamat. Para ulama sependapat bahwa dari sekian banyak mukjizat yang di
berikan allah SWT kepada nabi Muhammad saw yang terbesar adalah alquran, Kitab suci penyempurna
dari kitab-kitab para nabi sebelumnya.

Setiap orang beriman pasti meneguhkan hatinya untuk menjadikan alquran sebagai sumber kebenaran
mutlak, tapi sayangnya banyak pihak yang ingin mematahkan kebenaran alquran. Mereka datang untuk
mendebat orang-orang islam yang tidak paham, Sehingga fakta yang sesungguhnya dapat dengan
mudah di putar balikkan dengan berbagai kebohongan.

Didalam alquran ada banyak sekali tantangan untuk menguji keasliannya. Pengujian ini pernah dilakukan
pada zaman nabi Muhammad saw ketika awal masa alquran diturunkan, untuk membuktikan bahwa
alquran adalah wahyu dari allah swt dan bukanlah karangan nabi Muhammad saw. Pengujian tersebut di
lakukan pada abu lahab dan istrinya. Lantas bagaimanakah kisahnya ?

Sahabat muslim, Siapa yang tidak mengenal nama Abu Lahab ? setiap orang yang beragama islam tentu
akrab dengan nama yang satu ini. Ia di kenal tidak karena jasa atau kebaikkannya, melainkan karena
kebenciannya yang begitu mendalam terhadap nabi Muhammad saw yang tidak lain adalah
keponakannya sendiri. Abu lahab adalah paman dari Rasulullah. Ia termasuk orang yang paling banyak
menyakiti, membenci, dan mencaci serta merendahkan rasulullah dan agama islam. Tidak hanya abu
lahab, istrinya pun termasuk orang yang menentang dakwah rasulullah. Kisah mereka di abadikan allah
swt di dalam alquran yaitu surah al-lahab sejak pertama-tama islam di sebarkan di kota Makkah.

Menurut hadis yang di riwayatkan oleh al-bukhori, suatu ketika Rasulullah SAW, pergi ke lembah al-
batha dan menaiki bukitnya, kemudian berseru :

“Wahai manusia, datanglah kemari” maka orang-orang quraisy pun berkumpul di sekitar beliau.
Kemudian nabi berkata “ jika aku katakan kepada kalian semua, bahwa ada musuh yang akan
menyerang kalian di waktu pagi dan petang, apakah kalian mempercayaiku ?

Lalu mereka menjawab “ ya”

Kemudian rasulullah melanjutkan : “ maka sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang dikirim
kepada kalian semua sebelum datangnya azab yang sangat pedih.”

Di saat itulah menurut riwayat disebutkan bahwa abu lahab berdiri sambil mengibaskan tangannya dan
berkata : “celakalah bagimu sepanjang hari ini, apakah untuk ini engkau mengumpulkan kami semua di
sini ? ”

Selain itu, abu lahab juga di ceritakan seringkali menunggu orang-orang yang berbicara dengan
rasulullah, kemudian setelah rasulullah pergi ia akan menghampiri dan kemudian memutarbalikkan
fakta. Abu lahab benar-benar gelap mata dan melakukan berbagai kebohongan hanya untuk
menjatuhkan rasulullah saw.
Selain itu istrinya Abu Lahab bernama Ummu Jamil juga sangat memusuhi rasulullah saw. Dikisahkan
pada malam hari ummu jamil kerap kali mengumpulkan kayu berduri untuk di letakkan di jalan-jalan
yang biasa di lalui oleh rasulullah. Maka saat rasulullah lewat pada malam hari atau subuh, akan
menginjak kayu yang berduri itu dan terluka. Tidak hanya itu saja, ummu jamil juga suka mengadu
domba dan menfitnah supaya orang-orang mekah membenci rasulullah saw. Oleh karena itu ia di juluki
sebagai “pembawa kayu bakar”, karena ia suka membakar emosi, mengadu domba dan menimbulkan
kebencian orang-orang Makkah pada islam.

Berkenaan dengan tingkah laku abu lahab dan istrinya, maka turunlah wahyu allah swt yaitu surat al-
lahab yang berarti gejolak api, allah swt menyebutkan bahwa abu lahab beserta istrinya akan di bakar
dalam api neraka. Allah swt berfirman :

“Binasalah kedua tangan abu lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berguna baginya
hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu
pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut yang di pintal. (QS. Al-Lahab : 1-
5)

Surat tersebut menyatakan bahwa abu lahab dan istrinya tidak akan pernah menjadi muslim dan
mengakui islam adalah agama yang benar. Dalam tafsir ibnu katsir di sebutkan bahwa ayat tersebut
menyatakan bahwa Abu lahab dan istrinya, tidak akan pernah beriman secara lahir maupun batin, baik
secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan.

Menariknya, surat al-lahab ini turun ketika Abu Lahab dan istrinya masih hidup. Disebutkan bahwa surat
ini di turunkan 10 tahun sebelum Abu lahab meninggal. Setelah turun, ayat ini tentunya terus dibaca
berulang-ulang dan di hafalkan oleh para sahabat. Sementara abu lahab dan istrinya di tengah-tengah
mereka, dan juga bisa mendengar ayat ini di bacakan.

Pernyataan dalam surat al-lahab ini menjadi pembuktian bahwa sesungguhnya alquran bukanlah
karangan, tetapi benar-benar wahyu yang di turunkan allah swt. Menurut dr. zakir naik, Selama 10 tahun
sejak turunnya wahyu, tentu secara logika bisa saja abu lahab dan istrinya berubah dan mematahkan
pernyataan alquran. Atau seandainya saja mereka berpura-pura memeluk islam dan menerima ajaran
rasulullah saw, dengan begitu tentu saja akan timbul keraguan tentang kebenaran firman allah pada
surat al-lahab di kalangan muslim. Sebab jika abu lahab dan istrinya berpura-pura masuk islam
sekalipun, tentu surat al-lahab yang turun menjadikan alquran tidak benar. Dr. zakir naik pun
menambahkan bahwa pengakuan tersebut sebenarnya sangat mudah bagi Abu Lahab, yang sudah
sering kali berbohong kepada dan tentang Rasulullah SAW.

“Dia hanya perlu berbohong sekali lagi dengan berkata ‘aku seorang Muslim’, Tetapi dia tidak
melakukannya karena penulis Al-Quran adalah Allah SWT yang Maha Tahu bahwa Abu Lahab tidak akan
pernah masuk Islam.

Masya allah, semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah ini. Amin ya rabbal alamin.

Anda mungkin juga menyukai