MUSAILAMAH AL KADZAB
OLEH :
MUHAMMAD FAUZAN ADITHIYA ARDANI
VI A
Kisah Abu Lahab tercantum dalam Al Quran surat Al Lahab (surat ke 111) ayat
satu sampai dengan ayat lima yang artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa
2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan
3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak
4. Dan ( begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar
5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Dalam surat Al-Lahab ini menceritakan Bahwa Abu Lahab dan isterinya
menentang Rasulullah SAW. Keduanya akan celaka dan masuk neraka. Harta Abu
Lahab tak berguna untuk keselamatannya demikian pula segala usaha-usahanya.
Abu Lahab adalah keturunan dari suku Quraisy yang memusuhi, menentang dan
menghalang-halangi perjuanagn dakwah Rasulullah SAW dalam menegakkan
agama Islam di Makah. Abu Lahab selalu menghasud para pengikut Nabi
Muahammad SAW
supaya tidak mengikuti ajaran Nabi. Ia berusaha sedemikian rupa dalam
menghalang-halangi dakwah nabi, ia berupaya merendahkan agama Islam.
Pada suatu ketika Rasulullah SAW naik ke Bukit Shafa sambil berseru: Mari
berkumpul pada pagi hari ini! Maka berkumpullah kaum Quraisy. Rasulullah
itu masih tidak mempercayai mukjizat yang diterima Rasulullah. Mereka tetap
tidak mau beriman.
Abu Jahal Ingin membunuh Rasulullah SAW
Para petinggi Quraisy ingin berunding dengan Rasulullah SAW. Tatkala
Rasulullah SAW berlalu, Abu Jahal dengan sombongnya berkata kepada kaum
Quraisy, Wahai kaum Quraisy! Sesungguhnya Muhammad sebagaimana yang
telah kalian saksikan, hanya ingin mencela agama nenek moyang kita, menuduh
kita menyimpang dari kebenaran serta mencaci tuhan-tuhan kita. Sungguh aku
berjanjiatas nama Allah untuk duduk di dekatnya dengan membawa batu besar
yang mampu aku angkat dan aku hempaskan ke atas kepalanya saat dia sedang
sujud dalam shalatnya. Maka setelah itu, kalian hanya memiliki dua pilihan;
menyerahkanku atau melindungiku. Dan setelah itu, Silakan Bani Abdi Manaf
berbuat apa saja yang mereka mau.
Mereka menjawab, Demi Allah, Demi Allah! Sekali-kali Kami tidak akan
menyerahkanmu. Lakukan apa yang engkau inginkan.
Pagi harinya, Abu Jahal benar-benar mengambil batu besar sebagamana yang ia
katakan, kemudian duduk sambil menunggu Rasulullah SAW, tak berapa lama,
Rasulullah dating sebagaimana biasa. Lalu beliau melakukan shalat sedangkan
kaum Quraisy juga sudah datang dan duduk ditempat mereka berkumpul sambil
menunggu yang akan dilakukan oleh Abu Jahal. Rasul saat sujud, Abu jahal
mengangkat batu besar kemudian berjalan menuju kearah nabi hingga jaraknya
dekat. Akan tetapi anehnya ia berbalik mundur, wajahnya pucat pasi ketakutan.
Tangannya sudah tidak bisa menahan beratnya batu hingga dia melemparkannya.
Menyaksikan hal seperti itu, para pemuka Quraisy bergegas menyongsong dan
bertanyaAda apa denganmu, wahai Abu Jahal.
Aku telah berdiri menuju kearahnya untuk melakukan yang telah ku katakan
semalam, namun ketika aku mendekatinya seakan ada onta jantan yang
menghalangiku. Aku belum pernah melihat onta jantan yang lebih menakutkan
diserang oleh dua pemuda secara serentak pada saat perang Badar dengan
pedangnya hingga dapat membunuhnya. Dua pemuda tersebut bernama Muadz
bin Amr Al-Jamuh dan Muawwid bin Afra.
Artinya: Hai katak (kodok) anak dari dua katak, berkuaklah sesukamu,bahagian
atas engau di air dan bahagian bawah engkau di tanah.
Seorang sasterawan Arab yang ternama yaitu Al Jahiz memberikan penilaian
gubahan Musailamah Al Kadzab ini dalam bukunya yang bernama Al Hayawan
sebagai berikut:Saya tidak mngerti apakah gerangan yang menggerakkan jiwa
Musailamah menyebut katak (kodok) dan sebagainya itu, Alangkah kotornya
gubahan yang dikatakannya sebagai ayat Al Quran itu kepadanya sebagai
wahyu.
Musailamah Al Kadzab menemui kegagalan dalam menandingi Al Quran. Ia
bahkan mendapat cemoohan dan hinaan dari masyarakat.
Musailamah Al Kadzab yang mengaku sebagai nabi ini akhirnya ditumpas maka
terjadilah pertempuran Yamamah pada tahun 12 Hijriyah, yaitu pertempuran
antara pasukan Islam yang dipimpin oleh Kalid abi Walid melawan pasukan
Musailamah Al Kadzab. Dengan pertempuran ini pasukan Islam dapat menumpas
pasukan Musailamah Al Kadzab. Akhirnya Musailamah Al Kadzab berhasil
dibunuh oleh Wahsyi.
Abu Lahab dan Abu jahal adalah seorang yang mempunyai perilaku buruk yaitu
berupa sifat dengki. Dengki atau iri hati adalah sifat dan sikap tidak senang
dengan kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk menghilangkan
kenikmatan itu dari orang lain yang memilikinya.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka dengki adalah
menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) karena iri yang amat sangat kepada
keberuntungan orang lain.
Dengki seperti yang telah dilakukan oleh Abu Lahab dan Abu Jahal adalah sangat
terlarang dalam agama Islam, karena dengki itu akan mengakibatkan malapetaka
dan kehancuran bagi yang dengki itu sendiri maupun kepada orang lain.
Orang yang dengki seperti Abu Lahab dan Abu Jahal ini akan selalu membuat
rencana yang tidak baik terhadap orang yang didengkinya, perasaannya akan
selalu resah dan gelisah yang mendalam karena keberhasilan orang lain, sehingga
ia berusaha sekuat tenaga, daya dan upaya untuk merebutnya.
Perilaku dengki Abu Lahab dan Abu Jahal dalam sejarah yaitu seperti menghasud,
memfitnah,
menghalang-halangi
perjuangan,
menolak
dan
menyanggah
menjerumuskan,
memusuhi,
menjebak
dan
bahkan
ingin
membunuhnya.
Sifat dengki, bukanlah sifatnya orang yang beriman, tetapi sifat ini adalah sifat
Iblis. Orang yang dengki akan mendapat dosa yang besar dari Allah SWT. Islam
mengajarkan untuk saling tolong-menolong. Kita harus menjaga persaudaraan,
saling membantu dan saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan menetapi
kesabaran.
Firman Allah SWT
Artinya:Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah
kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.S Al Maidah
(5): 2)
Artinya: Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran Q.S Al Ashr (103):3)
Oleh karena itu kita harus bisa menghindari perilaku dengki seperti yang telah
dilakukan oleh Abu Lahab dan Abu Jahal karena kedua orang tersebut adalah
orang yang paling jahat dan jelek sekali moralnya, seakan-akan tidak ada lagi
kebaikannya, hatinya tidak terbuka sedikitpun untuk menerima kebenaran.
Makanya kita sebagai muslim jangan sampai mengikuti perilakunya. Kita harus
berdaya upaya untuk menghindari perilaku dengki agar dapat selamat di dunia dan
di akherat kelak.
Artinya: Dan pada hari Kiamat akan melihat orang-orang yang berbuat dusta
terhadap Allah SWT mukanya menjadi hitam. Bahkan dalam neraka jahannam itu
ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri (Q.S. Az Zumar ( 39 ):
60)
Berbohong selain termasuk sifat tercela yang pelakunya akan ditempatkan di
neraka Jahannam, juga merupakan salah satu sifat dari munafik. Dalam hadits
Bukhari Muslim disebutkan:
Artinya: Tanda-tanda orang Munafik ada tiga: apabila berbicara selalu bohong
/ dusta, apabila berjanji tidak ditepati/ menyelisihi, dan apabila dipercaya
berhianat (H.R. Bukhari Muslim).
Perilaku seperti yang dilakukan Musailamah Al Kadzab si Nabi Palsu itu harus
kita hindari. Perilaku yang harus kita pupuk adalah perilaku untuk memperbaiki
iman kita, karena dengan iman yang baik akan membuahkan akhlak yang terpuji
dan dari akhlak yang terpuji akan mewujudkan perbuatan yang terpuji, tegas,
lugas dan tidak akan berbohong.
Orang yang selalu berkata jujur, benar, adil dan terbuka akan memperoleh
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akherat kelak. Oleh karena itu
jauhilah sifat sifat tercela seperti bohong ini dalam kehidupan sehari-hari sebagai
bukti takwa kita terhadap Allah SWT.
Orang yang jujur akan dipercaya orang lain, disukai teman, dicintai Allah SWT
dan Rasul-Nya dan bisa hidup dengan tenang dan nyaman. Akan tetapi sebaliknya
apabila sifat bohong kita lakukan akan membuat kita sendiri rugi. Kita akan
dijauhi teman, dibenci Allah SWT dan rasul-Nya dan akan selalu merasakan
resah, gundah, gelisah dalam hidup dan kehidupannya.