Nama sebenarnya dari Abu Lahab adalah Abdul Uzza ibn Abdul
Muthalib ibn Hisyam ibn Abd Manaf. Jadi ia sendiri adalah anak dari Abdul
Muthalib yang juga merupakan salah satu tokoh Quraisy.
Nama Uzza sendiri merupakan salah satu dari nama berhala yang
disembah kaum Jahiliyah waktu itu. Selain itu ada juga Latta yang sering
disebut-sebut oleh mereka saar bersumpah.
Adapun pemberian lakab Abu Jahal karena diambil dari ciri fisiknya
yang mana wajahnya terlihat sangat putih. Namun, terkadang juga ia
dipanggil dengan sebutan Abu Utbah, yang mana sesuai dengan nama
dari salah satu putranya.
1
Berita kelahiran Muhammad
Pagi itu bulan Rabiul Awal. Saat fajar baru saja menyingsing. Tak
seperti hari-hari biasanya, Abu Lahab bangun agak pagi. Udara segar pagi
hari yang berbaur dengan aroma wangi waktu itu membuatnya terbangun
dan berusaha mencari dari mana sumber keharuman tersebut. Ternyata,
dari budak perempuannya, Tsuwaibah.
Ia kerap kali merawat tuhannya yang tuli dan tidak bisa berbuat apa-
apa tersebut, mulai dari ujung kepala dan kaki berhala Latta dan Uzza ia
bersihkan dengan teliti sebagai bentuk penghormatan anggapannya.
2
Terkadang pula, setelah merawt tuhannya yang hina tersebut, Abu
Lahab pergi ke padang pasir untuk berburu binatang buas. Ia akan merasa
sangat senang kalau bisa membawa hasil tangkapannya pulang.
Walau dikenal sebagai orang yang keras dan suka kehidupan bebas,
sikap kesetiaan dan penyembahannya pada berhala tak pernah redup
sedikit pun. Bahkan, setelah menikah dengan Ummu Jamil bertambah
kuatlah sikap fanatiknya pada berhala.
3
Awal mula permusuhan Abu Jahal kepada Muhammad.
Heran dengan kebiasaan baru Nabi, Shafiyyah yang juga anak dari
Abdul Muthalib yang merupakan bibi Rasulullah akhirnya mendatanginya
dan menanyakan prihal keadaannya. Dan saat ditanya, Nabi pun berkata:
Tidak apa-apa . Aku hanya diberi perintah oleh Allah untuk memberi
peringatan kepada kerabat dekatku.
Akhirnya, para kerabat Nabi saw. pun diundang. Waktu itu, sekitar 45
orang yang datang, termasuk di dalamnya Abu Lahab. Dan sebagai
strategi, Rasulullah waktu itu menyiapkan jamuan makan. Dan barulah
setelah semua selesai menyantap makanannya, Rasulullah kemudian
menyampaikan maksudnya yang intinya memberitahukan bahwa ia telah
diutus oleh Allah untuk menjadi Nabi dan Rasul dan juga menyampaikan
bahwa kelak manusia akan dibangkitkan dan dihisab amalnya.
4
Namun, dalam kisah Abu Lahab ini, bagaimana sikap yang diambil
oleh paman Nabi tersebut? Apakah langsung menerima ajakan Nabi?
Ternyata, seperti dugaan Shafiyyah sebelumnya. Walau ia belum
menunjukkan kemarahannya, ia sudah terang-terangan mengaku tidak
percaya dan menolak ajakan Rasulullah.
Hari demi hari pun berlalu. Sikap Abu Jahal, istrinya, dan Abu Sufyan
tak hentinya menyakiti Rasulullah, mulai dari mencaci maki hingga
melemparkan kotoran di jalan yang dilewati Rasulullah saw. Bahkan ketika
mereka tau Allah swt. menurunkan ayat ancaman bahwa mereka akan
dimasukkan ke dalam neraka, terutama pada Ummu Jamil, dendamnya
pun semakin menjadi-jadi. Ummu Jamil bahkan sampai memerintahkan
kedua anaknya untuk menjauhi putri Muhammad yang telah menjadi
tunangannya.
6
Kesedihan dan amarah Abu Lahab teramat dalam atas peristiwa
kekalahan dalam Perang Badar tersebut. Taka da suasana yang dapat
menenangkan hatinya dari penderitaan tersebut. Amarah tersebut terus ia
pendam dalam hatinya.
Hari demi hari berlalu, penyakit Abu Lahab tak kunjung sembuh,
bahkan semakin parah. Mengapa tidak? Tak ada seorang pun yang mau
mengobatinya. Jangankan mengobati, mendekatinya saja mereka tidak
mau. Tak lama kemudian, tubuhnya semakin kurus, napasnya tak lagi
sempurna. Akhirnya, musah Allah tersebut meninggal sebelum sempat
menyadari perbuatannya.
Sungguh tragis kisah Abu Jahal ini. Karena Utbah dan Mutab tak
berani mendekatinya, mereka pun membiarkan jasadnya membusuk
hingga tiga hari di pembaringan terakhirnya di rumah. Bahkan ketika
dimandikan, anakanya hanya mengguyurnya dengan air dari kejauhan.
Sungguh, janji Allah swt. dalam surat Al Lahab sudah terlihat walau ia
belum masuk neraka.
Itulah akhir kisah Abu Lahab. Janji Allah swt. dalam surat Al Lahab
kini menantinya. Dan sebelum hari yang ditunggu tiba ia juga akan
merasakan beratnya siksa kubur. Nauzu billah min dzalik!
7
KISAH ABU JAHAL
Nama asli Abu Jahal adalah Al-Hakam ibn Hisyam atau yang dikenal
juga dengan Firaun Makkah. Orang Mekah umumnya mengenal pribadinya
sebagai orang yang berwatak keras. Dari raut wajahnya terlihat jelas
bahwa ia memeiliki hati yang keras dan pendendam. Bukan hanya itu,
wajahnya tampak kelam seakan penyakit hati dalam dirinya tak pernah
sembuh. Orang yang bertemu dengannya pasti akan merasa takut dan
miris, karena selain kedudukannya di kalangan kaum kafir Quraisy, juga
karena wataknya yang galak dan berperangai buruk. Bahkan dari
kemampuan face reader saja sudah bisa diketahui bahwa pandangan
matanya yang tajam tampak menakutkan bagi kebanyakan orang. Ia juga
sering mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain. Pokoknya,
siapa saja yang telah mengenal perangainya pasti akan berusaha
menjauhinya, kecuali para sahabatnya yang berwatak sama.
nilah kisah dari manusia yang juga dijuluki Firaum Mekah, walah
badannya tampak tak terlalu tegap dan gagah, tapi sifatnya yang keras
membuat banyak orang takut padanya. Tapi walau demikian, karena
prilakunya yang buruk terhadap Islam, Nabi dan Sahabatnya sehingga ia
harus berakhir di tangan 2 anak muda yang gagah berani dalam perang
badar. Berikut alur singkat kehidupan si durjana ini:
8
pendengki merasa bahwa impiannya untuk menjadi orang nomor satu di
kalangan kaum Quraisy semakin jauh dari kenyataan. Kini,
Salah satu kisah dari keluarga budak yang tak luput dari siksa
majikannya adalah kelurga budak yang terdiri dari Yasir ibn Amir dari
Yaman, dan istrinya Samiyyah bint Khayyath dan juga anaknya Ammar bin
Yasir, mereka merupakan budak dari keluarga Bani Makhzum. Karena
keputusan mereka memeluk Islam sebagai agama baru mereka, hingga
akhirnya mendapat penyiksaan dari para pemuka Quraisy, termasuk di
dalamnya Abu Jahal.
Dalam kisah dari Profil Abu Jahal ini dikisahkan bahwa pada suatu
hari Abu Jahal mengunjungi tempat keluarga Makhzum yang mana di
tempat itu dilakukan penyiksaan terhadap Yasir dan keluarganya. Abu
Jahal terlihat senang sekali melihat meraka kesakitan sambil terbelunggu
oleh rantai besi yang berat. Tubuh dari masing-masing budak itu terlihat
lemas tak berdaya akibat beratnya siksa yang mereka derita. Di samping
itu, majikannya juga sering memberikan siksaan yang tak manusiawi pada
mereka, mereka bahkan sering dijemur di bawah terik panas matahri yang
memanggang kulit. Terkadang pula mereka disiksa dengan diberi
lempengan besi yang sangat panas di tubuh mereka sehingga tampak kulit
mereka melepuh dan mengelupas.
10
dipanggang di bawah terik panas matahari, di atas pasir yang panas,
dengan kalimat Kafirlah dari agama Muhammad. Hinalah dan
campakkanlah Muhammad.! Abu jalah berjanji bahwa jika ia kembali pada
agama lamanya ia akan dibebaskan.
Singkat cerita, Rasulullah saw. pun tiba di Masjidil Haram lalu salat.
Dan karena telah bersumpah sebelumnya, maka Abu Jahal pun bangkit
agar bisa mewujudkan janjinya tersebut, yakni melakukan seperti apa yang
ia katakan sebelumnya. Namun, apa yang terjadi? Ia sama sekali tidak bisa
melancarkan rencananya. Jangankan melakukan seperti apa yang ia
katakan, menghampiri Nabi saja tidak, karena ia seakan dihalangi oleh
dinding yang kuat. Dan tak lama berselang, Allah swt. pun menurunkan
ayat kepada Rasul-Nya:
Di hari yang lain, Abu Jahal kembali melakukan hal yang sama.
Setelah Rasulullah saw. salat, Abu Jahal memandangi Nabi dengan
pandangan sinis. Ia lalu mendekatinya dan berkata dengan suara yang
menandakan bahwa ia sangat benci dengan utusan Tuhan tersebut,
Wahai Muhammad, aku melarangmu salat dan jangan pernah mendekati
tempat ini (Masjidil Haram dan Kabah). Jika kau bersikeras, maka lihatlah
apa yang akan kulakukan kepadamu.
Di hari yang lain lagi Abu Jahal kembali ingin menghentikan rutinitas
Nabi melakukan salat. Namun, setiap kali mau mendekati beliau ia melihat
seekor unta yang sangat besar menghalanginya. Dan bersamaan dengan
ini juga turun surah Al-Alaq ayat 17-19.
Suatu hari, ketika Hamzah bin Abdul Muththalib pulang dari berburu.
Seperti biasa, sebelumnya ia singgah di kabah untuk berdoa kepada
tuhan-tuhannya. Waktu itu ia belum masuk Islam. Akan tetapi saat baru
saja masuk di Masjidil Haram datang seorang wanita dan berkata
kepadanya, Wahai Abu Imarah, seandainya kau melihat apa yang dialami
oleh putra saudaramu, Muhammad, dan mendengar penhinaan yang
dilontarkan Abu Jahal kepadanya, entah apa yang akan kau perbuat
kepadanya.
13
apa-apa, ia mendatangi para pemuka Mekkah yang tengah berkumpul di
Kabah guna menceritakan masalahnya.
Abu Jahal dan juga para pengikutnya tak pernah merasa tenang
selama Islam masih terus tumbuh di tanah leluhur mereka. Di samping itu,
mereka juga sangat benci pada penduduk Yastrib (sekarang Madinah)
karena banyak dari mereka menyatakan sumpah setia kepada Nabi untuk
mendukung dakwahnya dan menjaganya dari segala bencana.
14
setiap kabilah yang bersekongkol mengirimkan seorang pemuda untuk
membunuh Muhammad.
Namun, sayang seribu sayang, karena tak ada yang luput dari
pengawasan Allah swt. akhirnya rencana busuk mereka diketahui oleh
Nabi yang mana disampaikan oleh Jibril. Untuk itu, beliau dipertintahkan
untuk hijrah ke Yastrib yang mana waktuitu ditemani oleh sahabatnya
tercinta, yakni Abu Bakr. Hingga akhrinya rencara Abu Jahal tesebut lagi-
lagi gagal dan berujung kekesalan.
Seperti halnya dalam film perang, dalam kisah perang badar ini, saat
dua pasukan saling berhadapan dan siap menyerang, dimulai dengan
pemanasan yang mana pertama dilakukan duel antara 3 kaum kafir dan 3
dari kamu Muhajirin. Dari kamu kafir ada Utbah dan Syaibah serta al-Walid
ibn Utbah, sedang dari pihak muslim ada Hamzah ibn Abdul Muththalib, Ali
ibn Abu Thalib, dan Ubaidah ibn Al-Harits. Hingga akhirnya, pada waktu itu
Syaibah dan Al-Walid bisa terbunuh, hanya saja Utbah tidak dan berhasil
melukai Al-Harits.
Kemudian, perang pun akhirnya pecah Waktu itu, Abu Jahal mengambil
peran sebagai pemimpin kaum kafir, sedang Ali ibn Abu Thalib sebagai
pemimpin kaum muslim.
Dalam profil dan kisah Abu Jahal ini dikisahkan bahwa ketika perang
berkecamuk dimana waktu itu sang pemimpin kafir berdiri dengan
angkuhnya sambil menghunus pedangnya, tanpa ia sadari ada dua anak
muda yang sedang mengawasinya, mengendap-ngendap sambil sesekali
mengayungkan pedangnya untuk bisa mendekati dedengkot kafir tersebut.
Kedua anak yang dimaksud tersebut adalah Muaz ibn Amr ibn Jamuh
dan Muaz ibn Afra. Mereka sebelumnya telah mendengar tentang
kejahatan dan kebengisan pemimpin kafir tersebut. Karenanya, keduanya
sangat berhasrat ingin menghabisi Abu Jahal dengan pedang mereka
sendiri.
Akhirnya. Perang Badar pun berakhir yang mana umat muslim menjadi
pemenangnya. Setelah perang tersebut usai, Rasulullah saw. menanyakan
keberadaan Abu Jahal. Beliau lalu berkata, Carilah orang yang kedua
lututnya terluka. (ucapan nabi ini juga mengisyaratkan mukjizat
kenabiannya karena mampu mengetahui ciri-ciri kematian Abu Jahal walau
tak menyaksikan proses terbunuhnya). Dan Abdullah ibn Masud pun
mencarinya di antara mayat-mayat kaum kafir yang bergelimpangan.
Akhirnya ia melihat orang yang ciri-cirnya disebutkan oleh Nabi tersebut,
dan ternyata betul, orang yang kedua lututnya terluka karena sabetan
16
pedang dan sedang mengalami sakratul maut tersebut adalah si Abu
Jahal. Ibn Masud pun lalu menginjak dadanya dan berkata, Allah telah
menghinakanmu, wahai musuh Allah!
Akhir dari kisah Abu Jahal Amr Bin Hisyam ini sungguh tragis.
Setelah meningga dunia, Ibn Masud lalu memenggal kepalanya lalu
membawanya ke hadapan Nabi Muhammad saw. Itulah cerita sebenarnya
dari orang yang dijuluki Firaun Makkah, yang terkapar tak berdaya hanya
karena serangan dua pemuda muslim.
17
KISAH MUSAILAMAH
18
Keinginan untuk dianggap Nabi ini muncul ketika di perjalanan pulang
dari Madinah. Bani Hanifah terhitung sebagai kelompok yang besar
disbanding golongan-golongan yang lain. Pada suatu saat Musailamah
mengatakan kepada Bani Hanifah, Aku ingin tahu kenapa orang Quraisy
lebih banyak dibanding kalian untuk menjadi khalifah dan imam?
Musailamah berserapah bahwa jumlah Bani Quraisy tidak lebih banyak dari
Bani Hanifah. Bani Hanifah memiliki banyak daerah, wilayah, dan asset.
Bahkan Bani hanifah memiliki keberanian yang tinggi.
19
Kesesatan Musailamah semakin menjadi-jadi. Kepada orang-orang
Musailamah menyatakan telah membebaskan mereka dari kewajiban salat
Subuh dan salat Magrib. Musailamah betul-betul mengingkari bahwa Nabi
Muhammad SAW adalah Nabi terakhir.
20