Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan diri
dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira
beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 th Nabi dianggkat
menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan
Malaikat jibril yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Ketika Nabi berada di gua Hira datang malaikat Jibril dan memeluk Nabi sambil berkata
"Bacalah". Jawab Nabi "Aku tidak dapat membaca" Lantas Malaikat memegangi dan
merangkul Nabi hingga sesak kemudian melepaskannya dan berkata lagi "Bacalah".
Jawab Nabi"Aku tidak bisa membaca". Lantas Malaikat memegangi dan merangkulnya
lagi sampai ketiga kalinya sampai Nabi merasa sesak kemudian melepasknnya. Lalu Nabi
bersedia mengikutinya (Surat Al-Alaq ayat 1-5). QS 96 : 1-5)
Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati yang bergetar lalu pulang dan menemui
Khadijah (isterinya) untuk minta diselimutinya. Beliau diselimuti hingga tidak lagi
menggigil tapi khawatir akan keadaan dirinya.
Khadijah menemui Waraqah bin Naufal dan menceritakan kejadian yang dialami oleh
Nabi. Waraqah menanggapi "Maha suci, Maha suci, Dia benar-benar nabi umat ini,
katakanlah kepadanya, agar dia
berteguh hati.
Pilihan Allah :
Pada awal tahun menginjak usia 40 tahun, Rasulullah sering menyendiri di gua Hira
untuk beribadah, bertahanuts {menyendiri} dan memikirkan kondisi kejahiliyahan
masyarakat kala itu.
Lalu Jibril datang dengan membawa wahyu yang dibebankan pada beliau untuk
disampaikan pada umatnya, Ia telah diangkat Allah menjadi Rasul.
Babak baru dakwah dimulai. Dengan keimanan dan keikhlasan yang tinggi Rasulullah
memulai dakwahnya sembunyi-sembunyi. Orang pertama mengimani beliau adalah
istrinya. lalu ali bin Abi thalib, Abu bakar, Usman Bin Affan, Abdurrahman Bin Auf,
Talhah bin Ubaidillah, Sa'ad bin Abi waqash dan Zubair bin Awam. Lalu Abu Ubaidah
bin Al Jarah. Karena permusuhan yang sangat keras dari kafir Quraiys, dakwah kaum
muslim dilakukan dengan sembunyi. Jika ingin shalat mereka pergi ke celah-celah
gunung di Makkah. Keadaan ini berjalan selama 3 tahun. Sementara itu Islam semakin
meluas di kalangan penduduk Mekkah.
Dakwah berkembang , dari sembunyi-sembunyi menjadi terang--terangan QS Al Hijr :
94.
3.Ujian untuk Rasulullah :
1. Ejekan , penghinaan dan pelecehan terhadap ajaran Rasulullah
2. Propaganda, Black campaign terhadap Islam dan pengikutnya
3. Melawan Al Qur'an dengan dongeng-dongeng palsu
4. tawaran -tawaran keduniawian
5. Tekanan psikologis sampai dengan tribulasi. Puncaknya kaum Muslimin terpaksa
hijrah ke Madinah
6. Pemboikotan oleh seluruh kabilah arab terhadap kaum Muslim, bani Hasyim dan bani
Tamim
7. Meninggalnya dua mutiara , pamannya Abu Thalib dan Khadijah istrinya
8. Dipukuli dan dilempari batu hingga berdarah saat berdakwah di Thaif.
Setelah beberapa ujian ini berlalu, lalu Allah menghiburnya dengan perintah Isra' Mi,raj
sampai ke Sidratul Muntaha.
Nabi wafat di usia 63 tahun. Sebagian besar menyebutkan beliau meninggal pada tgl 12
Robiul awal 11 Hijriyah atau 9 juni 632 M.
Syariat Islam meletakkan kewajipan birrul walidain menempati ranking ke-dua setelah
beribadah kepada Allah SWT. dengan mengesakan-Nya. Dalil-dalil Shahih dan Sharih
(jelas) banyak sekali, diantaranya terdapat tiga ayat yang menunjukkan kewajipan yag
khusus untuk berbuat baik kepada kedua orang tua:
Dan hendaklah kamu beribadat kepada Allah dan janganlah kamu sekutukan Dia
dengan sesuatu apa jua dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua ibu bapa.
(QS. An Nisa : 36).
Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah
mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal
mengandung hingga akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam
masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua
ibubapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk menerima
balasan). (QS. Luqman : 14).
Berkata Ibnu Abbas mudah-mudahan Allah meridhoinya, Tiga ayat dalam Al Quran
yang saling berkaitan dimana tidak diterima salah satu tanpa yang lainnya, kemudian
Allah menyebutkan diantaranya firman Allah SWT.: bersyukurlah kepadaKu dan
kepada kedua ibubapamu, Berkata beliau. Maka, barangsiapa yang bersyukur
kepada Allah akan tetapi dia tidak bersyukur pada kedua ibubapanya, tidak akan
diterima (rasa syukurnya) dengan sebab itu.[iii].
Berkaitan dengan ini, Rasulullah SAW. bersabda: Keridhaan Rabb (Allah) ada pada
keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada pada kemurkaan orang tua
(HR. Tirmidzi)[iv].
Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman Abdillah Ibni Masud
ra Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW amal apa yang paling di cintai disisi
Allah ? Rasulullah bersabda Solat tepat pada waktunya. Kemudian aku tanya lagi
Apa lagi selain itu ? bersabda Rasulullah Berbakti kepada kedua orang tua Aku
tanya lagi Apa lagi ?. Jawab Rasulullah Jihad dijalan Allah. (HR. Bukhari dan
Muslim)
Ini tidak beerti jika melakukan Solat tepat pada waktu dan jihad fisabilillah menafikan
kewajipan birrul walidain kerana Rasulullah SAW. pernah menolak permohonan salah
seorang sahabat untuk jihad fisabilillah kerana masalah hubungan dengan kedua ibu
bapanya. Lantas Rasulullah SAW. memerintahkan beliau segera pulang menyelesaikan
permasalahan tersebut dahulu.
2. ( doa mereka mustajab)
Di antara buktinya adalah kisah ulama besar hadits yang sudah maruf di tengah-tengah
kaum muslimin, Imam Bukhari rahimahullah. Beliau buta sewaktu kecil lalu ibunya
seringkali berdoa agar Allah SWT. memulihkan penglihatan beliau.
Suatu malam di dalam mimpi, ibunya melihat Nabi Allah, al-Khalil, Ibrahim alaihis
salam yang berkata kepadanya, Wahai wanita, Allah telah mengembalikan penglihatan
anakmu karena begitu banyaknya kamu berdoa.
Pada pagi harinya, ia melihat anaknya dan ternyata benar, Allah telah mengembalikan
penglihatannya.[v]
Hal di atas menunjukkan benarnya sabda Rasul kita shallallahu alaihi wa sallam akan
manjurnya doa orang tua pada anaknya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa
seorang musafir. (HR. Al Baihaqi[vi])
4. Bukan beerti membalas budi kerana jasa mereka tidak mungkin terbalas
Seorang anak tidak akan dapat membalas budi baik ayahnya, kecuali bila ia
mendapatkan ayahnya sebagai hamba, lalu dia merdekakan. (HR. Muslim)
5. Al ummu hiya ahaqu suhbah (prioriti untuk mendapat perlakuan yang lebih dekat
dari kedua orang tua ialah ibu)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, Datang seseorang kepada
Rasulullah SAW. dan berkata, Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus
berbakti pertama kali ? Nabi SAW. menjawab, Ibumu! Orang tersebut kembali
bertanya, Kemudian siapa lagi ? Nabi SAW. menjawab, Ibumu! Ia bertanya lagi,
Kemudian siapa lagi? Nabi SAW. menjawab, Ibumu!, Orang tersebut bertanya
kembali, Kemudian siapa lagi, Nabi SAW. menjawab, Bapakmu (HR. Bukhari
dan Muslim)
6. Taat kepada orang tua adalah salah satu penyebab masuk Syurga.
Dari Abu Bakrah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, Mahukah kalian
kuberitahukan dosa besar yang terbesar? Para Sahabat menjawab, Tentu mahu,
wahai Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam. Beliau bersabda, Berbuat syirik
kepada Allah, dan durhaka terhadap orang tua. Kemudian, sambil bersandar, beliau
bersabda lagi, ..ucapan dusta, persaksian palsu.. Beliau terus meneruskan mengulang
sabdanya itu, sampai kami (para Sahabat) berharap beliau segera terdiam. (HR Bukhari
dan Muslim)
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya (QS. Luqman: 15)
Tidak bosan-bosannya Saad menjenguk ibunya dan tetap berbuat baik kepadanya serta
menegaskan hal yang sama dengan lemah lembut sampai suatu ketika ibunya menyerah
dan menghentikan mogok makannya.
Perintah berbuat baik ini lebih ditegaskan jika usia kedua orang tua semakin tua dan
lanjut hingga keadaan mereka melemah dan sangat memerlukan bantuan dan perhatian
daripada anaknya.
Abu Bakar As Siddiq ra. adalah sahabat Rasulullah SAW yang patut ditauladani dalam
berbaktinya terhadap orang tua. Disaat orang tuanya telah memasuki usia yang
sangat udzur, beliau masih melayan bapanya dengan lemah lembut dan tidak pernah
putus asa untuk mengajak ayahnya beriman kepada Allah. Penantian beliau yang cukup
lama berakhir apabila ayahnya menerima tawaran untuk beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya.
Allah berfirman dalam QS. 14 : 40 41 ayat yang doa agar anak, cucu dan seluruh
anggota keluarganya menjadi orang-orang yang muqiimas Solat (mendirikan Solat) dan
diampuni dosa-dosanya. Ayat ini merupakan suatu kemuliaan yang diberikan Allah SWT
kepada kelurga Abu Bakar As Siddiq ra.
Nabi Ibrahim alaihiisalam mempunyai ayah yang bernama Azar yang aqidah-nya
menyalahi dengan Nabi Ibrahim alaihiisalam tetapi tetap menunjukan birrul walidain
yang dilakukan seorang anak kepada bapaknya. Dalam menegur ayahnya beliau
menggunakan kata-kata yang mulia dan ketika mengajak ayahnya agar kejalan yang lurus
dengan kata-kata yang lembut sebagaimana dikisahkan Allah pada QS. 19 : 41-45.
Dari Anas bin Nadzr al-Asyjai, beliau bercerita, suatu malam ibu dari sahabat Ibnu
Masud meminta air minum kepada anaknya. Setelah Ibnu Masud datang membawa
air minum, ternyata si Ibu sudah tidur. Akhirnya Ibnu Masud berdiri di dekat kepala
ibunya sambil memegang bekas berisi air tersebut hingga pagi. (Diambil dari kitab Birrul
walidain, karya Ibnu Jauzi)
6. Meminta Izin Kepada Mereka Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk Urusan Lainnya
Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-laki
datang menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan bertanya: Ya,
Raslullah, apakah aku boleh ikut berjihad? Beliau balik bertanya: Apakah kamu
masih mempunyai kedua orang tua? Laki-laki itu menjawab: Masih. Beliau
bersabda: Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya. (HR. Bukhari no.
3004, 5972, dan Muslim no. 2549, dari Ibnu Amr radhiyallahu anhu)
7. Memberikan Harta Kepada Orang Tua Menurut Jumlah Yang mereka Inginkan
Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang
menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil dan lemah, serta telah
berbuat baik kepadanya.
8. Membuat Keduanya Ridha Dengan Berbuat Baik Kepada Orang-orang yang Dicintai
Mereka
Hendaknya seseorang membuat kedua orang tua ridha dengan berbuat baik kepada para
saudara, karib kerabat, teman-teman, dan selain mereka. Yakni, dengan memuliakan
mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua)
kepada mereka. Akan disebutkan nanti beberapa hadits yang berkaitan dengan masalah
ini.
Apabila kedua orang tua bersumpah kepada anaknya untuk suatu perkara tertentu yang di
dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk
memenuhi sumpah keduanya karena itu termasuk hak mereka.
10. Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang Lain
Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa
besar. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya. Para Sahabat
bertanya: Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya? Beliau
menjawab: Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela
orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi SAW bersabda, Apabila manusia
sudah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan dirinya. (HR. Muslim)
Ibnu Umar berkata aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: Sesungguhnya bakti anak yang terbaik ialah seorang anak yang
menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya
tersebut meninggal. (HR. Muslim)
Barang siapa ingin menyambung silaturahim ayahnya yang ada di kuburannya, maka
sambunglah tali silaturahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia
meninggal. (HR. Ibnu Hibban)
Rasulullah SAW. yang telah ditinggal ayahnya Abdullah kerana meninggal dunia saat
Rasulullah SAW. masih dalam kandungan ibunya Aminah. Dalam pendidikan birrul
walidain ibunya mengajak Rasulullah ketika berusia enam (6) tahun untuk berziarah
kemakam ayahnya dengan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanan pulang ibunda
beliau jatuh sakit tepatnya didaerah Abwa hingga akhirnya meninggal dunia. Setelah itu
Rasulullah diasuh oleh pamannya Abdul Thalib, beliau menunjukan sikap yang mulia
kepada pamannya walaupun aqidah pamannya berbeda dengan Rasulullah. Dan
Rasulullah SAW. berbakti pula kepada pengasuhnya yang bernama Sofiah binti Abdil
Mutthalib.
Nama aslinya adalah Abdul Kabah. Lalu Nabi Muhammad saw. mengganti namanya
dengan Abdullah. Lengkapnya Abdullah bin Abi Quhafah at-Tamimi. Ia terlahir dari
pasangan Usman (Abu Quhafah) bin Amir dan Ummu Khoir Salma binti Sakhr, yang
berasal dari suku Taim, suku yang melahirkan tokoh-tokoh terhomat.
Sejak kecil ia terkenal sebagai anak yang baik. Perilakunya yang lemah-lembut, jujur, dan
sabar, membuatnya disenangi masyarakat. Karena sifat-sifatnya yang mulia itulah sejak
masa remajanya ia sudah bersahabat dengan Nabi Muhammad saw.
Ia dilahirkan dua tahun satu bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. kemudian
terkenal dengan julukan Abu Bakar, sedangkan gelar Shiddiq diberikan oleh para sahabat,
karena ia sangat membenarkan Rosulullah saw. dalam segala hal. Ialah yang menemani
Nabi Muhammad saw. di gua Hira, dan yang pertama kali memeluk Islam dari kalangan
orang tua terhormat. Tentang Abu Bakar ra., Rasulullah saw. bersabda, Sungguh orang
yang paling dekat kepadaku persahabatan dan hartanya, ialah Abu Bakar. Andaikata aku
boleh memilih ternan di antara umnatku, rnaka akan kupilih Abu Bakar. Tetapi kecintaan
dan persaudaraan dalarn Islam cukup memadai. Tidak satu pun pintu dalarn rnasjid yang
terbuka kecuali pintu Abu Bakar. (HR. Bukhori) Sampai saat ini di masjid Madinah
masih ada sebuah pintu yang disebut pintu Abu Bakar ra. Yakni pintu yang selalu beliau
lalui semasa hidupnya jika masuk ke masjid melalui rumah beliau.
Todaklah mengherankan jika sewaktu Nabi saw sakit, ia dipercaya oleh para sahabat
menjadi Imam sholat. Juga pantaslah apabila kaum muslimin kemudian memilihnya
sebagai kholifah/pemimpin setelah Rosulullah saw. wafat.
Keagungan kepribadian Abu Bakar dapat disimak dari penggalan-penggalan pidatonya
ketika dilantik menjadi kholifah, antara lain beliau katakan, Saya bukan orang yang
terbaik di antara kalian, tetapi saya akan memelihara amanah yang telah kalian serahkan
kepada saya. Kalau saya mengikuti ajaran Allah SWT dan petunjuk Rasul-Nya, maka
ikutilah saya. Sebaliknya jika saya menyimpang, luruskanlah (koreksilah) saya.
Kebenaran adalah kejujuran, dan kebohongan adalah ketidakjujuran. Orang yang paling
kuat dalam pandangan saya, adalah orang-orang yang lemah di antara kalian oleh sebab
itu saya akan menjamin hak-hak mereka. Dan orang-orang yang paling lemah dalam
pandangan saya, adalah orang-orang yang kuat di antara kalian, dan saya akan
mengambil sebagian dari hak-hak mereka (zakatnya).
Program pertama yang dicanangkan Abu Bakar setelah ia menjadi kholifah, adalah
meredam pemberontakan, memerangi orang-orang yang membangkang tidak mau
membayar zakat, orang-orang murtad yang saat itu terjadi di mana-mana dan
menimbulkan kekacauan. Sepeninggal Muhammad Rosulullah saw., memang banyak
umat Islam yang kembali memeluk agamanya semula. Mereka merasa berhak berbuat
sekehendak hati. Bahkan lebih tragis lagi muncul orang-orang yang mengaku nabi, antara
lain Musallamah Al-Kadzdzab, Tulaiha Al-Asadi, dan Al Aswad Al Ansi.
Untuk meluruskan akidah orang-orang murtad tersebut, Abu Bakar mengirim sebelas
pasukan perang ke sebelas daerah tujuan, di antaranya pasukan Kholid b Walid
ditugaskan menundukan Thulaiha Al Asadi, Pasukan Amer bin Ash ditugaskan di
Qudhoah, Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke Yaman, dan Kholid bin Said ditugaskan
Syam.
Program Abu Bakar selanjutnya, memproyekkan pengumpulan dan penulisan ayat-ayat
Al Qur-an. Progran ini dicanangkan atas usulan Umar bin Khoththob sedangkan
pelaksanaannya di percayakan kepada Zaid b Tsabit.
Ia lebih muda tiga belas tahun dari Nabi Muhammad saw. Sejak kedl ia sudah terkenal
cerdas dan pemberani. Tidak pernah takut menyatakan kebenaran di hadapan siapapun.
Tidaklah mengherankan jika setelah Umar memeluk Islam, barisan kaum muslimin
ditakuti oleh orang kafir Quraisy. Ia yang sebelum memeluk Islam paling berani
menentang Islam, setelah memeluk Islam paling berani menghadapi musuh-musuh Islam.
Kemudian terkenalah Umar sebagai Singa Padang Pasir yang sangat disegani.
Umar memiliki kepribadian yang sangat kuat, dan tegas memperjuangkan kebenaran.
Oleh karena itu masyarakat menggelarinya Al Faruq, artinya yang dengan tegas
membedakan yang benar dan yang salah. Sedemikian gigih Umar dalam menegakkan
syariat Islam, sehingga Abdullah bin Masud mengatakan, Sejak Islamnya Umar
kami merasa mulia. (H.R. Bukhori)
Dalam pidato pelantikannya, Umar menyampaikan, antara lain: Saya adalah seorang
pengikut Sunnah Rasul, bukan seorang yang berbuat bidah. Ketahuilah, bahwa kalian
berhak menuntut saya tentang tiga hal selain Kitab Allah dan Sunnah Nabi, yakni:
1. Mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang sebelum saya dalam masalah yang
telah kalian sepakati dan telah kalian tradisikan;
2. Membuat kebiasaan baru yang baik bagi ahli kebajik dalam masalah yang belum
kalian jadikan kebiasa dan
3. Mencegah saya bertindak atas kalian kecuali dalam hal hal yang kalian sendiri
penyebabnya.
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar, wilayah Islam semakin meluas sampai ke
Mesir, Irak, Syam, dan negeri-negeri Persia lainnya. Umarlah yang pertama kali
membentuk badan kehakiman dan menyempurnakan pemerintahan. Juga meneruskan
usaha Abu Bakar dalam membukukan Al Qur-an.
Kholifah Umar wafat pada usia 63 tahun setelah memerintah selama sepuluh tahun enam
bulan. Ia wafat oleh tikaman pedang Abu Luluah, seorang budak milik Al-Mughiroh
bin Syubah saat sholat subuh. Ia diimakamkan di rumah Aisyah, dekat makam Abu
Bakar. Ia dikenang oleh umat Islam sebagai pahlawan yang sangat sederhana, sportif, dan
menyayangi rakyat kecil. Kata katanya yang sangat terkenal, Siapa yang melihat pada
diriku membelok, maka hendaklah ia meluruskannya.
Ia seorang saudagar kaya-raya, dan salah seorang penulis wahyu yang terkenal. Usianya
lima tahun lebih muda dari Nabi Muhammad saw. Sejak muda Utsman dikenal sebagai
seorang pendiam, dan memiliki budi pekerti yang terpuji. lalah yang membeli sumur
Roumah untuk dijadikan sumur umum. Sedemikian banyak amal kebajikannya, sehingga
masyarakat menggelarinya Ghoniyyun Syakir (orang kaya yang banyak bersyukur
kepada Allah SWT)
Abdurrohman bin Samuroh ra. mengungkapkan, Utsman bin Affan datang menemui
Rosulullah saw. dengan membawa uang sebanyak seribu dinar yang dibungkus
pakaiannya. Kala itu beliau sedang mempersiapkan usroh (Pasukan dalam Perang
Tabuk). Usai menerima sumbangan dari Ustman bin Affan ra. untuk jihad fisabilillah,
Rasulullah saw. bersabda, Tidak ada yang merugikan ibnu Affan atas apa yang
dilakukannya setelah hari ini. Beliau mengulangi ucapan tersebut beberapa kali. (HR.
Ahmad, dan Tirmidzi)
Sekalipun kaya-raya, Utsman tidak pernah menjaga jarak dengan masyarakat kelas
bawah, bahkan ia tidak segan-segann untuk turut serta berperang. Karena kebaikannya
itulah, ia dinikahkan dengan putri Nabi bernama Ruqoyyah. Setelah Ruqoiyah meninggal
dunia, ia dikawinkan dengan putri Nabi lagi bernama Ummu Kultsum. Oleh sebab itu
masyarakat menggelarinya Dzun Nurain (yang mempunyai dua cahaya)
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Khalifah Utsman ra., adalah mengganti gubernur-
gubernur negara taklukan Islam yang ingin memisahkan diri setelah Umar wafat.
Kemudian Ia memperbanyak naskah Al Qur-an yan sudah dibukukan menjadi tujuh
eksemplar yang antara lain dikirim ke Syam, Yaman, Bahrain, Basroh, dan Kufah.
Utsman wafat pada usia 82 tahun, setelah memerintah selama 12 tahun. Ia menemui ajal
saat membaca Al Quran oleh tikaman pedang Humron bin Sudan. Jasa Utsman terbesar
adalah memelihara Al Qur-an sebagaimana yang tersebar sekarang ini.
Ia adalah putra Abu Tholib, paman Nabi Muhammad saw. Sebagai sepupu yang usianya
32 tahun lebih muda, memungkinkan Ali diasuh langsung oleh Nabi Muhammad saw.
Tidaklah megherankan jika dari golongan anak-anak yang pertama memeluk Islam adalah
Ali. Pantaslah jika pengetahuan Ali tentang Islam sangat luas, dan sangat teguh
memegang ajaran Islam.
Sejak masa pemerintahan Khalifah Ali inilah, Islam mulai mengalami kemunduran.
Bermula dari banyaknya pihak yang menuntut dendam atas terbunuhnya Utsman bin
Affan ra., terutama dari golongan Bani Umaiyyah dari kelompok Aisyah ra., janda
Nabi Muhammad saw. Suasana tersebut semakin memanas dengan adanya kebijaksanaan
Khalifah Ali mengganti sebagian besar pejabat pemerintah yang telah diangkat oleh
Utsman.
Setelah usaha menenangkan banyak golongan yang menuntut balas atas kematian Utsman
dengan jalan damai tidak berhasil, maka ditempuhlah dengan peperangan. Pertama
terjadilah Perang Waqatul Jamali (penamaan tersebut karena Aisyah bersama
pasukannya mengendarai unta) atau peperangan unta. Kedua, Perang Shiffin atau
peperangan unta antara pasukan Khalifah Ali dan pasukan Aisyah. Perang saudara ini
terjadi pada tahun 36 H/657 M, akibat hasutan Abdullah bin Saba. Perang ini
dimenangkan oleh pasukan Ali. Setelah diberi penjelasan tentang duduk perkara yang
sebenarnya, Aisyah dikembalikan