Halaqah yang ke delapan belas dari Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Nawaqidul Islam yang ditulis oleh
Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Allah berfirman,
ْان مِنْ أَ َح ٍد َح َّتى َيقُوالَ إِ َّن َما َنحْ نُ فِ ْت َن ٌة َفالَ َت ْكفُر ِ َو َما ُي َعلِّ َم
“Dan tidaklah keduanya (Harut dan Marut) mengajarkan kepada orang lain sihir, sampai keduanya berkata
sesungguhnya kami adalah ujian, maka janganlah engkau kufur.”
Ayat ke-102 dari surat Al Baqarah ini menceritakan tentang orang-orang Yahudi dan kebiasaan mereka
melakukan sihir.
Allah berfirman,
(وا ٱل َّش َی ٰـطِ ینُ َعلَ ٰى م ُۡلكِ ُسلَ ۡی َم ٰـ ۖ َن ۟ ُُوا َما َت ۡتل
۟ )وٱ َّت َبع
َ
[Surat Al-Baqarah 102]
“Dan mereka (orang-orang Yahudi mengikuti apa yang dibaca oleh syaithan-syaithan kepada tukang sihir-
tukang sihir di zaman kerajaan Sulaiman.”
Maksudnya orang-orang Yahudi meyakini bahwa Sulaiman bisa menundukkan jin dengan sihir
sebagaimana tukang sihir-tukang sihir. Padahal tidak demikian. Allah telah menjadikan jin dan syaithan
tunduk kepada Nabi Sulaiman ‘alaihissalam, sehingga mereka pun menurut ketika diperintah oleh Nabi
Sulaiman.
Allah berfirman,
(ین ُك َّل َب َّن ۤا ࣲء َو َغ َّوا ࣲص َ ِ) َوٱل َّش َی ٰـط
َ ۡ
(ِین فِی ٱ صفا ِد َ أۡل َ ین ُم َقرَّ نَ اخ ِر َ )و َءَ
[Surat Sad 37 – 38]
“Dan syaithan-syaithan, ada diantara mereka yang membangun, dan ada diantara mereka yang
menyelam, dan ada diantara mereka yang dibelenggu.”
Dan Nabi Sulaiman ‘alaihissalam pernah berdo’a kepada Allah,
َو َه ۡب لِی مࣰكُۡلا اَّل َی ۢن َبغِی أِل َ َح ࣲد م ِّۢن َب ۡعد ِۤی
[Surat Sad 35]
“Ya Allah, berikanlah aku kekuasaan yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun setelahku.”
Adapun tukang sihir-tukang sihir, maka mereka menundukkan jin dengan mantra-mantra yang isinya
adalah kekufuran kepada Allah. Apabila diucapkan oleh seorang tukang sihir, maka syaithan akan ridho
karena syaithan sangat senang dengan kekufuran. Apabila dia ridho, maka dengan senang hati dia dan
pasukannya membantu apa yang diinginkan oleh tukang sihir, berupa santet dll.
Kemudian Allah mengatakan,
اس ٱلس ِّۡح َر َ ُون ٱل َّن َ ُوا ُی َعلِّم۟ ین َك َفر َ َِو َما َك َف َر ُسلَ ۡی َم ٰـنُ َولَ ٰـكِنَّ ٱل َّش َی ٰـط
[Surat Al-Baqarah 102]
“Dan Sulaiman tidaklah kufur. Akan tetapi syaithan-syaithan itulah yang kufur. Dimana mereka
mengajarkan kepada manusia sihir.”
Syaithan-syaithan itu adalah makhluk-makhluk yang kufur. Diantara sebabnya adalah mereka
mengajarkan manusia sihir. Bukan hanya mengamalkan sihir, bahkan mengajarkan sihir tersebut kepada
orang lain. Ini adalah termasuk kekufuran.
Allah berfirman,
َ ۚ ُوت َو َم ٰـر
ُوت َ نز َل َعلَى ۡٱل َملَ َك ۡی ِن ِب َب ِاب َل َه ٰـر ُ ۤ
ِ َو َما أ
[Surat Al-Baqarah 102]
“Dan apa yang Allah turunkan kepada keduanya, yaitu malaikat Harut dan Marut (berupa sihir).”
Allah mengatakan setelahnya,
ْان مِنْ أَ َح ٍد َح َّتى َيقُوالَ إِ َّن َما َنحْ نُ فِ ْت َن ٌة َفالَ َت ْكفُر ِ َو َما ُي َعلِّ َم
“Dan tidaklah keduanya mengajarkan kepada orang lain sihir tersebut, kecuali setelah berkata, kami
hanyalah ujian, janganlah engkau kufur.”
Kemudian Allah berfirman,
ۚون ِبهِۦ َب ۡی َن ۡٱل َم ۡر ِء َو َز ۡو ِج ِهۦ َ ُُون م ِۡن ُه َما َما ُی َفرِّ ق َ َف َی َت َعلَّم
[Surat Al-Baqarah 102]
“Maka mereka pun belajar dari keduanya (Harut dan Marut), apa yang bisa memisahkan antara seseorang
dengan istrinya.”
Kemudian Allah berfirman,
ِۚ ین ِبهِۦ م ِۡن أَ َح ٍد إِاَّل ِبإِ ۡذ ِن ٱهَّلل َ ِّض ۤار َ َو َما هُم ِب
[Surat Al-Baqarah 102]
“Dan mereka tidak bisa memudhoroti seorang pun dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah.
Dan Allah berfirman,
ُون َما َیضُرُّ هُمۡ َواَل َین َف ُعه ُۡۚم َ َو َی َت َعلَّم
[Surat Al-Baqarah 102]
“Dan mereka mempelajari apa yang memudhoroti mereka dan apa yang tidak memberikan manfaat
kepada mereka.”
Kemudian selanjutnya Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
اخ َِر ِة م ِۡن َخلَ ٰـ ࣲۚقBََٔٱش َت َر ٰى ُه َما لَهُۥ فِی ۡٱلٔـ ۡ ُوا لَ َم ِن۟ َولَ َق ۡد َعلِم
[Surat Al-Baqarah 102]
“Padahal mereka sudah tahu bahwa orang yang membeli sihir, maka di akhirat dia tidak memiliki bagian.”
Menunjukkan kepada kita bahwa orang yang melakukan sihir, nanti di akhirat tidak memiliki bagian
sedikitpun. Artinya dia tidak memiliki kenikmatan sedikitpun.
Kemudian juga menunjukkan bahwa orang yang melakukan sihir adalah kufur.
Allah berfirman,
وا َی ۡعلَمُون ۟ س َما َش َر ۡو ۟ا ِب ِهۦۤ أَنفُ َسه ُۡۚم َل ۡو َكا ُن َ َولَ ِب ۡئ
[Surat Al-Baqarah 102]
“Dan sungguh jelek apa yang mereka beli seandainya mereka mengetahui.”
Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwasanya sihir adalah sebuah kekufuran kepada Allah yang bisa
mengeluarkan seseorang dari Islam.
Oleh karena itu seorang muslim menjauhi sihir dan menasihati orang lain yang masih melakukan sihir. Dan
hendaklah berusaha membersihkan masyarakat dari para tukang sihir.
Hukuman berat di dalam Islam bagi orang yang menjadi tukang sihir. Jundub, beliau mengatakan,
ِضرْ َب ٌة ِبال َّسيْف
َ َح ُّد السَّاح ِِر
“Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal kepalanya dengan pedang.” [Atsar riwayat Tirmidzi]
Yang demikian karena mereka telah melakukan kemurtadan dengan sebab sihir yang merupakan syirik
akbar kepada Allah.
Riwayat membunuh tukang sihir dengan pedang telah datang dari beberapa sahabat, diantaranya Umar
bin Khatab radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu.
Di zaman beliau, beliau memerintahkan untuk membunuh setiap tukang sihir, baik laki-laki maupun
wanita, dan ini disetujui oleh para sahabat yang lain radhiyallāhu ‘anhum.
Demikian pula telah shahih dari Hafshoh, putri Umar bin Khatab, bahwasanya pernah ada salah seorang
budak Hafshoh yang menyihir Hafshoh. Kemudian dia mengaku, maka setelah itu tukang sihir tersebut
dibunuh.
Telah datang dari Jundub bin Ka’ab, salah seorang sahabat Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam, suatu
saat beliau berada di depan salah seorang khalifah Bani Umayyah yang saat itu ada seorang laki-laki yang
melakukan sihir takhyili (sihir berupa hayalan) seakan-akan dilihat oleh manusia ia sedang membunuh
seseorang, kemudian dia bisa menghidupkan kembali orang tersebut. Ini dilakukan di depan Jundub bin
Ka’ab dan salah seorang khalifah di zaman Bani Umayyah. Maka Jundub bin Ka’ab mendekati orang
tersebut kemudian membunuhnya.
Menunjukkan bahwa hukuman bagi tukang sihir adalah dibunuh, dan yang menegakkan hukuman adalah
hak pemerintah yang sah, bukan dilakukan secara individu.
Misalnya seseorang menemukan tetangganya, ada yang menjadi tukang sihir