1. Muraqabah Ahadiyah
Yaitu, mengingat Allah SWT dengan iktikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah
mengintai-intai/mengawasi dalam Zat, Sifat, dan Af’al-Nya, dan mengingat sifat kamal, Muhal dan
Naqis-Nya Allah SWT; mengingat Sifat 20 yang wajib bagi Allah beserta sifat Muhal bagi Allah SWT.
Kegunaan dari muraqabah ini adalah berharap akan memperoleh anugerah keutamaan Allah dari
arah yang enam (atas, bawah, depan, belakang, kanan, dan kiri) dari sifat Jaiz Allah SWT. Dalil dari
muraqabah Ahadiyah adalah,
ْ قُلْْه َُو
ْللاُْا َ َحد
(QS. Al Ikhlas[112]: 1)
2. Muraqabah Ma’iyyah
Yaitu, mengingat Allah SWT dengan iktikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah
mengintai-intai/mengawasi akan besertanya Allah SWT didalam setiap bagian-bagian dalam diri kita
yang bersifat maknawi (tidak bias dilihat adanya beserta Allah SWT dalam diri kita).
Kegunaan dari muraqabah Ma’iyyah adalah adalah berharap akan memperoleh anugerah
keutamaan Allah dari arah yang enam (atas, bawah, depan, belakang, kanan, dan kiri) dari sifat Jaiz
Allah SWT. Dalilnya adalah,
َْوه َُو َم َع ُكمْْاَينَما َ ُكنتُم
3. Muraqabah Aqrabiyyah
Yaitu, mengawasi/mengintai-intai sesungguhnya Allah SWT itu lebih dekat kepada kita
dibandingkan pendengaran kuping kita, penglihatan mata kita, penciuman hidung kita, perasa lidah
kita, dan pikiran hati kita. Dalam arti Allah itu lebih dekat dibandingkan dengan seluruh anggota
tubuh kita yang bersifat maknawi. Kita memikirkan semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT,
seperti manusia dan hewan yang berada diatas bumi, yang terbang di awang-awang, semua
makhluk yang berada didalam laut. Mengingat alam yang berada di atas, seperti langit lapis tujuh
beserta isi-isinya (bulan, matahari,bintang, mega, dll), alam yang berada di bawah, seperti bumi
yang lapis tujuh beserta isi-isinya (lautan, gunung, pepohonan, daun-daunan, tumbuh-tumbuhan
yang beraneka ragam, dll). Dalilnya,
ِْ َونَحنُْْاَق َربُْْاِلَي ِْهْ ِمنْْ َحب
ْلْال َو ِري ِد
“Aku (Allah) itu lebih dekat terhadap hamba-hamba-Ku dibandingkan dengan urat leher manusia”.
(QS: Qaaf [50]:16)
Kegunaan dari muraqabah Aqrabiyyah adalah mengharapkan anugerah Allah kepada halus-halusnya
otak yang berhubungan dengan lathaif yang lima yang berada di dalam dada yang dinamakan ‘Alam
al-Amri. ‘Alam al-Amri adalah lokasi ijazahnya guru kepada murid. Adapun lafadz ijazahnya adalah:
ًِواْل َجازَ ةِ َو َجعَلتُكَْْ َخ ِليفَ ْة
ِ صوفِـيَّ ِة َواَ َجزتُكَْْاِجاَزَ ةً ُمطلَـقَةً ِلْلِرشَاد
ُّ اَلبَستُكَْْ ِخـرقَةَالفَ ِقـي ِريَّ ِْةْال.
“Aku pakaikan pakaian yang hina yang murni, dan aku ijazahkan kepadamu secara mutlak untuk
dijadikan petunjuk dan ijazah dan kau kujadikan khalifah (pengganti)”
Maka murid sudah menjadi khalifah kecil. Inilah akhir dari wilayah shughra (wilayah kecil) dan
permulaan wilayah kubra (wilayah besar).
“Allah mencintai orang-orang yang beriman kepada-Nya, dan mereka juga mencinta Allah SWT”.
(QS. Al Maidah [5]:54)
“Allah itu Zat Yang terdahulu tanpa awal, Zat Yang Akhir tanpa ada ujungnya, Zat Yang zahir
pekerjaannya, dan Zat yang bersifat maknawi”.
(QS. Al Hadid [52]:3)
“Sesungguhnya Semua Malaikat yang ada disamping Tuhanmu itu tidak mau menyombongkan diri
dari beribadah kepada Tuhanmu, membaca tasbih dan sujud kepada Allah. Oleh sebab itu hendaklah
kalian meniru sifat-sifat Malaikat (didalam memakai pakaian taqwa/sifat Malakaniya, sifat
mahmudah munjiyat, dan meninggalkan sifat syaithaniyah/nafsiyyah/bahimah-hayawaniyyah/sifat
mazmumat muhlikat) ”. (QS. Al A’raf [7]:206 )
Manfaat muraqabah wilayah al-ulya adalah unsur tiga yang ada pada manusia yaitu air, api, dan
angin.
8. Muraqabah Kamalat al-Nubbuwwah
Yaitu, mengingat Allah SWT dengan iktikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah
mengintai-intai/mengawasi Yang menjadikan kesempurnaan sifat kenabian. Dalilnya,
ْضْالنَّبِيِِّينَْْ َعلَىْبَعض
َْ َولَْقَدفَضَّلنَابَع
Artinya:
“Sungguh Aku (Allah) lebih mengutamakan para Nabi mengalahkan kepada sebagian yang lainnya ”.
(QS. Al Isra’ [17]:55)
“Aku (Allah) tidak mengutus kepada Mu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta ”.
(QS. Al Anbiya’ [12]: 107)
Artinya:
“Aku (Allah) mengutamakan Para Rasul mengalahkan keutamaan yang lainnya”. (QS. Al Baqarah
[2]:253)
“Sabarlah kalian semua seperti para Rasul yang mempunyai pangkat ulil azmi”. (QS. Al Ahqaaf
[46]:35)
Manfaat dari Muraqabah Uli al-‘Azmi adalah sifat Wahdaniyyah (lathaif 10 buah)
11. Muraqabah al-Mahabbah fi-Daerah al-Khullah wahiya Haqiqat Ibrahim ‘alaihi al-Salam
Yaitu, mengingat Allah SWT dengan iktikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah
mengintai-intai/mengawasi yang telah menjadikan Nabi Ibrahim yang mempunyai pangkat
kholilullah (kekasih Allah). Dalilnya,
Kegunaan dari Muraqabah al-Mahabbah fi-Daerah al-Khullah wahiya Haqiqat Ibrahim ‘alaihi al-
Salam adalah sifat Wahdaniyyah ¬(lathaif 10 buah)
12. Muraqabah Daerah al-Mahabbah al-Shirfah wahiya haiqaqat Syaidina Musa ‘Alaihi al-Salam
Yaitu, mengingat Allah SWT dengan iktikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah
mengintai-intai/mengawasi yang mulus, yang memberikan kasih sayang kepada Nabi Musa AS yang
mempunyai gelar Kalimillah. Dalilnya,
َواَلقَيتُْْ َعلَيكَْْ َم َحبَّ ْةًْ ِمنِِّي.
Artinya:
“Aku Telah melimpahkan kepadamu (Musa) kasih sayang yang datang dari- Ku”. (QS. Thaaha [20]:39)
Kegunaan dari Muraqabah Daerah al-Mahabbah al-Shirfah wahiya haiqaqat Syaidina Musa ‘Alaihi
al-Salam adalah Wahdaniyyah ¬(lathaif 10 buah)
“Bergemberilah wahai Nabi Isa AS dengan Rasul yang akan diutus didalam akhir zaman yang
bernama Nabi Ahmad SAW”. (QS. Ashshaaf [61]:6)
“Sesungguhnya orang yang beriman itu lebih besar kecintaan kepada Allah SWT”. (QS. AL Baqarah
[2]:165)
“Tidak ada sesuatu yang menyamai Allah. Dia adalah Zat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
(QS. Asy-Syuraa [42]:11)
Kegunaan Muraqabah Laa ta’yin adalah Wahdaniyyah (lathaif 10 buah).
“Jika kalian semua ragu terhadap Al-Qur’an yang telah kami turunkan kepada hambaKu Nabi
Muhammad SAW, maka jika kalian mampu buatlah satu surat yang menyamai seperti surat ini”. (QS.
Al Baqarah [2]:23)
“sesungguhnya shalat itu wajib dilaksanakan oleh setiap orang mukmin pada waktu yang telah
ditentukan”. (QS. An Nisa’ [4]:103)
Artinya:
“tidak Aku (Allah) jadikan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah tulus ikhlas kepada Allah
SWT”. (QS. At-Thuur [52]:56
Wallohu'alam