DOSEN PEMBIMBING
RAHMADON Dr, MA
DISUSUN OLEH
AYU MAULINA
NPM :1912020002
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah ilmiah mengenai limbah
dan manfaatnya untuk masyarakat.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka
untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga
kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah ilmiah ini dapat berguna dengan baik bagi
para pembacanya.Amin
. Penyusun
DAFTAR ISI
I. COVER
II. KATA PENGANTAR
III. DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULIS
BAB II PEMBAHASAN 1
A. KESIMPULAN
DAFTAR PERPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, dan segala Rahmat dan
petunjukNya kita menikmati kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasar
Pancasila dan Undang-Undang 1945, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ini semua berkat usaha dan perjuangan yang gigih para pendahulu kita yang telah meletakkan
dasar-dasar Negara yang cerdas dan bijak sana.Tentu kita tidak dapat membayangkan
bagaimana founding fathers dahulu, begitu tenang dan sangat teliti menyusun rumusan dasar-
dasar Negara. Dan Pancasila ketika ditetapkan sebagai way of life bagi Masyarakat, Bangsa
dan Negara Republik, dengan Undang-Undang Dasar 1945, bersifat religious dan universal.
Bahkan hingga sekarang justru Pancasila tidak dapat dihindari sebagai magnit yang luar
biasa untuk menjadi rujukan, ketika bangsa ini terasa carut marut dalam berkehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan beragama.Begitu pula bangsa-bangsa di dunia pada
belajar terhadap kesaktian Pancasila yang secara biografis sangat syarat dengan
perbedaan.Baik ras, agama dan suku yang memiliki berbagai macam adat, bahasa dan
keyakinan.
Pancasila telah teruji melalui berbagai seminar hokum dan dipandang dari berbagai segi
baik filsafat dan agama serta perjalanan sejarah bangsa, bahwa Pancasila sangat cocok
sebagai ideology bangsa Indonesia.Dari bebagai ideology politik dan paham agama,
Pancasila dapat menimbulkan kepribadian secara selaras, serasi dan seimbang dan tidak
bertentangan dengan hukumTuhan dari berbagai keyakinan adat dan agama apapun di dunia
dan khususnya di Indonesia.
Karena itu Pancasila dari sudut pandangan Islam, tidak ada lagi yang dapat menunjukkan
adanya jurang pembeda.Bahkan tidak ada sedikitpun Pancasila dengan 5 (lima) silanya dan
ditambah secara rinci butir-butir dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(P4) yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Tahun 1978,
bertentangan dengan ajaran Islam.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pandangan islam terhadap pancasila
2. Bagaimana integrita sila-sila pancasila dalam ayat-ayat Al-Qur’an
3. Apa arti dari pancasila sebagai ideologi negara
4. Apa makna ideologi bagi negara
5. Apa maksud dari pancasila sebagai ideologi terbuka
C. Tujuan Penulisan
dari penulisan ini adalah agar kita lebih memahami pengertian dari pancasila
dalam agama islam maupun pengertian dari pancasila sebagai ideologi. Semoga para
pembaca dapat mencerna maupun memahami dari penulisa makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN 1
Sejak terjadinya gerakan reformasi pada Tahun 1998, Pancasila mengalami ujian
berat khususnya dalam masalah nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Menurut
pandangan Islam bahwa teori dan praktek Demokrasi Pancasila hanya dapat diterima jika
warna pencelupannya sesuai dengan pencelupan Pancasila, yaitu menurut celupan Allah
Subhanahu Wata’ala yang ber-Ke Tuhanan Yang Maha Esa itu. Untuk mengenal celupan
dari Allah Subhanahu Wata’ala, orang bebas mempergunakan ilmu dari Barat-kah atau
dari Timur-kah, tetapi setiap teori tentang masyarakat, bangsa dan Negara, tentang
kebudayaan yang normatif, hukum dan kesusilaan, tentang agama dan filsafat, yang
coraknya datang dari jiwa Atheisme, Politheisme, Komunisme dan jiwa munafik wajib
ditolak seluruhnya, demikian menurut Prof. Dr. Hazairin SH. Dalam bukunya Demokrasi
Pancasila Th. 1985.
Ada 2 (dua) Pandangan Islam terhadap Pancasila, yang perlu dan penting untuk
disampaikan disini diantaranya adalah :
Meskipun urusan dunia yang dianggap lebih tahu adalah manusia, bukan berarti
mutlak dari manusia untuk manusia. Islam memberikan kesempatan manusia untuk
bersikap kritis. Bukan jatuh kepada paham liberalisme, sekularisme, kapitaisme,
atheisme, polytheisme, tetapi harus tetap pada paham monotheisme, yaitu paham yang
menganut kepada Tuhan yang satu, Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana sila pertama
dalam Pancasila.
Pancasila adalah produk manusia/bangsa Indonesia yang memiliki dasar negara yang
ber-Ke Tuhanan Yang Maha Esa. Dan sangat paham dalam menghayati kehidupan warga
bangsa yang plural (beraneka ragam suku dan agama). Penghayatan itu diabadikan dalam
lambang Garuda Pancasila yang dicengkeramkan dengan kuat pada kata-kata ”Bhinneka
Tunggal ika”. Semangat hidup dalam perbedaan ras, agama dan suku, yang didasarkan
pada modal kebesaran jiwa yang ber-Tuhan, hendaknya mampu melahirkan jiwa ke-Esa-
an atau ke-Ika-an dalam kebhinekaan.
Menurut Prof. Dr. Mukti Ali MA. (yang dikenal Bapak Perbandingan Agama
Indonesia), bahwa sikap yang paling tepat untuk hidup di Negara berdasarkan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menerapkan prinsip ”agree undisgreement”,
setuju dalam dalam ketidak setujuan. Adapun ayat suci Al Qur’an surat Al Kafirun yang
menyebutkan ”lakum diinukum waliya diin”, untukmu agamamu, untukku agamaku.
Situasi terakhir masyarakat Indonesia telah mangalami dekadensi moral Pancasila dan
agama. Dimana-mana ternyata terjadi tawuran antar warga. Adanya mudah marah kepada
saudaranya sendiri, tidak lagi mengenal teman sendiri, sesama warga bangsa, antar
mahasiswa/pelajar, antar pemeluk agama, seiman dan seagama. Perselisihan ini mulai
antar sekolah/kampus, antar desa, seasma korp pegawai bahkan sesama anngota Gedung
DPR.
Peristiwa diatas menunjukkan bahwa doktrin Pancasila dan Agama, sudah mulai luntur.
Setidaknya ada 2 (dua) masalah besar bagi Bangsa dan Negara dalam masalah ini.
2) Menganggap remeh program tentang Tri Kerukunan Hidup Umat Beragama. Hal ini
disebabkan adanya kelompok yang masih merasa dirugikan dan diuntungkan/belum
menjadi bagian dari tatanan hidup yang sangat tinggi nilainya, baik sebagai nilai
kebenaran Pancasila dan agama. Bahkan masih terjangkit adanya sindrom mayoritas
(yang mayoritas merasa terdesak dengan berkembangnya yang minoritas) dan sindrom
minoritas (yang minoritas merasa terinjak-injak haknya oleh yang mayoritas).
Kalau P4 dan Tri Kerukunan Hidup Umat Beragama yang berdasarkan Pancasila yang
merupakan konsep maju dan modern sebagai bangsa, dan demi terwujudnya konsep
”Rahmatan Lil’alamin”, rahmat bagi seluruh alam, harus dijadikan perhatian utama
dalam mambangun karakter bangsa. Pemerintah dalam hal ini harus tegas dan bijak.
Sebagaimana firman Allah ”Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin
berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari dua golongan itu
berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat
aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
(Al Qur’an surat Al Hujurat 9-10)
Pancasila yang hingga kini masih dipertanyakan sebagian warga negara yang belum
menghayati ”hubbul wathon minal iman”, cinta tanah air itu sebagian daripada iman (Al
Hadits). Sebagian warga Negara inilah yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Karena
sesungguhnya merekalah yang sering menimbulkan pemahaman-pemahaman yang selalu
cenderung antagonistik (pertentangan). Lebih daripada itu, mereka mengarah kepada anti
kemapanan. Tidak peduli Negara Pancasila dan agama, menjadi lahan untuk menyalurkan
pikiran-pikiran yang antagonistik itu.
Berdasarkan realitas sosial keagamaan diatas, maka masalah besar tersebut harus cepat
segera diatasi. Sayang jika bangsa ini dibiarkan terlanjur masuk kejurang dekadensi
moral, baik moral Pancasila (tidak Pancasila) maupun moral agama (tidak agamis).
Karena secara theologis bangsa ini hampir mulai terjangkit mosi tidak percaya terhadap
kebenaran Pancasila dan Agama. Dan mulai melirik kepada kapitalisme, liberalisme, dan
komunisme, sebagai upaya mencari solusi daripada kebutuhan politik sekaligus agama.
b. Sementara kedaulatan Tuhan Allah SWT memiliki wujud dalam sila pertama dan
utama dalam Pancasila yaitu Ke Tuhanan Yang Maha Esa. Dalam Al Qur’an surat Al
Ikhlas ayat pertama dan seterusnya, jelas umat Islam secara theology meyakini sebagai
inti kekuatan ajaran Islam. Dan sebagai dogma teologi yang tidak boleh diingkari ke-Esa-
annya.
Begitu pula ketika bahwa Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah tokoh-tokoh
yang religius yang sangat paham dan sadar betul bahwa kemerdekaan yang merupakan
hasil perjuangan bangsa Indonesia adalah ”atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa”.
Dengan demikian wajib bagi kita, baik sebagai warga Negara biasa maupun yang
menjalankan tugas Negara baik sipil maupun militer menjalankan amanah itu dengan
penuh dedikasi tanpa pamrih. Karena itu setiap langkah dalam kehidupan, hendaknya
disesuaikan dengan kehendak Allah Tuhan Yang Kuasa. Dan selaras dengan itu wajiblah
setiap sumpah jabatan disertai dengan ucapan ”Demi Allah” seperti yang telah
dicontohkan dalam pasal UUD 1945.
Sudah menjadi takdir Ilahi bahwa manusia hidup berkelompok dan salah satu
kelompojk adalah kelompok bangsa. Sejak terjadinya revolusi Perancis 1789, peran
bangsa menjadi besar dalam kehidupan umat manusia dengan terjadinya Negara-negara
kebangsaan (nation states).
Karena Islam itu memandang sangat strategis bahwa umat Islam adalah menjadi
bagian dari bangsa Indonesia, mempunyai kepentingan besar atas kemajuan bangsa
Indonesia. Sebab makin maju kesejahteraan hidup bangsa Indonesia, makin sejahtera pula
kehidupan umat Islam di Indonesia. Karena umat Islam adalah mayoritas, maka
keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia berarti keberhasilan umat Islam Indonesia.
Sebagai umat Islam yang memiliki keyakinan bahwa Islam adalah ”rahmatan lil
alamin”, rahmat bagi seluruh alam, maka umat Islam yang merupakan bagian dari bangsa
Indonesia harus menempatkan diri sebagai yang terdepan sebagai patriot bangsa, pembela
tanah air, mencintai tanah air, dan bahkan komitmen terhadap pemimpin-pemimpin
bangsa sebagai kholifah yang harus pula di taati, selain Allah dan Rasulnya
Memandang dari sudut theology bahwa Ke Tuhanan Yang Maha Esa diatas, para
ulama menegaskan betapa pentingnya bangsa ini menumbuhkan persaudaraan melaui
ukhuwah wathoniyah (persaudaraan antar Negara), ukhuwah bashoriah (persaudaraan
antar warga negara), dan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan antar umat Islam).
Persaudaraan ini sangat menjadi perhatian khusus oleh ajaran Islam, demi terwujudnya
persaudaraan menyeluruh bagi warga bangsa. Dan pemerintah menyelaraskan hal ini
melalui Kementrian Agama, telah merumuskan Tri Kerukunan Hidup Umat Beragama,
yaitu kerukunan antar agama dan pemerintah, kerukunan antar agama dan kerukunan
intern umat beragama.
Dalam kehidupan bangsa yang multi ras, agama dan suku, maka rumusan Tri
Kerukunan Umat Beragama menjadi sangat penting dan strategis dalam upaya
pemerintah menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa, sebagai wujud dan bentuk
Negara yang ber Ke Tuhanan dengan pemerintahan yang sangat memahami bahwa
bangsa lndonesia, masyarakatnya adalah masyarakat religius.
Bahkan tidak mustahil bahwa kemajuan lndonesia dapat menjadi inspirasi bagi
perkembangan dan kemajuan umat lslam di Negara-negara lain, Karena itu betapapun
kemajuan yang dicapai oleh kalangan non lslam, itu masih belum dapat membawa
kemajuan bangsa lndonesia kalau umat lslam lndonesia belum mencapai kemajuan hidup,
Dengan menyadari existensinya sebagai umat mayoritas, dan sebagai warga Negara yang
ta'at pada Allah, Rasul-Nya dan pemimpin pemerintahan, wajib hukumnya hubungan
baik pemerintah dan umat lslam harus tetap terpelihara dengan baik.
Bahkan mayoritas umat lslam mendukung Negara Pancasila dan sedikit yang
menginginkan berdirinya Negara lslam dan itupun dilakukan dengan cara damai karena
mereka tidak melawan otoritas pemegang kekuasaan Negara melainkan dengan
membangun 'masyarakat ideal’, yang diyakini sebagai pelaksanaan konsep Negara dalam
lslam
Meskipun Negara Pancasila bukan berarti Negara Agama, sebaiknya pemerintah
tetap selalu memperhatikan kepentingan mayoritas umat lslam sebagai warga Negara.
Jika pemerintah membuat Peraturan perundangan hendaknya lebih memberikan peluang
kepada fiqh lslam, yang menjadi landasan hidup umat lslam sehari-hari, Harus disadari
bahwa umat lslam dalam Negara Pancasila tidak dapat mendirkan negara lslam, tetapi
jika peraturan perundangan tidak menantang arus fiqh lslam maka berarti tidak akan
menghalangi bagi umat lslam melaksanakan hukum lslam.
BAB III
PEMBAHASAN 2
Istilah ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea yang berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, ide-ide dasar,cita-cita. Kata idea berasal dari bahaa Yunani ,
eidos yang berarti bentuk atau idein yang berarti melihat. Idea dapat diartikan sebagai
cita-cita, yaitu cita-cita yang bersifat tetap dan akan dicapai dalam kehidupan nyata.
Dengan demikian, cita-cita ini pada hakikatnya merupakan dasar, pandangan atau faham
yang diyakini kebenarannya. Sedangkan logos berarti ilmu. Secara harfiah,ideologi
berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran tentang pengerian dasar.
Pokok-pokok pikiran yang perlu dikemukakan mengenai ideologi adalah sebagai berikut :
1. Pokok ideologi merupakan sistem pemikiran yang erat kaitannya dengan perilaku
manusia. Kecuali itu, ideologi merupakan serangkaian pemikiran yang berkaitan dengan
tertib sosial dan politik yang ada dan berupaya untuk merubah atau mempertahankan
tertib sosial dan politik yang bersangkutan.
2. Bahwa ideologi, disamping mengemukakan program juga menyertakan strategi guna
merealisasikannya.
3. Bahwa ideologi dapat dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang dapat
mempersatukan manusia, kelompok atau masyarakat yang selanjutnya diarahkan pada
terwujudnya partisipasi secara efektif dalam kehidupan sosial politik.
Bahwa yang bisa merubah suatu pemikiran menjadi ideologi adalah fungsi pemikiran
menjadi ideologi adalah fungsi pemikiran itu dalam berbagai lembaga
B. Fungsi Ideologi
Tumbuhnya keyakinan da kepercayaan terhadap ideologi tertentu, barangkali bukan satu-
satunya cara, melalui mana manusia bisa memformulasikan dan mengisi kehidupannya.
Ideologi juga mempermainkan fungsinya dalam mengatur hubungan antara manusia dan
masyarakat.setiap kehidupan masyarakat pasti mengharapkan setiap anggotanya dapat
terlibat didalamnya. Untuk itu ideologi dapat membantu anggota masyarakat dalam
upaya melibatkan diri dalam berbagai sektor kehidupan. Dsamping fungsinya yang
sangat umum,ideologi juga memiliki fungsi khusus sifatnya, antara lain :
1. Ideologi berfungsi melengkapi struktur kognitif manusia
Sebagai sistem panutan, ideologi pada dasarnya merupakan formulasi ide atau gagasan
melalui ana manusia dapat menerima, memahami, dan sekaligus menginteptasikan
hakikat kehidupan ini.
2. Ideologi berfungsi sebagai panduan.
Sebagai suatu panduan, ideologi mencanangkan seperangkat patokan tentang bagaimana
manusia seharusnya bertingkah laku, disamping tujuan dan cara mencapai tujuan itu.
3. Ideologi berfungsi sebagai lensa
Ideologi merupakan salah satu alat bagi seseorang atau bangsa untuk mengenal dan
melihat dirinya sendiri dan mengharapkan orang lain untuk bisa melihat dan
mengitepretasikan tindakannya yang didasarkan atas ideologinya.
4. Ideologi berfungsi sebagai kekuatan pengendali konflik.
Dalam level personal, ideologi dapat membantu setiap individu dalam mengatasi konflik
yang terjadi dalam dirinya ataupun dalam hubungan dengan orang lain. Dalam kehidupan
masyarakat, ideologi juga dapat berfungsi membatasi konflik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesipulan
BerdasarkanuraiantentangPancasilamenurutPandanganlslamdarisudutTheologisdanSosiol
ogis, makadapatditarikkesimpulandalam 2 (dua )hal, yaitu :
1.Secaratheologis, bahwasebagaiwargabangsaharusmenjunjungtingginilai-
nilaiPancasiladannilai'nilai Agama. Pancasila yang memilikisilapertamaKeTuhanan yang
MahaEsa, telahmemberikanartisecara theologies bagipelaksanaansila-silaselanjutnya, Hal
inidapatdimengertibahwasetiapkebijakan yang
diambilolehpemerintahdalammengambilkeputusanharusberdasarkanaspirasipolitikumatlsl
am yang mayoritas, khususnyammperhatikankehidupanumatlslam yang
melaksanakansyari’atagamanya' Sehinggakepentingan Negara
dalammelaksanakanpemerintahandanpembangunantidakbertentangandengankehendak
Allah Tuhan yang MahaEsa, yang secarasyari'atmenjadikeyakinanumatlslam.
2. Negara Pancasilatelahmemberikanlegitimasiumatlslamdalammelaksanakansysi'atlslam,
sebaliknyaumatlslamtelahmeligitimasikanPancasilasebagaidasar Negara
dalamkehidupanbermasyarakat, berbangsadanbemegara,
Karenaitupancasilatelahmenjadibagiandarinilai - nilaiajaranlslam yang
sejalandengankehidupansehari-hariumatlslam' Karenaitu Tri
KerukunanHidupUmatberagamaperludidukungsepenuhnyaolehwargabangsa, demi
terwujudnyapersatuandankesatuan Negara Republiklndonesia, yang berdasarkanKe-
Tuhanan Yang Esadanberahklakulkarimah.
Pancailai sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan ideologi
negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila merupakan gagasan dasar yang
berkenaan dengan kehidupan negara.Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis
melandasi berdirinya negara Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran
mengenai wujud masyarakat tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang
harus diperjuangkan untuk mewujudkannya.
Pancasila membawakan nilai-nilai tertentu yang digali dari realitas sodio budaya bangsa
Indonesia. Ideologi membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan
ideologi lainnya. Kehasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa,yang
membawa konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Keberadaan ideologi Pancasila dilihat dari dimensi realitas membawakan nilai-nilai yang
mencerminkan realitas sosiobudaya bangsa Indonesia, dari segi idealitas mamidpu
memberikan keyakian akan terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan, dan dari
dimensi Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada didalamnya dapat dijabarkan secara konstektual
agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan dinamika dan perkembangan masyarakat.
DATAR PUTAKA
http://so45.blogspot.co.id/2011/09/pandangan-islam-terhadap-pancasila.html
https://sinarislam.wordpress.com/2009/06/03/ayat-ayat-al-quran-mengenai-pancasila/
https://aseft63.wordpress.com/materi-pelajaran/pkn-kelas-8/pancasila-sebagai-ideologi-
dan-dasar-dasar-negara
Buku paket Pendidikan Pancasila A.T. Soegito, dkk.