Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH LEMPAR LEMBING

Dosen pembimbing : Putra Muhammad Yusuf,M.pd

Disusun Oleh :

ZULKARNAIN ADE PRATAMA


NIM : 20271165
KELAS : 1 E
PRODI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA MATARAM
TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

         
  Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas kasih Karunia-Nya kami bisa menyelesaikan makalah penjaskes lempar
lembing ini.

            Adapun makalah penjaskes tentang lempar lembing ini telah kami usahakan


semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini dan tentunya dengan bantuan
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah kami ini.

           Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami dapat memperbaiki
makalah penjaskes ini.

           Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah penjaskes tentang 


lempar lembing ini dapat menambah wawasan dan memberikan inspirasi terhadap
pembaca.

Sumbawa Besar, 25 November 2020

Zulkarnain Ade Pratama


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...

BAB I  PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang………………………………………………….......................

B.     Rumusan Masalah……………………………………………………………..

C.     Tujuan Penulisan……………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A.     Sejarah Lempar Lembing..................................................................................

B.     Pengertian Lempar Lembing……….................................................................

C.     Peralatan Yang Di Perlukan Dalam Lempar Lembing…………………...........

D.     Macam-Macam Teknik Lempar Lembing…………..…………………………

E.      Peraturan Lempar Lembing................................................................................

BAB III PENUTUP

A.       Kesimpulan…………………………………………………….……………..

B.       Saran………………………………………………………………………….

 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Lempar lembing merupakan suatu aktivitas olahraga  yang menuntut
kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis
tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih identik
dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik
lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman
tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat
manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa
nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap
dengan membangun perkampungan atau perkotaan.

            Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik
seperti melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan
menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan
(berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun
belum ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi
sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik.
Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga
jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.

B.     RUMUSAN MASALAH        
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimana sejarah lempar lembing?
2.      Apa  pengertian lempar lembing?
3.      Apa saja peralatan-peralatan yang diperlukan dalam lempar  lembing?
4.      Apa Saja Macam-macam teknik dalam melakukan  lempar lembing?
5.       Apa Saja Peraturan Dalam Lempar Lembing ?

C.    TUJUAN PENULISAN
Untuk menambah wawasan tentang senam khususnya tentang lempar lembing
dan untuk mendapatkan nilai.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    SEJARAH LEMPAR LEMBING

Lempar lembing adalah olahraga yang menuntut kecekatan dan kekuatan


dalam melempar. Media olaharaga ini adalah lembing, yaitu sejenis tombak, tapi
lebih ringan dan kecil. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah otentik
mengenai olahraga lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah
berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk
olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari,
lompat, dan lempar cakram.

Beberapa pakar menyebutkan, lempar lembing diidentikkan dengan aktivitas


berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar
lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut.

Aktivitas lempar lembing baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika


manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa
nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap
dengan membangun perkampungan atau perkotaan. Olahraga lempar lembing juga
tercatat dilakukan di beberapa peradaban klasik lainnya. Seperti peradaban Cina
dan Mesir (Egypt) Klasik. Namun, tidak sepopuler seperti di Yunani, karena
olahraga yang paling diminati di Mesir adalah renang dan memancing.
Dengan dasar ini kemudian disimpulkan, bahwa olahraga lempar lembing berasal
dari peradaban Yunani klasik, berakar pada aktivitas berburu leluhur manusia pada
zaman purba.

B.  PENGERTIAN LEMPAR LEMBING


Lembing adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk
kompetisi diperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan
melemparkan dari peluru. Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk
bagian dari Olimpiade kuno, dan itu termasuk dalam perdana Olimpiade modern
pada tahun 1896. Lembing akhirnya diatur oleh lintasan dan lapangan payung
tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF).

Javelin kompetisi paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga


pada Olimpiade, di mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-
laki dan perempuan. Javelin juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik
Dunia kejuaraan atletik dan berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah
bagian dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan
trek dan lapangan. Ini juga merupakan salah satu peristiwa yang meliputi baik
dasalomba dan heptathlon.

Beruang lembing sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional


lainnya yang mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin. Yang
menembak, melempar palu, dan cakram semua memerlukan atlet untuk
mempertimbangkan berbagai faktor fisik, termasuk efek angin, sudut di mana
objek dilepaskan, ketinggian di mana objek dilepaskan, dan kecepatan objek pada
rilis. Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik lembing itu sendiri yang
memisahkan olahraga ini dari peristiwa melempar lain.
Proyektil yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-
kepala, dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau
komposit lain bahan sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek
dipegang oleh pelempar sebelum pengiriman.

Berbeda dengan gerak kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh
seorang atlet untuk menghasilkan peluru yang sukses melempar atau rilis cakram,
lembing aturan melarang spin atau memutar dari tubuh pelempar sebelum
pelepasan lembing (bagian belakang pesaing mungkin tidak menghadapi garis
melemparkan setiap saat sebelum pelepasan lembing).

C.    PERALATAN-PERALATAN SAAT LEMPAR LEMBING


Lempar lembing merupakan nomor lempar yang dilombakan dalam cabang
olahraga atletik. Perlombaan lempar lembing dilakukan di lapangan terbuka
dengan menggunakan lebing, yang mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1.  Lembing
- Untuk putra:
a.   Berat 800 gram
b.   Panjang 260-270 cm.
c.   Panjang lilitan untuk pegangan 15-16 cm
- Untuk putri:
a.   Berat 600 gram
b.   Panjang 220-230 cm
c.   Panjang lilitan untuk pegangan 15-16 cm
2.  Lapangan
a.   Lapangan lempar lembing adalah sebagai berikut:
b.   lebar : 4 meter
c.   panjang awalan 30-37 meter
d.   besar sudut lemparan 40o

D.    MACAM-MACAM TEKNIK LEMPAR LEMBING


1.      Teknik memegang lembing
Pada teknik memegang lembing, perlu diketahui bahwa ada 3 cara atau teknik
yang perlu dilatih, yaitu:
a.  American Style (Cara Amerika)

Pada American style, cara memegang lembing adalah dengan menempatkan ibu
jari sekaligus telunjuk untuk saling bertemu pada lilitan lembing atau di belakang
balutan lembing. Untuk yang baru menekuni lempar lembing, cara memegang
lembing satu ini lebih sesuai.

Untuk atlet pemula, pegangan American style sangat mudah dipelajari sehingga
ketika latihan tidak akan begitu menemukan kesulitan. Tak hanya bagi pemula saja
sebenarnya, tapi juga secara umum yang memegang lembing pada dasarnya
menggunakan teknik American style. Ini adalah teknik yang dasar sekaligus juga
paling banyak dan kerap kita jumpai.

Alasan mengapa cara memegang dengan gaya Amerika sangat umum adalah
karena selain mudah, daya dorongnya lebih tinggi oleh ibu jari dan jari telunjuk.
Teknik pegangan lembing satu ini pun masih populer sampai sekarang dan masih
sering digunakan karena memang sangat nyaman sekaligus memberikan daya
dorong lebih.

b.  Finlandia Style (Cara Finlandia)

Pada umumnya, seringkali cara memegang lembing dengan cara Finlandia


kerap dianggap sama dengan cara Amerika. Banyak orang tak terlalu tahu
membedakan kedua teknik pegangan yang padahal sebenarnya sangat mudah.
Untuk pegangan ini, tekniknya adalah dengan membuat ibu jari serta jari tengah
bertemu tepat di bagian lilitan lembing.

Bagian lilitan lembing tersebut artinya ada di belakang balutan. Untuk posisi
jari telunjuk, Anda bisa buat posisinya agak lurus dengan batang lembingnya. Tak
ada ketentuan kapan harus memakai pegangan yang mana karena pemain atau
pelempar lembing juga bisa menggunakan cara Finlandia sedari awal apabila
memang lebih nyaman dengan teknik ini.

c.  Tank Style (Jepit Tang)


Untuk cara memegang lembing satu ini, pegangan berfokus pada jari
telunjuk serta jari tengah yang bertugas menjepit lembing tepat di belakang bagian
pegangan. Tentunya pada setiap pegangan memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing, dan untuk teknik pegangan ini pun sama baiknya dengan yang lain
hanya memang tak sepopuler American style.

Pada dasarnya, memegang lembing dengan tank style cukup menguntungkan


bagi pelemparnya. Ini karena pegangan ini mampu menjadi pencegah terjadinya
luka di bagian siku pelempar yang diakibatkan biasanya oleh pelencengan. Hanya
saja memang ketika melempar, lilitan tipisnyalah yang nantinya menyebabkan
masalah sehingga harus mempertimbangkan hal ini juga sebelum
menggunakannya.

Tak ada teknik pegangan yang lebih baik dari yang lain karena sebetulnya
masalah teknik pegangan lembing kembali ke masing-masing kenyamanan
pelemparnya. Seorang atlet perlu memilih jenis pegangan yang paling sesuai
dengannya, yakni yang dianggap paling pas dan cocok sesudah melakukan latihan
untuk setiap teknik memegang lembing.

2.     Teknik Membawa Lembing

Selain cara memegang lembing, teknik dalam membawa lembing juga perlu
untuk Anda kuasai bila ingin menjadi atlet yang baik. Dalam setiap olahraga,
mengambil awalan yang tepat akan meningkatkan kemungkinan luar biasa dalam
mencapai hasil maksimal. Cara mengambil awalan di atletik lempar lembing
berhubungan erat dengan cara membawanya.

Sebetulnya dalam membawa lembing, seseorang bisa melakukan cara apapun,


hanya saja pastikan untuk tidak sampai membuat kecepatan berlari terhambat.
Intinya di sini adalah bahwa membawa lembing bisa dilakukan senyaman atlet
tersebut, seperti:

a.  Membawanya di atas pundak di mana mata lembing posisinya serong ke atas.

b.  Bahkan atlet pun sah-sah saja kalau ingin membawa lembing di atas bahu
dengan posisi mata lembing sering ke bawah maupun juga mendatar.

c.  Tangan akan menjadi rileks ketika membawa lembing dalam posisi mendatar;
tak hanya tangan, tapi bagian bahu pun otot menjadi lebih nyaman serta tak begitu
tertekan sehingga memang banyak juga atlet yang menggunakannya.

d.  Membawa lembing tidak harus selalu di atas pundak, karena membawanya
dengan posisi lembing di sisi tubuh juga sah-sah saja untuk dilakukan. Namun
pada teknik membawa lembing ini, Anda perlu meluruskan tangan ke belakang
supaya menjadi jauh lebih gampang dalam mengambil sejumlah sikap lanjutan.
Hanya saja, pada cara membawa lembing seperti ini akan ada sedikit hambatan
untuk berlari dengan kecepatan optimal.

3.    Teknik Awal Berlari Lempar Lembing

Teknik lainnya yang sangat perlu diperhatikan adalah awalannya. Awalan ini
merupakan gerakan mula-mula dalam proses melempar lembing dan perlu atlet
lakukan dengan melangkah serta berlari ke batas tolakan. Atlet perlu melatih ini di
awal karena awalan lari adalah bagian pertama yang tujuannya sebagai pembangun
kecepatan gerak tubuh untuk kepentingan hasil lemparan.
a.  Pada awalan lari lempar lembing, pelempar lembing bakal perlu berlari seraya
membawa lembing tepat di atas kepala sambil menekuk bagian lengan. Hadapkan
siku ke depan dan telapak mengarah ke atas.

b.  Sementara untuk posisi lembing, pastikan posisinya sejajar dan letaknya di atas
garis paralel dengan tanah.

c.  Cross steps adalah istilah untuk bagian terakhir dari teknik awalan lari lempar
lembing dan istilah lain untuk itu adalah langkah silang. Pada langkah ini akan
meliputi adanya hop-steps atau dengan jingkat, cross-steps atau dengan langkah
silang di bagian depan, serta rear cross-steps atau langkah silang di belakang.

d.  Untuk aturan panjang awalan lari, menurut Ballesteros, wajib untuk tak lebih
dari 36.50 m bagi panjang lintasan awalan dan juga tak boleh pula kurang dari 30
m. Perlu ada pemberian tanda menggunakan 2 garis paralel (4 meter) secara
terpisah dengan 5 cm untuk lebar garisnya.

e.  Dalam teknik peralihan atau cross steps, atlet perlu memutar kedua bahu secara
perlahan ke arah kanan ketika menurunkan kaki kiri. Sementara itu, lengan kanan
harus mulai digerakkan atau diluruskan ke belakang. Dari situ, titik pusat gravitasi
bisa turun perlahan dari yang tadinya meningkat ketika melakukan awalan lari.

f.  Teruskan perputaran bahu sekaligus juga pelurusan lengan pembawa lembing ke
belakang dan lanjutkan tanpa terputus. Bergeraklah terus sampai atas sampai
melampaui kaki kiri atas. Dengan gerakan ini biasanya akan membuat tubuh
bagian atas condong ke belakang.

g.  Kedua bahu yang mengalami perputaran ke kanan akan membuat pilinan antara
tubuh bagian bawah dan atas dan ini sekaligus juga membuat lembing tertinggal
dengan baik di belakang tubuh atlet.

h.  Sementara itu, fokuskan pandangan tetap selalu ke arah depan.

i.  Tumit kanan perlu diangkat ketika terjadi pendaratan oleh tungkai kanan dalam
posisi setengah ditekuk pada akhir cross steps sewaktu menggerakkan lutut maju.
Dalam waktu yang sama, kedua tungkai perlu dibuka dengan melangkahkan kaki
kiri selebar-lebarnya ke depan dan injakkan pula sedikit ke kiri.
j.  Tetaplah jaga kedua bahu untuk menghadap ke samping dan lembing perlu
untuk tetap dalam posisi dipegang di belakang. Tangan yang membawa lembing
pun harus tetap setinggi pundak.

k.  Jaga pergelangan tangan supaya tetap dalam kondisi ditekuk dan hadapkan
telapak tangan ke atas supaya bagian ekor lembing tak menyentuh permukaan
tanah. Saat melakuakn pergerakan ini, lipat lengan kiri menyilang di dada.

l.  Di fase akhirnya, saat menurunkan kaki kiri pada posisi akhir lemparan,
mulailah untuk pemutaran kedua pinggul ke depan. Gerakan ini bisa diawali
dengan sebuah putaran ke dalam oleh lutut dan kaki kanan dan lanjutkan dengan
meluruskan tungkai.

m.  Selanjutnya, bahu kiri bisa dibuka, dan putarlah siku kanan ke arah luar atas
sementara lembing diluruskan di atas bahu dan lengan.

n.  Tekanlah kaki kiri ke tanah dan langsung lanjutkan dengan memutar kaki kanan
ke dalam lalu diluruskan seraya meluruskan juga lutut kanan. Tujuannya adalah
supaya sebuah posisi membusur dapat tercipta dari tubuh atlet dan otot depan bisa
meregang kuat.

4.   Teknik Melempar Lembing

Setelah teknik memegang, membawa dan bahkan awalan lari, maka seseorang
yang ingin bermain lempar lembing dan menjadi atlet profesional memerlukan
teknik untuk melempar lembing secara tepat juga.
a.  Ketika hendak melemparkan lembing dari atas kepala, pastikan bawa lembing
ke belakang dnegan tangan lurus yang diputar ke arah dalam, sementara itu
rebahkan badan ke belakang dengan lutut kaki kanan di saat yang sama dengan
pembengkokan siku.

b.  Bawa lembing secepat kilat ke atas kepala sambil mendorong pinggul ke depan,
barulah kemudian lembing dilemparkan sekuat tenaga ke depan dari atas kepala.
Dalam posisi ini, tangan lurus dan dibantu dengan kaki kanan ditolakkan sekuatnya
dan badan dilonjakkan ke depan.

c.  Lepaskan lembing di saat lurus dan pangkal lilitan tali lembing dapat didorong
dengan jari-jari tangan.

5.  Teknik Melepaskan Lembing

Setelah dilempar, tentu ada pula teknik untuk melepaskan lembing di mana
gerakan ini sangat vital untuk menciptakan lemparan yang baik. Untuk melepaskan
lembing, penting untuk mengurutkan dari bahu, lengan atas dan tangan dalam
pergerakannya secara sempurna.
a.  Awalnya, bahu dipakai untuk melempar secara aktif dengan dibawa ke depan
sambil memutar lengan yang akan melempar, sementara siku mendorong ke arah
atas.

b.  Pastikan lembing dilempar di atas kaki kiri dan lembing juga lepas dari tangan
dengan 45 derajat sudut lemparan. Pergerakannya mirip ketapel dari lengan bawah
tangan kanan.

c.  Sementara itu, pastikan untuk luncurkan kaki kanan di tanah dan saat pelepasan
lembing maka terjadilah pada satu garis lurus yang berasal dari pinggang ke tangan
pelempar sementara tubuh serta kepala condong ke sisi kiri.

d.  Selama pelepasan lembing, tekuk lengan kiri dengan tujuan memblok dan
pastikan tubuh seimbang dan mempertahankan posisi yang sudah diciptakan saat
melempar supaya tak makin condong ke depan.

e.  Penting untuk tubuh menjaga keseimbangan supaya tak berakibat pada


diskualifikasi. Pada proses penyeimbangan tubuh, pusatkan pada satu kaki
tumpuan.
6.   Posisi Tubuh Pasca Pelemparan

Sesudah menolakkan kaki kanan ke atas dan juga ke depan mendarat, angkat
kaki ke belakang dan agak miringkan bagian tubuh sambil agak condong ke depan.
Kaki kiri tetap mengarah ke belakang secara rileks sementara tekukkan siku tangan
kanan yang berada di bawah supaya lebih dekat ke perut.

Untuk posisi tangan kiri, pastikan untuk tetap rileks dan lemas ke belakang.
Pandangan harus tetap fokus ke depan mengikuti arah jalannya lembing sekaligus
di tempat jatuhnya. Ketika posisi salah baik dalam melempar dan melepas, maka
hasil lempar lembing pun kemungkinan akan kurang memuaskan.

E.   PERATURAN LEMPAR LEMBING


Pada lempar lembing juga terdapat beberapa peraturan umum yang meliputi
tempat pegangan yang tepat dan yang dianggap sah sewaktu berpartisipasi dalam
sebuah pertandingan. Tak hanya pegangan, tapi juga lemparan yang benar pun
harus benar-benar diperhatikan oleh para pemain atau peserta. Berikut ini adalah
beberapa aturan dalam bermain lempar lembing paling tepat:
1.  Pemain harus memegang lembing pada tempat pegangan.
2.  Sebuah lemparan akan dianggap sah apabila mata lembing menancap atau
menggores tanah pada bagian sektor lemparan.
3.  Sebuah lemparan lembing dianggap tidak sah ketika tongkat lembing dilempar
kaki peserta menyentuh lengkungan lemparan atau garis 1,5 meter.
4.  Sebuah lemparan lembing dianggap tidak sah ketika tongkat lembing dilempar
dan kaki peserta menyentuh tanah di depan lengkungan lemparan.
5.  Ketika sudah mulai melempar, peserta yang melempar tak diperkenankan
memutar badannya sepenuhnya sehingga punggung mengarah pada lengkungan
lemparan.
6.  Lemparan dianggap sah dan benar apabila lemparan yang dilakukan melewati
atas bahu.
7.  Seperti pada peraturan tolak peluru dan lempar cakram, jumlah lemparan yang
berlaku dan memang diperbolehkan dalam lempar lembing sama dengan kedua
cabang olahraga atletik tersebut, yakni 3 kali.
8.  Pemain/peserta hanya boleh melakukan lemparan 3 kali saja dan proses
penilaian adalah dengan mengambil jarak paling jauh dari lemparan.
9.  Peserta tak diperbolehkan meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing
yang sudah ia lemparkan jatuh ke tanah.

Seperti pada jenis olahraga lain, selalu ada peraturan pelanggaran dan begitu
juga pada olahraga lempar lembing ini. Ada beberapa larangan yang jelas perlu
diketahui dan sebisa mungkin dihindari oleh peserta lempar lembing. Pelanggaran
atau larangan yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
1.  Peserta tidak memegang tongkat lembing pada lilitannya atau bagian pegangan
yang sudah seharusnya.
2.  Peserta tidak juga memulai atau melakukan lemparan padahal sudah dipanggil
selama 2 menit. Biasanya kasus seperti ini terjadi ketika pelempar ragu-ragu atau
terlalu lama bersiap-siap, atau bisa jadi karena tak mendengar panggilan.
3.  Peserta menyentuh besi yang menjadi batas lemparan bagian atas.
4.  Peserta sesudah melempar kakinya keluar garis yang ada di bagian depan sektor
lempar.
5.  Peserta sesudah melempar kemudian malah meninggalkan jalur lari awalan
sebelum lembing jatuh ke tanah.
6. Tongkat lembing yang dilempar jatuh tapi sampai pada luar garis sektor
lemparan.
7.  Ujung tongkat lembing tak meninggalkan bekas di tanah.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Di dalam gerakan lempar lembing banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh


bagian atas dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari
kombinasi yang lengkap dari bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu
gerakan lempar lembing yang baik.

B.    Saran

Kami berharap dengan makalah Lempar Lembing ini, para pembaca dapat


mengetahui apa itu olahraga lempar lembing, sejarah lempar lembing, maupun
teknik – teknik dan peraturan dari olahraga Lempar Lembing. Semoga mendapat
banyak mendapat manfaat. Kritik dan saran sangat saya harapkan agar makalah ini
menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
http://grandmall10.wordpress.com/2010/01/28/lempar-lembing/

http://www.referensimakalah.com/2013/04/sejarah-olahraga-lempar-lembing.html

http://edukasicenter.blogspot.co.id/2015/06/peralatan-dalam-olahraga-lempar-
lembing.html

http://olahragapedia.com/teknik-lempar-lembing

http://olahragapedia.com/peraturan-lempar-lembing

Anda mungkin juga menyukai