“Tolak Peluru”
DOSEN PENGAMPU:
JONIKA TRISHANDRA, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh:
Andria Sandra
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah dengan judul “Tolak Peluru” ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya
selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................9
B. Saran ...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan
yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga
merupakan sarana untuk pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan
kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi, dan
sebagainya. Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu Athlon atau
Athlum yang berarti perlombaan atau pertandingan sedangkan orang yang
melakukannya disebut Athleta (Atlet). Di Amerika dan di sebagian Eropa
serta Asia sering memakai istilah / kata atletik dengan Track and Field,
sedangkan negara Jerman memakai kata Leicht Athletik dan di negara
Belanda memakai istilah Athletiek.
Atletik merupakan unsur olahraga terpenting pada suatu penyelenggaraan
olimpiade. Hal ini dikarenakan pengembangan dan peningkatan prestasi
olahraga lain dapat dicapai melalui latihan nomor-nomor atletik, khususnya
dalam peningkatan kondisi fisik. Nilai edukatif dari cabang atletik dapat
dijadikan dukungan dalam pengembangan sumber daya manusia yang
potensial di bidang olahraga.
Salah satu nomor pada cabang atletik adalah tolak peluru. Faktor tersebut
ada yang bersifat internal misalnya : bakat, emosi, suasana hati, motivasi dan
lain-lain. Sedangkan faktor yang bersifat eksternal diantaranya: faktor pelatih,
sarana dan prasarana, lingkungan dan sosial budaya. Prestasi pada nomor
atletik dapat dicapai melalui latihan yang khusus dan teratur dalam jangka
waktu yang relatif lama. Potensi yang cocok dengan cabang olahraga yang
ditekuninya seperti keadaan fisik, penguasaan teknik dan persyaratan lainnya
semestinya dimiliki oleh seorang atlet.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagimanakah sejarah tolak peluru berkembang?
2. Apa yang dimaksud dengan tolak peluru?
3. Apa sajakah teknik dasar dalam memainkan tolak peluru?
4. Apa sajakah peraturan permainan tolak peluru?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah tolak peluru
2. Mengetahui tentang tolak peluru
3. Mengetahui teknik dasar dalam memainkan tolak peluru
4. Mengetahui peraturan permainan tolak peluru
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Bendera Kecil
3. Kapur/Tali Rafia
4. Peluru
a. Untuk senior putra = 7.257 kg
b. Untuk senior putri = 4 kg
c. Untuk junior putra = 5 kg
d. Untuk junior putri = 3 kg
5. Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
6. Ortodox : gaya menyamping
4
C. Teknik Dasar Tolak Peluru
Dalam tolak peluru terdapat beberapa teknik dasar, diantaranya:
1. Teknik Memegang Peluru
a. Jari-jari renggang
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat
membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari
tempatnya. Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki
jari-jari yang kuat dan panjang
b. Jari-jari agak rapat
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang
peluru. Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan
sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan pada
waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
c. Jari-jari agak renggang
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek,
dapat menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara
kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru
sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan
geseran ke samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari jari
pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
2. Teknik meletakkan peluru pada bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru
pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang
memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di
samping kiri badan
3. Teknik menolak peluru
Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan cara seperti
dibawah ini:
a. Menolak peluru dengan kedua tangan
5
1) Pegang peluru dengan kedua tangan didepan dada, kedua kaki
dalam keadaan sejajar, lalu dorong/tolakkan peluru kedepan-
atas sejauh mungkin.
2) Pegang peluru dengan kedua tangan, kemudian simpan
dibawah perut dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam
keadaan sejajar. Kemudian ayun dan lemparkan peluru
kedepan.
3) Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan
dibawah perut dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam
keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan membelakangi
arah lemparan. Kemudian ayunkan dan lempar peluru kearah
belakang atau sektor lemparan.
4) Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan
putaran pinggang. Tolakan masih dengan kedua tangan tetapi
beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan terkuat. Kaki
masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan
tolakan yang sebenarnya.
5) Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di
depan. Tolakan dilakukan dengan koordinasi bantuan dorong
kaki belakang.
b. Menolak peluru dengan satu tangan
1) Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dileher.
Lanjurkan /rentangkan lengan kiri kedepan dan abadan
menghadap depan. Tolakkan peluru dengan sudut parabola
beberapa meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri
kedepan. Jangan lupa kaki kanan dihentakkan untuk membantu
melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru dilepaskan.
2) Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan
melakukan tolakan, badan diputar ke kanan untuk mengambil
ancang-ancang.
6
D. Peraturan Permainan Tolak Peluru
1. Sarana dan Prasarana
a. Sektor lemparan/lapangan dibatasi oleh 2 garis yang menuju ke
pusat lingkaran, lewat tepi balok lemparan yang panjangnya 1,22
m; tinggi 10 cm; dan tebalnya 11,4 cm.
b. Berat peluru: pria 7,26 kg dan wanita 4 kg.
c. Sepatu yang dipergunakan mempunyai alas yang keras dan tanpa
paku.
2. Peraturan Tolak Peluru
Tolakan peluru yang dilakukan oleh peserta dianggap gagal, jika:
a. Menyentuh balok batas sebelah atas dan menyentuh tanah di luar
lingkaran;
b. Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah;
c. Peluru jatuh di luar sektor lingkaran;
d. Berjalan keluar lingkaran di daerah lemparan;
e. Peluru diletakkan di muka dada atau belakang kepala;
f. Dipanggil sudah 2 menit belum melempar;
g. Peserta gagal melempar setelah 3 kali lemparan
3. Juri Tolak Peluru
Untuk menentukan pemenang perlu adanya juri untuk memutuskan
pemenangnya. Kemampuan wasit harus meyakinkan, serta penguasaan
peraturan perlombaan dan pertandingan akan menunjang kelancaran
jalannya perlombaan dalam tolak peluru. Wasit atau juri dalam
perlombaan tolak peluru berjumlah 3 orang, yaitu juri 1, juri 2, dan juri
3. Setiap juri memiliki tugas dan wewenang yang berbeda-beda.
Berikut tugas dan wewenang setiap juri.
a. Juri 1
Mengawasi tangan dan kesalahan kaki yang terjadi pada sisi dekat
dengannya. Juri 1 juga bertugas memanggil peserta dan mengukur
hasilnya.
7
b. Juri 2
Berkenaan dengan kesalahan kaki yang terjadi pada bagian atas
papan penahan dan lingkaran-lempar pada sisi papan penahan. Juri
2 memegang bendera untuk memutuskan bahwa lemparan tersebut
sah atau tidak.
c. juri 3
Bertugas untuk menentukan tempat jatuhnya peluru. Ia akan
menancapkan paku atau bendera kecil tempat peluru tersebut jatuh.
Bagi peserta yang menggunakan tangan kidal, tentu wasit harus
berubah menyesuaikan posisinya.
8
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat kami simpulkan bahwa
Tolak peluru merupakan salah satu nomor pada cabang atletik. Faktor
tersebut ada yang bersifat internal misalnya : bakat, emosi, suasana hati,
motivasi dan lain-lain. Sedangkan faktor yang bersifat eksternal
diantaranya: faktor pelatih, sarana dan prasarana, lingkungan dan sosial
budaya. Prestasi pada nomor atletik dapat dicapai melalui latihan yang
khusus dan teratur dalam jangka waktu yang relatif lama. Potensi yang
cocok dengan cabang olahraga yang ditekuninya seperti keadaan fisik,
penguasaan teknik dan persyaratan lainnya semestinya dimiliki oleh seorang
atlet.
Ada tiga tekhnik dalam memainkan olahraga tolak peluru yaitu teknik
memegang peluru, teknik meletakkan peluru pada bahu, dan teknik menolak
peluru.
B. Saran
Berdasarkan makalah ini kami menilai bahwa Cabang atletik tolak
peluru merupakan salah satu cabang atletik yang harus dikembangkan di
sekolah dalam mata pelajaran olahraga. Tolak peluru merupakan olahraga
yang bisa dilakukan bagi para pembaca hendaknya dapat memahami isi dari
makalah ini dan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10