Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENJAS

Di susun guna memenuhi tugas PJOK

“LEMPAR LEMBING & LEMPAR CAKRAM”

DISUSUN OLEH:

NISA QURATA AINI (XII IPS²)

MADRASAH ALIYAH (MA) MADANI


TAHUN AJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung,04 Februari 2024

NISA QURATA AINI

DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………. 4
1.3 Tujuan Penulisan…………………………… …………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH LEMPAR LEMBING....................................................... 5
2.2 PENGERTIAN LEMPAR LEMBING................................................ 6
2.3 PERALATAN YANG DIPERLUKAN DALAM LEMPAR
LEMBING?....................................................................................... 7
2.4MACAM-MACAM TEKNIK LEMPAR
LEMBING…………………………………………………………. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………… 12
3.2 Saran……………………………………………………... ……….. 12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 13

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lempar lembing merupakan suatu aktivitas olahraga yang menuntut
kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis
tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih identik
dengan aktivitas berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik
lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman
tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat
manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa
nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap
dengan membangun perkampungan atau perkotaan.
Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik
seperti melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu
dialihkan menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh
makanan (berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi.
Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar
lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman
Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah
dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah lempar lembing?
2. Apa pengertian lempar lembing?
3. Apa saja peralatan-peralatan yang diperlukan dalam lempar lembing?
4. Apa Saja Macam-macam teknik dalam melakukan lempar lembing?
5. Apa Saja Peraturan Dalam Lempar Lembing ?
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk menambah wawasan tentang senam khususnya tentang lempar lembing
dan untuk mendapatkan nilai
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH LEMPAR LEMBING

Lempar lembing adalah olahraga yang menuntut kecekatan dan kekuatan


dalam melempar. Media olaharaga ini adalah lembing, yaitu sejenis tombak, tapi
lebih ringan dan kecil. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah otentik
mengenai olahraga lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah
berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk
olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari,
lompat, dan lempar cakram.
Beberapa pakar menyebutkan, lempar lembing diidentikkan dengan aktivitas
berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar
lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas
lempar lembing baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika manusia
memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang
lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan
membangun perkampungan atau perkotaan. Olahraga lempar lembing juga tercatat
dilakukan di beberapa peradaban klasik lainnya. Seperti peradaban Cina dan Mesir
(Egypt) Klasik. Namun, tidak sepopuler seperti di Yunani, karena olahraga yang
paling diminati di Mesir adalah renang dan memancing.
Dengan dasar ini kemudian disimpulkan, bahwa olahraga lempar lembing
berasal dari peradaban Yunani klasik, berakar pada aktivitas berburu leluhur
manusia pada zaman purba.
2.2. PENGERTIAN LEMPAR LEMBING
Lembing adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk
kompetisi diperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan
melemparkan dari peluru. Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk
bagian dari Olimpiade kuno, dan itu termasuk dalam perdana Olimpiade modern
pada tahun 1896. Lembing akhirnya diatur oleh lintasan dan lapangan payung
tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF).
Javelin kompetisi paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga
pada Olimpiade, di mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh
lakilaki dan perempuan. Javelin juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik
Dunia kejuaraan atletik dan berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah
bagian dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan
trek dan lapangan. Ini juga merupakan salah satu peristiwa yang meliputi baik
dasalomba dan heptathlon.
Beruang lembing sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional
lainnya yang mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin. Yang
menembak, melempar palu, dan cakram semua memerlukan atlet untuk
mempertimbangkan berbagai faktor fisik, termasuk efek angin, sudut di mana
objek dilepaskan, ketinggian di mana objek dilepaskan, dan kecepatan objek pada
rilis. Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik lembing itu sendiri yang
memisahkan olahraga ini dari peristiwa melempar lain.
Proyektil yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang
berbedakepala, dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon
atau komposit lain bahan sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek
dipegang oleh pelempar sebelum pengiriman.
Berbeda dengan gerak kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang
atlet untuk menghasilkan peluru yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing
aturan melarang spin atau memutar dari tubuh pelempar sebelum pelepasan
lembing (bagian belakang pesaing mungkin tidak menghadapi garis melemparkan
setiap saat sebelum pelepasan lembing).
2.3 PERALATAN-PERALATAN SAAT LEMPAR LEMBING
Lempar lembing merupakan nomor lempar yang di lombakan dalam cabang
olahraga atletik. Perlombaan lempar lembing di lakukan di lapangan terbuka
dengan menggunakan lebing, yang mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1.Lembing
Untuk putra:
a.Berat 800 gram
b.Panjang 260-270 cm.
Panjang lilitan untuk pegangan 15-16 cm Untuk
putri:
a.Berat 600 gram
b.Panjang 220-230 cm
c.Panjang lilitan untuk pegangan 15-16 cm
2.Lapangan
a.lapangan lempar lembing adalah sebagai berikut:
b.lebar : 4 meter
c.panjang awalan 30-37 meter
d.besar sudut lemparan 40o
2.4. MACAM-MACAM TEKNIK LEMPAR LEMBING
1.Teknik memegang lembing
Pada teknik memegang lembing, perlu diketahui bahwa ada 3 cara atau teknik
yang perlu dilatih, yaitu:
a. American Style (Cara Amerika)

Pada American style, cara memegang lembing adalah dengan


menempatkan ibu jari sekaligus telunjuk untuk saling bertemu pada lilitan
lembing atau di belakang balutan lembing. Untuk yang baru menekuni lempar
lembing, cara memegang lembing satu ini lebih sesuai.
Untuk atlet pemula, pegangan American style sangat mudah dipelajari
sehingga ketika latihan tidak akan begitu menemukan kesulitan. Tak hanya bagi
pemula saja sebenarnya, tapi juga secara umum yang memegang lembing pada
dasarnya menggunakan teknik American style. Ini adalah teknik yang dasar
sekaligus juga paling banyak dan kerap kita jumpai.

Alasan mengapa cara memegang dengan gaya Amerika sangat umum


adalah karena selain mudah, daya dorongnya lebih tinggi oleh ibu jari dan jari
telunjuk. Teknik pegangan lembing satu ini pun masih populer sampai sekarang
dan masih sering digunakan karena memang sangat nyaman sekaligus
memberikan daya dorong lebih.

b. Finlandia Style (Cara Finlandia)

Pada umumnya, seringkali cara memegang lembing dengan cara Finlandia


kerap dianggap sama dengan cara Amerika. Banyak orang tak terlalu tahu
membedakan kedua teknik pegangan yang padahal sebenarnya sangat mudah.
Untuk pegangan ini, tekniknya adalah dengan membuat ibu jari serta jari tengah
bertemu tepat di bagian lilitan lembing.

Bagian lilitan lembing tersebut artinya ada di belakang balutan. Untuk


posisi jari telunjuk, Anda bisa buat posisinya agak lurus dengan batang
lembingnya. Tak ada ketentuan kapan harus memakai pegangan yang mana
karena pemain atau pelempar lembing juga bisa menggunakan cara Finlandia
sedari awal apabila memang lebih nyaman dengan teknik ini.

c. Tank Style (Jepit Tang)

Untuk cara memegang lembing satu ini, pegangan berfokus pada jari
telunjuk serta jari tengah yang bertugas menjepit lembing tepat di belakang bagian
pegangan. Tentunya pada setiap pegangan memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing, dan untuk teknik pegangan ini pun sama baiknya dengan yang
lain hanya memang tak sepopuler American style.

Pada dasarnya, memegang lembing dengan tank style cukup


menguntungkan bagi pelemparnya. Ini karena pegangan ini mampu menjadi
pencegah terjadinya luka di bagian siku pelempar yang diakibatkan biasanya oleh
pelencengan. Hanya saja memang ketika melempar, lilitan tipisnyalah yang
nantinya menyebabkan masalah sehingga harus mempertimbangkan hal ini juga
sebelum menggunakannya.

Tak ada teknik pegangan yang lebih baik dari yang lain karena sebetulnya
masalah teknik pegangan lembing kembali ke masing-masing kenyamanan
pelemparnya. Seorang atlet perlu memilih jenis pegangan yang paling sesuai
dengannya, yakni yang dianggap paling pas dan cocok sesudah melakukan latihan
untuk setiap teknik memegang lembing.

2.Teknik Membawa Lembing


Selain cara memegang lembing, teknik dalam membawa lembing juga perlu
untuk Anda kuasai bila ingin menjadi atlet yang baik. Dalam setiap olahraga,
mengambil awalan yang tepat akan meningkatkan kemungkinan luar biasa dalam
mencapai hasil maksimal. Cara mengambil awalan di atletik lempar lembing
berhubungan erat dengan cara membawanya.
Sebetulnya dalam membawa lembing, seseorang bisa melakukan cara
apapun, hanya saja pastikan untuk tidak sampai membuat kecepatan berlari
terhambat. Intinya di sini adalah bahwa membawa lembing bisa dilakukan
senyaman atlet tersebut, seperti:
a.Membawanya di atas pundak di mana mata lembing posisinya serong ke atas.
b.Bahkan atlet pun sah-sah saja kalau ingin membawa lembing di atas bahu dengan
posisi mata lembing sering ke bawah maupun juga mendatar.
c.Tangan akan menjadi rileks ketika membawa lembing dalam posisi mendatar; tak
hanya tangan, tapi bagian bahu pun otot menjadi lebih nyaman serta tak begitu
tertekan sehingga memang banyak juga atlet yang menggunakannya.
d.Membawa lembing tidak harus selalu di atas pundak, karena membawanya dengan
posisi lembing di sisi tubuh juga sah-sah saja untuk dilakukan. Namun pada teknik
membawa lembing ini, Anda perlu meluruskan tangan ke belakang supaya
menjadi jauh lebih gampang dalam mengambil sejumlah sikap lanjutan. Hanya
saja, pada cara membawa lembing seperti ini akan ada sedikit hambatan untuk
berlari dengan kecepatan optimal.

3.Teknik Awal Berlari Lempar Lembing


Teknik lainnya yang sangat perlu diperhatikan adalah awalannya. Awalan
ini gerakan mula-mula dalam proses melempar lembing dan perlu atlet lakukan
dengan melangkah serta berlari ke batas tolakan. Atlet perlu melatih ini di awal
karena awalan lari adalah bagian pertama yang tujuannya sebagai pembangun
kecepatan gerak tubuh untuk kepentingan hasil lemparan.
a.Pada awalan lari lempar lembing, pelempar lembing bakal perlu berlari seraya
membawa lembing tepat di atas kepala sambil menekuk bagian lengan. Hadapkan
siku ke depan dan telapak mengarah ke atas.
b.Sementara untuk posisi lembing, pastikan posisinya sejajar dan letaknya di atas garis
paralel dengan tanah.
c.Cross steps adalah istilah untuk bagian terakhir dari teknik awalan lari lempar
lembing dan istilah lain untuk itu adalah langkah silang. Pada langkah ini akan
meliputi adanya hop-steps atau dengan jingkat, cross-steps atau dengan langkah
silang di bagian depan, serta rear cross-steps atau langkah silang di belakang.
d.Untuk aturan panjang awalan lari, menurut Ballesteros, wajib untuk tak lebih dari
36.50 m bagi panjang lintasan awalan dan juga tak boleh pula kurang dari 30 m.
Perlu ada pemberian tanda menggunakan 2 garis paralel (4 meter) secara terpisah
dengan 5 cm untuk lebar garisnya.
e.Dalam teknik peralihan atau cross steps, atlet perlu memutar kedua bahu secara
perlahan ke arah kanan ketika menurunkan kaki kiri. Sementara itu, lengan kanan
harus mulai digerakkan atau diluruskan ke belakang. Dari situ, titik pusat gravitasi
bisa turun perlahan dari yang tadinya meningkat ketika melakukan awalan lari.
f.Teruskan perputaran bahu sekaligus juga pelurusan lengan pembawa lembing ke
belakang dan lanjutkan tanpa terputus. Bergeraklah terus sampai atas sampai
melampaui kaki kiri atas. Dengan gerakan ini biasanya akan membuat tubuh
bagian atas condong ke belakang.
g. Kedua bahu yang mengalami perputaran ke kanan akan membuat pilinan antara
tubuh bagian bawah dan atas dan ini sekaligus juga membuat lembing tertinggal
dengan baik di belakang tubuh atlet.
h.Sementara itu, fokuskan pandangan tetap selalu ke arah depan.
i.Tumit kanan perlu diangkat ketika terjadi pendaratan oleh tungkai kanan dalam
posisi setengah ditekuk pada akhir cross steps sewaktu menggerakkan lutut maju.
Dalam waktu yang sama, kedua tungkai perlu dibuka dengan melangkahkan kaki
kiri selebar-lebarnya ke depan dan injakkan pula sedikit ke kiri.
j.Tetaplah jaga kedua bahu untuk menghadap ke samping dan lembing perlu untuk
tetap dalam posisi dipegang di belakang. Tangan yang membawa lembing pun
harus tetap setinggi pundak.
k. Jaga pergelangan tangan supaya tetap dalam kondisi ditekuk dan hadapkan telapak
tangan ke atas supaya bagian ekor lembing tak menyentuh permukaan tanah. Saat
melakuakn pergerakan ini, lipat lengan kiri menyilang di dada.
l.Di fase akhirnya, saat menurunkan kaki kiri pada posisi akhir lemparan, mulailah
untuk pemutaran kedua pinggul ke depan. Gerakan ini bisa diawali dengan sebuah
putaran ke dalam oleh lutut dan kaki kanan dan lanjutkan dengan meluruskan
tungkai.
m.Selanjutnya, bahu kiri bisa dibuka, dan putarlah siku kanan ke arah luar atas
sementara lembing diluruskan di atas bahu dan lengan.
n.Tekanlah kaki kiri ke tanah dan langsung lanjutkan dengan memutar kaki kanan ke
dalam lalu diluruskan seraya meluruskan juga lutut kanan. Tujuannya adalah
supaya sebuah posisi membusur dapat tercipta dari tubuh atlet dan otot depan bisa
meregang kuat.

4. Teknik Melempar Lembing


Setelah teknik memegang, membawa dan bahkan awalan lari, maka
seseorang yang ingin bermain lempar lembing dan menjadi atlet profesional
memerlukan teknik untuk melempar lembing secara tepat juga.

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari beberapa uraian penjelasan yang telah dikemukakan maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa dengan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
ini khususnya dalam olahraga lempar cakram, maka peserta didik mendapatkan
mempraktikan teknik -teknik dasar dalam melakukan lempar cakram, mengetahui
sejarah lempar cakram, mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam
olahraga lempar cakram, mengetahui pengertian olahraga lempar cakram, bentuk
dan ukuran lapangan yang digunakan dalam olahraga lempar cakram, dan siswa
atau mahasiswa dapat mengetahui peraturan yang harus ditaati dalam olahraga
lempar cakram.

3.2 SARAN
Dari penyusunan makalah ini, ada beberapa saran yang disampaikan kepada
penyusun selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dan
kekurangan yang terdapat dalam makalh ini. Selain itu, juga diharapkan kepada
siswa yang berikutnya dapat menyusun makalah dengan topik bahasan yang sama
diharapkan dapat mengembangkan materi yang lebih luas dari materi yang
dibahas dalam makalah ini.
Kepada para pembaca diharapkan dapat menambah wawasan tentang
cabangcabang atletik, khususnya tentang Lempar Cakram.
Kepada para guru diharapkan memahami materi yang disajikan dalam
makalah ini dengan baik, sehingga menjadi referensi tambahan dalam
pembelajaran tentang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, tertama
mengenai cabangcabang atletik, khususnya tentang Lempar Cakram.

DAFTAR PUSTAKA

http://artikelpengertianmakalah.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-lemparcakram-
peraturan-dan.html http://www.sarjanaku.com/2011/09/lempar-cakram-sejarah-
teknik-peraturan.html http://sepengatahuanku

Anda mungkin juga menyukai