D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Nama: Muh. Fauzan Ashari
Kelas: XI IPA 2
SMA NEGERI 10 GOWA
TA. 2024-2025
BAB I
PENDAHULUAN
LEMPAR LEMBING
1.3. Tujuan
Adapun beberapa tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah lempar lembing
2. Mengetahui pengertian lempar lembing
3. Mengetahui peraturan dalam permainan lempar lembing
4. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam permainan lempar lembing
5. Mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan lempar lembing
6. Mengetahui informasi lain seputar lempar lembing
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Lempar Lembing
Lempar Lembing bermula dari aktivitas berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga
atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan para kaum laki-laki pada zaman tersebut.
Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika manusia memasuki masa bercocok
tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang kental dengan aktivitas berburu. Manusia
mulai menetap dengan membangun perkampungan atau perkotaan.
Seiring berkembangnnya zaman, perubahan gaya hidup pun juga terjadi. Salah satunya adalah
aktivitas fisik seperti melempar lembing yang sudah tidak digunakan lagi sebagai aktivitas berburu.
Lempar lembing berubah menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan dari yang sebelumnya untuk
memperoleh makanan (dengan cara berburu) menjadi pemenuhan akan hiburan dan prestasi.
Hingga sekarang belum dapat ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar
lembing, namun sebagian ahli meyakini lempar lembing telah berkembang sejak zaman Yunani
klasik, yang pada kala itu termasuk salah satu olahraga yang tergolong populer, tak kalah dengan
olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram. Olahraga lainnya yang
bernuansa militer pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani juga turut berpengaruh pada perkembangan
olahraga bangsa Yunani.
Peradaban Yunani klasik merupakan tempat lahirnya olahraga atletik saat ini, dimana
pertandingan olimpiade pada zaman modern meniru olimpiade yang pertama kali digagas oleh bangsa
Yunani, termasuk masa dilangsungkannya, yakni tiap empat tahun sekali. Olimpiade pada masa
Yunani klasik merupakan perayaan akbar bangsa Yunani yang tak hanya berisikan pertandingan
olahraga, tetapi juga menjadi tempat diselenggarakannya berbagai acara seni dan budaya. Acara
tersebut merupakan ekspresi masyarakat Yunani untuk bersyukur dan menyembah para dewa
kepercayaannya. Nama olimpiade sendiri diambil dari Gunung Olympus, tempat hidupnya para dewa
mereka, sehingga olimpiade memiliki nilai sakral. Karena hal tersebut, perayaan berlangsung damai
sehingga para atlet yang bertanding dapat berkompetisi dalam suasana saling menghargai.
Selain dalam peradaban Yunani klasik, lempar lembing juga tercatat dilakukan di beberapa
peradaban klasik lainnya, seperti peradaban Cina dan Mesir klasik, namun tidak sepopuler seperti di
Yunani. Olahraga yang populer dalam peradaban Cina klasik adalah senam atau akrobat; sedangkan
dalam peradaban Mesir klasik adalah renang dan memancing karena sungai Nil adalah pusat
peradaban bangsa Mesir, sehingga menjadikan kedua olahraga tersebut lebih sering dilakukan oleh
mereka, termasuk untuk dipertandingkan.
Berdasarkan hal-hal sebelumnya, cukup tepat jika banyak ahli lebih memilih peradaban Yunani
klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing, mengingat ciri geografis daerahnya dan tradisi
masyarakat pada peradaban tersebut, misalnya aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba.
2.6.2 Perbedaan Lempar Lembing dengan Tolak Peluru dan Lempar Cakram
Tolak peluru, lempar cakram, dan lempar lembing termasuk dalam cabang olahraga atletik.
Perbedaan dari ketiga cabang olahraga tersebut terlihat jelas pada media yang digunakan dalam
permainan, dimana tolak peluru menggunakan bola besi yang berat (peluru), lempar cakram
menggunakan cakram, sedangkan lempar lembing menggunakan tombang yang ringan dan kecil
(lembing). Selain itu, pada olahraga lempar lembing, gaya yang digunakan saat melempar lembing
sudah ditentukan sehingga pemain tidak boleh menggunakan gaya lain. Dalam olahraga lempar
lembing dibutuhkan kecepatan, sedangkan olahlaga lempar lainnya lebih mengutamakan kekuatan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa lempar lembing merupakan olahraga
melempar tongkat berujung runcing sejauh mungkin yang melibatkan tubuh bagian atas dan bawah,
mulai dari otot, sendi, hingga sumbu dan bidang. Koordinasi dari bagian-bagian tubuh tersebut
menghasilkan gerakan lempar lembing yang baik. Dalam olahraga lempar lembing, juga diperlukan
penguasaan beragam teknik-teknik guna tercapainya hasil yang maksimal dan sesuai harapan
(lemparan yang baik), serta terdapat beberapa peraturan yang harus dipatuhi dan hal-hal yang patut
diperhatikan atau dihindari agar tidak terdiskualifikasi.
3.2. Saran
Olahraga lempar lembing harus diperkenalkan kepada anak didik untuk menghasilkan bibit-
bibit atlet berpotensi. Saat ini, pengenalan akan olahraga lempar lembing kepada peserta didik di
sekolah masih minim dikarenakan fasilitas yang kurang memadai. Oleh karena itu, pemerintah dan
pihak sekolah perlu menambah fasilitas lapangan yang memadai agar peserta didik dapat mengenal
sekaligus berlatih olahraga lempar lembing. Diharapkan akan muncul kader-kader baru dalam
olahraga lempar lembing yang dapat mengangkat nama baik bangsa Indonesia dan membuat olahraga
lempar lembing terus berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2011). Tolak Peluru, Lempar cakram ,dan Lempar Lembing.
Dari http://yukitamari.blogspot.co.id/2011/12/tolak-pelurulempar-cakramdan-lempar.html, 28 Juli
2017
Musran (2013). Pengertian dan Teknik Lempar Lembing. Dari
http://musranaceh.blogspot.co.id/2013/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html, 27 Juli
2017
Nur, Siti (2016). Ukuran Lapangan Lempar Lembing Standar Internasional.
Dari https://aturanpermainan.blogspot.co.id/2016/04/ukuran-lapangan-lempar-lembing-standar-
internasional.html, 28 Juli 2017
Padoe, Bayu (2013). Pengertian dan Teknik Lempar Lembing.
Dari http://coretankuliahku.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-dan-teknik-lempar-lembing.html,
28 Juli 2017
Raika, Tika (2012). Contoh Makalah Olahraga : Lempar Lembing Olah Raga Atletik.
Dari http://inforingankita.blogspot.co.id/2012/03/makalah-lempar-lembing-olah-raga.html, 27
Juli 2017
Wibowo, Hermanto (2016). Contoh Makalah Lempar Lembing. Dari http://blog-contoh-
makalah.blogspot.co.id/2016/11/contoh-makalah-lempar-lembing.html, 27 Juli 2017
lempar cakram
BAB I
PENGERTIAN LEMPAR CAKRAM
Olahraga Lempar Cakram adalah salah satu nomor perlombaan lempar yang utama
dalam atletik. Namun dalam perlombaan atletik indoor, nomor Lempar Cakram tidak
diperlombakan. Olahragaini telah ada sejak olimpiade kuno. Dalam perlombaan Lempar
Cakram, atlet berlombamelemparkan objek berbentuk cakram sejauh mungkin dengan
mengikuti peraturan yang berlaku.
Dalam perlombaan atletik resmi, diberi kesempatan melempar sebanyak tiga kali.
Kemudian darisejumlah atlet babak awal, akan dipilih delapan atlet terbaik, yang akan diberi
kesempatan tigakali lagi. Lempar Cakram diperlombakan bagi laki-laki maupun perempuan.
Lempar Cakram juga merupakan salah satu perlombaan atletik yang dapat
menimbulkan bahayadalam perlombaan atletik tingkat professional, para atlet mampu
melemparkan Cakram dengansangat jauh, tentu saja hal ini dapat menimbulkan akibat yang
fatal jika Cakram mengenaiseseorang. Untuk itu, diperlukan semacam pagar khusus di
sekeliling lapangan Lempar Cakram.Pagar berupa jaring tersebut dipasang dengan tinggi 4 m.
dari segi bentuk dan ukuran,sebenarnya lapangan Lempar Cakram sama persis dengan
lapangan lempar martil.
Permainan dan olahraga atletik untuk nomor lempar yakni Lempar Cakram sangat
menarik danmenantang bagi anak-anak terutama berkaitan dengan seberapa jauh ia mampu
melemparCakram itu. Anak-anak sangat senang dengan kompetesi dengan teman yang lain,
apalagimereka selalu ingin membuktikan siapa yang mampu melempar terjauh.
Untuk dapat mendapatkan hasil lemparan yang jauh dengan teknik yang benar, anak-
anakmelakukan teknik latihan cara melempar yang baik dan benar. Adapun dalam
memperaktikkanLempar Cakram meliputi beberapa tahapan yakni:
A. Cara Awalan Yang Baik dan Benar
B. Cara Melemparkan Cakram
C. Cara Mengukur Hasil Lemparan Lempar Cakram
D. Peraturan Keselamatan dalam Melakukan Lempar Cakram
BAB II
BENTUK CAKRAM
Cakram berbentuk piringan yang terbuat dari kayu atau logam. Untuk melemparkannya, atlet
memegang cakram dengan satu tangan. Ia harus menentangkan lengannya dan telapak tangan
menelungkup. Sembari memutarkan tubuhnya beberapa kali menuju kedalam lingkaran
berdiameter 2,5 m, ia segera melemparkan cakramnya.
Untuk laki-laki, diameter cakram berkisar antara 219 mm sampai 221 mm, tebal 44 mm
hingga 46 mm, dan berat 2 kg. Adapun diameter cakram untuk perempuan pada semua kelas
adalah sekitar 180 mm sampai 182 mm, tebal 37 mm hingga 39 mm, dan berat 1 kg.
Ditingkat pelajar, anak laki-laki memakai cakram yang berdiameter 180 mm sampai 182 mm,
tebal 37 mm hingga 39 mm, dan berat 1,25 kg. Adapun anak perempuan menggunakan
cakram dengan diameter 145 mm sampai 170 mm, tebal 25 mm hingga 35 mm, dan berat
0,75 kg.
BAB III
Awalan yang baik dalam melakukan lemparan cakram adalah diawali dengan bagaiman posisi
pertama ketika akan melempar. Posisi awal ketika akan melakukan lemparan adalah berdiri
tegak dengan melangkahkan kaki kiri ke depan kemudian posisi kaki kanan berada di
belakang, setelah itu diikuti dengan posisi badan yang menghadap ke arah lemparan atau
dimana cakram itu nantinya akan jatuh setelah dilempar. Tangan kanan memegang cakram
dengan baik dan benar serta tidak kaku, sedangkan tangan kiri menjaga keseimbangan badan
dan ini dapat dilakukan sebaliknya apabila pelempar cakram kidal. Cara melakukan awalan
lemparan cakram adalah:
BAB IV
Cara melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan caranya yaitu: memegang
cakram ada 3 cara, berdiri membelakangi arah lemparan, lengan memegang cakram
diayunkan ke belakang kanan diikuti gerakan badan, kaki kanan agak ditekuk, berat badan
sebagian besar ada dikanan, cakram diayunkan ke kiri, kaki kanan kendor dan tumit diangkat,
lemparan cakram 30 derajat lepas dari pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran
badan, lepasnya cakram diikuti badan condong ke depan.
Pada posisi terakhir si pelempar akan melepaskan cakram ketika cakram sudah diayunkan
dari belakang ke depan beberpa kali dan cakram terakhir berada di depan wajah si pelempar.
Adapun cara melempar cakram adalah Lepas cakram dari tangan pada saat ayunan lengan
maksimal yakni cakram berada di depan muka si pelempar.
1. Cakram lepas dari tangan dengan posisi telapak tangan menghadap ke tanah;
2. Cakram sudah terlepas dari tangan;
Memegang cakram pada saat mengayunkan sampai melempar sehingga terlepas harus dengan
pegangan yang kuat dan benar, cara memegang cakram adalah
Setelah tahu cara melempar dan posisi akhir dari si pelempar harus diikuti dengan beberapa
gerakan yakni gerakan lengan dan badan. Gerakan itu antara lain melakukan lompatan kecil
ke depan yakni kaki kanan mendarat dan kaki kiri sebagai penahan keseimbangan badan yang
baik dimana badan tidak sampai keluar dari tempat melempar cakram.
BAB V
Sebelum melakukan pengukuran terhadap hasil lemparan lempar cakram ada beberapa bagian
penting yang harus dipahami oleh anak-anak yakni, si pelempar tidak boleh keluar dari
tempat dimana ia diberikan kesempatan untuk melempar. Kedua, hasil lemparan tidak keluar
dari garis tepi kanan dan tepi kiri atau garis pembatas pinggir dari lapangan lempar cakram.
Apabila sudah melakukan dengan cara melempar yang benar, tidak keluar dari tempat
lemparan dan tidak keluar dari area melempar pengukuran dapat dilakukan dari tempat
dimana cakram jatuh pertama kali di tanah kemudian ditarik ke garis terdepan bagian pinggir
dari lapangan lempar cakram maka akan diperoleh berapa meter hasil lemparan tersebut.
Setiap diberi kesempatan sampai tiga kali untuk melakukan lemparan cakram, lemparan
terjauh dapat diukur artinya itulah lemparan terbaik yang dapat dilakukan oleh anak-anak.
BAB VI
Melakukan aktivitas gerak atletik khusus untuk lempar cakram membutuhkan beberapa
aturan keselamatan, aturan keselamatan ini penting diketahui dan diperaktikkan sehingga
antar siswa dapat memperaktikkan dengan baik, benar dan aman. Adapun beberapa aturan
tersebut adalah
a. Melakukan pemanasan yang cukup khususnya untuk lengan dan pergelangan tangan;
1. Setiap anak yang akan melakukan lempar cakram harus masuk ke dalam tempat untuk
melempar dan tidak boleh ada dua orang yang bersamaan;
2. Ketika ada satu anak yang melempar cakram, anak-anak yang lain harus berada di
belakang si pelempar dengan jarak yang cukup aman;
3. Para pelempar sudah memperoleh pengetahuan yang memadai cara atau teknik melempar
yang benar;
4. Pada saat cakram terlepas dari pegangan tidak ada satupun anak yang berlari ke arah
dimana cakram itu akan jatuh;
http://dfmirdianto.blogspot.com/2009/11/lempar-cakram.html
TOLAK PELURU
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor lempar. Atlet tolak
peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Peluru ini merupakan peralatan
utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan terbuat dari besi. yang telah
dipertandingkan nasional maupun internasional. Oleh karena itu, tolak peluru sudah mulai
diajarkan dalam beberapa sekolah.
Dalam sejarahnya ternyata tolak peluru telah ada sejak 2000 tahun lalu. Olahraga tolak peluru
populer di kalangan pria Britania atau Inggris untuk menguji kekuatan para pria. Peluru yang
digunakan masih berupa batu bukan bola besi seperti halnya sekarang ini. Di zaman
pertengahan, meriam adalah salah satu senjata paling mematikan. Dari peluru meriam inilah
inspirasi dari tolak peluru modern, yakni perlombaan melempat peluru meriam sejauh
mungkin. Pada tahun 1866 tolak peluru mulai diperlombakan dalam kejuaraan amator.
Barulah pada tahun 1896 olahraga tolak peluru dimasukkan dalam perlombaan olahraga skala
besar yakni di Olimpiade Athena, Yunani.
Kemajuan terbesar dalam olahraga tolak peluru terjadi di tahun1950, ketika Parry O'Brien
memulai tolakannya menghadap bagian belakang ring, metode ini dikenal sebagai metode
O'Brien atau lebih di kenal dengan teknik meluncur. Teknik yang mendapat popularitas
adalah teknik berputar yang menggunakan lemparan cakram melintasi ring tolak peluru
bukan bergerak ke arah belakang yang telah dilakukan oleh O'Brien dan kedua teknik ini
sama-sama mencapai keberhasilan.
Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran yang berdiameter 2,135 m. Lingkaran tolak
peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan, bagian atasnya
harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen,
aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus
datar antara 20 mm-6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus
dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini
dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m.
Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih. Balok penahan dibuat dari
kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam
berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm,
panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
Adapun Ukuran dan berat olahraga tolak peluru yaitu disesuaikan dengan kebutuhan yaitu:
Untuk senior putra = 7,257 kg
Untuk senior putri = 4 kg
Untuk junior putra = 5 kg
Untuk junior putri = 3 kg
Dalam Permainan olahraga tolak peluru terdapat beberapa teknik dasar, yaitu: teknik
memegang peluru, teknik meletakan peluru pada bahu dan teknik menolak peluru.
Jari-jari renggang.
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk menahan
supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya.Untuk menggunakan cara ini penolak
harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.Jari kelingking selain
berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan
pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara
ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang
peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping,
karena tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk
tangan.
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel
pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan
satunya rileks di samping kiri badan.
Teknik Menolak Peluru
Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan cara seperti dibawah ini:
1. Pegang peluru dengan kedua tangan didepan dada, kedua kaki dalam keadaan sejajar, lalu
dorong/tolakkan peluru kedepan-atas sejauh mungkin
2. Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan
diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian ayun dan lemparkan peluru kedepan.
3. Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan
diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan membelakangi arah
lemparan. Kemudian ayunkan dan lempar peluru kearah belakang atau sektor lemparan.
4. Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang. Tolakan masih
dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan terkuat. Kaki
masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan tolakan yang sebenarnya.
5. Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan dilakukan
dengan koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
1. Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dileher. Lanjurkan /rentangkan lengan
kiri kedepan dan abadan menghadap depan. Tolakkan peluru dengan sudut parabola beberapa
meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri kedepan. Jangan lupa kai kanan dihentakkan
untuk membantu melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru dilepaskan (Carr,1991)
2. Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan, badan diputar
ke kanan untuk mengambil ancang-ancang (Carr,1991)
3. Lakukan gerakan menolak peluru dengan awalan membelakang gunakan bantuan putaran/
pilin tubuh saat melakukan tolakan (carr,1991)
Tips dan Trik dalam Tolak Peluru
Berikut ini adalah tips dan trik dalam melakukan tolak peluru agar hasilnya dapat maksimal.
Adapun berikut ini adalah peraturan dalam permainan olah raga cabang tolak peluru,
Sarana Prasarana
Sarana dan Prasarana yang harus ada dalam melakukan tolak peluru :
1. Sektor lemparan/lapangan dibatasi oleh 2 garis yang menuju ke pusat lingkaran, lewat
tepi balok lemparan yang panjangnya 1,22 m; tinggi 10 cm; dan tebalnya 11,4 cm.
2. Berat peluru: pria 7,26 kg dan wanita 4 kg. (sesuai Kebutuhan)
3. Sepatu yang dipergunakan mempunyai alas yang keras dan tanpa paku.
Peraturan Tolak Peluru
Tolakan peluru yang dilakukan oleh peserta dianggap gagal jika (ketentuan pemain di
diskualifikasi dalam tolak peluru jika melakukan) :
1. menyentuh balok batas sebelah atas dan menyentuh tanah di luar lingkaran
2. keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
3. berjalan keluar lingkaran di daerah lemparan
4. peluru jatuh di luar sektor lingkaran
5. peluru diletakkan di muka dada atau belakang kepala
6. dipanggil sudah 2 menit belum melempar
7. peserta gagal melempar setelah 3 kali lemparan