Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LEMPAR LEMBING

DISUSUN OLEH :

NAMA : TIA RAHMAH

KELOMPOK :B

KELAS : XII IPS 2

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MADRASAH ALIYAH NEGERI 2

BANJAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan
dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan
kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek moyang
manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan
kaum laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga
ketika umat manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa
nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan
membangun perkampungan atau perkotaan.

Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti
melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu
olahraga yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah
menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan
sejarah yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah
berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga
populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar
cakram.

B. TUJUAN

- Mengetahui pengertian dan sejarah lempar lembing


- Mengetahui persyaratan yang syah pada olah raga lempar lembing

C. METODE PENULISAN

Metode yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan cara browsing
atau mencari dari internet sebagai bahan dari pembuatan makalah ini.
BAB II

PENDAHULUAN

1. Sejarah Lempar Lembing


 Secara harfiah, lempar lembing berasal dari dua kata, yakni lempar dan lembing.
Lempar berarti usaha membuang sejauh mungkin dan lembing artinya tongkat berujung
runcing, maka jika digabungkan lempar lembing berarti membuang tongkat berujung
runcing sejauh mungkin. Lempar lembing adalah olahraga atletik berjenis lintasan dan
lapangan. Pada olahraga ini, atlet lempar lembing harus berlari pada lintasan untuk
ancang-ancang, lalu atlet melemparkan lembing pada wilayah atau lapangan yang
ukurannya sudah ditentukan. Ketentuan lintasan lempar lembing diatur oleh Federasi
Atletik Amatir Internasional (IAAF).
     Olahraga lempar lembing membutuhkan kecepatan, sedangkan olahlaga lempar
lainnya lebih mengutamakan kekuatan. Oleh karena itu, lempar lembing memiliki
hubungan yang cukup erat dengan olahraga sprint. Lempar lembing dapat dilakukan oleh
laki-laki maupun perempuan. Lempar lembing juga merupakan salah satu bentuk
olahraga dari banyak bentuk kompetisi yang dipertandingkan di berbagai peradaban kuno
yang melibatkan aktivitas melempar. Lempar lembing juga termasuk salah satu bagian
yang membentuk olimpiade kuno, termasuk olimpiade modern pada tahun 1896. Lempar
lembing juga termasuk dalam bagian dari acara dua tahunan Atletik Dunia kejuaraan
atletik dimana berbagai daerah bertemu untuk berkompetisi dan juga bagian dari National
Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan lapangan.
 Lempar Lembing bermula dari aktivitas berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana
olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi dari kebiasaan para kaum laki-laki pada
zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika manusia
memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang kental
dengan aktivitas berburu. Manusia mulai menetap dengan membangun perkampungan
atau perkotaan.
           Seiring berkembangnnya zaman, perubahan gaya hidup pun juga terjadi. Salah
satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing yang sudah tidak digunakan lagi
sebagai aktivitas berburu. Lempar lembing berubah menjadi suatu olahraga yang
dipertandingkan dari yang sebelumnya untuk memperoleh makanan (dengan cara
berburu) menjadi pemenuhan akan hiburan dan prestasi.
          Hingga sekarang belum dapat ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai
lempar lembing, namun sebagian ahli meyakini lempar lembing telah berkembang sejak
zaman Yunani klasik, yang pada kala itu termasuk salah satu olahraga yang tergolong
populer, tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar
cakram. Olahraga lainnya yang bernuansa militer pun juga sama populernya, seperti
gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan
militer Yunani juga turut berpengaruh pada perkembangan olahraga bangsa Yunani.
         Peradaban Yunani klasik merupakan tempat lahirnya olahraga atletik saat ini,
dimana pertandingan olimpiade pada zaman modern meniru olimpiade yang pertama kali
digagas oleh bangsa Yunani, termasuk masa dilangsungkannya, yakni tiap empat tahun
sekali. Olimpiade pada masa Yunani klasik merupakan perayaan akbar bangsa Yunani
yang tak hanya berisikan pertandingan olahraga, tetapi juga menjadi tempat
diselenggarakannya berbagai acara seni dan budaya. Acara tersebut merupakan ekspresi
masyarakat Yunani untuk bersyukur dan menyembah para dewa kepercayaannya. Nama
olimpiade sendiri diambil dari Gunung Olympus, tempat hidupnya para dewa mereka,
sehingga olimpiade memiliki nilai sakral. Karena hal tersebut, perayaan berlangsung
damai sehingga para atlet yang bertanding dapat berkompetisi dalam suasana saling
menghargai.
        Selain dalam peradaban Yunani klasik, lempar lembing juga tercatat dilakukan di
beberapa peradaban klasik lainnya, seperti peradaban Cina dan Mesir klasik, namun tidak
sepopuler seperti di Yunani. Olahraga yang populer dalam peradaban Cina klasik adalah
senam atau akrobat; sedangkan dalam peradaban Mesir klasik adalah renang dan
memancing karena sungai Nil adalah pusat peradaban bangsa Mesir, sehingga
menjadikan kedua olahraga tersebut lebih sering dilakukan oleh mereka, termasuk untuk
dipertandingkan.
          Berdasarkan hal-hal sebelumnya, cukup tepat jika banyak ahli lebih memilih
peradaban Yunani klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing, mengingat ciri
geografis daerahnya dan tradisi masyarakat pada peradaban tersebut, misalnya aktivitas
berburu leluhur manusia pada zaman purba.
2. Asosiasi Resmi
Lempar Lembing dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Javeling Throw. Induk
Organisasi Lempar Lembing Nasional dan Internasional berada dibawah Induk oganisasi
olahraga atletik. Untuk Indonesia Induk organisasi olahraga atletik adalah PASI
(Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Sedangkan Induk Organisasi Atletik Internasional
adalah IAAF (International Amateur Atlhetic Federation).
Lempar Lembing adalah suatu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga atletik
yang menggunakan alat bulat panjang berbentuk tombak dengan cara melempar sejauh-
jauhnya. Seorang atlet lempar lembing akan memperoleh jauhnya lemparan dengan
mengkombinasikan kekuatan dengan kecepatan gerak serta sudut pada saat lembing
meninggalkan tangan.
Olahraga lempar lembing mulai masuk ke dalam cabang olahraga Olimpiade pada
tahun 1908. Pada saat itu lempar lembing sudah mulai banyak diminati ini terbukti
dengan berpartisipasinya 42 orang peserta (Atlit) Lempar Lembing dari 11 Negara. Dan
Swedia merupakan negara yang menjuarai olahraga lempar Lembing ini yang diwakili
oleh Erik Lundqvist ia berhasil melemparkan lembing sejauh 54,83 meter.
Akibat perang dunia I maka olimpiade selanjutnya dilakukan pada tahun 1920 di
antwerp, dan Jonny Myyra dari Finlandia berhasil menjadi juara dengan lemparan sejauh
65,78 meter. Myyra juga berhasil memenangkan Olympiade berikutnya di paris pada
tahun 1924 dengan jarak lemparan sehauh 62,96 Meter.
3. Peraturan, pelanggaran dan diskualifikasi
a. Peraturan Lempar Lembing
Ketentuan umum mengenai olahraga lembing adalah sebagai berikut.
1.     Lembing harus dipegang pada tempat pegangan yang sudah ditentukan.
2.     Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores tanah.
3.   Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar, lembing menyentuh tanah di depan
lengkung lemparan.

b. Persyaratan Lemparan yang Sah


Lemparan yang terhitung sah dalam olahraga lempar lembing ialah lemparan yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1. Lembing harus dipegang pada bagian pegangannya, dan harus dilempar lewat atas
bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar, serta harus tidak dilempar secara
membandul.
2. Lemparan dianggap tidak sah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum
bagian lembing lainnya.
3. Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis
atau jalur paralel.
4. Lemparan dianggap tidak sah apabila si pelempar menyentuh dengan bagian
tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar)
yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah di depan garis lempar
dan garis-garis itu semua.
5. Sesudah membuat gerakan awalan lempar hingga lembingnya dilepaskan dan
mengudara, pelempar tidak diperbolehkan memutar tubuhnya penuh sehingga
punggungnya membelakangi sektor lemparan.
6. Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang
dilemparkan jatuh ke tanah.
7. Penilaian dalam lempar lembing dilakukan dengan menggunakan bendera putih untuk
menandakan bahwa lemparan yang dilakukan benar, serta bendera merah untuk
menandakan bahwa lemparan yang dilakukan salah. Suatu lemparan diukur dari tanda
yang terdekat dengan kepala lembing sampai ke bagian dalam ujung lingkaran, lalu
mengukur antara tanda tersebut. Cara memegang lembing dan pendaratan atau
jatuhnya lembing juga turut mempengaruhi penilaian.
c. Pelanggaran
Beberapa kesalahan yang sering terjadi saat lempar lembing
- Pemain memegang lembing terlalu keras
- tidak mengatur kecepatan awalan, dimana saat lari lambat atau cepat
- saat berlari lembing biasanya didiamkan saja
- pemain saat melempar lembing tidak lewat atas pundak
- pada saat langkah silang kebanyakan pemain melakukan kesalahan dengan
berhenti padahal itu akan mengurangi kecepatan
- sudut lemparan tidak sesuai dengan teknik lemparan
- tidak menjaga keseimbangan saat melempar, karena ini akan berakibat
diskualifikasi
d. diskualifikasi
Atlet akan didiskualifikasi karena hal-hal berikut:
-Lembing tidak dipegang pada pembalutnya.
-Setelah dipanggil 2 menit belum melempar.
-Menyentuh besi batas lemparan sebelah atas.
-Setelah melempar keluar lewat garis sektor lempar.
-Lembing jatuh di luar garis sektor lempar.
-Ujung lembing tidak membekas pada tanah.
4. Ukuran Lapangan
           Ukuran Lapangan Lempar lembing telah ditentukan secara internasional menurut
standar IAAF (Federasi Atletik Amatir Internasional) atau PASI (Persatuan Atletik
Seluruh Indonesia). Ketentuan lapangan lembing adalah sebagai berikut.
1. Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan minimal
30 m dan maksimal 36,5 m.
2. Lengkung lemparan dengan lebar 7 cm dan panjang 75 cm dibuat dari kayu atau
logam dan dicat berwarna putih. Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan
busur dari lingkaran yang berjari-jari 8 meter. Lengkungan ini diperpanjang ke arah
kanan dan kiri dengan dibuat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m dan
dicat putih.
3. Sudut lemparan dengan sudut 29º hingga 30º dibentuk dari dua garis yang dibuat dari
titik pusat lengkung-lemparan memotong kedua ujung lengkung lemparan, dengan
tebal garis sektor 5 cm.
Gambar Lapangan Lempar Lembing

5. Kejuaraan Internasional dan Nasional


a. Atlet lempar lembing asal Sumatera Utara, Abdul Hafiz, meraih medali emas nomor
lempar lembing senior putra dalam Kejuaraan Nasional atau Kejurnas Atletik U-18,
U-20, dan Senior 2019 sekaligus mampu menembus limit pelatnas. Hafiz
mencatatkan lemparan sejauh 68.74 meter, mengungguli dua atlet asal Papua yakni
Agustinus Abadi dengan lemparan sejauh 67.81 meter dan Agustinus Mahuse
sejauh 65.76 meter pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Pakansari,
Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat sore.
b. Atlet lempar lembing Jerman, Johannes Vetter, mengukir rekor terbaik kedua
dunia saat tampil pada Continental Tour Gold 2020 di Chrozow. Johannes
Vetter membukukan rekor lemparan 97,76 meter di ajang atletik internasional yang
digelar setelah ajang Diamond League itu.
c. Fitria Abujan yang memecahkan rekor lempar lembing remaja putri. Di babak final,
atlet asal Maluku Utara itu berhasil mencapai jarak lemparan sejauh 42,43 meter.
Raihan itu lebih jauh 3,15 meter daripada rekor nasional yang juga dipegangnya sejak
14 April 2012, yakni (39,28 meter). Dengan prestasi itu, Fitria berhak mendapatkan
bonus Rp 50 juta dari Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Di dalam gerakan lempar lembing banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh
bagian atas dan bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi
yang lengkap dari bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan lempar
lembing yang baik.
2. Saran
Sebagai siswa, dengan mengetahui analisis gerak lempar lembing mulai dari
gerakannya itu sendiri, sendi yang berperan, bidang dan sumbu yang terkait, serta otot-
otot yang digunakan, diharapkan dapat menjadi suatu pegangan dalam melakukan
olahraga lempar lembing.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2011). Tolak Peluru, Lempar cakram ,dan Lempar Lembing. 


Dari http://yukitamari.blogspot.co.id/2011/12/tolak-pelurulempar-cakramdan-lempar.html, 28
Juli 2017
Musran (2013). Pengertian dan Teknik Lempar Lembing. Dari 
     http://musranaceh.blogspot.co.id/2013/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html, 27 Juli
2017
Nur, Siti (2016). Ukuran Lapangan Lempar Lembing Standar Internasional. 
Dari https://aturanpermainan.blogspot.co.id/2016/04/ukuran-lapangan-lempar-lembing
standar- internasional.html, 28 Juli 2017
Padoe, Bayu (2013). Pengertian dan Teknik Lempar Lembing.
Dari http://coretankuliahku.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-dan-teknik-lempar-
lembing.html,28 Juli 2017
Raika, Tika (2012). Contoh Makalah Olahraga : Lempar Lembing Olah Raga Atletik. 
     Dari http://inforingankita.blogspot.co.id/2012/03/makalah-lempar-lembing-olah-raga.html,27 
     Juli 2017
Wibowo, Hermanto (2016). Contoh Makalah Lempar Lembing. Dari http://blog-contoh- 
     makalah.blogspot.co.id/2016/11/contoh-makalah-lempar-lembing.html, 27 Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai