0LEH
NAMA : HASNANI
NIM : 200301501172
KELAS : PJKR F
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................................................
1,3Perumusan masalah...........................................................................................................................................................
BAB II . PEMBAHASAN.
A.Sejarah atletik......................................................................................................................................................................
D.Lempar lembing...................................................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................................................
3.2 saran..................................................................................................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabang olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga ( mother of sport ) , di
mana gerakan - gerakan yang ada dalam atletik seperti : jalan . lari , lompat dan lempar dimiliki
oleh sebagian besar cabang olahraga , sehingga tak heran jika pemerintah mengkategorikan
cabang olahraga atletik sebagai salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib
diberikan kepada para siswa . Atletik merupakan unsur olahraga terpenting pada penyelengga
olimpiade . Hal ini dikarenakan pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga lain dapat
dicapai melalui latihan nomor - nomor atletik , khususnya dalam peningkatan kondisi fisik . Nilai
edukatif dari cabang atletik dapat dijadikan dukungan dalam pengembangan sumber daya
manusia yang potensial di bidang olahraga .
B. Tujuan Makalah
4. Mengetahui teknik dasar permainan tolak peluru , lempar cakram , dan lempar lembing
5. Mengetahui peraturan pemainan tolak peluru , lempar cakram , dan lempar lembing
C. Rumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas , maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sejarah atletik berkembang ?
2. Apa yang dimaksud dengan tolak peluru , lempar cakram , dan lempar lembing ?
3. Bagimanakah sejarah tolak peluru , lempar cakram , dan lempar lembing berkembang ?
4. Apa sajakah teknik dasar dalam memainkan tolak peluru , lempar cakram , dan lempar
lembing ?
5. Apa sajakah peraturan permainan tolak peluru , lempar cakram dan lempar lembing ?
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari tentang cabang atletik
tolak peluru , lempar cakram , dan lempar lembing mulai dari perkembangan atletik itu sendiri ,
pengertian , sejarah dan perkembangan , teknik dasar , peraturan permainanyang
dapat menambah wawasan dan pembelajaran dalam mata pelajaran olahraga
yang ada di sekolah .
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Atletik
Atletik dalam bahasa Inggris adalah " Athletic " , berbeda dengan bahasa Yunani , dalam
bahasa Inggris dan Jerman Atletik mempunyai arti yang lebih luas yaitu berbagai macam cabang
olahraga yang bersifat perlombaan atau pertandingan seperti bolabasket , sepakbola , tenis ,
renang , senam dan beberapa olahraga lainnya . Dalam Sejarah . Yunani adalah bangsa pertama
yang menyelenggarakan perlombaan Atletik . Hal ini dapat kita ketahui dari karya pujangga asal
Yunani Purba bernama Homerus . Atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu " Athlos " artinya
adalah Lomba . Pada waktu itu cabang olahraga atletik dikenal dengan pentahhlon atau panca
lomba dan decathlon atau dasa lomba .
Pada sebuah Buku Odysus karya dari Hemerun menjelaskan jika petualangan Odysus saat
berkunjung ke kepulauan di sebelah selatan Yunani disambut oleh kepala suku dengan
mengadakan upacara penyambutan . Diacara tersebut ada beberapa lomba yang
diperlombakan seperti lompat , lari.lempar cakram , gulat dan tinju . Sedangkan pada tahun 776
SM bangsa Yunani mengadakan Olympiade . Dalam lomba tersebut pemenang adalah yang
menjadi juara Petahlon .
Olympiade yang modern dilaksanakan atas usulan dari seorang berasal dari Perancis yang
bernama Baron Peire Louherbin pada tahun 1896 di Athena , Yunani . Dalam ajang ini cabang
atletik merupakan tambang medali yang menjadi perebutan . Organisasi Olahraga Atletik
Internasional terbentuk pada 17 Juli 1912 di Stockhom , Swedia .
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor lempar. Atlet tolak peluru
melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Peluru ini merupakan peralatan utama
dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan terbuat dari besi. Beragam kegiatan
lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya,
kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu. Sementara kegiatan pertama
yang menggambarkan tolak peluru modern, tampaknya terjadi di zaman pertengahan ketika
serdadu menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang disebut canon balls
atau peluru meriam. Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal abad ke-19 di Skotlandia dan
merupakan bagian dari kejuaraan amatir di Inggris tahun 1866. Tolak peluru merupakan event
olimpiade modern asli yang diadakan di Athena, Yunani tahun 1896. Alat yang di gunakan
dalam tolak peluru:
3. Kapur/Tali Rafia
4. Peluru
lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah
2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih. Balok penahan dibuat
dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam
berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh Lebar balok 11,2 cm - 30 cm,
panjangnya 1,21m - 1.23 m di dalam, tebal 9,8 cm-10,2 cm.
Tolak peluru diadakan sebagai nomor terpisah untuk putera dan puteri dan juga sebagai bagian
dari dasa lomba dan sapta lomba. Selama bertahun- tahun nomor ini telah di dominasi oleh
atlet yang bertubuh besar dan kuat. Kemajuan terbesar dalam olahraga tolak peluru terjadi
pada tahun 1950, ketika Parry O.Brien memulai tolakannya menghadap bagian belakang ring,
metode ini dikenal sebagai metode OBrien atau lebih di kenal dengan teknik meluncur. Teknik
yang mendapat popularitas adalah teknik berputar yang menggunakan lemparan cakram
melintasi ring tolak peluru bukan bergerak ke arah belakang yang telah dilakukan oleh O Brien
dan kedua teknik ini sama mencapai keberhasilan. Banyak orang awam mengenal apa itu?
Peluru!, klau sudah menyangkut dengan Peluru pasti dihubung-hubungkan dengan Senjata Api.
Karena peluru merupakan sebuah benda atau bisa disebut isinya dari senjata Api. Tapi, peluru
ini beda dengan apa yang dipikirkan. Dan tidak ada hubunganya sama sekali dengan senjata api.
peluru ini kalau dihubungkan dengan olahraga banyak manfaatnya yaitu bisa mendatangkan
prestasi membanggakan bagi yang berminat mendalaminya. Yaitu cabang olahraga tolak peluru
yang masuk dalam daftar perlombaan Nasional maupun Internasional.
3. Teknik Dasar Tolak Peluru Dalam tolak peluru terdapat beberapa teknik dasar, diantaranya:
1. Teknik Memegang Peluru
a. Jari-jari renggang Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu
untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya. Untuk menggunakan cara
ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Jari kelingking selain
berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser juga membantu menekan
pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara ketiga
ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru
sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping. karena
tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada
leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya
rileks di samping kiri badan.
3. Teknik menolak peluru
dibawah ini:
perut dengan lengan diluruskan kedua kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian ayun dan
lemparkan peluru kedepan. 3) Pegang peluru dengan kedua tangan, kemudian simpan dibawah
perut dengan lengan diluruskan kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan
membelakangi arah lemparan.
Jemparan.
4) Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang. Tolakan masih
dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan terkuat. Kaki
masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan tolakan yang sebenarnya.
5). Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan dilakukan dengan
koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
1). Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dilcher. Lanjurkan /rentangkan lengan
kiri kedepan dan abadan menghadap depan. Tolakkan peluru dengan sudut parabola beberapa
meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri kedepan. Jangan lupa kai kanan dihentakkan
untuk membantu melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru dilepaskan.
2) Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan, badan diputar ke
kanan untuk mengambil ancang-ancang
a. Sektor lemparan lapangan dibatasi oleh 2 garis yang menuju ke pusat lingkaran, lewat tepi
balok lemparan yang panjangnya 1,22 m; tinggi 10 cm; dan tebalnya 11,4 cm.
c. Sepatu yang dipergunakan mempunyai alas yang keras dan t anpa paku.
a. Menyentuh balok batas sebelah atas dan menyentuh tanah di luar lingkaran:
a. Juri !
Mengawasi tangan dan kesalahan kaki yang terjadi pada sisi dekat dengannya. Juni 1 juga
bertugas memanggil peserta dan mengukur hasilnya.
b. Juri 2
Berkenaan dengan kesalahan kaki yang terjadi pada bagian atas papan penahan dan lingkaran-
lempar pada sisi papan penahan. Juri 2 memegang bendera untuk memutuskan bahwa
lemparan tersebut sah atau tidak.
c. Juri 3 Bertugas untuk menentukan tempat jatuhnya peluru. la akan menancapkan paku atau
bendera kecil tempat peluru tersebut jatuh. Bagi peserta yang menggunakan tangan kidal,
tentu wasit harus berubah menyesuaikan posisinya.
C. Lempar Cakram
Berdasarkan cacatan sejarah bahwa Lempar Cakram adalah salah satu nomor atletik, hal ini
dapat kita ketahui dari buku karangan Homerus yang berjudul "Odyssy" pada zaman purba.
Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerak gerakan dasar dari atletik adalah jalan,
lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah. Bahkan
dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu dikenal.
Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari
efisiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari,
kurang tangkas melompat atau melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa
binatang buas bahkan mungkin menjadi korban bencana alam. Jadi sejak zaman prasejarah,
manusia telah menyadari akan manfaat ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan
melompat dan melempar.
Sehingga ada sementara orang yang menganggap atletik adalah cabang olahraga yang
tertua.Bangsa Belanda menyebutnya "Atletik is a moerder der sporten" yang artinya atletik
adalah induk dari semua cabang olahraga. Meskipun gerakan dasar atletik ini telah dikenal sejak
adanya manusia, tetapi perlombaan atletik termasuk Lempar Cakram yang pernah dilakukan
dalam cacatan sejarah baru terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum maschi. Hal
ini dapat diketahui dari buku pujangga Yunani yang ditulis oleh Homeros.
Dalam buku ini juga Homeros menceritakan pertualangan Odysseus. Bahwa pada suatu ketika
Odysseus terdampar disebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama Phacacia, rajanya
bernama Alcinaus. Setelah Odysseus dibawa
menghadap baginda maka diadakan penyambutan yang meriah. Dalam acara itu diadakan
serangkaian perlombaan. Pemuda-pemuda Phacacia yang mempertujukan kemahirannya dalam
lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan Lempar Cakram
Setelah rangkaian ini selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus menberikan demotrasi Lempar
Cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi baginda mendesaknya dengan
alasan agar pumuda Phacacia dapat menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang
sempurna, maka permintaan raja terpaksa dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya
yang terbuat dari logam itu. Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk
gelanggang mengambil cakram yang terberat dan dengan gaya termanis melempar cakram itu.
cakram melucur dan jatuh jauh dari jarak yang dicapai atlet-atlet dari Phacacia. Dari kutipan
buku ini yakin bahwa bangsa Yunani purba telah mengenal
atletik, disini terlihat adanya nomor lari, lompat, dan Lempar Cakram yang merupakan nomor
atletik yang kita kenal sampai sekarang ini.
Olahraga Lempar Cakram adalah salah satu nomor perlombaan lempar yang utama dalam
atletik. Namun dalam perlombaan atletik indoor, nomor Lempar Cakram tidak diperlombakan.
Olahraga ini telah ada sejak olimpiadekuno. Dalam perlombaan Lempar Cakram, atlet berlomba
melemparkan objek berbentuk cakram sejauh mungkin dengan mengikuti peraturan yang
berlaku Dalam perlombaan atletik resmi, diberi kesempatan melempar sebanyak tiga kali.
Kemudian dari sejumlah atlet babak awal, akan dipilih delapan atlet terbaik, yang akan diberi
kesempatan tiga kali lagi. Lempar Cakram diperlombakan bagi laki-laki maupun perempuan
Lempar cakram juga merupakan salah satu perlombaan atletik yang dapat menimbulkan
bahaya dalam perlombaan atletik tingkat professional, para atlet mampu melemparkan cakram
dengan sangat jauh, tentu saja hal ini dapat menimbulkan akibat yang fatal jika cakram
mengenai seseorang. Untuk itu, diperlukan semacam pagar khusus di sekeliling lapangan
lempar cakram. Pagar berupa jaring tersebut dipasang dengan tinggi 4 m. dari segi bentuk
danukuran, sebenarnya lapangan Lempar Cakram sama persis dengan lapangan lempar martil.
Permainan dan olahraga atletik untuk nomor lempar yakni Lempar
Cakram sangat menarik dan menantang bagi anak-anak terutama berkaitan dengan seberapa
jauh ia mampu melempar cakram itu. Anak-anak sangat senang dengan kompetesi dengan
teman yang lain, apalagi mereka selalu ingin membuktikan siapa yang mampu melempar
terjauh.
Dalam olahraga Lempar Cakram ada beberapa teknik-teknik yang harus harus
diperhatikan, yaitu:
Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi pelempar
kanan) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat jari agak
jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram)
sedangkan ibu jari bebas. Adapun beberapa gaya yang dipergunakan dalam olahraga Lempar
Cakram, yaitu: 1. Gaya Menyamping
Sikap permulaan berdiri miring atau menyamping kearah sasaran, sesaat akan memulai
berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki
bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi
melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah
cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang
saat itu telah berayun ke belakang
2. Gaya Membelakangi Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan
berputar lengan
kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung
telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan,
kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak. sesaat kaki kanan mendarat kaki
kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram
lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun kebelakang
Dengan cara melakukan awalan lempar pertama-tama dimulai dengan posisi pelempar
yang berdiri di belakang lingkaran dengan posisi punggung menghadap ke arah sektor
lemparan. Pelempar harus membuat beberapa kali ayunan cakram dengan lengan lempar untuk
membuat pertimbangan dan mengatur keseimbangan. Badan dan lengan yang berlawanan
dengan lengan lempar bergerak mengikuti gerakan lengan lempar.
Untuk tahap selanjutnya posisi badan masih berputar dan sedikit condong ke belakang. Sampai
saat ini kedua tungkai masih ditekuk dengan baik, tetapi ketika kaki kiri membuat kontak
dengan lantai tungkai kiri hampir diluruskan penuh. Sementara lutut kaki dan pinggul
meneruskan gerakan berputar ke arah lemparan dengan tepat, tariklah bagian atas badan
mengikuti perputaran ini. Pada keadaan seperti mi lengan kiri mulai dibuka ke samping dan
lengan kanan mulai mengayun berputar dengan gerakan cepat di dalam sebuah busur yang
lebar dan bergerak sedikit ke arah atas.
Adapun cara untuk mengukur hasil lemparan pada lomba atau kejuaraan Lempar Cakram, yaitu,
Sebelum melakukan pengukuran terhadap hasil lemparan lempar cakram ada beberapa bagian
penting yang harus dipahami oleh anak-anak yakni, si pelempar tidak boleh keluar dari tempat
dimana ia diberikan kesempatan untuk melempar, Kedua, hasil lemparan tidak keluar dari garis
tepi kanan dan tepi kiri atau garis pembatas pinggir dari lapangan lempar cakram.
Apabila sudah melakukan dengan cara melempar yang benar, tidak keluar dari tempat
lemparan dan tidak keluar dari area melempar pengukuran dapat dilakukan dari tempat dimana
cakram jatuh pertama kali di tanah kemudian ditarik ke garis terdepan bagian pinggir dari
lapangan lempar cakram maka akan diperoleh berapa meter hasil lemparan tersebut. Setiap
diberi kesempatan sampai tiga kali untuk melakukan lemparan cakram, lemparan terjauh dapat
diukur artinya itulah lemparan terbaik yang dapat dilakukan oleh anak-anak.
Bahan cakram terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari metal. Bingkai berbentuk
lingkaran penuh seperti piringan dan tepat di tengah-tengah cakram ada beban yang dapat
dilepaspindahkan. b. Ukuran Cakram
1. Berat cakram untuk senior putra adalah 2 kg dengan diameter 219 mm-221mm
2. Berat cakram untuk senior putri adalah 1 kg dengan diameter 180 mm - 182 mm
4. Berat cakram untuk junior putri adalah 0,75 kg dengan diameter 145 mm - 170
mm dan tebal 25 mm hingga 35 mm. et c. Ukuran Lapangan Pada Olahraga Lempar Cakram
Ukuran lapangn pada olahraga Lempar Cakram, yaitu:
2. Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal,
dan lain-lain. Ligkaran lemparan dikelilingi dengan sangkar (pagar kawat)
untuk menjamin keselamatan petugas, peserta, dan penonton. 3. Bentuk huruf seperti huruf C,
dengan diameter 7 meter, mulut 3.3 meter. Sector lemparan dibatasi garis yang membentuk
sudut 400 di pusat lingkaran.
Dalam perlombaan Lempar Cakram perlu dipimpin oleh wasit atau juri yang tegas, jujur, adil,
jeli, dan penuh wibawa. Penguasaan peraturan perlombaan, pertandingan, dan pengalaman
memimpin harus terus ditingkatkan agar menunjang lancarnya perlombaan lempar cakram.
Jumlah wasit atau juri dalam perlombaan lempar cakram adalah 5 orang, yaitu juri 1, juri 2, juri
3, juri 4, dan juri 5. Setiap juri tersebut memiliki tugas dan wewenang yang berbeda, antara
lain:
a. Juri 1
Memanggil peserta dan mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran pada saat
pelempar berputar, seperti di belakang lingkaran lempar.
b. Juri
Mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran, seperti pada saat cakram
sedang dilepaskan dari tangan pelempar. Juri 2 hendaknya memegang pengeras suara
(megaphone) untuk memberitahukan pelempar agar siap sedia. Ia pun memegang bendera
isyarat bahwa suatu lemparan tersebut sah atau tidak.
c. Juri 3
Menempatkan alat pengukur atau ujung pita meteran pada saat setelah ditempatkannya
bendera sebagai pertanda tempat jatuhnya cakram d. Juri 4 dan Juri 5 Bertugas untuk melihat
dan mengamati tempat jatuhnya cakram pertama (terdekat). Bagi peserta yang kidal, tentu
posisi juri atau wasit harus berubah menyesuaikan dengan keadaan.
5. PERATURAN DALAM OLAHRAGA LEMPAR
Adapun peraturan-peraturan yang berlaku dalam olahraga Lempar Cakram, yaitu: 1. Lempar
cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak
garis lingkaran. Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan
sah posisi berdirinya melalui setengah
2. Pelempar boleh menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas lemparan tetapi tidak
boleh menyentuh bagian atasnya.
3. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram
yang terdekat ketepi dalam balok. 4. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi
hak melempar sebanyak
3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final).
5. Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali langsung
final.
6. Lingkaran lemparan tersebut terbuat dari besi, baja atau bahan lain yang sesuai. 7. Bagian
atasnya dipasang rata dengan tanah diluarnya, bagian dalam terbuat dari semen, aspal atau
bahan lain yang kokoh tetapi tidak licin permukaannya bagian dalam harus datar lebih rendah
14 mm sampai 26 mm dari sisi atas tepi lingkaran. Ukuran garis tengah sebelah dalam lingkaran
lempar adalah 2,5 m, tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat putih.
8. Garis putih selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang 75 em pada
kedua sisi lingkaran.
Ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan olahraga Lempar
Cakram, yaitu:
2. Bergerak jauh ke depan tetapi masih tetap berada di dalam lingkaran lempar.
1. Kesehatan fisik dan mental yang baik Kita sebagai manusia terbentuk dari unsur jasmani dan
rohani, keduanya memegang peranan penting dan tidak dapat dipisah satu dengan yang
lainnya karena saling mempengaruhi. Apabila fisik terganggu oleh suatu penyakit maka faktor
fsikispun ikut terganggu. Oleh karena itu kesehatan fisik harus selalu dijaga agar tetap dalam
keadaan sehat.
1. Lingkungan keluarga Keluarga dapat dinyatakan sebagai suatu kelompok atau unit terkecil
dari masyarakat yang didalamnya terdapat hubungan erat antara anggota-anggotanya. Orang
tua dalam suatu keluarga mendidik anaknya secara kodrati dengan memberi dorongan.
2. Latihan
Latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk mencapai
mutu, prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental yang teratur, terarah,
meningkat dan berulang-ulang.
-Latihan kekuatan
Pelempar yang ingin berhasil harus mengembangkan kekuatan otot-ototnya dengan latihan
beban atau weight training. Latihan kecepatan
Seorang pelempar tidak hanya harus kuat, tetapi juga mampu bergerak dengan cepat. Bagi
pelempar, kecepatan akan memberikan kekuatan eksplosif yang sangat
berguna untuk meningkat prestasi lempar. Latihan kecepatan bagi para pelempar dapat
berupa : lari 30 meter, loncat tegap, jingkat 3 kali dan pul-up. Latihan daya tahan Seorang
pelempar juga harus mempunyai daya tahan. Ini dapat dicapai dengan latihan gross country
serta lari interval. Latihan kelincahan dan keterampilan Seorang pelempar harus juga memiliki
kelincahan dan keterampilan. Ini dapat dicapai dengan latihan: senam lantai dan senam
ketangkasan, loncat tali (ropeskiping).
D. Lempar lembing
kaum laki-laki pada zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga
ketika manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden
yang kental dengan aktivitas berburu. Manusia mulai menetap dengan membangun
perkampungan atau perkotaan.
Seiring berkembangnnya zaman, perubahan gaya hidup pun juga terjadi. Salah satunya adalah
aktivitas fisik seperti melempar lembing yang sudah tidak digunakan lagi sebagai aktivitas
berburu. Lempar lembing berubah menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan dari yang
sebelumnya untuk memperoleh makanan (dengan cara berburu) menjadi pemenuhan akan
hiburan dan prestasi.
Hingga sekarang belum dapat ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar
lembing, namun sebagian ahli meyakini lempar lembing telah berkembang sejak zaman Yunani
klasik, yang pada kala itu termasuk salah satu olahraga yang tergolong populer, tak kalah
dengan olahraga jenis atletik lainnya. seperti lari, lompat, dan lempar cakram. Olahraga lainnya
yang bernuansa militer pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap
kereta. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani juga turut berpengaruh
pada perkembangan olahraga bangsa Yunani. Peradaban Yunani klasik merupakan tempat
lahirnya olahraga atletik saat ini.
dimana pertandingan olimpiade pada zaman modern meniru olimpiade yang pertama kali
digagus oleh bangsa Yunani, termasuk masa dilangsungkannya, yakni tiap empat tahun sekali.
Olimpiade pada masa Yunani klasik merupakan perayaan akbar bangsa Yunani yang tak hanya
berisikan pertandingan olahraga, tetapi juga menjadi tempat diselenggarakannya berbagai
acara seni dan budaya. Acara tersebut merupakan ekspresi masyarakat Yunani untuk bersyukur
dan menyembah para dewa kepercayaannya. Nama olimpiade sendiri diambil dari Gunung
Olympus, tempat hidupnya para dewa mereka, sehingga olimpiade memiliki nilai sakral. Karena
hal tersebut, perayaan berlangsung damai sehingga para atlet yang bertanding dapat
berkompetisi dalam suasana saling menghargai.
Selain dalam peradaban Yunani klasik, lempar lembing juga tercatat dilakukan di beberapa
peradaban klasik lainnya, seperti peradaban Cina dan Mesir klasik, namun tidak sepopuler
seperti di Yunani, Olahraga yang populer dalam peradaban Cina klasik adalah senam atau
akrobat, sedangkan dalam peradaban Mesir klasik adalah renang dan memancing karena sungai
Nil adalah pusat peradaban bangsa Mesir, sehingga menjadikan kedua olahraga tersebut lebih
sering dilakukan oleh mereka, termasuk untuk dipertandingkan
Berdasarkan hal-hal sebelumnya, cukup tepat jika banyak ahli lebih memilih peradaban Yunani
klasik sebagai awal mulanya olahraga lempar lembing, mengingat ciri geografis daerahnya dan
tradisi masyarakat pada peradaban tersebut, misalnya aktivitas berburu leluhur manusia pada
zaman purba,
Secara harfiah, lempar lembing berasal dari dua kata, yakni lempar dan lembing. Lempar berarti
usaha membuang sejauh mungkin dan lembing artinya tongkat berujung runcing, maka jika
digabungkan lempar lembing berarti membuang tongkat berujung runcing sejauh mungkin.
Lempar lembing adalah olahraga atletik berjenis lintasan dan lapangan. Pada olahraga ini, atlet
lempar lembing harus berlari pada lintasan untuk ancang-ancang, lalu atlet melemparkan
lembing pada wilayah atau lapangan yang ukurannya sudah ditentukan. Ketentuan lintasan
lempar lembing diatur oleh Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF)
Olahraga lempar lembing membutuhkan kecepatan, sedangkan olahlaga lempar lainnya lebih
mengutamakan kekuatan. Oleh karena itu, lempar lembing memiliki hubungan yang cukup erat
dengan olahraga sprint. Lempar lembing dapat dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan.
Lempar lembing juga merupakan salah satu bentuk olahraga dari banyak bentuk kompetisi yang
dipertandingkan di berbagai peradaban kuno yang melibatkan aktivitas melempar. Lempar
lembing juga termasuk salah satu bagian yang membentuk olimpiade kuno, termasuk olimpiade
modern pada tahun 1896. Lempar lembing juga termasuk dalam bagian dari acara dua tahunan
Atletik Dunia kejuaraan atletik dimana berbagai daerah bertemu untuk berkompetisi dan juga
bagian dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan
lapangan.
I. Ketentuan Umum
1. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan yang sudah ditentukan. 2. Lemparan sah bila
lembing menancap atau menggores tanah
3.Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar, lembing menyentuh tanah di depan lengkung
lemparan
Lemparan yang terhitung sah dalam olahraga lempar lembing ialah lemparan yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut.
1. Lembing harus dipegang pada bagian pegangannya, dan harus dilempar lewat atas bahu atau
bagian teratas dari lengan si pelempar, serta harus tidak dilempar secara membandul.
2. Lemparan dianggap tidak sah apabila mata lembing tidak menggores tanahsebelum bagian
lembing lainnya.
3. Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau
jalur paralel.
4. Lemparan dianggap tidak sah apabila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau
anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap
garis paralel, atau menyentuh tanah di depan garis lempar dan garis-garis itu semua.
5. Sesudah membuat gerakan awalan lempar hingga lembingnya dilepaskan dan mengudara,
pelempar tidak diperbolehkan memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi
sektor lemparan.
6. Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan
jatuh ke tanah.
7. Penilaian dalam lempar lembing dilakukan dengan menggunakan bendera putih untuk
menandakan bahwa lemparan yang dilakukan benar, serta bendera merah untuk menandakan
bahwa lemparan yang dilakukan salah. Suatu lemparan diukur dari tanda yang terdekat dengan
kepala lembing sampai ke bagian dalam ujung lingkaran, lalu mengukur antara tanda tersebut.
Cara memegang lembing dan pendaratan atau jatuhnya lembing juga turut mempengaruhi
penilaian.
Tujuan utama dari lempar lembing ialah melempar lembing sejauh mungkin dimana teknik yang
digunakan dipertimbangkan berbagai faktor fisik (aerodinamis), termasuk efek angin, sudut
dimana objek dilepaskan, ketinggian dimana objek dilepaskan, dan kecepatan objek pada saat
dilepas. Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa teknik yang harus diperhatikan,
diantaranya mengenai cara memegang lembing, cara membawa lembing, gaya melempar, dan
sikap ketika melempar lembing.
Untuk memegang lembing, terdapat ketentuan khusus yang perlu diperhatikan. Cara
memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci penentu hasil lemparan.
Jika ditinjau dari struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing sebagai tempat
pegangan yang dianjurkan, karena terdapat titik berat lembing yang diprediksikan paling efektif
untuk memegang lembing. Cara memegang lembing dapat dibagi mejadi tiga macam sebagai
berikut. 1. Cara Finlandia
Pertama, lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong
hampir menuju ke arah badan. Kemudian, jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari
tali bagian belakang, dilingkarkan, serta dibantu dengan ibu jari yang diletakkan pada tepi
belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang
membantu menahan badan lembing, sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan
pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia, jari tengah dan ibu jarilah
yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar, namun
cara ini sudah jarang dipakai karena dianggap tidak menguntungkan 2. Cara Amerika
Pertama, lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong
hampir menuju ke arah badan. Kemudian, jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari
ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari
pegangan dan pada badan lembing, serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainnya,
berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing.
Dengan cara Amerika, jari
telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat
melempar.
3. Cara Menjepit
Caranya dengan menjepitkan lembing di antara dua jari tengah dan jari telunjuk. sedangkan jari
jari lainnya memegang biasa.
Sebenarnya, cara apapun dapat dilakukan untuk membawa lembing, asalkan tidak mengganggu
kecepatan berlari. Cara yang sering dilakukan adalah lembing berada di atas pundak maupun
bahu dengan posisi mata lembing serong ke atas atau bawah agar otot-otot sekitar bahu dan
tangan terasa rileks. Cara lainnya adalah membawa lembing dengan posisi lembing di samping
badan, tangan lurus ke belakang sehingga tidak mendapat kesulitan untuk mengambil sikap-
sikap selanjutnya, namun akan sedikit mendapat hambatan untuk mendapatkan kecepatan
awalan yang optimal. Ada juga yang membawa lembing di bawah dengan lengan kanan lurus ke
bawah, mata lembing menuju serong ke atas, dan ekornya menuju serong ke bawah hampir
mendekati tanah.
kedua bahu ke kanan membuat pilinan di antara tubuh bagian atas dan bawah
sertameninggalkan lembing dengan baik di belakang badan. Pandangan kedua mata selalu
lurus kedepan. Ketika tungkai kanan mendarat dalam posisi setengah ditekuk di akhir langkah
silang, tumit kanan diangkat saat lutut bergerak maju, dan kedua tungkai dibuka dengan cara
melangkahkan kaki kiri selebar mungkin ke depan dan diinjakkan sedikit ke arah kiri. Kedua
bahu tetap menghadap ke samping dan lembing wajib dipegang dengan baik di belakang
dengan tangan yang membawa lembing tetap berada setinggi bahu. Pergelangan tangan dijaga
agar tetap ditekuk dan telapak tangan menghadap atas agar ekor lembing tidak menyentuh
tanah. Selama pergerakan ini lengan kiri dilipat menyilang dada
Ketika kaki kiri diturunkan di posisi akhir lemparan, pemutaran kedua pinggul ke depan dimulai
yang ditandai dengan sebuah putaran ke dalam kaki kanan dan lutut yang dilanjutkan dengan
pelurusan tungkai. Lalu bahu kiri dibuka, siku kanan diputar ke arah luar atas, dan lembing
diluruskan di atas lengan dan bahu. Kaki kiri ditekan ke tanah, kemudian memutar kaki kanan
ke dalam dan meluruskannya sambil lutut kanan turut diluruskan sehingga menghasilkan
sebuah posisi membusur dari badan dan meregang kuat bagian otot depan
Pada saat lembing akan dilemparkan dari atas kepala, lembing dibawa ke belakang dengan
tangan lurus diputar ke dalam, badan direbahkan ke belakang dengan lutut kaki kanan, lalu
membengkokkan siku. Lembing dibawa secepat- cepatnya k catas kepala, pinggul didorong ke
depan dan lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dari atas kepala ke depan sehingga tangan
lurus dan dibantu dengan menolakkan kaki kanan sekuatnya dan melonjakkan badan ke depan,
kemudian lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-jari tangan mendorong pangkal lilitan tali
lembing. Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik,
dimana bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula, bahu melempar secara
aktif dibawa ke depan dan lengan pelempar diputar. sedangkan siku mendorong ke atas.
Pelepasan lembing terjadi di atas kaki kiri dan pada sudut lemparan kira-kira 45 dengan suatu
gerakan seperti ketapel dari lengan
bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah pada waktu lembing lepas terjadi pada
suatu garis lurus dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit keluar garis vertikal,
sedangkan kepala dan tubuh condong ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing, Lengan kiri
ditekuk selama pelepasan lembing
Saat melepas lembing, diperlukan keseimbangan badan agar tubuh tidak terbawa ke depan
yang dapat mengakibatkan diskualifikasi. Tubuh berpusat pada satu kaki tumpuan. Setelah kaki
kanan ditolakkan ke atas dan ke depan, kaki diangkat ke belakang dengan lemas, lalu badan
agak miring dan condong ke depan kaki kiri dan ke belakang dengan lemas. Kemudian, tangan
kanan dengan siku agak dibengkokkan berada di bawah dekat ke perut dan tangan kiri lemas ke
belakang sehingga pandangan ke arah lembing sampai jatuh.
Lembing adalah sejenis tombak yang ringan dan kecil dengan ukuran panjang 2,6-2,7 m untuk
putra dan 2,2-2,3 m untuk putri. Berat lembing yang digunakan 800 gram untuk putra dan 600
gram untuk putri. Lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda, yakni kepala (mata lembing)
yang terbuat dari logam ringan dan berbentuk runcing, batang (badan lembing) yang terbuat
dari serat karbon atau komposit lain bahan sintetis, dan tali pegangan sepanjang 20 cm yang
melilit badan lembing di titik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis tengah badan lembing.
Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan 2.
Lapangan Lempar Lembing
Ukuran Lapangan Lempar lembing telah ditentukan secara internasional menurut standar IAAF
(Federasi Atletik Amatir Internasional) atau PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Ketentuan lapangan lembing adalah sebagai berikut.
1. Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan minimal 30 m
dan maksimal 36,5.m.
2. Lengkung lemparan dengan lebar 7 cm dan panjang 75 cm dibuat dari kayu atau logam dan
dicat berwarna putih. Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan busur dari lingkaran
yang berjari-jari 8 meter. Lengkungan ini diperpanjang ke arah kanan dan kiri dengan dibuat
siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m dan dicat putih.
3. Sudut lemparan dengan sudut 29" hingga 30° dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik
pusat lengkung-lemparan memotong kedua ujung lengkung lemparan,
1. Hal-Hal yang Patut Diperhatikan dalam Bermain Lempar Lembing Ada beberapa hal yang
dapat dilakukan dan harus dihindari saat sedang bermain olahraga lempar lembing guna
mempermudah permainan atau menghindari terdiskualifikasi. Hal-hal yang patut dilakukan
adalah sebagai berikut.
5. Meluruskan lengan lempar dan telapak tangan lempar dalam posisi menghadap ke atas.
7. Membusungkan badan ketika dalam posisi lempar dan membawa sikut ke atas
sewaktu melakukan lemparan. Sedangkan hal-hal yang harus dihindari adalah sebagai berikut.
olahraga atletik. Perbedaan dari ketiga cabang olahraga tersebut terlihat jelas pada
media yang digunakan dalam permainan, dimana tolak peluru menggunakan bola besi yang
berat (peluru), lempar cakram menggunakan cakram, sedangkan lempar lembing menggunakan
tombang yang ringan dan kecil (lembing). Selain itu, pada olahraga lempar lembing, gaya yang
digunakan saat melempar lembing sudah ditentukan sehingga pemain tidak boleh
menggunakan gaya lain. Dalam olahraga lempar lembing dibutuhkan kecepatan, sedangkan
olahlaga lempar lainnya lebih mengutamakan kekuatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat kami simpulkan bahwa tolak peluru, lempar
cakram, dan lempar lembing adalah salah satu cabang olahraga atletik yang termasuk dalam
nomor lempar.
B. Saran
Cabang atletik tolak peluru, lempar cakram, dan lempar lembing merupakan salah satu cabang
atletik yang harus dikembangkan di sekolah dalam mata pelajaran Olahraga supaya pengenalan
tentang tolak peluru dapat dimengerti oleh siswa dan siswi selain itu untuk memotivasi dan
merangsang siswa dan siswi di sekolah dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk
mencintai olahraga supaya keingintahuan tentang dunia olahraga bertambah
DAFTAR PUSTAKA
6 Anonim. 2014, Pengertian dan Sejarah Atletik di Dunia dan Indonesia, [Online].
8.http://artikelpengertianmakalab.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-lempar-cakram-
peraturan-dan.html
9.http://www.sarjanaku.com/2011/09/lempar-cakram-sejarah-teknik-peraturan.html
10.http://sepengetahuanku.blogspot.co.id/2012/11/makalah-olahraga-lempar- cakram html
11.http://walpaperhd99.blogspot.co.id/2013/08/lempar-cakram-atletik-makalah-
olahraga.html
15.x.html 27 juli 2017 Nur, Siti (2016). Ukuran Lapangan Lempar Lembing Standar Internasional.
16. https://aturanpermainan.blogspot.co.id/2016/04/ukuran-lapangan-lempar-lembing-
standar-internasional.html, 28 Juli 2017