Oleh :
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sama halnya dengan atletik, bola voli juga dalam awal penciptaannya
bertujuan untuk mengembangkan kesegaran dan kebugaran jasmani pada buruh
di samping bersenam umum. Hal ini yang mendasari makalah ini untuk
membahas sejarah atletik dan bola voli
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Atletik
2. Mengetahui sejarah dari Atletik
3. Mengetahui pengertian Bola Voli
4. Mengetahui sejarah dari Bola Voli
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Eddy (2011) Atletik adalah aktivitas jasmani yang terdiri dari
gerakan-gerakan dasar yang harmonis Dan dinamis, yaitu jalan, lari, lempar
serta lompat. Pengertian secara bahasa menurut Sukirno (2011) Atletik berasal
dari kata “athlon” yang berarti berlomba. Atletik merupakan aktivitas jasmani atau
latihan fisik, berisikan gerakan-gerakan alamiah dan wajar sesuai dengan apa yang
dilaksanakan pada kehidupan kita sehari-hari. Seperti jalan, lari, lompat, lempar dan
loncat.
Menurut Mochamad Djumidar A.widya, ( 2004 ) Atletik adalah salah satu unsur
dari pendidikan jasmani dan kesehatan, juga merupakan komponen-komponen
pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinaan
hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi,
selaras dan seimbang.
2
1. Stade yaitu lari cepat pada jalur lurus dengan jarak ± 185 meter dilakukan di
dalam stadion.
2. Diaulos yaitu lomba jarak menengah yang jaraknya ± dua kali Stade.
3. Dolichos yaitu lari jarak jauh yang jaraknya ± 7 sampai 24 kali Stade.
Dalam lomba ini telah diperkenalkan start block yang terbuat dari parit atau tembok
yang dipasang secara permanen.
Pada tahun 186 SM bangsa Romawi lebih banyak menyenangi para ”Gladiator”.
Pada saat itu kegiatan olahraga yang disenangi adalah olahraga yang menampilkan
”adu kejantanan”. Adu pedang dan pertarungan yang kadang-kadang sampai mati,
baik lawannya manusia maupun binatang buas. Akibatnya pada saat itu olahraga
atletik dilupakan orang.
3
yang kemudian lahirlah dengan nama IAAF (International Atletik Amateur
Federation).
Tahun 1914 dilaksanakan kongres dalam rangka pertama kalinya disahkan
peraturan atletik yang berlaku untuk seluruh dunia di kota Lyon, Perancis.
4
Amerika Serikat, Australia, Austria, Belgia, Canada, Chili, Denmark, Finlandia,
Hongaria, Inggris, Jerman, Mesir, Norwegia, Perancis, Rusia, Swedia dan Yunani,
berdiskusi untuk membentuk suatu badan Internasional Atletik yang membuat
peraturan-peraturan dan penyelenggaraan perlombaan atletik yang lengkap. Badan
tersebut didirikan dengan nama International Amateur Athletic Federation (IAAF),
sebagai ketua adalah J. Sigfrit Edstrom dengan sekretaris Jendral merangkap
Bendahara (Honorary Secretary Treasurer): Kristian Henstrom keduanya dari
Swedia. Peraturan teknis untuk perlombaan internasional yang pertama disahkan pada
kongres yang ketiga tahun 1914 di Lyon Perancis. Sejak terbentuknya IAAF ini
penyelenggaraan perlombaan-perlombaan atletik semakin baik, terutama dalam segi
pengorganisasian (Zikrur Rahmat, 2015).
Prestasi atletik Indonesia dalam periode angkatan pertama sekitar tahun 1960-an
mulai diperhitungkan di tingkat Asia, saperti telah tercapainya prestasi oleh Gurnam
Singh (atletik lari jarak jauh), Okamona (atletik lompat tinggi), M. Sarengat (atlit lari
cepat), I. G. Ngurah Manik (atlit lempar lembing). Kemudian disusul oleh atlit-atlit
angkatan kedua yang mampu mempersembahkan prestasi terbaiknya, seperti J. P.
5
Oroh (pelari cepat), Edie Efendy, Usman Efendy (penolak peluru, pelempar cakram
dan pelempar lembing) (Zikrur Rahmat, 2015)..
Ahmadi (2007: 20) mengatakan Bola Voli merupakan salah satu cabang olahraga
yang populer dikalangan masyarakat Indonesia dari kalangan bawah hingga atas
olahraga. Permainan bola voli merupakan permainan yang tidak mudah dilakukan
bagi setiap orang. Kekuatan dalam bertahan dari gempuran lawan menjadikan
permainan bola voli ini membutuhkan para pemain yang memiliki koordinasi gerak
dengan timing yang pas untuk dapat menggempur lawan ataupun melakukan
pertahanan dari gempuran lawan. Meskipun demikian, permainan ini bahkan
dijadikan sebagai ladang bisnis oleh sebagian masyarakat dan digunakan sebagai
program intramural sekolah. Permainan ini membutuhkan beberapa aturan dasar dan
keterampilan yang tidak dibatasi oleh peralatan, bahkan kita bisa menemui
permainan bolavoli di lakukan antar desa atau yang dikenal dengan gala desa yang
membuat permainan bolavoli begitu populer di kalangan masyarakat.
Permainan bolavoli di Romawi sudah lama dikenal sejak abad pertengahan, dari
Italia kemudian permainan ini di bawa ke Jerman tahun 1893 dengan nama
Faustball. Lapangan faustball memiliki ukuran 50 X 20 meter, dan sebagai pemisah
lapangan dipergunakan tali yang tingginya 2 meter dari lantai. Pada waktu itu bola
yang digunakan memiliki keliling 70 cm. dengan jumlah pemain untuk masing-
masing regu 5 orang. Cara memainkan faustball dilakukan dengan memantul-
mantulkan bola ke udara melewati atas tali (net), tidak ada batasan sentuhan dalam
memainkan bola. Bola boleh menyentuh lantai sebanyak dua kali sentuhan.
Meskipun pada zaman Romawi permainan bolavoli (faustball) sudah lama ada,
namun cabang olahraga modern dianggap mulai lahir pada tahun 1895, yang
didirikan oleh William C. Morgan, seorang guru pendidikan jasmani dari Young
Men Christian Association (YMCA) di kota Hollyoke, negara bagian
6
Massachusettes, Amerika Serikat. Pada awalnya cabang olahraga ini diberi nama
Minonette yang kemudian diubah namanya menjadi bolavoli oleh Dr. Alfred
T.Halstead dari Springfield, Massachusettes, Amerika Serikat karena pada
prinsipnya permainan ini dilakukan dengan cara mem-voli bola melintasi net.
Peraturan permainan bolavoli muncul pertama kali tahun 1896 dengan ketentuan
sebagai berikut:
7
Selaras bertambahnya waktu, maka penyempurnaan peraturan permainan terus
dilakukan secara kontinyu, dan variasi perkembangan peraturan permainan dari
tahun ke tahun adalah sebagai berikut:
Tahun 1900: Sistem point mulai berlaku, yaitu 21 point untuk setiap set
(satu set).
Tahun 1911: Suatu komisi yang terdiri dari ahli-ahli YMCA ditugaskan
untuk meninjau kembali peraturan permainan yang sudah ada. Komisi ini
berhasil melakukan beberapa perubahan peraturan permainan, satu
diantaranya adalah mulai diterapkannya sistem rotasi.
Tahun 1917: Sistem 15 point diterima
Tahun 1918: Jumlah pemain yang berada di lapangan ditentukan enam
orang untuk setiap regu. Ukuran tinggi net 2,40 meter.
Tahun 1921: Mulai ditentukan lapangan sudah dilengkapi dengan garis
tengah.
Tahun 1922: Setiap regu diperbolehkan memainkan bola masing-masing
3 X di dalam petaknya sendiri. Telah diselenggarakan kejuaraan antar
regu (perkumpulan) YMCA yang pertama kalinya di Brooklyn, New
York. Federasi Athletik Amateur meminta agar regu-regu yang berada di
luar lingkungan YMCA juga diperbolehkan ikut serta dalam kejuaraan
tersebut.
Tahun 1923: Ukuran lapangan permainan ditentukan seperti yang ada
sekarang, yang berukuran panjang 18 meter dan lebar 9 meter.
Tahun 1928: Lahirnya induk organisasi bolavoli Amerika Serikat (The
United States Volleyball). Pada tahun yang sama diselenggarakan
kejuaraan nasional bolavoli pertama untuk Amerika Serikat.
Cabang olahraga Bolavoli dikenal di Indonesia mulai tahun 1928. dari sejak
penjajahan Belanda permainan ini sudah dikenal. Penyebaran permainan Bolavoli ke
Indonesia dibawa oleh guru-guru Belanda yang mengajar di sekolah-sekolah
lanjutan, pada waktu itu HBS dan AMS, dan pada waktu itu permainan Bolavoli
belum mendapat tempat di masyarakat. Datangnya tentara Jepang ke Indonesia,
memberikan andil yang besar dalam perkembangan Bolavoli di Indonesia. Setelah
Indonesia merdeka, banyak bekas anggota Angkatan Perang Belanda yang
bergabung kedalam kesatuan tentara Republik Indonesia, bermain Bolavoli dan
memiliki andil besar dalam mengembangkan permainan Bolavoli. Sehingga Tentara
8
Nasional Indonesia ikut berjasa dalam memasyarakatkan Bolavoli di Indonesia.
Sejak Pekan Olahraga Nasional (PON) kedua yang diselenggarakan tahun 1951 di
Jakarta, cabang olahraga Bolavoli masuk sebagai cabang olahraga yang selalu
dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional. Pada tahun 1955 terbentuk induk
organisasi Bolavoli nasional dengan nama PBVSI (Persatuan Bolavoli Seluruh
Indonesia). Dengan adanya induk organisasi tersebut diharapkan permainan Bolavoli
di Indonesia berkembang lebih pesat dan teratur. Pembentukan induk organisasi
Bolavoli Indonesia ini dipelopori oleh IPVOS (Ikatan Perhimpunan Volleyball
Surabaya) dan PERVID (Persatuan Volleyball Indonesia Djakarta) (Winarno, 2013).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara Bahasa Atletik berasal dari kata “athlon” yang berarti berlomba, Atletik
merupakan aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang
harmonis dan dinamis, yaitu jalan, lari, lempar serta lompat.
Permainan bolavoli di Romawi sudah lama dikenal sejak abad pertengahan, dari
Italia kemudian permainan ini di bawa ke Jerman tahun 1893 dengan nama
Faustball. Cabang olahraga Bolavoli dikenal di Indonesia mulai tahun 1928. dari
sejak penjajahan Belanda permainan ini sudah dikenal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Muril. 2007. Panduan Olahraga Bolavoli. Era Pustaka Utama, Solo.
Doherty. 1963. Modern Track and Field (second ed). Prentice Hall Inc.
Englewood Cliffs, USA.
Eddy Purnomo & Dapan. 2011. Dasar-dasar gerak Atletik. Alfamedia,
Yogyakarta.
Mochamad Djumindar A. Widya. 2004. Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar
Atletik Dalam Bermain. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Rahmat, Zikrur. 2015. Atletik Dasar & Lanjutan. Natural Aceh, Aceh.
Subroto dan Yudiana. 2010. Permainan Bolavoli. FPOK Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Sukirno. 2012. Dasar-dasar Atletik dan Latihan Fisik. Universitas Palembang,
Sriwijaya.
Winarno, dkk. 2013. Teknik Dasar Bermain Bolavoli. FIK Universitas Negeri
Malang, Malang.