Anda di halaman 1dari 8

LAMPIRAN A

DATA PERCOBAAN

A.1 Hasil Percobaan untuk Sampel Tepung Terigu


Tabel A.1 Data Hasil Percobaan untuk Sampel Tepung Terigu
z (cm)
Waktu
Pelarut Air Pelarut Minyak
(menit)
Co = 30 (g/l) Co = 50(g/l) Co = 30 (g/l) Co = 50(g/l)
0 12,0 12,0 12,0 12,0
1,0 11,4 10,5 11,8 11,4
2,0 10,0 9,0 11,5 10,0
3,0 8,0 7,5 11,0 9,6
4,0 7,2 6,0 10,3 9,0
5,0 6,4 4,0 9,5 8,4
6,0 3,1 3,2 9,1 8,0
7,0 1,3 2,3 8,2 7,2
8,0 1,3 1,8 7,7 6,5
9,0 1,3 1,6 5,6 6,0
10,0 1,3 1,6 3,2 5,8
11,0 1,3 1,6 1,7 5,1
12,0 1,3 1,6 0,8 4,7
13,0 1,3 1,6 0,8 4,0
14,0 1,3 1,6 0,8 3,3
15,0 1,3 1,6 0,8 2,5
16,0 1,3 1,6 0,8 2,0
17,0 1,3 1,6 0,8 1,6
18,0 1,3 1,6 0,8 1,0
19,0 1,3 1,6 0,8 1,0
20,0 1,3 1,6 0,8 1,0
A.2 Hasil Percobaan untuk Sampel Tepung Kanji
Tabel A.2 Data Hasil Percobaan untuk Sampel Tepung Kanji
z (cm)
Waktu
Pelarut Air Pelarut Minyak
(menit)
Co = 30 (g/l) Co = 50(g/l) Co = 30 (g/l) Co = 50(g/l)
0 12,0 12,0 12,0 12,0
1,0 11,6 11,8 11,7 11,9
2,0 11,1 11,1 11,1 11,7
3,0 10,3 10,9 10,4 11,5
4,0 9,0 9,0 9,1 11,0
5,0 7,2 8,1 8,0 10,6
6,0 5,9 6,3 7,2 10,1
7,0 3,0 5,1 6,4 9,5
8,0 2,0 4,0 5,0 9,1
9,0 0,5 2,9 4,1 8,8
10,0 0,5 1,0 3,3 8,2
11,0 0,5 0,5 2,2 7,5
12,0 0,5 0,5 1,0 6,9
13,0 0,5 0,5 1,0 6,0
14,0 0,5 0,5 1,0 5,1
15,0 0,5 0,5 1,0 4,3
16,0 0,5 0,5 1,0 3,7
17,0 0,5 0,5 1,0 3,1
18,0 0,5 0,5 1,0 2,0
19,0 0,5 0,5 1,0 2,0
20,0 0,5 0,5 1,0 2,0
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN

B.1 Menentukan Laju Pengendapan (V)


1. Dari data hasil percobaan, didapatkan 2 variabel, yaitu tinggi antarmuka (z) dan
waktu pengendapan (t).

2. Kedua variabel ini diplotkan dalam suatu grafik, yaitu grafik z vs t.

Contoh : Hasil Percobaan untuk Sampel Tepung Terigu

12

10

6 Sampel Tepung Terigu


30g/L Dengan Medium Air

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16

Gambar B.1 Tinggi Antarmuka vs Waktu untuk Sampel Tepung Terigu dengan
Konsentrasi Co = 30 gr/L dengan Pelarut Air

3. Data yang sudah diplotkan dalam satu grafik ini kemudian dicari slope pada
setiap titik.

Contoh : Titik acuan saat z = 6,4 cm dan t = 5 menit


12

10

6 Sampel Tepung Terigu


30g/L Dengan Medium Air

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16

Gambar B.2 Slope pada Titik Acuan


4. Diperoleh titik slope z’ dan t’ untuk setiap kondisi. Data inilah yang digunakan
untuk mencari nilai v, yaitu:

z ' 15 , 0
v= = =1, 829 cm/menit
t t ' 8,2

B.2 Menentukan Konsentrasi Padatan (CL)


Medium Pelarut Air
Wadah : Botol Aqua 1500 ml
Co sampel : 30 gr/L
zosampel : 12 cm
Sampel : Tepung Terigu
Pada saat t: 5 menit dan zL = 6,4 cm

Co. Zo = CL .ZL
CoZo
CL=
ZL
30.12
=
6,4
=56,25 g/ L
LAMPIRAN E
FOTO PERCOBAAN

E.1 Foto Percobaan Untuk Sampel Tepung Terigu Medium Pelarut Air

(a) (b)
Gambar E.1 Foto Percobaan Untuk Sampel Tepung Terigu Medium Pelarut Air (a) Co
30 g/L dan (b) 50 g/L

E.2 Foto Percobaan Untuk Sampel Tepung Terigu Medium Pelarut Minyak
Bimoli

(a) (b)
Gambar E.2 Foto Percobaan Untuk Sampel Tepung Terigu Medium Pelarut Minyak
Bimoli (a) Co 30 gram/L dan (b) 50 gram/L
E.3 Foto Percobaan Untuk Sampel Tepung Kanji Medium Pelarut Air

(a) (b)

Gambar E.3 Foto Percobaan Untuk Sampel Tepung Kanji Medium Pelarut
AiR (a) Co 30 gram/L dan (b) 50 gram/L

E.4 Foto Percobaan Untuk Sampel Tepung Kanji Medium Pelarut Minyak
Bimoli

(a) (b)

Gambar E.1 Foto Percobaan Untuk Sampel Tepung Kanji Medium Pelarut
Minyak Bimoli (a) Co 30 gram/L dan (b) 50 gram/L
LAMPIRAN F
APLIKASI DALAM INDUSTRI

Pada jurnal ini, aplikasi sedimentasi dalam industri adalah memanfaatkan sedimen
dari perairan tercemar sebagai bahan lumpur aktif untuk pengolahan limbah cair pada
industri tahu. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur perubahan nilai VSS pada
empat komposisi lumpur yang dibibit dan COD pada limbah tahu yang diberi
percobaan dengan empat komposisi lumpur yang dibibit.
Koagulan yang digunakan adalah alumunium sulfat, fero sulfat dan poly
alumunium chloride dengan dosis 75 mg/l sampai 250 mg/l. Flokulan yang
digunakan adalah flokulan anionik Polyacrylic Acid dengan dosis 0.25 mg/l sampai 1
mg/l dan flokulan kationik Polyethylene-Imine dengan dosis 2 mg/l sampai 5
mg/l.Industri tahu merupakan industri pangan yang banyak menggunakan air, baik
untuk sistem operasional maupun sebagai bahan baku produksinya. Industri tahu
banyak menghasilkan limbah cair dengan kandungan bahan organik yang tinggi.
Limbah cair industri tahu merupakan salah satu sumber pencemar sehingga
dibutuhkan pengolahan limbah yang memadai. Dalam upaya mengatasi
permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah cair, maka proses pengolahan limbah
wajib dilakukan sebelum limbah tersebut dibuang ke badan perairan. Pengelolaan
limbah bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan bahan-bahan berbahaya
serta mikroorganisme patogen. Penanganan secara biologis banyak diterapkan pada
limbah cair industri pangan. Salah satu sistem pengolahan limbah secara biologi
yang mampu menurunkan kadar cemaran limbah cair industri adalah dengan sistem
lumpur aktif (activated sludge). Lumpur aktif juga mampu memetabolisme dan
memecah zat-zat pencemar yang ada dalam limbah dan pengolahan limbah ini
menggunakan lumpur atau sludge.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan biomassa
mikroba dalam lumpur aktif dari tiga jenis lumpur yang berasal dari lumpur selokan
industri tahu, lumpur dari Rumah Potong Hewan Pesanggaran dan lumpur dari
Sungai Badung yang dikomposisikan menjadi 4 komposisi lumpur yang dibibit dan
untuk memperoleh komposisi lumpur terbaik yang diuji cobakan untuk menurunkan
COD limbah cair industri tahu. Parameter yang diamati adalah fisik dan kimia.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial yang terdiri
atas dua faktor dengan tiga kali ulangan, yaitu faktor pertama adalah jenis lumpur
dan faktor yang kedua adalah waktu inkubasi serta dianalisis secara deskriptif
komparatif dan analisis uni-varians. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi
lumpur yang terbaik digunakan sebagai lumpur aktif adalah komposisi lumpur yang
berasal dari lumpur selokan industri tahu (50 %), lumpur dari Rumah Potong Hewan
Pesanggaran (25 %) dan lumpur dari Sungai Badung (25 %) dengan memiliki
pertumbuhan biomassa mikroba dengan nilai VSS sebesar 2265 mg/L dan mampu
menurunkan nilai COD limbah cair industri tahu yang diolah hingga mencapai
46,645 mg/L. (Sudayarti, 2015).

Gambar F.1 Flow chart sedimentasi pengolahan limbah cair industri tahu dengan
lumpur aktif

Anda mungkin juga menyukai