Anda di halaman 1dari 4

Bab 1

Pendahuluan

1.1 latar blakang

Kabupaten Nagekeo atau Nage Keo Merupakan pemekaran dari Kabupaten Ngada.
Kabupaten Nagekeo bagian utara berbatasan dengan Laut Flores, bagian selatan
berbatasan dengan laut Sawu, bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Ende dan
bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Ngada. Kabupaten Nagekeo terdiri dari 7 buah
kecamatan, 77 buah desa dan 15 kelurahan. Dengan luas wilayah 1.416,96 Km2 dan
dihuni oleh 123.289 jiwa pada tahun 2006. Pada tahun 2006 ini kecamatan yang paling
luas (tidak termasuk luas kawasan hutan) adalah kecamatan Aesesa dengan luas
wilayahnya mencapai 327,59 Km2. Atau 30,52 persen dari keseluruhan luas wilayah
kabupaten Nagekeo. Kecamatan yang luas wilayahnya paling kecil adalah kecamatan
Aesesa Selatan dengan luas wilayah 51,57 km2. Atau 4,81 persen dari keseluruhan luas
wilayah kabupaten Nagekeo. Pemerintahan Kabupaten Nagekeo beribukota di Mbay,
dipimpin oleh Bupati Johanes S. Aoh. Populasi penduduk di Kabupaten ini mencapai
123.174 jiwa.
Sebagian besar penduduk Nagekeo Kertanegara tingal dipedesaan, sehingga
mayoritas bermata pencaharian dibidang pertanian. Sehingga perlu adanya peningkatan
kesejahteraan para petani dengan bentuk kegiatan pembangunan infrastuktur dan
prasarana publik berupa penyediaan saluran air irigasi, air baku dan sebagainya. Salah
satu pembangunan infrastruktur tersebut yaitu pembangunan bendungan Mbay.
Lokasi Bendungan Mbay terletak di sungai Lambo, desa Rendubutowe, Kecamatan
Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara geografis
terletak pada 8041’48” LS dan 121o16’55” BT dengan luas Daerah Aliran Sungai sebesar
138.60 km2 , topografi daerah studi terletak pada ketinggian 400 – 500 mdpl.
Pembangunan Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo ini akan menampung 51,74 juta
meter kubik bertujuan untuk penyediaan air bersih untuk masyarakat di sekitar dengan
debit 205 l/dt, suplai air untuk DI. Mbay Kiri 932,6 ha dan DI. Mbay Kanan 4.966 ha
serta pengendalian banjir bagi daerah hilir bendungan di Kecamatan Aesesa.
(Costandji/anis)
Bendungan Mbay memerlukan bangunan pelengkap salah satunya yaitu bangunan
pelimpah atau spillway untuk melimpahkan kelebihan air dari debit yang akan dibuang
sehingga kapasitas waduk dapat dipertahankan sampai batas maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari tugas akhir yang akan diangkat adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana analisa hidrologi untuk mengetahui debit banjir Sungai Mbay?
2. Bagaimana merencanakan tipe dan dimensi bangunan pelimpah (spillway)
Bendungan
Mbay dengan bangunan penunjangnya?
3. Bagaimana stabilitas bangunan pelimpah (spillway) Bendungan Mbay ?
4. Berapa biaya minimum yang dikeluarkan untuk mendapatkan lebar efektif
spillway?
1.3 Batasan Masalah
Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari pembahasan tugas akhir agar
dalam analisis rumusan masalah tidak terlalu melebar sebagai berikut :
1. Penentuan letak as main dam berdasarkan studi sebelumnya.
2. Tidak memperhitungakan stabilitas bendungan, pondasi bendungan dan kekuatan
geologi
material pada as bendungan.
3. Tidak melakukan perhitungan scouring.
4. Tidak membahas analisa dampak lingkungan.
5. Tidak menghitung Sedimen / dead storage.
1.4 Tujuan Dan Manfaat
Adapun tujuan dari studi perencanaan ini adalah untuk merencanaan bangunan
pelimpah yang dapat melimpahkan air pada saat banjir.
Adapun manfaat yang diharapkan diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah
sebagai referensi dalam desain perencanaan bangunan pelimpah (spillway) dan bangunan
pelengkapnya. Dimana dalam Tugas Akhir ini spillway direncanakan tegak lurus dengan
tubuh bendung yang berfungsi mengalirkan air dari bendungan Marangkayu guna
memenuhi kebutuhan irigasi dan air baku penduduk sekitar kabupaten Kutai Kertanegara
tersebut.
1.6 Lingkup Pembahasan
Dalam rumusan masalah yang ada, perlu dibuat ruang lingkup pembahasan antara lain
melipiputi :
1. Analisa hidrologi.
a. Perhitungan curah hujan rata-rata .
b. Analisa distribusi frekuensi.
c. Uji kesesuaian distribusi frekuensi.
d. Analisa debit banjir rencana .
e. Penelusuran banjir.
2. Evaluasi puncak spillway di tetapkan pada elevasi yang sama dengan elevasi muka air
Normal.
3. 1. Analisa Hidrolika
a. Perhitungan dimensi saluran pengarah aliran.
b. Perhitungan dimensi ambang pelimpah
c.perhitungan dimensi saluran transisi.
4. Menghitung satabilitas Bangunan pelimpah (Spillway)
a. Analisa terhadap geser.
b. analisa terhadap guling.
c. analisa terhadap daya dukung tanah.
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Anda mungkin juga menyukai