Anda di halaman 1dari 22

Drainase perkotaan

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam upaya untuk mengatasi dan mengurangi masalah genangan air hujan di berbagai kota di Indonesia, maka pemerintah mempunyai strategi dan program-program dibidang cipta karya, di mana salah satu program tersebut adalah sektor drainase. Di tinjau dari ketersediaan prasarana drainase kota yang ada saat ini terdapat indikasi bahwa tingkat kebutuhan sudah jauh di atas tingkat penyediaan, utamanya untuk kota-kota yang sedang pesat mengalami proses pembangunan. Sebab-sebab terjadinya banjir dan genangan, pada dasarnya dapat dibagi dua, yaitu akibat kondisi alam setempat misalnya curah hujan yang tinggi, kondisi topografi yang landai dan adanya pengaruh pengempangan ( back water ) dari sungai atau laut. Sedang yang termasuk dalam tingkah laku manusia adalah misalnya masih banyaknya kebiasaan membuang sampah ke dalam saluran sungai, hunian dibantara sungai, dan adanya penyempitan saluran atau sungai akibat adanya suatu bangunan misalnya gorong-gorong atau jembatan atau terjadinya sedimentasi. Selain itu masalah banjir atau genangan dapat pula disebabkan oleh karena belum tertatanya dengan baik sistem drainase yang diperlukan, atau karena kurang terpeliharanya saluran drainase yang sudah ada. 1.2. Maksud dan Tujuan !aksud " tugas ini merupakan bagian dari mata kuliah drainase perkotaan dan merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian final. #ujuan " tujuan dari drainase perkotaan ini adalah sebagai berikut " $nalisa data curah hujan dari beberapa stasiun terdekat dari wilayah yang direncanakan dengan menggunakan metode tertentu. !enghitung intensitas curah hujan berdasarkan periode tahunan. !enghitung debit rencana di tiap saluran pada periode curah hujan tahunan.
AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

Drainase perkotaan

!enentukan bentuk saluran dan menghitung dimensi saluran drainase berdasarkan debit rencana pada periode curah hujan tahunan. !enentukan bangunan pelintas yang akan digunakan dalam perencanaan saluran drainase. !erencanakan inlet pada trotoar dan out fall ke sungai. !embuat gambar rencana saluran drainase beserta bangunan-bangunan pelengkapnya..

AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

&

Drainase perkotaan

BAB II PERANCANGAN DRAINA E !"TA


Dalam suatu pekerjaan untuk melaksanakan perencanaan yang mendetail suatu proyek maka diperlukan suatu pedoman perencanaan untuk memudahkan perencanaan pedoman biasa disebut dengan kriteria perencanaan. 'riteria perencanaan harus dapat disesuaikan dengan keadaan lokasi proyek, agar didapatkan hasil yang memuaskan. 'riteria perencanaan untuk proyek drainase kota terdiri dari ( pembahasan teknik utama, yaitu " 'riteria penentuan pembagian daerah layanan ( sub. )atchment $rea ) 'riteria pengukuran topografi. 'riteria hidrologi. 'riteria saluran dan bangunan. 'riteria struktur. 2.1. !r#ter#a Penentuan Daera$ La%anan & u' Cat($)ent Area * Dalam menentukan luasan catchment area suatu saluran yang melayani suatu areal tertentu, perlu diperhatikan sistem drainase pada kota tersebut secara keseluruhan. !engingat masing-masing areal pelayanan dari setiap saluran merupakan sebuah sub sistem dari setiap saluran merupakan sebuah sub sistem dari sistem drainase kota sebagai suatu kesatuan. *enentuan besarnya catchment area bergantung pada berbagai faktor, antara lain " 'ondisi topografi daerah proyek. Sarana prasarana drainase yang sudah ada. Saran prasarana drainase yang sudah ada dan yang akan dibangun. Sarana prasarana kota lainnya seperti jaringan listrik, air bersih, telepon, dan lainlain. 'etersediaan lahan alur saluran.

AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

Drainase perkotaan

2.2.

!r#ter#a Pengukuran T+,+gra-# *engukuran topografi saluran adalah untuk mendapatkan situasi memanjang dan

melintang saluran serta situasi bangunan yang ada yang akan direncanakan. Sebagai referensi untuk pelaksanaan pengukuran topografi digunakan titik tetap yang telah ada di kota yang bersangkutan. !etode pengukuran yang dilakukan meliputi " *engukuran polygon perbaikan peta. *engukuran waterpass ( le,elling ). )ross section. *emasangan bench mark ( -! ). 2.2.1. Pengukuran polygon / perbaikan peta *engukuran ini pada base line yang dibuat disebelah saluran ( pada bahu jalan atau tanggul ) melalui patok-patok dengan prosedur sudut polygon diukur seri ganda ( biasa luar biasa ) dengan menggunakan theodolith ( #. ). 2.2.2. Pengukuran Waterpass / Levelling *engukuran waterpass ini menggunakan alat ukur $utomatic /e,elling seperti B2 Sokhisha atau Topcon. *engukuran ini dilakukan pada titik polygon dan diikat dititik referensi yang dipakai. 2.2.3. Cross Section )ross section dilakukan setiap inter,al maksimum %00 meter dengan metode stadia sur,ei dimana titik cross jalur sudah dikontrol ele,asinya dengan alat $utomatic /e,elling. 2.2.4. Pemasangan Benc !ark *emasangan -ench!ark dilakukan pada tempat-tempat yang aman dan diikat ke sistem koordinat yang ada. -ench!ark ini dibuat dari kolom beton &0 &0 cm dengan 1

AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

Drainase perkotaan

tinggi %,0 m, dan bagian yang tertanam dalam tanah 230 cm yang pangkalnya dibuat kaki atau pondasi telapak bersilang untuk pemberat dan stabilitas. 2.2.". #itik $e%erensi #itik referensi yang digunakan dalam pekerjaan drainase adalah titik tetap yang ada di dalam kota. 2... !r#ter#a H#dr+l+g# 2.3.1. &ata Cura 'u(an Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan pengamatan periode jangka pendek, yakni dalam satuan menit. Data yang dipergunakan diperoleh dari stasiun pengamatan curah hujan otomatis yang digambarkan dalam bentuk grafik. Stasiun yang dipilih adalah stasiun yang terletak didaerah perencanaan atau obser,asi ( *oint 4ainfall ) dan pada stasiun yang berdekatan dan masih memberi pengaruh pada daerah perencanaan dengan syarat benar-benar dapat mewakili kondisi curah hujan daerah tersebut. #ahap awal yang perlu dilakukan dalam pemilihan data curah hujan yang akan dipakai dalam analisa adalah meneliti kualitas data curah hujan, yakni mengenai lokasi pangamatan, lama pengamatan yang dapat diandalkan adalah lebih besar dari %( tahun. Semakin banyak data dan lama periode pengamatan akan lebih akurat karena kemungkinan kesalahan penyimpangan bisa diperkecil. $pabila data curah hujan pangamtan jangka pendek tidak didapatkan pada daerah perencanaan, maka analisa intensitas )urah 5ujan dapat dilakukan dengan menggunakan data pengamatan curah hujan maksimum selama &1 jam. 2.3.2. )nalisa Cura 'u(an $nalisa frekuensi adalah analisa kejadian yang diharapkan terjadi rata-rata sekali dalam n tahun dengan kata lain periode berulangnya sekian tahun. !etode analisa frekuensi yang diterapkan pada perencanaan sistem drainase adalah dengan cara 67kstrem 8alue6 dari 7.g. 9umbel, yakni suatu metode distribusi frekuensi yang mendasarkan pada karakteristik dari penyebaran dengan menggunakan suatu koreksi yang ,ariabel dan menggunakan distribusi dari harga-harga maksimum.
AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

Drainase perkotaan

4umus untuk menghitung frekuensi adalah : ;t < ;2k.Sn '<


Yt Yn Sn Tr ) Tr %

=t < -(0.>+12&.+0+ log.log Dimana "

;t < -esar aliran curah hujan periode ulang t tahun. ; < )urah hujan maksimum rata-rata selama pengamatan. Sn < Standar de,iasi. ' < ?aktor frekuensi. =n < 4educed !ean. =t < 4educed 8ariate. #abel &.% " 4educed 8ariate (=r) 4eturn *eriod (=ears) < # 4educed 8ariate< =t & 0.+@(( ( %.1AAA %0 &.&(0& &0 &.A30& &( +.%A>( (0 +.A0%A %00 1.@00% &00 (.&A(> 'eterangan " Bntuk Setiap *erhitungan yang mempergunakan tabel &.% dapat pula dengan memakai rumus Intensitas curah hujan adalah curah hujan yang terjadi pada satuan waktu. Intensitas curah hujan diperhitungkan terhadap lamanya hujan (durasi) dan frekuensinya atau yang dikenal dengan lengkung intensitas durasi frekuensi (ID? )ur,e). Intensitas curah hujan dipergunakan untuk menentukan besar aliran permukaan (4un .ff) .

AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

Drainase perkotaan

*ada perhitungan intensitas curah hujan diperlukan data curah hujan jangka pendek ((@0 menit), yang mana data curah hujan jangka pendek ini hanya di dapat dari data pengamatan curah hujan otomatik dari kertas diagram yang terdapat pada peralatan pencatatan. $pabila data curah hujan yang tersedia hanya merupakan data pencatatan curah hujan rata-rata maksimum harian (4&10) maka dapat dipergunakan rumus -ell " *i < (0.&% LnT-0.(&)(0.(1t0.&(-0.()*@0(#) Dimana " *i < *rentasi intensitas curah hujan t menit dengan periode ulang # tahun. *@0 (#) < *erkiraan curah hujan jangka waktu @0 menit dengan periode ulang #tahun *erhitungan data curah hujan dengan data pengamatan jangka pendek sesuai durasi dipakai rumus-rumus sbb " a. ?ormula #albot I< Dimana " a< b<
(it )(i & ) (i & t )(i ) N (t & ) (i )(i ) (i )(it ) ( N )(i & t ) N (i & ) (i )(i )
a t +b

b. ?ormula Sherman I< Dimana " /og a <


(log i )(log t ) & (log t )(log i )(log t ) N (log t ) & (log t )(log t )

a tn

n<-

(log i )(log t ) N (log t )(log i ) (log t ) & (log t )(log t )

AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

Drainase perkotaan

c. ?ormula Ishiguro I< Dimana " a< b< 'eterangan " I # I C < Intensitas curah hujan (mm menit) < /amanya curah hujan atau durasi (menit) < *resitas intensitas curah hujan jangka pendek tmenit < Dumlah pengamatan
(t t )(t & ) (i t ) (t ) N (t & ) (i )(i ) (i )(i t ) N (t & t ) N (t & ) (i )(i )

a t +b

$,b,n < 'onstanta yang tergantung pada lamanya curah hujan

Seandainya data curah hujan pengamatan jangka pendek tidak di dapat pada daerah perencanaan, maka analisa intensitas curah hujan dapat di lakukan dengan menggunakan data curah hujan pengamatan maksimum selama &1 jam dan selanjutnya dihitung dengan memakai ?ormula Dr. !anonobe.
R &1 i < &1 &1 t
& +

I #

< Intensitas curah hujan < Eaktu hujan atau durasi (menit)

4&1 < )urah hujan maksimum dalam &1 jam (mm) 2.3.3. 'ubungan antara *ntensitas+ &urasi ,an -rekuensi Data dasar yang dipakai untuk menurunkan hubungan antara intensitas, durasi dan frekuensi adalah data rekaman curah hujan dengan data hasil akhir yang disajikan dalam bentuk tabel atau kur,a. Data tersebut sangat dipengaruhi oleh letak serat kerapatan stasiun curah hujan, ketepatan pengukuran dan lamanya panjang pengamatan.
AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

>

Drainase perkotaan

Cara anal#sa ser# /aktu )ara ini dapat dilakukan apabila semua data lengkap, pertama setiap durasi curah hujan tertentu dengan intensitas maksimum tahunannya dicatat dan dengan menggunakan data curah hujan pengamatan maksimum selama &1 jam dan selanjutnya dengan memakai ?ormula Dr. !ononobe.
&

i<

R &1 &1 &1 t

I #

< Intensitas curah hujan < Eaktu hujan atau durasi (menit)

4&1 < )urah hujan maksimum dalam &1 jam (mm) 2.3.4. 'ubungan antara *ntensitas+ &urasi ,an -rekuensi Data dasar yang dipakai untuk menurunkan hubungan antara intensitas, durasi dan frekuensi adalah data rekaman curah hujan dengan data hasil yang disajikan dalam bentuk tabel dan kur,a. Data tersebut sangat dipengaruhi oleh letak serat kerapat stasiun curah hujan, ketepatan pengukuran dan lamanya panjang pengamatan. Cara anal#sa ser# /aktu )ara ini dapat dilakukan apabila semua data lengkap, pertama setiap durasi curah hujan tertentu dengan intensitas maksimum tahunannya dicatat dan ditabulasikan, satu data mewakili satu tahun. Disusun secara berurut dan dihitung analisa frekuensinya, susun durasi curah hujan menurut frekuensinya. #urunkan intensitas curah hujan (mm jam) kemudian diplot dalam salib sumbu dengan durasi sebagai aFis dan intensitas sebagai ordinat. 2.3.". Perio,e ulang *eriode ulang ditetapkan berdasarkan kebutuhan drainase pada suatu daerah sebagai )atcment $rea seperti pada tabel dibawah ini "

AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

Drainase perkotaan

#abel &.& *eriode Blang )$#)5!7C# $47$ (5a) %0 %0-%00 %00-(00 !etropolitan %-& &-( (-%0 'ota -esar %-& &-( &-( 'ota Sedang %-& &-( &-( 'ota 'ecil %-& %-& %-& 'ota Sangat 'ecil % % % Sumber : Urban Draina e !ui"e#ines an" Desi n Stan"art D7CIS '.#$ >(00 %0-&( (-%( %0 &-( G

*ada tahun n Bjung *andang memasuki kategori kota metropolitan dengan jumlah penduduk kurang lebih % juta jiwa. Camun dalam perhitungan desain masih dianggap kota besar. 'arena keterbatasan dana dan lahan serta sistem pengaliran yang ada adalah sistem pengaliran grafitasi. 2.3... &ebit )liran Bntuk menghitung debit puncak rencana digunakan 4asional !ethod (4!) dimana data hidrologi memberikan kur,a intensitas durasi frekuensi (ID?) yang seragam dengan debit puncak dari hujan rata-rata sesuai waktu konsentrasi. Debit puncak dapat diformulasikan sebagai berikut " H < 0.00&3>.)s.).I.$ Di mana " H < Debit puncak rencana (m+ det) I < Intensitas (mm jam) yang diperoleh dari ID? cur,e berdasarkan konsentrasi $ < /uas )atcment $rea (ha) )s < Storage )oefisient A. !+e-#s#en Penga#ran & run "-- C+e-#s#ent * *ada saat terjadi hujan pada umumnya sebagian mengalami infiltrasi dan e,aporasi. -agian hujan yang mengalir di atas permukaan tanah dan saat sesudahnya merupakan limpasan pengaliran. -esarnya koefisien pengaliran untuk daerah perencanaan disesuaikan dengan karakteristik daerah pengaliran yang
AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

waktu

%0

Drainase perkotaan

dipengaruhi oleh tata guna lahan (/and Bse) yang terdapat dalam wilayah pengaliran tersebut. -esarnya koefisien pengaliran dapat dilihat dari tabel &.+. #abel &.+ -esarnya koefisien pengaliran 'ondisi 'oefisien 'arakteristik *usat *erdagangan 0.3-0.A( *ermukaan $spal /ingkungan Sekitar 0.(-0.3 *ermukaan -eton 4umah #inggal 0.+-0.( *ermukaan -atu -uatan 'ompleks *erumahan 0.1-0.@ *ermukaan 'erikil Daerah *inggiran 0.&(-0.1 $lur Setapak $parteman 0.(-0.3 $tap Industri -erkembang 0.(-0.> /ahan #anah -erpasir Industri -esar 0.@-0.A 'emiringan & I #aman *erkuburan 0.%-0.&( 'emiringan & s d 3 I #aman -ermain 0.%-0.&( -ertrap 3 I Daerah -elum 0.%-0.+ #anah 'eras 'emiringan -erkembang B. 0aktu Eaktu adalah waktu yang di perlukan oleh air untuk mengalir dari titik terjauh dari catcment area menuju suatu titik tujuan. -esar waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus " tc < to 2 td (menit) Di mana " #o < Eaktu pengaliran air pada permukaan tanah yang dapat dianalisa dengan gambar. # < Eaktu pengaliran pada saluran, besarnya dapat dianalisa dengan rumus. 'oefisien 0.3-0.A( 0.>-0.A( 0.3-0.>( 0.%(-0.+( 0.%-0.>( 0.3(-0.A( 0.0(-0.% 0.%-0.%( 0.%(-0.& 0.%+-0.%3 0.%>-0.&&

#d < / Di mana"

/ < Darak aliran dari tempat masuknya air sampai pada tempat yang dituju. 8 < 'ecepatan aliran (m det). C. !+e-#s#en Pena),ungan
AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

%%

Drainase perkotaan

!akin besar catchment area maka besar pengaruh adanya gelombang banjir yang harus diperhitungkan, untuk itu pengaruh tampungan di saat mengalami puncak pengaliran debit dihitung dengan menggunakan 4ational !ethod dengan mengalirkan suatu koefisien daya tampung daerah tangkapan hujan, sehingga bentuk perhitungan menggunakan !etode 4ational !odifikasi (4!!), besar koefisien tersebut "
0.0&0>%. %.$ Tp

$p < Di mana" Hp $ #p

< Debit puncak banjir (!+ det) < /uas derah tangkapan (ha) < Eaktu puncak hydrograph (jam) D & 2 /og #ime atau 0,3 #c

Dimana " D H < /amanya terjadi hujan < $liran permukaan limpasan langsung (Direct run .ff) $< S< 'N <
(& I % ) & (& L% ) + S
%000 'N &(100 &(1 + S

Dimana " I$ < $bstraksi awal (I$ < &,( mm untuk D$S Indonesia atau I$ < 0,&S) * S < 5ujan harian maksimum < Daya tampung (cm)
D &

)C < )ur,e Cumber #p < 2 log time atau 0,3F#c

D < /amanya hujan

AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

%&

Drainase perkotaan

'lasifikasi jenis tanah hidrologi " %) 'elompok $ " terdiri dari tanah-tanah berpotensi rendah, daya resapan besar, walaupun kondisi basah. *ada umumnya terdiri dari pasir sampai kerikil yang cukup dalam dengan tingkat transisi yang tinggi (cepat mengering dengan baik). &) 'elompok - " terdiri dengan tanah-tanah dengan daya laju penyusupan (infiltrasi) sedang keadaan basah. Bmumnya semakin dalam semakin kering dengan tekstur halus sampai kasar dan tingkat transmisi airnya rendah. +) 'elompok ) " terdiri dari tanah-tanah dengan laju penyusupan yang lambat pada dalam keadaan basah. -iasanya mempunyai lapisan tanah liat yang menghambat proses pengeringan ,ertikal tekstur agak halus sampai cukup halus dengan transmisi airnya lambat. 1) 'elompok D " terdiri dari tanah-tanah dengan potensi limpasan tinggi, mempunyai daya laju penyusupan (infiltrasi) yang sangat lambat pada saat basah, umumnya terdiri dari tanah liat dengan penyerapan air yang tinggi (daya swelling) di mana permukaan air tanah (water table) sangat tinggi di atas tanah-tanah permukaan atau tanah-tanah dangkal, tingkat transmisi airnya sangat lambat. 2.1. !r#ter#a H#dr+l#ka aluran dan Bangunan 2.4.1. 'i,rolika Saluran A. !a,as#tas aluran 4umus yang digunakan dalam menghitung jumlah pengaliran dalam saluran adalah rumus (annin "
+ $ < %.R S n & % &

Dengan asumsi aliran dalam tampang saluran adalah $liran Seragam.

B. !+e-#s#en !ekasaran Mann#ng -esarnya koefisien kekasaran manning (n) dapat diambil " *asangan batu kali batu gunung tidak diplester 0,& *asangan batu kali batu gunung diplester 0,0%>
AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

%+

Drainase perkotaan

#anah 0,0&( C. !e(e,atan Dala) aluran 'ecepatan aliran dalam saluran direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan erosi pada dasar dan dinding saluran serta tidak terjadi penumpukan sedemikian kotoran dihulu saluran. 'ecepatan aliran dalam saluran yang diiJinkan adalah " 'ecepatan maksimum < +,0m det pakai lining 'ecepatan maksimum < %,@m det tanpa lining 'ecepatan minimum 'ecepatan minimum < 0,+m det pakai lining < 0,@m det tanpa lining

'emiringan dasar saluran direncanakan sedemikian rupa, sehingga akan memberikan kecepatan saluran yang besarnya terdekat diantara nilai toleransi kecepatan minimum dan maksimum. D. !e)#r#ngan Talud -esarnya kemiringan talud disesuaikan dengan ruang yang tersedia (lebar tanah) dan juga kestabilan tanah. Bntuk kemiringan talud direncanakan 0,++-0,&( untuk saluran lining (pasangan) dan %,00-0,++ untuk saluran tanah. Bntuk kondisi-kondisi tertentu talud tegak dapat diterapkan. E. T#ngg# 2agaan ?ungsi jagaan digunakan untuk menjaga kemungkinan adanya penambahan debit, untuk jagaan disini diambil " Saluran primer Saluran sekunder Saluran tersier rumus " )b <
' ) .h

" 0.&-0.+ m " 0.%-0.& m " 0.%m

$tau disesuaikan dengan kondisi muka tanah yang ada, dan dapat juga dihitung dengan

AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

%1

Drainase perkotaan

Di mana " )b < free board 5 < tinggi muka air rencana (m) )r < 'oefisien ,ariasi %,( untuk debit @0 m+ det dan &,( untuk debit >( m+ det 3. Bentuk aluran #ipikal saluran yang digunakan dalam merencanakan saluran drainase adalah trapesium dan empat persegi. G. Rad#us +- Car4a-ura Dari-jari lengkung minimum diambil dari $s saluran " Saluran kecil 4 minimum Saluran besar 4 minimum < + F lebar muka air < 3 F lebar muka air

H. Tanggul Ins-aks# $pabila pada satu daerah tertentu rencana saluran berada terlalu rendah, maka tanggul dapat harus dibuat dengan timbunan dengan klasifikasi sbb " Denis saluran lebar tanggul " Saluran primer &.00 m Saluran sekunder %.0-%.( m Saluran tersier I. Bentuk aluran #ipikal saluran yang digunakan dalam merencanakan saluran drainase adalah trapesium dan empat persegi. $ < %' <%.0 m

R.i*

$tau

i* +

$& % & .' & .R

AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

%(

Drainase perkotaan

/< Di mana " H $ ) 4 Iw Ib 5 /

h ib + i*

< Debit (m+ det) < /uas penampung basah (m&) < 'oefisien )heJy < Dari-jari 5idrolis (m) < 'emiringan muka air < 'emiringan in,ert < *erubahan tinggi muka air < *anjang ruas saluran yang tinggi airnya tidak berubah (m)

2.4.2. 'i,rolika Bangunan A. G+r+ng5g+r+ng 9orong-gorong adalah suatu bangunan yang berfungsi mengalirkan air drainase di bawah jalan raya atau di bawah rel kereta api. Bntuk drainase perkotaan di kota madya Bjung *andang dipakai tife segi empat dengan konstruksi retaining wall dan lantai dari pasangan batu yang penutupnya terbuat dari beton campuran %:&:+ dan diperhitungkan sebagai jembatan kelas satu. 9orong-gorong (t) diusahakan minimum 0,@ m. a) #ife Submerged #ife ini dipakai di tempat-tempat datar, di mana ele,asi muka air di saluran drainase terlalu tinggi, maka gorong-gorong di pasang pada ele,asi yang agak rendah untuk mendapatkan t minimum. b) #ife Bnsubmerged #ife ini di pakai apabila tinggi ele,asi muka air saluran drainase relatif rendah terhadap ele,asi jalan yaitu setinggi t minimum sehingga mudah tercapai.

B. !e$#langan Energ#
AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

%@

Drainase perkotaan

a. $kibat *emasukan
(,& ,% ) he < 0.+ ; &
& &

Di mana " he < 'ehilangan tinggi akibat gesekan (m)


%A.@n & R.,+

)<

C < 'oefisien kekasaran manning untuk gorong-gorong 4 < Dari-jari hodrolis (m) * < 'ecepatan air di dalam gorong-gorong (m det) g < A,>% m det& b. $kibat pengeluaran
(,& ,% ) &
& %

ho < 0.% Di mana "

5o < 'ehilangan energi akibat pengeluaran (m) 8& < 'ecepatan air di dalam gorong-gorong (m det) 8+ < 'ecepatan air dihilir (m det) g < A,> m det&

c. $kibat transisi 'arena kehilangan tinggi sangat kecil, maka untuk praktisnya diabaikan dalam perhitungan. 2.4.3. Bangunan #er(un -angunan terjun (,ertical drops) dibuat khususnya untuk saluran sekunder dan tersier yang mengalami penampang. *ada saat terjadi muka air yang tinggi (debit puncak) di saluran, air di saluran drainase tidak mengakibatkan terjunan air muka. 'emudian pada

AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

%3

Drainase perkotaan

kondisi di mana aliran di saluran drainase lebih kecil dari debit puncak, maka penurunan (drop) muka air akan terjadi. -iasanya penurunan muka air itu berkisar dari 0-0,@ m maksimum. $pabila penurunan (terjunan) maksimum terjadi, berarti debitnya 0. Bntuk bangunan terjun jenis ini maka tidak diperlukan perhitungan peredaman energi ( energy dissipation). #erjunan di dasar saluran, disarankan untuk sekunder sekitar maksimum 0,@ dan untuk tersier maksimum 0,1. Bntuk pasangan terjun seperti jenis ini, disarankan dengan pasangan batu tegak dengan lantai dihulu dan hilirnya dan pengaman tebing. -angunan terjun ini akan berfungsi sebagai transisi. 2.4.4. Pemasukan /*nlet0 $pabila ada rencana pemasukan dari saluran ke saluran, di mana yang masuk itu termasuk dalam desain saat ini, maka pekerjaan yang akan datang dibuat sepanjang ( meter. 2.4.". 1ut -all A. "ut 3all ke sunga# -angunan itu dibuat di tempat pertemuan antara saluran drainase sekunder dengan sungai. -angunan ini diperlukan untuk menghindari kerusakan akibat scouring. ?ungsi dari outlet ini adalah untuk memindahkan air banjir dari ele,asi yang tinggi ke ele,asi yang rendah dan meredam energi yang ditimbulkannya. 'onstruksi ini dibuat dari batu dengan campuran % semen dan 1 pasir. Dalam analisa stabilitas harus diambil keadaan yang paling tipis. B. "ut 3all !e Laut Saluran-saluran sekunder mengalirkan air menuju laut dengan debit yang deras sehingga pada bagian hilir sangat dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Bntuk mencegah efek dari aliran yang deras tersebut, maka diperlu adanya bangunan out fall yang memerlukan data-data detail sebagai berikut " o o o 'ondisi pantai yang digunakan dan pemeliharaannya -entuk dan jalur out fall yang memungkinkan Dasar penempatan yang alami
AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

%>

Drainase perkotaan

*ergerakan air pada titik pembuangan

C. H#dr+l#ka "ut 3all *erhitungan hidrolika untuk out fall yang perlu diperhatikan adalah loncatan air sebagai fungsi momentum yang perlu direndam. /oncatan hidrolika terjadi pada lantai horiJontal, sehingga dapat dihitung berdasarkan bilangan ?roude (?r). ?r < Di mana " 8 < 'ecepatan air pada saat mulai terjadi loncatan (m det) g < *ercepatan grafitasi (m det&) h < 'edalaman air pada loncatan pertama (m) -ilangan ?roude ini juga dapat digunakan untuk menghitung kedalaman hidrolik yang kedua dengan memakai rumus " h2 <
h% ( % + > -r & %) &
, .h

Dari kedalaman air ada h& dapat di perhitungkan #ail water (#E) yang terjadi sepanjang olakan. Dengan menambahkan (I pada kedalaman h & maka dalamnya #ail Eater yang terjadi pada loncatan hidrolik yang kedua adalah " T* < %,0(Kh2 Dari pengujian kedalaman air akibat loncatan hidrolik maka panjang lantai olakan dapat dihitung dengan rumus " / < ( (h2F) (?oster and sterinde) Di mana " h% < #inggi muka air di saat loncatan hidrolik pertama (m) h& < #inggi air saat loncatan hidrolik kedua (meter) ; < #inggi trap ujung lanati olakan / < panjang kolam olakan (meter)
AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

%A

Drainase perkotaan

2.4... Bak 2ontrol / !an ole0 -ak kontrol pada umumnya digunakan pada sistem sambungan pipa pembuang sebagai fasilitas pada perubahan dimensi dan tingkat tife bak kontrol yang umum digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini " #abel &.1 " Bkuran dan Darak !anhole Bkuran *ipa +3( atau lebih kecil 1(0-A00 %0(0 atau lebih besar Darak !aksimum (m) %&0 %(0 %>0

?aktor-faktor yang diperhitungkan dalam perencanaan manhole adalah sbb" %. 'ehilangan energi &. -eban ,ertikal +. -eban permukaan dari dua arah Sedangkan stabilitas dikelilingi oleh tanah. #ipe manhole untuk saluran pembuang " a. b. c. d. -erbentuk lonjong dengan diameter yang tetap -erbentuk setengah kerucut -erbentuk berubah (dari potongan 1 feet ke + feet) !enggunakan penutup beton yang bisa digerakkan (ftF0,+01f < dalam meter F &,(1 cm) 2.1. truktur 'riteria disain struktur dibutuhkan untuk perencanaan konstruksi bagunan pada perencanaan drainase perkotaan, khususnya pada perhitungan struktural. 2.".1. $encana Beban / &esign Loa,0 -eban atau berat sendiri adalah beban yang berasal dari konstruksi itu sendiri. -iasanya setiap bahan mempunyai unit weight (berat ,olume) yang berbeda, dan ini bisa dilihat pada tabel &.(. #abel &.( Bnit Eeight bahan konstruksi
AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

tidak perlu diperhitungkan secara keseluruhan karena

&0

Drainase perkotaan

-ahan $ir -eton -iasa -eton -ertulang $spal beton *asangan -atu -angunan -esi -esi #ung 'ayu /apisan bata #anah -iasa #anah Brug padat

Bnit Eeight ('g m+) %000 &&00-&+00 &100 &000 &&00 3>(0 3&(0 %000 %300 %3(0 %A00

a. #ekanan $ir Semua struktur permanen ataupun tidak permanen yang terrendam harus direncanakan untuk tekanan hidrostatis sebesar %000 kg.mL per meter kedalaman. b. #ekanan $ngkat (Bplift *resure) #ekanan angkat dipakai untuk merancang semua struktur yang seluruhnya atau sebagian terendam dalam air. #ekanan angkat diperhitungkan efektif pada bidang dasar %00I apabila struktur seluruhnya terendam air satu pihak, atau muatan air berbeda pada sisi yang berlawanan, tekanan angkat berubah sebanding dengan tinggi hidrostatik pada kedua sisi struktur. c. #ekanan tanah #ekanan tanah aktif dapat dihitung dengan rumus 4ankine. Diagram % + h di atas alas diagram. 2.".2. !aterial 2onstruksi
AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

tekanan

diasumsikan sebagai segitiga, sama dengan tekanan air, dengan daya resultante bekerja

&%

Drainase perkotaan

A. Bet+n dan Bes# Bertulang !utu beton dan besi tulang harus disesuaikan dengan bahan yang tersedia dilapangan. Bntuk kotamadya Bjung *andang dipakai mutu beton ' %3( dan mutu besi B&1, sedang analisa perhitungannya dipakai *-I (%A3%). B. Pasangan Batu *asangan batu untuk saluran dipakai % semen " 1 pasir *asangan batu untuk gorong-gorong yaitu % semen : + pasir. 2.".3. Stabilitas Daya dukung tanah yang diiJinkan untuk kotamadya Bjung *andang berdasarkan penelitian adalah " t < %,& kg cm+. Dadi untuk perencanaan, maka tegangan terjadi akan melebihi daya dukung iJin tersebut. A. !ea)anan ter$ada, Gel#n(#r & l#d#ng* 4umus " -s < Dimana " ?s < ?aktor keamanan terhadap gelincir 8 < Dumlah gaya-gaya ,ertikal 5 < Dumlah gaya-gaya horiJontal B. !ea)anan Ter$ada, Gul#ng &"4erturn#ng* 4umus " -s < Dimana " ?s < ?aktor keamanan terhadap guling !4< !omen yang menahan guling (tm) !o < !omen yang menyebabkan guling (tm)
(R (o
, > (%.&( %.() .

AHMAD AKI MUHAIMIN- D 111 11 266

&&

Anda mungkin juga menyukai