Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa
yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul
bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata.
Metode dalam tugas ini untuk menghitung kekeringan menggunakan 2 metode yaitu:
1. Metode Standard Precipitation Index (SPI)
2. Metode Theory run
Gambar diatas menunjukkan seri data, X (t,m), dari peubah hidrologi (mis. Hujan)
bulan ke-m dari tahun ke-t. Dengan menentukan rata-rata hujan bulanan jangka panjang
sebagai nilai pemepatan, Y(m), maka seri data tersebut terpotong di beberapa bagian,
sehingga menimbulkan peubah baru, yaitu durasi kekeringan (Ln) dan jumlah
kekeringan (Dn).
Pengertian baru yang timbul akibat perpotongan tersebut menghasilkan peubah
seperti, Bagian yang berada di atas nilai ratarata (run positif), disebut surplus;
D(t,m)surplus. Bagian yang berada di bawah nilai rata-rata (run negatif), disebut defisit;
D(t,m)deficit
Jumlah bagian yang mengalami defisit berkesinambungan disebut jumlah
kekeringan (Dn) dengan satuan mm. Lama atau durasi terjadi pada bagian defisit yang
berkesinambungan disebut durasi kekeringan (Ln) dengan satuan bulan.
TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2006 313 177 287 331 179 0 0 0 0 0 97 214
2007 109 320 254 193 94 143 87 0 0 76 267 738
2008 228 258 488 314 164 13 0 0 0 158 281 248
2009 369 412 109 292 219 31 18 0 25 3 52 152
2010 407 282 514 426 273 187 87 193 256 240 454 221
2011 272 172 215 242 81 4 0 0 0 79 323 412
2012 340 278 297 408 119 0 0 0 0 47 241 506
2013 256 649 230 200 232 210 45 0 0 133 296 643
2014 252 147 117 142 67 217 72 0 0 0 270 490
2015 271 255 417 585 59 0 0 0 0 0 230 381
2016 361 439 342 321 202 254 31 60 157 317 557 231
Sumber : Data Curah Hujan Stasiun Ngajum, Kabupaten Malang Tahun 2006 - 2016
Analisa kekeringan dengan metode SPI
TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2006 313 177 287 331 179 0 0 0 0 0 97 214
2007 109 320 254 193 94 143 87 0 0 76 267 738
2008 228 258 488 314 164 13 0 0 0 158 281 248
2009 369 412 109 292 219 31 18 0 25 3 52 152
2010 407 282 514 426 273 187 87 193 256 240 454 221
2011 272 172 215 242 81 4 0 0 0 79 323 412
2012 340 278 297 408 119 0 0 0 0 47 241 506
2013 256 649 230 200 232 210 45 0 0 133 296 643
2014 252 147 117 142 67 217 72 0 0 0 270 490
2015 271 255 417 585 59 0 0 0 0 0 230 381
2016 361 439 342 321 202 254 31 60 157 317 557 231
mean 288.91 308.09 297.27 314.00 153.55 96.27 30.91 23.00 39.82 95.73 278.91 385.09
s.dev 82.39 145.90 134.50 125.72 73.65 105.03 36.23 59.19 85.66 106.85 141.02 192.48
lamda 0.04 0.01 0.02 0.02 0.03 0.01 0.02 0.01 0.005 0.01 0.01 0.01
beta 23.49 69.09 60.85 50.33 35.33 114.59 42.46 152.30 184.26 119.27 71.30 96.21
alpha 12.30 4.46 4.89 6.24 4.35 0.84 0.73 0.15 0.22 0.80 3.91 4.00
n 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
freq.=m 0 0 0 0 0 3 5 9 8 3 0 0
q=m/n 0 0 0 0 0 0.3 0.5 0.9 0.8 0.3 0 0
Sumber : Pengolahan Data 2019
Contoh perhitungan untuk bulan januari :
Menghitung lambda (λ)
λ = rerata / (standar deviasi)2
λ = 288,91 / (82,39)2
λ = 0,04
Menghitung Beta ( β )
β=1/λ
β = 1 / 0,04
β = 23,49
Menghitung alpha ( α )
α = λ x rerata
α = 0,04 x 288,91
α = 12,30
Frekuensi ( m )
Adalah jumlah nilai 0 yang ada pada tiap bulannya
q = m / jumlah tahun
q = 0 / 11
q=0
TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2006 0.648 0.182 0.530 0.605 0.687 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.055 0.185
2007 0.002 0.594 0.426 0.162 0.218 0.772 0.923 0.000 0.000 0.573 0.534 0.947
2008 0.241 0.420 0.910 0.553 0.617 0.162 0.000 0.000 0.000 0.803 0.573 0.259
2009 0.838 0.788 0.041 0.482 0.827 0.314 0.494 0.000 0.694 0.055 0.008 0.076
2010 0.914 0.490 0.930 0.825 0.930 0.849 0.923 0.975 0.967 0.906 0.887 0.200
2011 0.455 0.169 0.300 0.313 0.150 0.062 0.000 0.000 0.000 0.585 0.679 0.619
2012 0.752 0.479 0.559 0.792 0.365 0.000 0.000 0.000 0.000 0.429 0.456 0.769
2013 0.375 0.974 0.349 0.182 0.860 0.878 0.766 0.000 0.000 0.752 0.613 0.900
2014 0.355 0.110 0.052 0.054 0.089 0.886 0.886 0.000 0.000 0.000 0.542 0.747
2015 0.450 0.411 0.826 0.969 0.061 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.422 0.558
2016 0.817 0.829 0.680 0.575 0.775 0.919 0.655 0.888 0.928 0.953 0.956 0.221
Sumber : Pengolahan Data
perhitungan nilai H(x)
TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2006 0.379 -0.907 0.075 0.266 0.487 -0.605 -0.114 0.908 0.605 -0.605 -1.597 -0.896
2007 -2.841 0.239 -0.185 -0.986 -0.779 0.971 1.729 0.908 0.605 0.494 0.084 1.617
2008 -0.702 -0.203 1.339 0.134 0.299 -0.278 -0.114 0.908 0.605 1.065 0.184 -0.647
2009 0.988 0.800 -1.740 -0.045 0.943 0.002 0.594 0.908 1.382 -0.488 -2.418 -1.434
2010 1.367 -0.024 1.476 0.933 1.479 1.228 1.729 2.603 2.371 1.491 1.211 -0.843
2011 -0.114 -0.957 -0.524 -0.487 -1.037 -0.473 -0.114 0.908 0.605 0.519 0.465 0.303
2012 0.681 -0.053 0.149 0.815 -0.346 -0.605 -0.114 0.908 0.605 0.214 -0.111 0.736
2013 -0.320 1.943 -0.389 -0.910 1.079 1.349 1.138 0.908 0.605 0.913 0.287 1.281
2014 -0.372 -1.225 -1.624 -1.610 -1.350 1.385 1.539 0.908 0.605 -0.605 0.106 0.666
2015 -0.126 -0.226 0.940 1.860 -1.550 -0.605 -0.114 0.908 0.605 -0.605 -0.198 0.146
2016 0.905 0.948 0.467 0.189 0.756 1.563 0.884 2.046 2.061 1.822 1.704 -0.769
Sumber : Pengolahan Data
Dari tabel diatas dapat diketahui apabila nilai nya + maka pada bulan tersebut tidak mengalami kekeringan sedangkan apabila nilai nya –
maka pada bulan tersebut mengalami kekeringan.
Analisa kekeringan dengan Theory run
Dengan data
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2006 313 177 287 331 179 0 0 0 0 0 97 214
2007 109 320 254 193 94 143 87 0 0 76 267 738
2008 228 258 488 314 164 13 0 0 0 158 281 248
2009 369 412 109 292 219 31 18 0 25 3 52 152
2010 407 282 514 426 273 187 87 193 256 240 454 221
2011 272 172 215 242 81 4 0 0 0 79 323 412
2012 340 278 297 408 119 0 0 0 0 47 241 506
2013 256 649 230 200 232 210 45 0 0 133 296 643
2014 252 147 117 142 67 217 72 0 0 0 270 490
2015 271 255 417 585 59 0 0 0 0 0 230 381
2016 361 439 342 321 202 254 31 60 157 317 557 231
mean 288.91 308.09 297.27 314.00 153.55 96.27 30.91 23.00 39.82 95.73 278.91 385.09
Sumber: Data Curah Hujan Stasiun Ngajum
Mencari nilai surplus dan deficit
Nilai surplus dan deficit didapat dengan mengurangkan data asli setiap tahunnya dengan rata-rata dari seluruh data tersebut.
Contoh Perhitungan:
- Bulan Januari 2006 D(t,m) = X (t,m) – Y (m) = 313 – 288.1 = 24.09 (surplus)
- Bulan Februari 2006 D(t,m) = X (t,m) – Y (m) = 177 –308.09 = -131.09 (deficit)
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2006 24.09 -131.09 -10.27 17.00 25.45 -96.27 -30.91 -23.00 -39.82 -95.73 -181.91 -171.09
2007 -179.91 11.91 -43.27 -121.00 -59.55 46.73 56.09 -23.00 -39.82 -19.73 -11.91 352.91
2008 -60.91 -50.09 190.73 0.00 10.45 -83.27 -30.91 -23.00 -39.82 62.27 2.09 -137.09
2009 80.09 103.91 -188.27 -22.00 65.45 -65.27 -12.91 -23.00 -14.82 -92.73 -226.91 -233.09
2010 118.09 -26.09 216.73 112.00 119.45 90.73 56.09 170.00 216.18 144.27 175.09 -164.09
2011 -16.91 -136.09 -82.27 -72.00 -72.55 -92.27 -30.91 -23.00 -39.82 -16.73 44.09 26.91
2012 51.09 -30.09 -0.27 94.00 -34.55 -96.27 -30.91 -23.00 -39.82 -48.73 -37.91 120.91
2013 -32.91 340.91 -67.27 -114.00 78.45 113.73 14.09 -23.00 -39.82 37.27 17.09 257.91
2014 -36.91 -161.09 -180.27 -172.00 -86.55 120.73 41.09 -23.00 -39.82 -95.73 -8.91 104.91
2015 -17.91 -53.09 119.73 271.00 -94.55 -96.27 -30.91 -23.00 -39.82 -95.73 -48.91 -4.09
2016 72.09 130.91 44.73 7.00 48.45 157.73 0.09 37.00 117.18 221.27 278.09 -154.09
Sumber: Pengolahan Data
Durasi kekeringan
Durasi Kekeringan adalah lamanya curah hujan bulanan yang mengalami defisit
(berada di bawah) terhadap nilai pemepatan; Y(m)
‒ Bila nilai yang dihasilkan adalah (+), maka diberi nilai nol (0) dan bila nilainya (-)
diberi nilai satu (1).
‒ Bila terjadi nilai (-) yang berurutan, maka nilai satu (1) dijumlahkan terus sampai
dipisahkan kembali oleh nilai nol (0), kemudian dihitung dari awal lagi. ‒ Langkah
ini dilakukan dari data tahun pertama berurutan terus sampai data tahun terakhir.
Contoh perhitungan :
Januari 2006 Karena nilai run = 24.09 (positif), maka diberi nilai 0
Februari 2006 Karena nilai run = -131.09 (negatif), maka diberi nilai 1
Maret 2006 Karena nilai run = -10.27 (negatif), maka diberi nilai 2
Juni 2006 Karena nilai run = -96.27 (negatif), maka diberi nilai 1
Juli 2006 Karena nilai run = -30.91 (negatif), karena berurutan dengan nilai negatif
bulan sebelumnya, maka diberi nilai 2
Perhitungan lainnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel durasi kekeringan
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2006 0.00 1.00 2.00 0.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
2007 8.00 0.00 1.00 2.00 3.00 0.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 0.00
2008 1.00 2.00 0.00 0.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 0.00 0.00 1.00
2009 0.00 0.00 1.00 2.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
2010 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
2011 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 0.00 0.00
2012 0.00 1.00 2.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 0.00
2013 1.00 0.00 1.00 2.00 0.00 0.00 0.00 1.00 2.00 0.00 0.00 0.00
2014 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 0.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 0.00
2015 1.00 2.00 0.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
2016 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
Sumber: Pengolahan Data
- Durasi kekeringan yang terjadi tahun 2006 – 2016 terjadi rata rata 5. 9bulan per
tahun
- Durasi kekeringan maksimum terjadi pada tahun 2011 selama 11 bulan
Contoh perhitungan :
- Pada bulan januari 2006 tidak mengalami kekeringan karna surplus air maka diberi
nilai 0
- Pada bulan Juni 2006 mengalami kekeringan sebesar -96.27 dan pada bulan Juli
mengalami kekeringan sebesar -30.91 maka besar kekeringan yang terjadi adalah :
- Kekeringan bulan juni + kekeringan bulan juli
-96.27 + -30.91 = -127.18
- Perhitungan lain nya dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tabel Jumlah Kekeringan Kumulatif Hujan Bulanan
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2006 0.00 -131.09 -141.36 0.00 0.00 -96.27 -127.18 -150.18 -190.00 -285.73 -467.64 -638.73
2007 -818.64 0.00 -43.27 -164.27 -223.82 0.00 0.00 -23.00 -62.82 -82.55 -94.45 0.00
2008 -50.09 -100.18 0.00 0.00 0.00 -83.27 -114.18 -137.18 -177.00 0.00 0.00 -137.09
2009 0.00 0.00 -188.27 -210.27 0.00 -12.91 -25.82 -48.82 -63.64 -156.36 -383.27 -616.36
2010 0.00 -26.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -164.09
2011 -16.91 -153.00 -235.27 -307.27 -379.82 -472.09 -503.00 -526.00 -565.82 -582.55 0.00 0.00
2012 0.00 -30.09 -30.36 0.00 -34.55 -130.82 -161.73 -184.73 -224.55 -273.27 -311.18 0.00
2013 -32.91 0.00 -67.27 -181.27 0.00 0.00 0.00 -23.00 -62.82 0.00 0.00 0.00
2014 -36.91 -198.00 -378.27 -550.27 -636.82 0.00 0.00 -23.00 -62.82 -158.55 -167.45 0.00
2015 -17.91 -71.00 0.00 0.00 -94.55 -190.82 -221.73 -244.73 -284.55 -380.27 -429.18 -433.27
2016 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -154.09
Sumber : Pengolahan Data
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah kekeringan maksimal setiap tahunnya
MAX
Tahun
mm
2006 -638.73
2007 -818.64
2008 -177.00
2009 -616.36
2010 -164.09
2011 -582.55
2012 -311.18
2013 -181.27
2014 -636.82
2015 -433.27
2016 -154.09
Dari tabel diatas juga diketahui kekeringan terbesar terjadi pada tahun 2007 dengan nilai -
818.64 mm.