NIM : 15818019
Pengertian ASG
Caritas in veritate
Caritas di Veritate ( Latin : "Amal di Kebenaran" ) adalah ensiklik ketiga dari Paus
Benediktus XVI dan ensiklik pertama sosialnya. Ditandatangani pada tanggal 29 Juni 2009,
dan diumumkan pada tanggal 7 Juli 2009. Pada awalnya diterbitkan dalam bahasa Inggris,
Perancis, Jerman, Italia, Polandia, Portugis, dan Spanyol.
Ensiklik ini berkaitan dengan masalah-masalah perkembangan global dan kemajuan
menuju kebaikan bersama, dengan alasan bahwa kedua Kasih dan Kebenaran merupakan
elemen penting dari suatu respon yang efektif. Karya ini ditujukan kepada semua lapisan
masyarakat global dan ada titik-titik tertentu yang ditujukan pada para pemimpin politik,
pemimpin bisnis, pemimpin agama, penyedia dana dan lembaga bantuan tetapi bekerja secara
keseluruhan juga ditujukan kepada semua orang yang baik akan.
Ensiklik berisi refleksi terperinci mengenai masalah-masalah ekonomi dan sosial dan
masalah. Paus menunjukkan bahwa Gereja tidak menawarkan solusi teknis yang spesifik,
tetapi prinsip-prinsip moral lebih untuk menginformasikan membangun solusi tersebut. Tema
ekonomi meliputi serangan terhadap fundamentalisme pasar bebas, meskipun polarisasi
sederhana dari model pasar bebas versus intervensionis solusi pemerintah besar ditolak. Ada
penekanan tentang perlunya tindakan dari semua pelaku ekonomi untuk diberitahu oleh etika
serta motif profit. daerah lain yang dibahas meliputi kelaparan, lingkungan, migrasi,
pariwisata seksual, bioetika, relativisme budaya, solidaritas sosial, energi dan isu-isu
kependudukan. Charity dalam kebenaran, yang menjadi saksi Yesus Kristus dengan
kehidupan duniawi dan terutama oleh kematian dan kebangkitan, merupakan kekuatan
pendorong utama di balik pengembangan otentik setiap orang dan semua umat manusia. Love
- caritas - merupakan kekuatan luar biasa yang menyebabkan orang untuk memilih dan murah
hati keterlibatan berani di bidang keadilan dan perdamaian. Ini adalah kekuatan yang berasal
dari Allah, Abadi Cinta dan Kebenaran Mutlak. Setiap orang menemukan kebaikan mereka
dengan ketaatan pada rencana Tuhan untuk dia, dalam rangka mewujudkan sepenuhnya:
dalam rencana ini, dia menemukan kebenaran, dan melalui kepatuhan terhadap kebenaran ini
ia menjadi bebas (bdk. Yoh 8:32). Untuk membela kebenaran, untuk mengartikulasikan
dengan kerendahan hati dan keyakinan, dan untuk memberi kesaksian dalam hidup Oleh
karena itu menuntut dan bentuk yang tidak terpisahkan dari amal. Amal, pada kenyataannya,
"karena kebenaran" (1 Kor 13:6). Semua orang merasakan dorongan interior untuk mencintai
otentik: cinta dan kebenaran tidak pernah meninggalkan mereka sepenuhnya, karena ini
adalah panggilan ditanam oleh Allah dalam hati dan pikiran setiap orang manusia. Pencarian
cinta dan kebenaran adalah dimurnikan dan dibebaskan oleh Yesus Kristus dari pemiskinan
yang membawa kemanusiaan kita itu, dan dia menyatakan kepada kita dalam segala
kepenuhan inisiatif cinta dan rencana untuk hidup benar bahwa Tuhan telah disiapkan untuk
kita. Di dalam Kristus, amal dalam kebenaran menjadi Wajah nya Person, suatu panggilan
bagi Charity adalah cinta diterima dan diberikan. Ini adalah "kasih karunia" ( Charis ).
Sumbernya adalah mata air kasih Bapa untuk Anak, dalam Roh Kudus. Cinta datang kepada
kita dari Anak. Ini adalah kasih kreatif, melalui mana kita hidup, itu adalah kasih penebusan,
melalui mana kita diciptakan. Cinta itu terungkap dan dibuat hadir oleh Kristus (bdk. Yoh
13:1) dan "dituangkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus" (Rom 5:5). Sebagai objek, pria
kasih Allah dan perempuan menjadi subyek amal, mereka dipanggil untuk membuat diri
mereka instrumen kasih karunia, sehingga mencurahkan's amal Allah dan untuk menenun
jaringan amal.kita untuk mengasihi saudara-saudara kita dalam kebenaran rencananya.
Memang, ia sendiri adalah Kebenaran (lih. Yoh 14:6).
Charity merupakan inti dari doktrin sosial Gereja. Setiap tanggung jawab dan setiap
komitmen yang dieja oleh doktrin yang berasal dari amal yang menurut ajaran Yesus, adalah
sintesis dari seluruh Hukum (cf. Mat 22:36 - 40). Ini memberikan substansi nyata terhadap
hubungan pribadi dengan Allah dan dengan tetangga, itu adalah prinsip tidak hanya mikro-
hubungan (dengan teman-teman, dengan anggota keluarga atau dalam kelompok kecil), tetapi
juga makro-hubungan (, ekonomi dan politik yang sosial) . Bagi Gereja, dan diperintahkan
oleh Injil, amal adalah segalanya karena, seperti Santo Yohanes mengajar (cf. 1 Yoh 4:8, 16)
dan saat aku ingat pertama saya di Surat Ensiklik , "Allah kasih". ( Deus Caritas Est ):
semuanya mempunyai asal dalam cinta Tuhan, semuanya dibentuk oleh itu, semuanya
diarahkan ke arah itu . Cinta adalah karunia terbesar Tuhan untuk umat manusia, itu adalah
janji dan harapan kita.
- Tema – Tema Pokok Ensiklik Caritas in Veritate
Charity dalam kebenaran, yang menjadi saksi Yesus Kristus dengan kehidupan duniawi
dan terutama oleh kematian dan kebangkitan, merupakan kekuatan pendorong utama di balik
pengembangan otentik setiap orang dan semua umat manusia. Love - caritas - merupakan
kekuatan luar biasa yang menyebabkan orang untuk memilih dan murah hati keterlibatan
berani di bidang keadilan dan perdamaian.
Laudato Si
Ensiklik ini memuat pandangan dan seruan Paus Fransiskus tentang pentingnya mengatai
perubahan iklim dan melindungi lingkungan hidup.
Paus menyatakan bahwa kerusakan yang terus-menerus dilakukan oleh manusia terhadap
lingkungan sebagai satu tanda kecil dari krisis etika, budaya dan spiritual modernitas.
“Bumi, rumah kita, semakin menyerupai tumpukan sampah. Di berbagai wilayah bumi,
daerah yang semula cantik telah tertutupi dengan sampah,” katanya.
Untuk mengatasinya, kata Paus, membutuhkan pengorbanan dan “revolusi budaya” di seluruh
dunia.
2. EKONOMI: Ensiklik ini merupakan kritik ekonomi dan juga panggilan untuk
menyelamatkan lingkungan. Paus Fransiskus mengatakan negara-negara kaya
mempunyai “utang ekologis” terhadap negara-negara berkembang, yang sumber daya
alamnya diambil untuk produksi dan konsumsi bahan bakar bagi negara-negara
industri.
Ia menyebutkan hubungan ekonomi ini adalah hubungan dengan “struktur yang sesat”
dan menolak argumen bahwa pertumbuhan ekonomi saja bisa memecahkan masalah
kelaparan dan kemiskinan global serta memperbaiki keadaan lingkungan. Menurutnya
pola pikir seperti itu sebagai sebuah “konsep pasar yang ajaib.”
4. MANUSIA: Paus mengatakan setiap aktivitas yang berdampak pada lingkungan juga
harus “memperhitungkan hak-hak dasar kaum miskin dan mereka yang kurang
mampu.” Dia mengatakan “konsumerisme yang tidak beretika” telah menyebabkan
tingkat konsumsi yang menyebabkan memperparah kerusakan lingkungan.
Dia mengajak setiap orang untuk membentuk jaringan sosial dengan tujuan menekan
pemimpin politik untuk melakukan perubahan dan membantu mereka yang
kehilangan tempat tinggal atau pekerjaan akibat perubahan iklim.
Ia juga mendesak agar masyarakat mengubah gaya hidup mereka, termasuk
“menggunakan transportasi umum, atau naik mobil bersama-sama, dan menanam
pohon serta mematikan lampu-lampu yang tidak digunakan.
5. IMAN: Paus Fransiskus menyebutkan inti ajaran Katolik adalah menekankan
kepedulian terhadap makhluk ciptaan Tuhan dan kaum miskin.
Ia mendesak manusia bertanggungjawab secara moral untuk merawat lingkungan
seperti yang tertulis di kitab Kejadian 2:15 bahwa kita memiliki tugas untuk
“menjaga” dan “merawat” Bumi.
Paus berdoa untuk diskusi tentang iklim yang diselenggarakan oleh PBB dan menulis
dua doa tentang pelestarian lingkungan, dan meminta Tuhan untuk memberikan,
“kesembuhan dalam hidup kita, agar kita dapat terus melindungi dan merawat bumi
dan menggerakkan hati orang-orang yang hanya mencari keuntungan dan
mengorbankan orang-orang miskin dan dunia.”
- Penerapan dalam kehidupan sehari-hari
1. Tidak mengejar keuntungan semata tanpa memerhatikan moral, etika, dan kondisi alam.
2. Menjaga mutu hidup manusia secara fisik atau jasmani.
3. Membantu yang tersisihkan, miskin, dan termarginalkan menghadapi globalisasi.
4. Tidak mengeksploitasi negara miskin untuk keuntungan sendiri.
5. Menekankan bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta dan kita wajib menjaga ciptaan-Nya.
6. Melihat dampak teknologi secara luas, tidak hanya keuntungan semata namun juga
terhadap orang banyak.
7. Menyelaraskan perkembangan teknologi dengan perkembangan hidup orang banyak.
8. Bertanggung jawab setiap saat walaupun pada hal kecil.
Pada jaman dulu, anggur disimpan dalam kantong/kirbat anggur yang terbuat dari kulit
binatang (kambing). Kantong kulit yang baru diperlukan karena kantong itu bebas dari semua
unsur fermentasi, misalnya sel-sel ragi yang sudah matang. Apabila sari buah anggur yang
baru dimasukkan ke dalam kantong lama, maka sari buah itu akan lebih cepat meragi karena
sudah ada sel-sel ragi di kantong kulit yang lama. Fermentasi yang terjadi secara demikian
akan merusak baik sari anggur yang baru maupun kantong kulitnya (yang akan pecah karena
tekanan proses peragian).
Satu perbedaan yang sangat nyata antara kantong kulit untuk anggur yang tua dan yang baru
itu tidak hanya dalam umurnya, tetapi ada atau tidaknya minyak dalam kulit itu. Unsur
minyak dalam kantong anggur yang baru membuatnya menjadi fleksibel dan mampu
mengembang. Bilamana anggur baru dituang ke dalam kantong yang baru itu, maka kantong
itu beradaptasi dengan tekanan yang ditimbulkan oleh anggur baru tersebut. Sebaliknya kulit
yang sudah tua sudah menjadi keras dan kaku–tidak mampu lagi berkembang. Kantong tua
yang diisi dengan anggur baru dapat rusak/robek atau malah meletup.
Columella, seorang Romawi yang ahli di bidang pertanian, menulis bahwa untuk menjaga
sari buah anggur “tetap manis”, maka sari buah tersebut harus dimasukkan ke dalam suatu
wadah baru yang tertutup rapat-rapat.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, kita mengerti bahwa kantong/Kirbat Anggur adalah
lambang dari diri kita (manusia lahir baru). Kita harus menjadi “kantong anggur baru” yang
siap untuk diisi dengan “anggur baru” yang membawa kita kepada kehidupan kekristenan
yang Sejati. Dan, bisa mengalirkan/memberikan anggur baru itu kepada orang lain di
sekeliling kita!
Kesimpulannya: Anggur Baru (Injil dan Roh Kudus) sudah Tuhan siapkan setiap hari.
Artinya: Tuhan selalu “berbicara” kepada kita setiap hari. Tuhan rindu mewahyukan hal-hal
baru, yang tersembunyi yang belum pernah kita ketahui, kepada kita. Nah, untuk bisa
menerima semua yang terbaik itu, kita sebagai kantong anggurnya, harus menjadi kantong
yang selalu baru. Caranya: hiduplah melekat denganNya, hiduplah dalam FirmanNYA, hidup
dipimpin Roh dan memiliki hati yang rela diajar, lembut dan terbuka supaya hidup
kekristenan kita murni (tidak tercemar oleh dosa dan kejahatan) yang pada akhirnya membuat
kita menjadi Kristen Sejati bukan Kristen Farisi.