EKONOMI EKOLOGIS
BAHAN PERTEMUAN
KATEKESE MASA PRAPASKAH 2024
UNTUK KOMUNITAS/ LINGKUNGAN/ KELUARGA
[1]
3) Dalam sambutan Paus tentang Ekonomi Fransiskus,
Bapa Paus menyerukan untuk membangun tata ekonomi
baru yang lebih adil dan berkelanjutan. Tata ekonomi ini
didasarkan pada tiga prinsip utama:
▪ Subyek aktif: Orang miskin dan terpinggirkan tidak lagi
dipandang sebagai objek belas kasihan atau bantuan,
melainkan sebagai subyek aktif dalam pembangunan
ekonomi. Mereka memiliki potensi, kearifan, dan kontri-
busi yang penting untuk menciptakan solusi yang berke-
lanjutan dan inovatif.
▪ Partisipasi demokratis: Gerakan Ekonomi Fransiskus
menekankan pentingnya partisipasi demokratis, pember-
dayaan, dan keterlibatan aktif dari komunitas yang
sering diabaikan dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi. Ini mencakup mendukung kewirausahaan
sosial, koperasi, dan inisiatif ekonomi lain yang dimulai
dan dijalankan oleh orang-orang dari komunitas margi-
nal ini.
▪ Keadilan dan keberlanjutan: Dalam menghadapi keti-
daksetaraan global yang semakin meningkat, Ekonomi
Fransiskus menyerukan keadilan dan sistem ekonomi
yang menempatkan kebutuhan manusia dan planet di
atas keuntungan semata. Ini berarti memprioritaskan
investasi dalam kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur
sosial, serta memastikan akses yang adil terhadap sum-
ber daya dan peluang.
4) Seruan Apostolik Laudate Deum adalah dokumen dari
Paus Fransiskus yang diterbitkan pada tahun 2023. Dokumen
ini mengulangi keprihatinan yang diungkapkan dalam
ensiklik Laudato Si', yaitu krisis iklim.
[2]
Dokumen ini menekankan bahwa tanggapan terhadap krisis
iklim belumlah memadai, dengan dunia yang sedang menu-
ju keruntuhan. Paus Fransiskus mengkritik penolakan yang
mengelilingi perubahan iklim, menyoroti kebutuhan untuk
informasi yang jelas dan pemahaman yang tepat tentang isu
ini. Ia juga menekankan peran manusia dalam krisis ini,
menunjukkan bahwa aktivitas manusia telah secara signi-
fikan meningkatkan emisi gas rumah kaca.
Dokumen ini juga menyinggung tentang dampak yang
sudah tidak dapat diubah dari krisis iklim, seperti kenaikan
permukaan laut, perubahan pola cuaca, dan hilangnya
keanekaragaman hayati. Paus Fransiskus menyoroti risiko
yang terkait dengan tidak mengambil tindakan segera,
seperti meningkatnya kemiskinan, konflik, dan penderitaan
manusia.
Paus Fransiskus menutup dengan menyoroti hubungan erat
antara kehidupan manusia, makhluk lain, dan lingkungan
alam. Ia mengulangi keyakinan bahwa "semuanya terko-
neksi" dan bahwa solusi harus mencakup semua makhluk
dan lingkungan.
5) Seruan Apostolik Evangelii Gaudium (Sukacita Injil)
adalah dokumen dari Paus Fransiskus yang diterbitkan pada
tahun 2013. Dokumen ini merupakan sebuah panggilan
untuk Gereja untuk memulai babak baru evangelisasi yang
ditandai dengan sukacita.
Paus Fransiskus menekankan bahwa sukacita Injil adalah
sumber kekuatan bagi Gereja untuk mewartakan kabar baik
kepada dunia. Sukacita ini berasal dari pertemuan dengan
Yesus Kristus, yang membebaskan kita dari dosa, kesedihan,
kekosongan batin, dan kesepian.
[3]
Dalam dokumen ini, Paus Fransiskus juga mengkritik Gereja
yang telah berada dalam mode pertahanan diri. Gereja
menyembunyikan diri di bunker dan berharap bisa bertahan
hidup. Paus Fransiskus menyerukan agar Gereja berkembang
dengan memilih opsi misionaris dalam segala hal yang kita
lakukan.
[4]
▪ Ekonomi ekologis adalah sistem ekonomi yang dibangun
dengan prinsip ekologi integral. Artinya, ekonomi terse-
but harus melihat manusia dan lingkungan sebagai satu
kesatuan yang saling terkait.
Ekonomi ekologis harus dibangun dengan prinsip ekologi
integral, yaitu:
▪ Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang
saling terkait. Artinya, manusia dan lingkungan tidak
dapat dipisahkan.
▪ Krisis ekologis merupakan krisis kemanusiaan. Artinya,
krisis ekologis tidak hanya berdampak pada lingkungan,
tetapi juga pada manusia.
▪ Solusi krisis ekologis harus bersifat holistik dan kompre-
hensif. Artinya, solusi krisis ekologis harus mencakup
semua aspek, termasuk manusia dan lingkungan.
Atas keprihatinan dan gagasan-gagasan tersebut, selama
masa prapaskah 2024 kita diajak untuk mendalami gagasan
Ekonomi Ekologi Fransiskus. Bahan pendalaman telah
disusun untuk merefleksikan lima sub-tema yang akan
digunakan dalam lima kali pertemuan. Harapannya, melalui
pendalaman bahan APP 2024 kita dapat memahami dan
mengimplementasikan ekonomi ekologis dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh penerapan ekonomi ekologis dalam
kehidupan sehari-hari antara lain:
▪ Menggunakan produk yang ramah lingkungan, seperti
produk yang terbuat dari bahan-bahan daur ulang atau
yang tidak menghasilkan limbah.
▪ Menghemat energi dan air, seperti mematikan lampu
dan peralatan listrik saat tidak digunakan, serta menutup
keran air saat menggosok gigi.
[5]
▪ Memilih transportasi umum atau transportasi alternatif
yang lebih ramah lingkungan, seperti sepeda atau berja-
lan kaki.
▪ Mengkonsumsi makanan yang berasal dari pertanian
berkelanjutan, seperti makanan organik atau makanan
lokal.
Dengan menerapkan ekonomi ekologis dalam kehidupan
sehari-hari, kita dapat berkontribusi dalam menjaga kelesta-
rian lingkungan dan menciptakan kesejahteraan bagi semua
orang.
C. Penutup
Paus Fransiskus mengingatkan bahwa keprihatinan dunia
yang perlu segera diatasi adalah krisis ekologi yang sangat
berdampak bagi kelangsungan hidup manusia. Mengatasi
keprihatinan tersebut Paus Fransiskus menekankan penting-
nya ekonomi ekologis sebagai solusi ekonomi masa depan
yang bermartabat, mensejahterakan setiap dan semua, dan
berkelanjutan. Ekonomi ekologis harus didasarkan pada
prinsip-prinsip keadilan, keseimbangan, dan keberlanjutan.
Selama masa Prapaskah 2024 kita diajak untuk merefleksi-
kan kembali panggilan kita untuk bekerja tanpa lelah
mewartakan kabar baik kepada dunia, dan panggilan kita
untuk merawat serta menghormati bumi sebagai rumah
bersama yang diberikan oleh Allah. Dengan mendalami
tema APP 2024 ini harapannya kita dapat memberikan
kontribusi yang cukup berarti bagi perbaikan kerusakan
bumi dan bagi saudara kita yang miskin dan rentan lainnya.
Selamat memasuki masa Prapaskah 2024.
[6]
PERTEMUAN 1
APAKAH EKONOMI YANG BERTUMBUH
MAKSIMAL, JUGA YANG TERBAIK?
TUJUAN PERTEMUAN
Meningkatkan kesadaran umat dan masyarakat akan pelba-
gai dampak buruk ekonomi pasar bebas yang tanpa regulasi,
ekonomi yang mengejar keuntungan kuantitatif belaka dan
tanpa memperhatikan nilai dan tujuan manusiawi, meskipun
disertai dukungan atau bantuan dana bagi masyarakat
miskin.
LANGKAH-LANGKAH PERTEMUAN
1. Lagu Pembuka
Panggilan Tuhan (PS. 682)
Panggilan Tuhan bagi umat-Nya
Di atas bumi ciptaan-Nya,
Api cinta-Nya, nyala kasih-Nya,
sumber semangat bagi kita.
Wartakan semangat cinta-Nya
pada orang yang dambakan kasih-Nya.
Terpujilah Tuhan Allah yang telah mengutus Putra-Nya.
3. Pengantar
Paus Fransiskus dalam Ensiklik dan Surat Apostoliknya
telah menunjukkan kepada kita dampak dari pertumbuh-
an ekonomi yang terjadi saat ini. Menurut Paus, kita akui
bahwa pertumbuhan ekonomi membawa kemakmuran
banyak orang dan banyak negara disegala bidang.
Namun pada saat yang bersamaan kebanyakan terutama
yang rentan dan miskin, sedang menghadapi dan
menapaki hidup yang berat dan kondisi yang buruk. Ada
banyak contoh yang dapat kita lihat sehari-hari.
Perubahan di zaman ini telah didorong oleh kemajuan
kuantitatif, kualitatif, cepat dan kumulatif di bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi serta penerapannya yang
secara instans dalam berbagai bidang alam dan
kehidupan. Kita berada di era sesuatu kekuasaan yang
sering tidak bernama (anonim). (EG 52).
Menurut Paus Fransiskus, pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tidak selalu sejalan dengan kesejahteraan banyak
atau setiap orang. Kita diajak untuk merenungkan itu
dalam pertemuan kita kali ini.
4. Doa Pembuka
Tuhan Allah sumber segala rahmat, puji dan syukur atas
segala limpahan kasih-Mu yang telah Engkau berikan
7. Simpul Singkat
▪ Allah adalah pemilik dari segala karunia yang
manusia nikmati yang ada di dalam hidup ini. Allah
menciptakan manusia sesungguhnya untuk menjadi
wakil Allah, dan melimpahkan beraneka potensi
untuk nikmati kebaikan-kebaikan Allah, memakai
wibawa-Nya bersama penuh tanggung jawab, dapat
mengembangkan segenap segi hidup, dan juga
ekonomi-sosial-politis yang ada di dalam dorongan
syukur di dalam menatalayan. Harta dan benda
adalah suatu berkat yang diberikan oleh Allah.
▪ Perekonomian seringkali melibatkan keputusan-
keputusan penting. Bidang ekonomi membutuhkan
orientasi yang positif agar dapat dijalankan dengan
mengedepankan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja:
martabat manusia, kesejahteraan umum, subsudiari-
tas, solidaritas.
9. Refleksi Kateketis
Harta kekayaan sering menjadi sumber konflik. Contoh
klasik adalah banyaknya sengketa warisan. Ahli waris
yang dirugikan akan mencari bantuan; juga memohon
kepada Tuhan. Akan tetapi, Tuhan dalam hal ini tidak
campur tangan, selain dengan menyingkapkan akar
sengketa harta, yakni ketamakan. Manusia yang tamak
terdorong selalu mengumpulkan lebih banyak harta bagi
dirinya, tanpa ingat akan Dia yang memberi dan
mengambil, dan tanpa mempedulikan kesejahteraan
bersama dan sesama yang membutuhkan (16:19).
TUJUAN PERTEMUAN
Meningkatkan kesadaran bahwa kegiatan ekonomi apa pun
harus menjaga dan sedapat mungkin meningkatkan kekaya-
an bumi ketimbang merampok dan mencemarinya melam-
paui daya regenerasinya.
LANGKAH-LANGKAH PERTEMUAN
1. Lagu Pembuka:
Sungguh Indah Rumahmu (PS 333)
1) Sungguhlah indah rumahMu Tuhan
Raja alam raya
Burung pipit serta layang-layang
Dikau beri sarang
Alangkah 'ku rindu
Tinggal dirumahMu
Sorak dan sorai bagiMu
2) Bahagialah yang senantiasa
Datang ke rumah-Mu
Lembah tangis mengalirkan rahmat
Kar'na kuasaMu
Langkah makin gagah
Tiada pernah lelah
Tuhan menyambut datangnya
3. Pengantar
Ekonomi ekologis artinya ekonomi yang berkelanjutan,
adil terhadap sesama dan makhluk lain yang hidup di
bumi ini serta memikirkan keberlanjutan bumi untuk
generasi berikutnya.
Paus Fransiskus dalam ensikliknya Laudato Si' dan Fratelli
Tutti menekankan pentingnya menjaga alam semesta
sebagai rumah bersama kita. Alam semesta adalah
ciptaan Tuhan yang harus kita jaga dan lestarikan.
Namun, seringkali manusia hanya berpikir untuk meme-
nuhi kebutuhan dan keinginannya pada saat ini tanpa
peduli sesama dan generasi yang akan datang serta
keterbatasan sumber daya alam yang tersedia. Hal ini
menyebabkan kerusakan alam dan ketidakadilan sosial.
Dalam pertemuan APP yang ke-2 ini, kita diajak untuk
lebih menyadari dan mengembangkan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan. Ekonomi berkelanjutan
adalah ekonomi yang memenuhi kebutuhan masa kini
dan generasi mendatang.
4. Doa Pembuka
Allah Bapa Pencipta langit dan bumi serta segala sesuatu
yang ada di dalamnya, Engkau menciptakan kami berda-
8. Doa Penutup
Allah Bapa yang Maha Kuasa, kami bersyukur karena
karena kami adalah ciptaan-Mu yang paling luhur.
Ajarilah kami agar selalu menyadari dan mensyukuri
9. Lagu Penutup
Curahkan Rahmat (PS. 603)
Ulangan:
Curahkan rahmat dalam hatiku,
ciptakan hati dan semangat baru
Engkau Kusucikan dan Kubersihkan
dari cinta diri, engkau Kuhidupkan
dan Kukobarkan, cinta di hati → Ulangan
TUJUAN PERTEMUAN
Peserta semakin menyadari panggilannya sebagai rekan
sekerja Allah yang diutus untuk terlibat dalam rencana
penyelamatan-Nya yang diwujudkan lewat aktivitas ekonomi
sehari-hari yang adil bagi alam dan sesama.
LANGKAH-LANGKAH PERTEMUAN
1. Lagu Pembuka
Betapa Tidak Kita Bersyukur (PS. 707)
1) Betapa kita tidak bersyukur
bertanah air kaya dan subur;
lautnya luas, gunungnya megah,
menghijau padang, bukit dan lembah.
Ref.:
Itu semua berkat karunia
Allah yang Agung, Mahakuasa;
Itu semua berkat karunia
Allah yang Agung, Mahakuasa.
2) Alangkah indah pagi merekah
bermandi cah'ya surya nan cerah,
ditingkah kicau burung tak henti,
bunga pun bangkit harum berseri. → Ref.
3. Pengantar
Saudara-saudari yang terkasih, dalam kehidupan sehari-
hari, kita memiliki peran-peran yang berbeda. Ada ibu
rumah tangga, karyawan, wirausahawan, pelajar,
pensiunan, dan sebagainya. Apapun peran kita pasti
terlibat dalam aktivitas ekonomi dalam arti luas, yaitu
memenuhi kebutuhan hidup menggunakan sumber daya
yang ada. Tidak jarang usaha kita untuk memenuhi
kebutuhan hidup itu merugikan alam dan orang lain.
Padahal sebagai orang Katolik kita dipanggil untuk
menjadi rekan sekerja Allah mewujudkan kebaikan
bersama (bonum communae). Untuk itu, marilah dalam
pertemuan yang ketiga ini kita menggali apa yang
menjadi panggilan kita masing-masing dalam mewujud-
kan aktivitas ekonomi yang adil bagi alam dan sesama.
4. Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maharahim, Engkau mempercayakan
kami menjadi rekan sekerja-Mu. Rancangan-Mu indah
agar manusia dan alam ciptaan hidup dalam harmoni.
Bimbinglah kami yang berkumpul dalam pertemuan ini
agar dengan teguh berusaha mewujudkan rancangan-
Mu itu. Bukalah hati kami untuk dapat mengenali
panggilan kami yang unik dalam rencana penyelamatan-
Mu. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami,
HUMA
Kegiatan mengolah lahan pertanian masyarakat Baduy
dikenal dengan sebutan ngahuma, yakni mananam
padi lahan kering dengan sistem bera dan perladangan
berpindah. Sistem pertanian di Baduy tidak mengenal
sawah dan cangkul. Masyarakat Baduy juga tidak
menggunakan pupuk kimia dalam mengelola lahan
pertanian. Mereka lebih suka memanfaatkan kulit jeruk,
daun mengkudu, dan kotoran ayam untuk dijadikan
pupuk. Alat yang digunakan dalam mengolah tanah di
Baduy yaitu tugal, suatu alat yang berfungsi sebagai
lubang tanam, yang memiliki panjang 1,5 meter.
Tanaman utama yang ditanam masyarakat Baduy yaitu
padi. Namun, selain padi ada juga yang ditanam seperti
sayuran, palawija, dan pohon sengon.
Aturan kepemilikan lahan tanah bisa dipindah tangan-
kan kepada orang lain. Aturan itu bisa berlaku apabila
disetujui oleh pemilik sebelumnya, dan diatur dalam
musyawarah adat. Lahan di pemukiman Baduy-Dalam
dimiliki oleh adat, mereka hanya berhak menggarap
dan memiliki berbagai jenis tanaman diatasnya. Luas
lokasi garapan ditentukan oleh kemampuan orang
tersebut untuk menggarapnya, atau didasarkan pada
hasil panen tahun sebelumnya. Tanpa adanya intensifi-
kasi pertanian, pada kondisi tanah dan cuaca yang
relatif sama, besarnya hasil panen dipengaruhi oleh
Simpul Singkat
Pertanyaan Pendalaman
a. Dalam hal mana peraturan tahun Yobel ini berman-
faat bagi kelestarian alam?
b. Bila saudara yang jatuh miskin (ay. 25) harus menjual
tanah miliknya, bagaimana ia bisa mendapatkannya
kembali?
7. Refleksi Kateketis
Perjanjian antara Allah dan umat Israel dalam Perjanjian
Lama sering juga disebut “perjanjian tanah”. Sebagian
besar kisah sepanjang Perjanjian Lama pun berada di
seputar tanah tersebut, misalnya: Allah menuntun umat
Israel ke tanah terjanji (Kanaan), Israel merebut tanah
Kanaan, Israel mempertahankan tanah, Israel kehilangan
tanahnya dan dibuang ke Babel karena murka Allah, dan
kemudian atas izin Raja Koresh, mereka kembali ke
tanahnya. Singkatnya, tanah adalah pusat hidup bangsa
Israel. Setiap suku, bahkan setiap orang, sudah menda-
pat jatah tanahnya masing-masing yang diwariskan
turun-temurun. Oleh karena itulah, tanah jangan dijual
mutlak (ay. 23). Allah-lah yang memiliki tanah, dan
bangsa Israel hanya pendatang di hadapan Allah. Oleh
karena itu, dalam tahun yang ke-50 (tahun Yobel) setiap
orang mesti kembali ke tanahnya masing-masing. Tanah
yang dibeli harus dikembalikan kepada yang menjualnya.
Pada tahun Yobel itu pula, tanah dibiarkan tidak diolah
supaya beristirahat. Aturan ini mirip dengan tahun Sabat,
yaitu aturan mengistirahatkan (bera) tanah di tahun yang
ke-7. Jadi tanah di Israel punya 3 siklus istirahat: setiap
hari Sabat (7 hari sekali), setiap tahun Sabat (7 tahun
sekali), dan setiap tahun Yobel (50 tahun sekali). Prinsip
ini berlaku juga bagi kita sekarang. Allah-lah yang
memiliki seluruh bumi ini, dan kita hanya pendatang di
hadapan-Nya. Aktivitas ekonomi kita sehari-hari hendak-
8. Niat Aksi
a. Dalam peran kita sehari-hari, entah itu sebagai
pelaku ekonomi/ibu rumah tangga/purna bakti, apa
yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan aktivitas
ekonomi yang adil pada alam?
b. Apa yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan akti-
vitas ekonomi yang adil pada sesama?
9. Doa Penutup
Ya Allah, terima kasih sebab Engkau telah menyertai
kami selama pertemuan ini. Roh Kudus menyadarkan
kami akan ketidakadilan yang telah kami lakukan sehari-
hari. Kami mohon, kuatkanlah niat hati kami untuk
meninggalkan aktivitas ekonomi yang curang dan tidak
adil pada alam dan sesama. Doa ini kami haturkan
dengan perantaraan Kristus, Tuhan dan pengantara
kami. Amin.
TUJUAN PERTEMUAN:
Peserta semakin menyadari akan pentingnya pekerjaan bagi
setiap orang, baik demi kesejahteraan maupun sebagai
tempat perwujudan diri, hubungan dengan sesama, dan
mengenali anugerah Allah.
LANGKAH-LANGKAH PERTEMUAN:
1. Lagu Pembuka
Cinta Kasih Allah (PS 659a)
Ulangan:
Cinta kasih Allah dicurahkan dalam hati umat-Nya
oleh Roh ilahi, sumber kekuatan,
yang dikurniakan pada kita.
Ayat.
Walau kaya raya dan kuasa;
Walau cantik indah mempesona;
Walau pandai dan gagah perkasa,
Percumalah tanpa cinta kasih
3. Pengantar
Saudara-saudari terkasih pekerjaan harus dilihat sebagai
anugerah dari Tuhan, orang diajak untuk melakukan
pekerjaannya bukan hanya bila dilihat majikannya, tetapi
melakukannya dengan segenap hati seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia. Anugerah kerja menjadi
kesempatan untuk memperdalam hubungan dengan
Tuhan, Sang Pemberi. Misalnya, pekerjaan bukan hanya
dijalankan sebagai profesi atau mata pencaharian saja
tetapi dihayati sebagai panggilan dari Tuhan untuk
mewujudkan kesejahteraan bersama. Firman-Nya meng-
undang kita untuk bekerja dengan jujur dan setia dalam
keyakinan bahwa dengan demikian apa yang telah Tuhan
rencanakan untuk kita akan tercapai.
Dasar spiritualitas kerja adalah pengakuan bahwa kerja
merupakan sarana perwujudan dalam sejarah peren-
canaan ilahi. Kita dipanggil melalui kerja untuk memba-
ngun dunia ciptaan Allah. Inilah yang menggerakkan kita
untuk berkarya demi keadilan, cinta kasih, dan perda-
maian.
4. Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maha Pengasih dan Penyayang kami
mengucap syukur atas karunia-Mu yang telah mengum-
Pertanyaan Pendalaman:
a) Apa yang mendorong pemilik kebun anggur untuk
mempekerjakan orang-orang di kebun anggur
miliknya?
b) Bagaimana para pekerja diperlakukan oleh pemilik
kebun anggur?
c) Mengapa pekerjaan yang kita lakukan dikatakan
sebagai sarana perwujudan dalam sejarah
perencanaan ilahi?
7. Doa Penutup
Allah Bapa Maha Pengasih, tuntunlah kami agar berani
mengambil sikap serta memiliki pendirian yang teguh
terutama dalam hal mengasihi dan berbuat baik terha-
dap sesama. Semoga sabdaMu dapat membantu kami
menjadi pribadi yang siap sedia dalam menyikapi segala
sesuatu seperti yang Engkau kehendaiki. Semua doa
kami haturkan dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan,
dan Juru selamat kami, yang hidup dan berkuasa ber-
sama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus, Allah kini
dan sepanjang masa. Amin
8. Lagu Penutup
Yesus Mengutus Muridnya (PS 692)
Yesus mengutus murid-Nya pergi berdua-dua
keluar masuk kota, menjelajah semua desa.
Bawa kabar gembira kepada yang miskin papa
di tangan Sang Pencipta semua 'kan dapat berkah. Ref.
Ref.
Marilah, kita pergi bekerja di ladang Tuhan
menaburkan yang baik di dalam hati orang
menaburkan yang baik di dalam hati orang
TUJUAN:
Mengembangkan bentuk-bentuk solidaritas dengan yang
termiskin dan berkebutuhan khusus, yang melampaui derma
(hanya berupa bantuan karitatif); yakni mengembangkan
mekanisme untuk memberdayakan mereka hingga bisa ikut
serta dalam kehidupan ekonomi dan terhindar dari perda-
gangan manusia atau perbudakan.
LANGKAH-LANGKAH PERTEMUAN:
1. Lagu Pembuka
Gereja bagai bahtera di laut yang seram
mengarahkan haluannya ke pantai seberang.
Mengamuklah samudera dan badai menderu,
gelombang zaman menghempas dan sulit ditempuh.
Penumpang pun bertanyalah selagi berjerih.
Berapa lagi jauhnya labuhan abadi?
2. Pengantar
Paus Fransiskus dalam beberapa seruan apostolik dan
ensikliknya memperlihatkan keprihatinannya seperti ke-
senjangan sosial ekonomi. ada segelintir orang memiliki
kekayaan besar sekali sementara sebagian besar orang
berada semakin jauh dari kesejahteraan. Sebabnya
adalah hasil dari ideologi yang memperhatikan otonomi
pasar mutlak dan spekulasi finansial. Paus menyatakan
bahwa“. Dalam sistem ini, yang cenderung melahap
segala sesuatu demi peningkatan laba, apa pun yang
rapuh, seperti lingkungan hidup, tidak berdaya berha-
dapan dengan kepentingan pasar yang didewakan, yang
menjadi aturan tunggal. Tidak kepada sistem finansial
yang menguasai bukannya melayani”. (EG 56).
Akar masalahnya adalah penolakan terhadap etika dan
penolakan terhadap Allah. Etika dianggap kontrakdiktif,
terlalu manusiawi, karena membuat uang dan kekuasaan
menjadi relatif. Etika dirasa sebagai ancaman karena
mengutuk manipulasi dan degradasi pribadi manusia.
Sesungguhnya, etika mengarah kepada Allah yang
meminta tanggapan berkomitmen yang ada di luar
kategori-kategori pasar. Dia memanggil manusia kepada
perwujudan diri yang penuh dan pembebasan dari
segala bentuk perbudakan. Paus mendorong para ahli
keuangan dan para pemimpin politik untuk merenung-
kan kata-kata sebuah kebijakan kuno: “Tidak berbagi
kekayaan dengan kaum papa adalah mencuri dari
mereka dan mengambil mata pencaharian mereka.
3. Doa Pembuka
“Tuhan Yesus, Engkau telah bersabda, “Mintalah maka
kamu akan menerima, carilah dan kamu akan mendapat-
kan, ketuklah maka pintu akan dibukakan kepadamu.”
Kami hadir dihadapanMu karena kepercayaan ini. Kepa-
da siapakah kami harus berpaling kalau tidak kepada-
Mu, yang adalah sumber segala rahmat? Kemanakah
kami harus mencari kalau tidak ke dalam harta kekayaan
ilahi yang memuat kebaikan dan belas kasihan-Mu?
Kemanakah kami harus mengetuk pintu kalau tidak pada
pintu yang melaluinya Tuhan memberikan diri-Nya
kepada kami dan melaluinya kami pergi menuju Tuhan?
Di dalam Engkau aku menemukan penghiburan ketika
berduka, perlindungan ketika dianiaya, kekuatan ketika
terbeban oleh berbagai pencobaan, dan terang di saat
aku ragu dan dalam kegelapan. Hadirlah ditengah-
tengah kami agar kami semakin terbuka pada firman dan
ajaranMu. Semoga kami memperoleh inspirasi hidup
yang meneguhkan pengharapan kami kepadaMu. Demi
Kristus pengantara kami. Amin.
5. Refleksi Kateketis
Bagi kita sebagai umat beriman, dasar terdalam segala
perhatian bagi orang miskin adalah kasih sayang dan
pilihan Allah untuk mereka. Pemazmur tahu bahwa
TUHAN akan memberi keadilan kepada orang tertindas,
membela perkara orang miskin, dan tidak memandang
hina orang-orang-Nya yang tertawan (Mzm 140: 13; 69:
34). Rasul Yakobus menegaskan: “Bukankah Allah memi-
7. Penutup
Dalam bagian penutup ini kami mengutip beberapa
pernyataan Paus Fransiskus berkaitan dengan ekonomi
ekologis yang menurutnya merupakan solusi ekonomi
masa depan yang bermartabat, mensejahterakan setiap
dan semua, dan berkelanjutan. Masih lemah dan kurang-
nya kepedulian masyarakat dan terutama para pengua-