Anda di halaman 1dari 51

BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA

4.1. Perhitungan Curah Hujan


4.1.1. Koefisien Thiessen
Menghitung luas daerah pengaruh (luas poligon) untuk setiap stasiun hujan:
∑ |X n . Y n+1−X n+1 .Y n|
Luas Poligon = 2
Tabel 4.1. Perhitungan Koefisien Thiessen
Koefisien
Stasiun Luas (km2)
Thiessen
A 75.750 0.257
B 69.563 0.236
C 64.000 0.217
D 86.000 0.291
Jumlah 295.313 1.000
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019.

4.1.2. Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum dengan Metode Poligon Thiessen
Stasiun Perhitungan curah hujan rerata masing-masing stasiun dilakukan dengan
jalan melakukan perkalian antara koefisien Thiessen dengan curah hujan pada masing-
masing stasiun. Dari perkalian data curah hujan tiap stasiun dengan koefisien Thiessen
dapat ditentukan hujan rerata daerah. Nilai curah hujan rerata daerah terbesar tersebut
merupakan curah hujan maksimum dengan metode Thiessen untuk luasan daerah stasiun
tersebut. Menghitung curah Hujan harian maksimum tahunan dengan metode Poligon
Thiessen,
dengan: R = curah hujan daerah (mm)
R1,R2,Rn = curah hujan pada titik pengamatan (mm)
A1,A2,A3 = luas total daerah pengamatan (km2)
Berdasarkan Perhitungan Poligon Thiessen diperoleh :
 Luas Pengaruh Stasiun A : 75.750 km2
 Luas Pengaruh Stasiun B : 69.563 km2
 Luas Pengaruh Stasiun C : 64.000 km2
 Luas Pengaruh Stasiun D : 86.000 km2
Luas Total : 295.313km2
Berdasarkan Poligon Thiessen luas daerah diperoleh luas masing-masing stasiun
dan koefisien Thiessen sebagai berikut:
 Stasiun A (KTC) = 75.750 / 295.313= 0.257
 Stasiun B (KTC) = 69.563 / 295.313= 0.236
 Stasiun C (KTC) = 64.000 / 295.313= 0.217
 Stasiun D (KTC) = 86.000 / 295.313= 0.291
Perhitungan curah hujan rerata masing-masing stasiun dilakukan dengan jalan
melakukan perkalian antara koefisien Thiessen dengan curah hujan. Kemudian dari data
curah hujan rerata tersebut, dipilih data curah hujan yang paling besar (maksimum).
Contoh perhitungan curah hujan 6 Febuari 2006 :
 Stasiun A = 28 mm
 Stasiun B = 24 mm
 Stasiun C = 32 mm
 Stasiun D = 28 mm
1. Curah hujan masing-masing stasiun
Rumus :

R = KTx. Rx

Dengan :
KTx = koefisien Thiessen di stasiun x
Rx = tinggi curah hujan di stasiun x (mm)
Maka curah hujan di :
 Stasiun A = 28 x 0.257 = 7.182 mm
 Stasiun B = 24 x 0.236 = 5.653 mm
 Stasiun C = 32 x 0.217 = 6.935 mm
 Stasiun D = 28 x 0.291 = 8.154 mm
2. Hujan Rerata Daerah
Rumus :
R = (KTA.RA) + (KTB.RB) + (KTC.RC) + (KTD.RD)
= (28 x 0.257) + (24 x 0.236) + 32 x 0.217) + (28 x 0.291)
= 7.182 + 5.653 +6.935 +8.154
= 27.925 mm
Perhitungan selanjutnya ditabelkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Perhitungan Curah Hujan Maksimum Metode Poligon Thiessen
Curah Hujan Rerata
Curah Hujan Rerata (mm) H maks
(mm) Jumlah
Tahun Tanggal
STASIUN A B C D (mm)
A B C D
6-Feb 28 24 32 28 7.182 5.653 6.935 8.154 27.925
5-Mar 15 21 32 46 3.848 4.947 6.935 13.396 29.125
2-Apr 45 64 34 34 11.543 15.076 7.368 9.901 43.888
2006 49.1854
16-Jun 14 44 53 15 3.591 10.364 11.486 4.368 29.810
26-Nov 27 49 55 38 6.926 11.542 11.920 11.066 41.454
10-Dec 69 13 68 47 17.699 3.062 14.737 13.687 49.185
28-Jan 33 72 30 70 8.465 16.960 6.502 20.385 52.312
15-Feb 20 34 42 25 5.130 8.009 9.102 7.280 29.522
11-Mar 69 51 62 65 17.699 12.013 13.437 18.929 62.078
2007 62.0781
15-Apr 19 32 55 21 4.874 7.538 11.920 6.116 30.447
22-Jul 28 32 35 32 7.182 7.538 7.585 9.319 31.624
14-Nov 32 40 13 40 8.208 9.422 2.817 11.649 32.097
15-Jan 61 32 32 17 15.647 7.538 6.935 4.951 35.070
4-Mar 47 20 32 32 12.056 4.711 6.935 9.319 33.021
6-Apr 15 34 32 49 3.848 8.009 6.935 14.270 33.061
2008 55.6021
13-May 21 49 32 38 5.387 11.542 6.935 11.066 34.930
6-Aug 41 25 34 73 10.517 5.889 7.368 21.259 45.033
26-Dec 56 64 28 69 14.364 15.076 6.068 20.094 55.602
8-Feb 29 32 28 32 7.439 7.538 6.068 9.319 30.364
3-Apr 38 59 37 58 9.747 13.898 8.019 16.891 48.554
5-May 32 56 25 32 8.208 13.191 5.418 9.319 36.136
2009 54.0861
18-Jun 44 28 18 32 11.286 6.596 3.901 9.319 31.102
29-Nov 74 53 13 68 18.982 12.484 2.817 19.803 54.086
10-Dec 47 32 25 32 12.056 7.538 5.418 9.319 34.331
Curah Hujan Rerata
Curah Hujan Rerata (mm) Jumlah H maks
(mm)
Tahun Tanggal
STASIUN A B C D (mm)
A B C D
12-Feb 75 32 70 20 19.238 7.538 15.170 5.824 47.771
8-Mar 46 40 0 15 11.799 9.422 0.000 4.368 25.590
3-Apr 69 32 36 31 17.699 7.538 7.802 9.028 42.066
2010 49.6574
6-Sep 45 41 47 32 11.543 9.658 10.186 9.319 40.705
12-Oct 58 71 43 30 14.877 16.724 9.319 8.737 49.657
9-Nov 42 22 34 48 10.773 5.182 7.368 13.978 37.302
12-Jan 71 34 69 18 18.212 8.009 14.954 5.242 46.417
13-Feb 13 28 34 34 3.335 6.596 7.368 9.901 27.200
10-Jun 62 19 61 18 15.903 4.476 13.220 5.242 38.841
2011 46.4165
6-Jul 26 34 46 20 6.669 8.009 9.969 5.824 30.472
30-Aug 24 44 16 66 6.156 10.364 3.468 19.220 39.208
2-Sep 12 20 17 32 3.078 4.711 3.684 9.319 20.792
13-Apr 24 32 17 38 6.156 7.538 3.684 11.066 28.444
26-May 18 57 56 32 4.617 13.427 12.136 9.319 39.499
10-Jun 32 42 14 28 8.208 9.893 3.034 8.154 29.290
2012 49.3915
6-Aug 32 55 55 56 8.208 12.956 11.920 16.308 49.392
2-Oct 40 34 20 15 10.260 8.009 4.334 4.368 26.972
2-Dec 20 21 27 61 5.130 4.947 5.851 17.764 33.692
30-Mar 11 65 61 32 2.822 15.311 13.220 9.319 40.672
7-Apr 18 78 52 46 4.617 18.373 11.269 13.396 47.656
22-Jul 71 26 59 32 18.212 6.124 12.786 9.319 46.442
2013 47.6559
22-Sep 13 32 32 34 3.335 7.538 6.935 9.901 27.709
6-Oct 23 32 32 70 5.900 7.538 6.935 20.385 40.758
14-Dec 13 56 62 32 3.335 13.191 13.437 9.319 39.281
Curah Hujan Rerata
Curah Hujan Rerata (mm) Jumlah H maks
(mm)
Tahun Tanggal
STASIUN
A B C D (mm)
A B C D
19-Feb 28 62 67 12 7.182 14.604 14.520 3.495 39.801
23-Apr 32 18 74 37 8.208 4.240 16.037 10.775 39.261
5-Jul 21 56 20 48 5.387 13.191 4.334 13.978 36.891
2014 50.5570
10-Aug 50 32 47 32 12.825 7.538 10.186 9.319 39.868
27-Oct 28 66 33 71 7.182 15.547 7.152 20.676 50.557
7-Nov 25 18 38 46 6.413 4.240 8.235 13.396 32.284
20-Jan 62 34 20 32 15.903 8.009 4.334 9.319 37.566
8-Feb 66 42 26 12 16.930 9.893 5.635 3.495 35.952
12-Mar 59 28 30 32 15.134 6.596 6.502 9.319 37.550
2015 44.8415
17-Apr 42 26 29 68 10.773 6.124 6.285 19.803 42.985
3-Aug 11 17 54 34 2.822 4.004 11.703 9.901 28.430
14-Dec 47 64 32 37 12.056 15.076 6.935 10.775 44.841
23-Jan 15 19 30 29 3.848 4.476 6.502 8.445 23.270
12-Feb 68 67 40 29 17.443 15.782 8.669 8.445 50.339
6-Mar 75 15 44 32 19.238 3.533 9.536 9.319 41.626
2016 50.7217
13-May 74 51 34 32 18.982 12.013 7.368 9.319 47.682
10-Jun 69 32 41 57 17.699 7.538 8.886 16.599 50.722
24-Dec 32 32 33 67 8.208 7.538 7.152 19.512 42.409
12-Feb 21 50 37 32 5.387 11.778 8.019 9.319 34.502
3-Mar 32 41 59 45 8.208 9.658 12.786 13.105 43.757
2017 3-Apr 25 47 34 11 6.413 11.071 7.368 3.203 28.056 43.7572
10-Sep 30 72 13 37 7.695 16.960 2.817 10.775 38.248
12-Oct 28 54 51 23 7.182 12.720 11.053 6.698 37.653
Tahun Tanggal Curah Hujan Rerata Curah Hujan Rerata (mm) Jumlah H maks
(mm)
STASIUN
A B C D (mm)
A B C D
  12-Nov 40 26 42 12 10.260 6.124 9.102 3.495 28.982  
30-Mar 14 23 12 43 3.591 5.418 2.601 12.522 24.132
30-Apr 26 32 46 32 6.669 7.538 9.969 9.319 33.495
22-Jul 62 73 20 55 15.903 17.196 4.334 16.017 53.450
2018 54.5113
22-Sep 59 58 34 63 15.134 13.662 7.368 18.347 54.511
6-Oct 52 32 32 46 13.338 7.538 6.935 13.396 41.207
14-Dec 61 48 29 34 15.647 11.307 6.285 9.901 43.140
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019
4.1.3. Perhitungan Curah Hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III
Curah hujan maksimum daerah tahunan (2006-2018)
Mencari Curah Hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III
Rumus:

LogXi=LogX+k. Sd
Dengan :
a. Probabilitas :

m
P= x 100 %
n+1
Keterangan :
m = nomor urut data 1,2,3,…
n = jumlah data

b. Nilai Rata – Rata :


n
∑ LogXi
LogX= i=1
n

Keterangan :
log Xi = nilai curah hujan (dalam Log)
n = jumlah data

c. Nilai deviasi standar dari log X:

n
∑ ( LogXi−LogX )
Sd = i=1
n−1

d. Nilai koefisien kepencengan:


n
n( ∑ ( LogXi−LogX )3
i =1
Cs=
(n−1 )( n−2 )Sd 3

Menentukan Curah hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III


Tabel 4.3. Perhitungan Hujan Rancangan dengan Menggunakan Metode Log Pearson III
(Log Xi - Log
No Xi Log Xi P (%) (Log Xi - Log X) (Log Xi - Log X)2
X)3
1 43.757 1.6411 0.071 -0.062 0.004 -0.00023
2 44.841 1.6517 0.143 -0.051 0.003 -0.00013
3 46.417 1.6667 0.214 -0.036 0.001 -0.00005
4 47.656 1.6781 0.286 -0.025 0.001 -0.00001
5 49.185 1.6918 0.357 -0.011 0.000 0.00000
6 49.392 1.6937 0.429 -0.009 0.000 0.00000
7 49.657 1.6960 0.500 -0.007 0.000 0.00000
8 50.557 1.7038 0.571 0.001 0.000 0.00000
9 50.722 1.7052 0.643 0.002 0.000 0.00000
10 54.086 1.7331 0.714 0.030 0.001 0.00003
11 54.511 1.7365 0.786 0.034 0.001 0.00004
12 55.602 1.7451 0.857 0.042 0.002 0.00008
13 62.078 1.7929 0.929 0.090 0.008 0.00073
Jumlah   22.136 6.500 0.0000 0.0206 0.00044
Rata-rata 1.703
Sd 0.0414
Sumber : Hasil Perhitungan,2019
LogX = 1.6411
Sd = 0.0414
Cs = 0.6169
Sehingga persamaannya adalah:
Log X = Cs + (Log X rerata x Sd)
= 0.6169 + (1.6411 x 0.0414)
Berdasarkan nilai Cs = 0.6169 maka ditentukan nilai k setiap kala ulang yang
digunakan. Sehingga curah hujan rancangan dengan kala ulang yang akan digunakan
menurut kala ulang adalah sebesar:

Tabel 4.4. Perhitungan Hujan Rancangan


Peluan Hujan rancangan
K
Percen Tr Log X g (mm)
Sd Cs
t (tahun) rerata (tabel
(%) Log X X
)
0.616
5 1.0526 1.703 0.041 95.0 -1.452 1.643 43.916
9
0.616
25 1.3333 1.703 0.041 75.0 -0.700 1.674 47.180
9
0.616
50 2.0000 1.703 0.041 50.0 0.085 1.706 50.847
9
0.616
75 4.0000 1.703 0.041 25.0 0.679 1.731 53.810
9
0.616
80 5.0000 1.703 0.041 20.0 0.798 1.736 54.423
9
10.000 0.616
90 1.703 0.041 10.0 1.329 1.758 57.246
0 9
Sumber : Hasil perhitungan,2019.

4.1.4. Uji Kesesuaian Distribusi (Smirnov-Kolmogorov dan Chi Square)


1. Uji Smirnov Kolmogorov
Uji kecocokan Smirnov Kolmogorov, sering juga disebut uji kecocokan non
parametric (non parametric test), karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi
distribusi tertentu. Uji ini membandingkan nilai peluang selisih terbesar antara peluang
pengamatan dengan peluang teoritis. Apabila ∆max (hitung) lebih kecil dari ∆max (tabel)
maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi dapat
diterima, dan begitu juga sebaliknya.
Tabel 4.5. Perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi Smirnov-Kolmogorof
Sn(X)-
No X (mm) Log X Sn(X) K Pr Px(X)
Px(X)
1 43.7572 1.6411 0.0714 -1.4902 95.367 0.0463 0.0251
2 44.8415 1.6517 0.1429 -1.2334 90.711 0.0929 0.0500
3 46.4165 1.6667 0.2143 -0.8712 80.417 0.1958 0.0185
4 47.6559 1.6781 0.2857 -0.5947 71.650 0.2835 0.0022
5 49.1854 1.6918 0.3571 -0.2633 61.098 0.3890 0.0319
6 49.3915 1.6937 0.4286 -0.2194 59.701 0.4030 0.0256
7 49.6574 1.6960 0.5000 -0.1631 57.908 0.4209 0.0791
8 50.5570 1.7038 0.5714 0.0253 51.910 0.4809 0.0905
9 50.7217 1.7052 0.6429 0.0594 50.824 0.4918 0.1511
10 54.0861 1.7331 0.7143 0.7332 22.741 0.7726 0.0583
11 54.5113 1.7365 0.7857 0.8153 19.679 0.8032 0.0175
12 55.6021 1.7451 0.8571 1.0232 15.761 0.8424 0.0148
13 62.0781 1.7929 0.9286 2.1790 2.889 0.9711 0.0425
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019.
Dari tabel diatas, didapatlkan nilai D max = 0,1511
Dari tabel nilai kritis untuk uji Smirnov-Kolmogorof,
a. Untuk a = 5 % ; Dcr = 0,361
b. Untuk a = 1 % ; Dcr = 0,433
Karena Dcr hitung < Dcr tabel maka distribusi diterima.

2. Uji Chi Square


Uji Chi Square dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi yang
telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik data yang telah dianalisis. Pengambilan
keputusan uji ini menggunakan parameter X2, oleh karena itu disebut dengan uji Chi
Square. Parameter X2 dapat dihitung dengan rumus :
G
( Oi−Ei )2
∑ Ei
X2 = i=1

dengan :
X2 : parameter chi square terhitung
G : jumlah sub-kelompok
Oi : jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-I
Ei : jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-I
Mencari batas kelas :
dengan : n = 13
Jumlah kelas = 4,70 dibulatkan menjadi 5
LogX = 1.667
Sd = 0.041
Cs = 0.616
Sebaran peluang untuk 5 kelas
Sehingga variabel data pengamatan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Sub kelompok 1 (0.000 – 46.479)
b. Sub kelompok 2 (46.479– 49.347)
c. Sub kelompok 3 (49.347– 52.012)
d. Sub kelompok 4 (52.012 – 54.423)
e. Sub kelompok 5 (54.423 – ~ )
n = 13
Jumlah kelas = 4,70 dibulatkan menjadi 5
Tabel 4.6. Perhitungan Uji Keseuaian Distribusi Chi Square
Probabilita
Kelas K Sd Log X X
s
1 80 -0.857 0.041 1.667 46.479
2 60 -0.229 0.041 1.693 49.347
3 40 0.323 0.041 1.716 52.012
4 20 0.798 0.041 1.736 54.423
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019
Tabel 4.7. Uji Chi Square
Batas Kelas EF OF ((OF-EF)2)/EF
0 - 46.479 2.6 3 0.062
46.479 - 49.347 2.6 2 0.138
49.347 - 52.012 2.6 4 0.754
52.012 - 54.423 2.6 1 0.985
54.423 - INF 2.6 3 0.062
Jumlah       13 2.000
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019
Dari tabel diatas didapatkan X2 hitung = 2,00
Dari tabel Uji Chi Square didapatkan nilai:
a. Untuk a = 1 % ; X2 tabel 13,277
b. Untuk a = 5% ; X2 tabel 9,488
Karena X2 hitung > X2 tabel maka distribusi diterima
4.1.5. Metode Mononobe dan Kurva Intensitas
Metode Mononobe ditemukan oleh Dr. Mononobe dari Jepang, Mononobe meneliti
sebaran hujan di wilayah DAS Jepang dan menemukan metode estimasi hujan jam-jaman.
Dengan metode Mononobe ini kita dapat mengestimasi hujan setiap jamnya dari hujan
satuan yang ada. Mononobe merumuskan formulasi sebagai berikut (Limantara, 2010):
I = R24/24x(24/t)n
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
t = waktu konsentrasi hujan (jam), untuk Indonesia 5-7 jam
R24 = curah hujan maksimum dalam 1 hari (mm/jam)
n = tetapan (untuk indonesia diperkirakan 2/3)
Sebaran hujan jam-jaman dipakai model Mononobe, dengan rumus:

R24 t 2/3
Rt = ×
t T ()
dengan:
Rt = Intensitas hujan rata-rata dalam T jam (mm/jam)
R24 = Curah hujan efektif dalam satu hari (mm)
t = Waktu mulai hujan (jam)
T = Waktu konsentrasi hujan (jam)
Untuk daerah di Indonesia rata-rata t = 6 jam, maka:
T = 1 jam R1 = R24/6.(6/1)2/3 = 0,550 .R24
T = 2 jam R2 = R24/6.(6/2)2/3 = 0,347.R24
T = 3 jam R3 = R24/6.(6/3)2/3 = 0,265 .R24
T = 4 jam R4 = R24/6.(6/4)2/3 = 0,218 .R24
T = 5 jam R5 = R24/6.(6/5)2/3 = 0,188 .R24
T = 6 jam R6 = R24/6.(6/6)2/3 = 0,167 .R24
Distribusi hujan jam-jaman dihitung untuk mendapatkan hidrograf banjir rancangan
dengan cara unit hidrograf, untuk mendapatkan curah hujan jam-jaman dihitung Rational
Method dianggap hujan terpusat selama 6 jam setiap hari dengan rumus sebagai berikut:
a. Rerata hujan sampai jam ke T maka:
6
Rt = Ro ( t ) 2/3

dengan: Rt = intensitas hujan selama t jam (mm/jam)


t = lama hujan (jam)
R 24
Ro = hujan harian rerata (mm) = 6

R24 = hujan harian efektif

b. Curah hujan jam ke t ialah


Rt = t . Rt – (t – 1) .R( t – 1 )
dengan : RT = curah hujan pada jam ke t (mm)
Rt = intensitas hujan selama t jam
T = lamanya hujan (jam)
R( t – 1 ) = intensitas hujan selama (t-1) jam.
Prosentase Hujan Jam-jaman
Rumus : Rt = (t x Rt) - ((t-1)(Rt-1))

Dengan Rt = Prosentase intensitas


1 jam R1 = ( 1 x 0,550 R24) – ((1-1) x R0)
= 0,050 R24 - 0
= 0,550 x 100%
= 55%
2 jam R2 = (2 x 0,374 R24) – ((2-1) x R24 )
= 0,694R24 – 0,550R24
= 0,143R24 x 100%
= 14%
3 jam R3 = (3 x 0,265 R24) – ((3-1) x R24 )
= 0,795R24 – 0,694R24
= 0,100R24 x 100%
= 10%
4 jam R4 = (4 x 0,218 R24) – ((4-1) x R24 )
= 0,872R24 – 0,795R24
= 0,08R24 x 100%
= 8%
5 jam R5 = (5 x 0,188 R24) – ((5-1) x R24 )
= 0,940R24 – 0,872R24
= 0,067R24 x 100%
= 7%
6 jam R6= (6 x 0,167 R24) – ((6-1) x R24 )
= 1,002R24 – 0,940R24
= 0,059R24 x 100%
= 6%
Tabel 4.8. Harga Prosentase Intensitas (Rt)
Jam ke- Rt (%)
1 55
2 14
3 10
4 8
5 7
6 6
Jumlah 100

Sumber : Hasil perhitungan, 2019


Tabel 4.9. Perhitungan Hujan Jam- Jaman Metode Mononobe
Jam Komulati Hujan Jam-Jaman (mm/jam)
Rasio
Ke f 1.05 1.33 2 4 5 10
1 55% 55% 14.501 15.579 16.789 17.768 17.970 18.902
2 14% 69% 3.769 4.049 4.364 4.618 4.671 4.913
3 10% 79% 2.644 2.840 3.061 3.240 3.276 3.446
4 8% 87% 2.105 2.261 2.437 2.579 2.608 2.744
5 7% 94% 1.777 1.910 2.058 2.178 2.203 2.317
6 6% 100% 1.554 1.669 1.799 1.904 1.925 2.025
Hujan Rancangan (mm) 43.916 47.180 50.847 53.810 54.423 57.246
Koefisien Pengaliran 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600 0.600
Hujan Efektif (mm) 26.350 28.308 30.508 32.286 32.654 34.348
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019

Contoh Perhitungan :
RRancangan 1,05 th = 43.916 mm

F = 0.600 ( kawasan pemukiman kepadatan sedang)


Tabel Koefisien Pengaliran, Sumber : Drainasi Perkotaan, Ir. S
Hindarko

Reff1,05 th = RRancangan x F
= 43.916 x 0,6
= 26.350 mm

Rjam-jaman = Rt x Reff 1,05 th


= 55% x 26.350
= 14,589 mm

20.00

18.00

16.00
Intensitas Hujan (mm/jam)

14.00

12.00

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00
0 1 2 3 4 5 6 7

Durasi (jam)
Kala Ulang 1,05th Kala Ulang 1,33th Kala Ulang 2th Kala Ulang 4th Kala Ulang 5th
Kala Ulang 10th

Gambar 4.1. Grafik Kurva Intensitas


Sumber : Hasil Perhitungan, 20189

4.2. Perhitungan Pertambahan Jumlah Penduduk


4.2.1. Geometric Rate of Growth (Pertumbuhan Geometri)
Rumus: Pn = Po (1+r)n
dengan:
Po : jumlah penduduk pada awal tahun
r : angka pertumbuhan penduduk (%)
n : jumlah waktu dalam tahun
Pn : jumlah penduduk tahun n

Contoh Perhitungan:
Diketahui pada tahun 2011, jumlah penduduk 5215 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk 1%, maka proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Pn = Po (1+r)n
= 5215 (1+0,01)7
= 5591 jiwa

Tabel 4.10. Perhitungan Proyeksi Penduduk Metode Geometri


Jumlah Penduduk
No. Tahun (Pn)
(Jiwa)
  2011 5215
1 2012 5591
2 2013 5995
3 2014 6427
4 2015 6891
5 2016 7388
6 2017 7920
7 2018 8492
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019.

4.2.2 Exponential Rate of Growth (Pertumbuhan Eksponensial)


Rumus: Pn = Po.ern
dengan:
Po : jumlah penduduk pada awal tahun
r : angka pertumbuhan penduduk (%)
n : jumlah waktu dalam tahun
Pn : jumlah penduduk tahun n

Contoh Perhitungan:
Diketahui pada tahun 2011, jumlah penduduk 5615 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk 4 %, maka proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Pn = Po.ern
= 5215. 2,7180,1 . 7
= 5593 jiwa
Tabel 4.11. Perhitungan Pertumbuhan Penduduk Metode Eksponensial
Jumlah Penduduk
No Tahun (Pn)
Jiwa
  2011 5215
1 2012 5593
2 2013 5999
3 2014 6433
4 2015 6900
5 2016 7400
6 2017 7937
7 2018 8512
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019
4.3. Perhitungan Luas Tata Guna Lahan Daerah Perkotaan
Pembagian tata guna lahan:
 Luas Pengaruh Stasiun A : 64,00km2
 Luas Pengaruh Stasiun C : 86,00 km2
 Luas Pengaruh Stasiun E : 38,413 km2
 Luas Pengaruh Stasiun F : 42,75 km2
Luas Total : 231,163 km2
4.4. Perhitungan Pada Masing-masing Rencana Saluran Drainase Perkotaan
4.4.1. Skema Saluran Drainase pada Daerah yang Direncanakan
Gambar Rencana saluran rencana dapat dilihat pada lampiran
4.4.2. Intensitas Hujan dan Waktu Konsentrasi
Distribusi hujan menggunakan metode Log Pearson, perhitungan dan hasil terdapat
pada Bab 4.1 Perhitungan Curah Hujan.
Perhitungan area menurut tata guna lahannya:
1. Zona Perumahan
a. Luas Bangunan
b. Luas Taman
2. Zona Jasa
a. Lapangan
b. Taman
3. Zona Industri
a. Luas bangunan

4. Jalan Raya
a. Jalan Aspal
b. Jalan Rumput
5. Lahan Kosong
Intensitas curah hujan ( I ) menggunakan rumus Mononobe:
R 24 24 2

I= 24 t( ) 3

dengan:
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
t = durasi curah hujan (jam)
R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
Air hujan yang jatuh pada suatu daerah aliran, pada saat menyentuh permukaan
daerah aliran yang paling jauh lokasinya dari muara, maka waktu konsentrasinya mulai
dihitung, waktu ini disebut to yaitu waktu limpasan permukaan. Dari sini air mengalir
menuju muara, dan waktu yang diperlukan untuk mengalir didalam saluran drainasi sampai
muara daerah aliran disebut waktu limpasan saluran atau td. Penjumlahan waktu tersebut
merupakan waktu konsentrasi atau tc.
tc = to + td
Waktu limpasan permukaan to
Besarnya tergantung pada beberapa faktor penentu:
a. Jarak aliran sampai saluran terdekat
b. Kemiringan permukaan daerah aliran
c. Koefisien pengaliran daerah aliran
Beberapa sifat waktu limpasan permukaan sebagai berikut:
a. Semakin curam daerah aliran semakin kecil to
b. Semakin besar resapan kedalam daerah aliran, atau semakin kecil koefisien
pengaliran, maka semakin besar to.
c. Semakin jauh jarak limpasan permukaan, maka semakin besar to.
Waktu limpasan saluran td
Setelah melimpas pada permukaan daerah aliran, maka aliran air masuk ke dalam
saluran drainasi dan mengalir menuju muara. Waktu limpasan saluran ini tergantung pada:
ukuran, jenis, bentuk, kemiringan dasar, dan bahan saluran.

Waktu konsentrasi tc
Untuk daerah aliran kecil dengan pola drainasi sederhana, lama waktu konsentrasi
bisa sama dengan lama waktu pengaliran dari tempat yang terjauh. Inilah salah satu sebab
rumus rasional hanya dapat digunakan untuk daerah aliran kecil.
0. 77
L
tc = 0.0195
( )
√S
dengan:
L = panjang pengaliran (m)
S = kemiringan pengaliran
4.4.3. Luas Cakupan, Panjang, Slope, dan Debit Rencana
Panjang dan Slope Saluran
Contoh perhitungan slope di P1 :
Elevasi Awal = + 465.151
Elevasi Akhir = + 464.936
Panjang Saluran = 30 m

( Elevasi Awal−Elevasi Akhir ) (Elevasi Awal - Elevasi Akhir )


Slope = panjang saluran Panjang Saluran

(465 . 151 - 464. 936) ( 186,391−186,382 )


= 30 20
= 0,0072
Tabel 4.12 Perhitungan Slope Saluran

Saluran Elevasi Akhir Jarak Slope


Daerah (1) Elevasi Awal (3)
(2) (4) (5) (6)
P1 465.151 464.936 30.00 0.0072
P2 464.936 464.111 70.00 0.0118
P3 465.151 464.988 70.00 0.0023
P4 464.988 464.111 30.00 0.0292
P5 465.922 465.265 30.00 0.0219
P6 465.265 464.140 40.00 0.0281
Perumahan
P7 465.922 464.994 40.00 0.0232
P8 464.994 464.140 30.00 0.0285
P9 463.994 463.148 30.00 0.0282
P10 463.148 461.085 90.00 0.0229
P11 463.994 461.907 90.00 0.0232
P12 461.907 461.085 30.00 0.0274
T1 466.000 465.746 39.00 0.0065
T2 465.746 463.978 53.00 0.0333
T3 464.111 463.978 12.50 0.0107
T4 463.978 462.867 47.50 0.0234
T5 464.140 464.011 13.00 0.0099
T6 462.930 462.488 19.05 0.0232
TERSIER
T7 462.988 462.010 40.10 0.0244
T8 461.970 461.510 5.20 0.0883
T9 462.010 461.129 40.50 0.0218
T10 461.085 460.629 4.50 0.1013
T11 461.129 460.814 63.80 0.0049
T12 460.814 460.745 7.00 0.0098
I1 461.857 461.721 30.00 0.0045
I2 461.721 460.814 50.00 0.0181
Industri
I3 461.857 461.063 50.00 0.0159
I4 461.063 460.814 30.00 0.0083
J1 466.364 465.983 35.00 0.0109
J2 466.017 466.000 25.00 0.0007
J3 466.364 466.230 25.00 0.0054
Jasa
J4 466.230 466.000 35.00 0.0066
J5 465.092 464.891 25.00 0.0080
J6 464.891 461.970 105.00 0.0278
J7 465.092 462.827 105.00 0.0216
J8 462.827 461.970 25.00 0.0343

Saluran Elevasi Akhir Jarak Slope


Daerah (1) Elevasi Awal (3)
(2) (4) (5) (6)
L1 464.862 464.011 44.00 0.0193
L2 464.011 462.930 50.00 0.0216
Lapangan
L3 464.862 464.069 50.00 0.0159
L4 464.069 462.930 44.00 0.0259
S1 463.826 463.765 10.00 0.0061
S2 463.765 462.178 75.00 0.0212
Sawah
S3 463.826 462.930 75.00 0.0119
S4 462.930 462.322 10.00 0.0608
Sumber: Hasil Perhitungan, 2018
Keterangan:
[1] Tata Guna Lahan [4] Elevasi Akhir
[2] Nomor Saluran [5] Panjang Saluran (m)
[3] Elevasi Awal [6] ([3]-[4])/[5]

Luas Cakupan
Contoh perhitungan saluran P.1 (Perumahan)
Diketahui:
Luas Rumah = Jumlah Rumah x 150 m2 = 4 x 150 m2 = 600 m2
Luas Bangunan = 60% x Luas Rumah = 60% x 600 m2 = 360 m2
Luas Halaman = 40% x Luas Rumah = 40% x 600 m2 = 240 m2
Luas Jalan Aspal = Luas Jalan x 0,8 = 49.000 m2 x 0,8 m = 39.2 m2
Luas Jalan Rumput = Luas Jalan x 0,2 = 49.000 m2 x 0,2 m = 9.80 m2
Luas Lahan Kosong = 621,138 m2
L (panjang saluran) = 30 m
s = 0,0058
0 .77
0,0195 L
 Tc = 60 √s ( )
0 .77
0,0195 30
= 60 ( 0, 0058 )
= 0,030 jam
R 24 24 2

 I = 24 Tc ( ) 3

2
48,981 24
= 24 ( )
0,030
3

=176.541 mm/jam
 Koefisien gabungan (Cw):
Area C
Bangunan 0.8
Halaman 0.35
Jalan Aspal 0.8
Jalan Rumput 0.2
Lahan Kosong 0.35

Cw = ((Luas bangunan x C bangunan) + (Luas halaman x C halaman) + (Luas


aspal x C aspal) + (Luas rumput x C rumput) + (Luas lahan kosong x C
lahan kosong)) / (Luas bangunan + Luas halaman + Luas aspal + Luas
rumput + Luas lahan kosong)
= ((180 x 0,8) + (120 x 0,35) + (80,296) + (20,074) + (621,138x 0,35)) /
(180 + 120 + 80,296 + 20,074 + 621,138 )
= 0.559
 Luas Gabungan (A)
= Luas bangunan + luas halaman + luas aspal + luas rumput + luas lahan kosong
= 360 + 144 + 39.20 + 9.80 + 374.00
= 927.00 m2
 Debit Hujan Gabungan
Q = 0.278 x Cw x I x A / 106
= 0.278 x 0.559 x 176.541 x 927.00 / 106
= 0,025 m3/dt
Tabel 4.13. Perhitungan Debit Hujan Rancangan Kala Ulang 5 Tahun
Luas Luas
Luas Luas Luas Luas Luas Q Luas
Jalan Jalan
Rumah Banguna Halama Lahan Tc (9) I (10) Total gabungan Jalan
Saluran Aspal Rumput
Daerah (1) (3) n (4) n (5) Kosong(8) Cw (11) Area (12) (13) (14)
(2) (6) (7)
(mm/jam
m2 m2 m2 m2 m2 m2 (jam) m2 (m3/dt) m2
)
P1 600 360 144 39.20 9.80 374.00 0.030 176.541 0.559 927.000 0.025 49.000
P2 450 270 108 224.00 56.00 1116.00 0.047 129.744 0.521 1774.000 0.033 280.000
P3 450 270 108 142.40 35.60 731.25 0.088 85.610 0.534 1287.250 0.016 178.000
P4 600 360 144 161.40 40.35 378.75 0.017 253.095 0.620 1084.500 0.047 201.750
P5 300 180 72 180.00 45.00 276.00 0.019 235.076 0.652 753.000 0.032 225.000
P6 300 180 72 84.00 21.00 173.50 0.022 216.232 0.631 530.500 0.020 105.000
Perumahan
P7 300 180 72 196.80 49.20 374.75 0.024 205.792 0.626 872.750 0.031 246.000
P8 300 180 72 39.40 9.85 305.25 0.018 251.459 0.536 606.500 0.023 49.250
P9 900 540 216 139.80 34.95 314.75 0.018 250.792 0.636 1245.500 0.055 174.750
P10 450 270 108 150.80 37.70 229.00 0.044 135.314 0.657 795.500 0.020 188.500
P11 450 270 108 170.00 42.50 206.50 0.044 135.706 0.676 797.000 0.020 212.500
P12 900 540 216 36.40 9.10 351.75 0.018 248.996 0.586 1153.250 0.047 45.500
Total   6000,000   11826.750  

Sumber : Hasil Perhitungan, 2019

Luas Luas
Luas Luas Luas Luas Luas Q Luas
Jalan Jalan
Industri Banguna Halama Lahan Tc (9) I (10) Total gabungan Jalan
Saluran Aspal Rumput
Daerah (1) (3) n (4) n (5) Kosong(8) Cw (11) Area (12) (13) (14)
(2) (6) (7)
(mm/jam
m2 m2 m2 m2 m2 m2 (jam) m2 (m3/dt) m2
)
375.00 225.00 90.00 54.80 13.70 1285.50 0.031 172.318 0.437 1669.000 0.035 68.500 375.00
375.00 225.00 90.00 0.00 0.00 390.50 0.033 166.491 0.494 705.500 0.016 0.000 375.00
Industri
375.00 225.00 90.00 86.80 21.70 990.25 0.028 183.312 0.472 1413.750 0.034 108.500 375.00
375.00 225.00 90.00 9.00 2.25 342.00 0.029 181.499 0.512 668.250 0.017 11.250 375.00
Total   1500,000           4456.500    

Sumber : Hasil Perhitungan, 2019


 
Luas Luas
Luas Luas Luas Luas Q Luas
Luas Jasa Jalan Jalan
Banguna Halama Lahan Tc (9) I (10) Total gabungan Jalan
Saluran (3) Aspal Rumput
Daerah (1) n (4) n (5) Kosong(8) Cw (11) Area (12) (13) (14)
(2) (6) (7)
(mm/jam
m2 m2 m2 m2 m2 m2 (jam) m2 (m3/dt) m2
)
J1 218.75 131.25 87.50 25.80 6.45 281.50 0.029 181.499 0.500 532.500 0.013 32.250
J2 218.75 131.25 87.50 144.20 36.05 432.00 0.065 105.272 0.562 831.000 0.014 180.250
J3 218.75 131.25 87.50 223.80 55.95 579.00 0.029 180.009 0.574 1077.500 0.031 279.750
J4 218.75 131.25 87.50 64.20 16.05 1118.50 0.035 159.340 0.428 1417.500 0.027 80.250
Jasa
J5 656.25 393.75 262.50 110.60 27.65 193.75 0.025 199.574 0.620 988.250 0.034 138.250
J6 656.25 393.75 262.50 218.80 54.70 334.00 0.046 131.383 0.631 1263.750 0.029 273.500
J7 656.25 393.75 262.50 211.00 52.75 422.50 0.051 123.076 0.610 1342.500 0.028 263.750
J8 656.25 393.75 262.50 51.80 12.95 472.50 0.014 289.592 0.534 1193.500 0.051 64.750
Total   3500,000 2100,000 1400,000             8646.500    

Sumber : Hasil Perhitungan, 2019

Luas Luas
Luas Luas Luas Luas Luas Q Luas
Saluran Jalan Jalan
Daerah (1) Lapangan Banguna Halama Lahan Tc (9) I (10) Total gabungan Jalan
(2) Aspal Rumput
(3) n (4) n (5) Kosong(8) Cw (11) Area (12) (13) (14)
(6) (7)
(mm/jam
    m2 m2 m2 m2 m2 m2 (jam) m2 (m3/dt) m2
)
L1 550.00 330.00 220.00 38.60 9.65 285.50 0.027 186.998 0.554 883.750 0.025 48.250
L2 550.00 330.00 220.00 102.00 25.50 258.25 0.029 180.256 0.597 935.750 0.028 127.500
Lapangan
L3 550.00 330.00 220.00 237.80 59.45 160.25 0.033 166.468 0.689 1007.500 0.032 297.250
L4 550.00 330.00 220.00 209.20 52.30 1352.50 0.024 201.548 0.497 2164.000 0.060 261.500
Total   2200,000 1320,000 880,000             4991.000    

Sumber : Hasil Perhitungan, 2019


Luas Luas
Luas Luas Luas Luas Luas Q Luas
Saluran Jalan Jalan
Daerah (1) Tersier Banguna Halama Lahan Tc (9) I (10) Total gabungan Jalan
(2) Aspal Rumput
(3) n (4) n (5) Kosong(8) Cw (11) Area (12) (13) (14)
(6) (7)
(mm/jam
    m2 m2 m2 m2 m2 m2 (jam) m2 (m3/dt) m2
)
T1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.038 150.595 0.000 0.000 0.000 0.000
T2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.026 195.501 0.000 0.000 0.000 0.000
T3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.013 306.227 0.000 0.000 0.000 0.000
T4 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.027 188.814 0.000 0.000 0.000 0.000
T5 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.014 294.208 0.000 0.000 0.000 0.000
T6 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.013 301.202 0.000 0.000 0.000 0.000
Tersier
T7 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.023 208.163 0.000 0.000 0.000 0.000
T8 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.003 826.637 0.000 0.000 0.000 0.000
T9 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.025 201.170 0.000 0.000 0.000 0.000
T10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.002 922.121 0.000 0.000 0.000 0.000
T11 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.062 108.874 0.000 0.000 0.000 0.000
T12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.009 403.883 0.000 0.000 0.000 0.000
Total  

Sumber : Hasil Perhitungan, 2019

Keterangan :
[1] = Tata Guna Lahan [5] = Luas Halaman (m) [9] = (0.0195*(Jarak / (Slope^0.5) ) ^ 0.77) / 60
[2] = Nama Saluran [6] = Luas Jalan Aspal (m) [10] = R24/24 x (24 / tc) ^ (2/3)
[3] = Luas Rumah (m) [7] = Luas Jalan Rumput (m) [11] = Koefisien Gabungan
[4] = Luas Bangunan (m) [8] = Luas Lahan Kosong (m) [12] = Luas Gabungan
Perhitungan Debit Kotor Perumahan
Prosedur perhitungan:
Data yang ada:
P (2017) = 8512 jiwa
Kebutuhan air bersih = 9 lt/org/hari
Air yang terbuang = 72% dari kebutuhan air bersih
Luas area perumahan = 0,015 km2
Perhitungan:
 R = Jumlah Penduduk / luas area
= 8512 / 0,015
= 583926.702 jiwa/km2

 Air buangan = 9 x 72%


= 6.480 lt/org/hari
 Q per km2 = R x air buangan
= 583926.702 x 6.480
= 3783845.032 lt/hari/km2
= 0.0438 m3/dt/km2

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.14.


Tabel 4.14. Perhitungan Debit Kotor Perumahan
Nomor Luas R q Q air kotor
2 2
Saluran (km ) (jiwa /km ) (lt/org/hari) (m3/dt)
[1] [2] [3] [4] [6]
P1 0.00060 58392.670 6.480 0.000026
P2 0.00045 43794.503 6.480 0.000020
P3 0.00045 43794.503 6.480 0.000020
P4 0.00060 58392.670 6.480 0.000026
P5 0.00030 29196.335 6.480 0.000013
P6 0.00030 29196.335 6.480 0.000013
P7 0.00030 29196.335 6.480 0.000013
P8 0.00030 29196.335 6.480 0.000013
P9 0.00090 87589.005 6.480 0.000039
P10 0.00045 43794.503 6.480 0.000020
P11 0.00045 43794.503 6.480 0.000020
P12 0.00090 87589.005 6.480 0.000039
Jumlah 0,00600 583926.702
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019

Keterangan:
[1] = nomor saluran
[2] = luas area cakupan (km2)
[3] = kepadatan penduduk (jiwa/km2)
[4] = kebutuhan air per orang per hari (lt/orang/hari)
[5] = debit air kotor (m3/dt)

Perhitungan Debit Kotor Jasa


Prosedur perhitungan:
Data yang ada:
Air yang terbuang = 5 m3/dt
Luas area Jasa = 0,010 km

Contoh perhitungan Debit Kotor per Saluran


Data : (diambil contoh saluran J1)
A (catchment) = 0,0002 km2
A (total) = 0,010 km2
Air yang terbuang = 5 m3/dt
Maka:
Debit kotor pada saluran J1 adalah:
= Air yang terbuang x (A/A total)
= 5 x (0,0002 /0,010)
= 0.1125 m3/dt

Tabel 4.15. Perhitungan Debit Kotor Jasa


Luas
Nomor Area Q air kotor
2
Saluran (km ) (m3/dt)
[1] [2] [3]
J1 0.0002 0.112546
J2 0.0002 0.112546
J3 0.0002 0.112546
J4 0.0002 0.112546
J5 0.0007 0.337639
J6 0.0007 0.337639
J7 0.0007 0.337639
J8 0.0007 0.337639
L1 0,0006 0.282973
L2 0,0006 0.282973
Luas
Nomor Area Q air kotor
Saluran (km2) (m3/dt)
[1] [2] [3]
L3 0,0006 0.282973
L4 0,0006 0.282973
Jumlah 0,0057  
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019

Keterangan:
[1] = nomor saluran
[2] = luas daerah cakupan
[3] = (luas area/luas total jasa) x air yang terbuang

Perhitungan Debit Kotor Industri


Prosedur perhitungan:
Data yang ada:
Air yang terbuang = 3 m3/dt
Luas area Industri = 0,005 km
Contoh perhitungan Debit Kotor per Saluran
Data: (diambil contoh saluran I1)
A (catchment) = 0,00038 km2
A (total) = 0,005 km2
Maka:
Debit kotor pada saluran I1 adalah:
= Q buangan x (A/A total)
= 3 x (0,00038 / 0,005)
= 0,232 m3/dt
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16.Perhitungan Debit Air Kotor Industri


Q air
Nomor Luas
kotor
Saluran (km2) (m3/dt)
[1] [2] [3]
I1 0,00038 0,232
I2 0,00038 0,232
I3 0,00038 0,232
I4 0,00038 0,232
Jumlah 0,00150  
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019
Keterangan:
[1] = nomor saluran
[2] = luas daerah cakupan
[3] = (luas daerah cakupan/luas total industri) x debit air buangan

Perhitungan Debit Rancangan


Contoh Perhitungan:
Saluran Perumahan (P1)
Data:
Q air hujan = 0.02544 m3/dt
Q air Kotor = 0.000026 m3/dt
Maka:
Q rancangan = Q air hujan + Q air Kotor
= 0.02544 + 0,000026
= 0,02546 m3/dt
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17. Perhitungan Debit Rancangan


Q air Q air Q
Daerah Tata Nama
hujan kotor rancangan
Guna Lahan Saluran (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)
[1] [2] [3] [4] [5]
P1 0.02544 0.000026 0.02546
P2 0.03334 0.000020 0.03336
P3 0.01637 0.000020 0.01639
P4 0.04733 0.000026 0.04736
Perumahan P5 0.03207 0.000013 0.03209
P6 0.02013 0.000013 0.02015
P7 0.03126 0.000013 0.03127
P8 0.02274 0.000013 0.02275
P9 0.05525 0.000039 0.05529
Q air Q air Q
Daerah Tata Nama
hujan kotor rancangan
Guna Lahan Saluran (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)
[1] [2] [3] [4] [5]
P10 0.01965 0.000020 0.01967
P11 0.02032 0.000020 0.02034
P12 0.04681 0.000039 0.04685
I1 0.03497 0.231524 0.26649
I2 0.01612 0.231524 0.24764
Industri
I3 0.03397 0.231524 0.26549
I4 0.01728 0.231524 0.24880
J1 0.01344 0.11255 0.12599
J2 0.01367 0.11255 0.12622
J3 0.03093 0.11255 0.14347
J4 0.02690 0.11255 0.13945
J5 0.03401 0.33764 0.37165
J6 0.02912 0.33764 0.36676
Jasa dan Lapangan
J7 0.02801 0.33764 0.36564
J8 0.05128 0.33764 0.38892
L1 0.02543 0.28297 0.30840
L2 0.02801 0.28297 0.31098
L3 0.03213 0.28297 0.31511
L4 0.06028 0.28297 0.34326
T1 0.00000 0.00000 0.00000
T2 0.00000 0.00000 0.00000
T3 0.00000 0.00000 0.00000
T4 0.00000 0.00000 0.00000
T5 0.00000 0.00000 0.00000
T6 0.00000 0.00000 0.00000
Tersier
T7 0.00000 0.00000 0.00000
T8 0.00000 0.00000 0.00000
T9 0.00000 0.00000 0.00000
T10 0.00000 0.00000 0.00000
T11 0.00000 0.00000 0.00000
T12 0.00000 0.00000 0.00000
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019

Keterangan :
[1] = daerah tata guna lahan [4] = perhitungan debit air kotor
[2] = nomor saluran [5] = [3] + [4]
[3] = perhitungan debit kala ulang 5 tahun

Perhitungan Debit Rancangan Total


Contoh Perhitungan:
Saluran Perumahan (P4)
Data:
Qrancangan P.3 = 0,0164 m3/dt
Qrancangan P.4 = 0,0474 m3/dt
Maka:
Q rancangan total P.4 = Qranc P.3+ Qranc P.4
= 0,0637 m3/dt
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18. Perhitungan Debit Rancangan Total
Q Q rancangan
Nama
rancangan total
Keterangan
Salura 3
(m /dt) (m3/dt)
n
[2] [3] [4] [5]
P1 0.0255 Tetap 0.0255
P2 0.0334 P1+P2 0.0588
P3 0.0164 Tetap 0.0164
P4 0.0474 P3+P4 0.0637
P5 0.0321 Tetap 0.0321
P6 0.0201 P5+P6 0.0522
P7 0.0313 Tetap 0.0313
P8 0.0228 P7+P8 0.0540
P9 0.0553 Tetap 0.0553
P10 0.0197 P9+P10 0.0750
P11 0.0203 Tetap 0.0203
P12 0.0468 P11+P12 0.0672
I1 0.2665 Tetap 0.2665
I2 0.2476 I1+I2 0.5141
I3 0.2655 Tetap 0.2655
I4 0.2488 I3+I4 0.5143
J1 0.1260 Tetap 0.1260
J2 0.1262 J1+J2 0.2522
J3 0.1435 Tetap 0.1435
J4 0.1394 J3+J4 0.2829
J5 0.3716 Tetap 0.3716
J6 0.3668 J5+J6 0.7384
J7 0.3656 Tetap 0.3656
J8 0.3889 J7+J8 0.7546

L1 0.3084 Tetap 0.3084


L2 0.3110 L1+L2 0.6194
L3 0.3151 Tetap 0.3151
Q Q rancangan
Nama
rancangan total
Keterangan
Salura
(m3/dt) (m3/dt)
n
[2] [3] [4] [5]
L4 0.3433 L3+L4 0.6584
T1 0.0000 J2+J4+T1 0.5351
T2 0.0000 T1+T2 0.5351
T3 0.0000 P2+P4+T3 0.1226
T4 0.0000 T2+T3+T4 0.6577
T5 0.0000 P6+P8+T5 0.1063
T6 0.0000 L2+L4+T6 1.2777
T7 0.0000 T6+T7 1.2777
T8 0.0000 J6+J8+T8 1.4930
T9 0.0000 T7+T8+T9 2.7707
T10 0.0000 P10+P12+T10 0.1422
T11 0.0000 T9+T10+T11 2.9129
T12 0.0000 I2+I4+T12 1.0284
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019

Keterangan :
[1] = tata guna lahan
[2] = nomor saluran
[3] = debit rancangan (m3/dt)
[4] = peta tata guna lahan
[5] = debit rancangan total (m3/dt)

4.4.4. Dimensi Saluran


4.4.4.1. Dimensi Saluran Permukaan
Contoh perhitungan:
Saluran perumahan (P.1)
Data:
Q rencana = 0.0255 m3/dt
z = 1.0
S = 0.0072
k = 45
b/h =1
Maka :
Qrencana 3/8
 H air = 0.968 x ( )
s 0,5
= 0.968 x ¿
= 0.617 m
h air
 B bawah =
0. 866
0.617
=
0. 866
= 0.712 m
 B atas = b bawah + (2 x z x h air+w)
= 0.712 + (2 x 1 x (0.617+0.206))
= 2.357 m
 w = 1/3 h air
= 1/3 (0.617)
= 0.206 m
 A total = 0.5 x [(b bawah + b atas) x (h air + w)]
= 0.5 x [(0.712 + 2.357) x (0.617 + 0.206)
= 1.262 m2
Qrencana
 V =
A
0.0255
=
1.262
= 0.020 m3/d

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.19. Perhitungan Dimensi Saluran


Q b
Daerah Tata Nama m s h air b atas A V w
rencana bawah
Salura (m/dt
Guna Lahan (m3/dt)     (m) (m) (m) (m2) (m)
n )
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
P1 0.0255 1.0 0.0072 0.617 0.712 2.357 1.262 0.020 0.206
P2 0.0334 1.0 0.0118 0.622 0.718 2.377 1.283 0.026 0.207
P3 0.0164 1.0 0.0023 0.646 0.745 2.467 1.382 0.012 0.215
P4 0.0474 1.0 0.0292 0.598 0.691 2.286 1.187 0.040 0.199
P5 0.0321 1.0 0.0219 0.546 0.630 2.085 0.988 0.032 0.182
P6 0.0201 1.0 0.0281 0.437 0.505 1.671 0.634 0.032 0.146
Perumahan
P7 0.0313 1.0 0.0232 0.535 0.617 2.043 0.948 0.033 0.178
P8 0.0228 1.0 0.0285 0.457 0.527 1.745 0.692 0.033 0.152
P9 0.0553 1.0 0.0282 0.638 0.737 2.439 1.351 0.041 0.213
P10 0.0197 1.0 0.0229 0.450 0.520 1.721 0.673 0.029 0.150
P11 0.0203 1.0 0.0232 0.455 0.525 1.739 0.687 0.030 0.152
P12 0.0468 1.0 0.0274 0.603 0.696 2.304 1.206 0.039 0.201
I1 0.2665 1.0 0.0045 1.622 1.874 6.200 8.733 0.031 0.541
I2 0.2476 1.0 0.0181 1.216 1.404 4.648 4.907 0.050 0.405
Industri
I3 0.2655 1.0 0.0159 1.280 1.478 4.892 5.437 0.049 0.427
I4 0.2488 1.0 0.0083 1.410 1.629 5.390 6.600 0.038 0.470
J1 0.1260 1.0 0.0109 1.039 1.200 3.970 3.581 0.035 0.346
J2 0.1262 1.0 0.0007 1.756 2.028 6.710 10.228 0.012 0.585
J3 0.1435 1.0 0.0054 1.245 1.438 4.758 5.142 0.028 0.415
J4 0.1394 1.0 0.0066 1.187 1.371 4.536 4.674 0.030 0.396
J5 0.3716 1.0 0.0080 1.650 1.905 6.305 9.030 0.041 0.550
Jasa dan J6 0.3668 1.0 0.0278 1.301 1.502 4.971 5.613 0.065 0.434
Lapangan J7 0.3656 1.0 0.0216 1.363 1.574 5.208 6.161 0.059 0.454
J8 0.3889 1.0 0.0343 1.279 1.476 4.886 5.423 0.072 0.426
L1 0.3084 1.0 0.0193 1.305 1.507 4.987 5.651 0.055 0.435
L2 0.3110 1.0 0.0216 1.282 1.480 4.898 5.451 0.057 0.427
L3 0.3151 1.0 0.0159 1.365 1.577 5.217 6.184 0.051 0.455
L4 0.3433 1.0 0.0259 1.286 1.485 4.915 5.488 0.063 0.429
T1 0.5351 1.0 0.0065 1.967 2.271 7.515 12.831 0.042 0.656
T2 0.5351 1.0 0.0333 1.449 1.673 5.536 6.962 0.077 0.483
T3 0.1226 1.0 0.0107 1.032 1.192 3.945 3.536 0.035 0.344
T4 0.6577 1.0 0.0234 1.673 1.932 6.393 9.283 0.071 0.558
T5 0.1063 1.0 0.0099 0.993 1.147 3.794 3.270 0.032 0.331
T6 1.2777 1.0 0.0232 2.149 2.482 8.212 15.321 0.083 0.716
Tersier
T7 1.2777 1.0 0.0244 2.129 2.459 8.137 15.041 0.085 0.710
T8 1.4930 1.0 0.0883 1.773 2.048 6.776 10.430 0.143 0.591
T9 2.7707 1.0 0.0218 2.907 3.357 11.111 28.044 0.099 0.969
T10 0.1422 1.0 0.1013 0.716 0.826 2.734 1.698 0.084 0.239
T11 2.9129 1.0 0.0049 3.912 4.518 14.951 50.779 0.057 1.304
T12 1.0284 1.0 0.0098 2.327 2.688 8.894 17.970 0.057 0.776
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019

Keterangan:
[1] = Tata guna lahan [10] = [8] + [9]
[2] = nomor saluran [11] = [5] x [9]2/3 x [4]0,5
[3] = Perhitungan debit rancangan [12] = [8] x [11]
[4] = tabel de Vos [13] = ([3]/[12])3/8
[5] = Slope alami [14] = [13] x [7]
[6] = tabel de Vos [15] = [13] / 3
[7] = tabel de Vos [16] = [13] x (4/3)
[8] = [3] + [6] [17] = ([14]+([4]x[16]))x[16]
[9] = [6] + (2x(([3]2+1)0,5))
4.4.4.2. Dimensi Saluran Bawah Permukaan
Perhitungan Dimensi Tile Drain dan Drain Spacing
a. Perhitungan Dimensi Tile Drain
Diketahui: R24 = 48.981 mm/hari
q = 0.490 mm/hari
= 0.00049 m/hari
n = 0.015
s = 0.0232
A = 0.22 Ha
= 2200 m2
Ka = 0.5 m/hari
Kb = 0.9 m/hari
h = 0.2 m
w =1 m
DD =4 m
k = 3.5 x 10-5
Perhitungan:
Volume =Axq
= 2200 x 0.00049
= 1.078 m3/hari

Q = V / (24x60x60)
= 1.25 x 10-5 m3/detik

Q = (1/n) x (r2/3) x s0,5 x A


0.00001 = (1/0.015) x (r2/3) x 0.02320,5 x r2
0.000002 = r8/3
r = 0.007 m
d = 2r
= 0.013 m
Panjang lapangan = 50 m
Jarak =4.955 m
Banyaknya pipa =11 Buah Pipa
b. Perhitungan Drain Spacing

Diketahui:
Ka = 0.5 m/hari n = 0.015
Kb = 0.9 m/hari s = 0.0232
w =1 m DD = 4.0 m
h = 0.2 m ro = 0.007 m
q = 1% x R24
= 1% x 48.981
= 0.00049 m/hari
D = DD – (w+h)
= 4.0 – (1.0+0.2)
= 2.8 m

L2 = (8Kb x d.h + 4Ka.h2) / q


= (8 x 0.9 x 0.20d + 4 x 0.5 x 0.202) / 0.00049
= 39.093d+ 163.329

Perhitungan dilakukan dengan cara:


Menggunakan Grafik Nomogram Heterogen
1. Mencari nilai D/h dan h/u
D/h = 2.8/0.2
= 14
h/u = h/(rox3.14)
= 0.2/0.021
= 9.571
Dari tabel nomogram, dengan melihat D/h dan h/u didapatkan titik
2. Mencari nilai Kb/dc dan Ka/dc
Kb/q = 1837.5
Ka/q = 1020.8
3. Menghubungkan titik dari hasil point 1 dengan nilai Kb/dc sampai memotong
nilai Kb/dc dan Ka/dc
Dari tabel Nomogram didapat:
L`/h = 240
Dengan nilai h = 0,20 m
Sehingga nilai L` = 48.0
4. Menghubungkan nilai L`/h dengan nilai Ka/dc sampai memotong garis a`
Dari tabel nomogram didapat a = 1,024
5. Menghitung nilai L
L = a x L`
= 1,024 x 48.0
= 49,152 m
Menghitung nilai diameter
L2 = (8Kb x d.h + 4Ka.h2) / q
= 39.093d+ 163.329
Sehingga d = 57.62 m
Dengan melihat nilai:
Panjang lapangan olahraga = 50 m
Lebar lapangan olahraga = 44 m
Diameter = 0.014 m
Jarak antar Pipa = 4.955 m
Sehingga direncanakan jumlah pipa = 10.090 = 11 buah
c. Perhitungan Dimensi Saluran Kolektor
Data :
Qrencana = 1.278 m3/dt
Panjang sal.kolektor = 26.145 m
Elevasi awal (titik tinggi) = + 462.930
Elevasi akhir (titik rendah) = + 462.448
z = 1.0
Koef.Manning (n) = 0.015
Maka :
Beda Tinggi
 Slope saluran kolektor = Panjang Saluran

( 462. 930−462 . 448 )


= 19 .05
= 0,0232
Qrencana 3/8
 H air = 1.278 x ( )
s 0,5
= 1.278 x ¿
= 2.149 m
h air
 B bawah =
0. 866
2.149
=
0. 866
= 2.482 m
 B atas = b bawah + (2 x z x h air)
= 2.482 + (2 x 1 x 2.149)
= 8.212 m
 w = 1/3 h air
= 1/3 (2.149)
= 0.716 m
 A total = 0,5 x [(b bawah + b atas) x (h air + w)]
= 0,5 x [(2,435+ 8,057) x (2,108 + 0,703)
= 15.321 m2
Qrencana
 V =
A
1.278
=
15.321
= 0.083 m3/dt

4.4.5. Volume Galian dan Timbunan Serta Biaya Pembuatan Saluran


Perhitungan Volume dan Biaya Galian (P.1)
Data:
Harga galian tanah = Rp. 120.000 /m3
Panjang saluran = 30 m
A = 1.262 m2
Maka :
 Volume galian= L x A
= 30 x 1.262 = 37.850 m3
 Biaya galian = Volume galian x harga galian
= 37.850 m3 x Rp. 120.000 /m3
= Rp 4.542.049,18

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.20.


Tabel 4.20. Perhitungan Volume dan Biaya Galian
Panjang Volume
Daerah Tata Nama A
(L) Galian Biaya Galian
Guna Lahan Saluran (m) (m2) (m3)
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
P1 30.00 1.262 37.850 Rp 4,542,049.18
P2 70.00 1.283 89.844 Rp 10,781,236.38
P3 70.00 1.382 96.771 Rp 11,612,565.23
P4 30.00 1.187 35.614 Rp 4,273,654.63
P5 30.00 0.988 29.627 Rp 3,555,213.48
P6 40.00 0.634 25.371 Rp 3,044,482.62
Perumahan
P7 40.00 0.948 37.926 Rp 4,551,133.92
P8 30.00 0.692 20.747 Rp 2,489,648.32
P9 30.00 1.351 40.539 Rp 4,864,700.49
P10 90.00 0.673 60.543 Rp 7,265,192.01
P11 90.00 0.687 61.811 Rp 7,417,289.99
P12 30.00 1.206 36.178 Rp 4,341,358.49
I1 30.00 8.733 261.981 Rp 31,437,676.91
I2 50.00 4.907 245.369 Rp 29,444,275.37
Industri
I3 50.00 5.437 271.846 Rp 32,621,536.88
I4 30.00 6.600 197.989 Rp 23,758,731.68
J1 35.00 3.581 125.325 Rp 15,039,036.33
J2 25.00 10.228 255.693 Rp 30,683,188.67
J3 25.00 5.142 128.549 Rp 15,425,935.74
J4 35.00 4.674 163.579 Rp 19,629,536.89
J5 25.00 9.030 225.747 Rp 27,089,599.20
J6 105.00 5.613 589.381 Rp 70,725,662.62
Jasa
J7 105.00 6.161 646.915 Rp 77,629,817.49
J8 25.00 5.423 135.580 Rp 16,269,596.91
L1 44.00 5.651 248.622 Rp 29,834,692.64
L2 50.00 5.451 272.539 Rp 32,704,673.64
L3 50.00 6.184 309.181 Rp 37,101,709.07
L4 44.00 5.488 241.473 Rp 28,976,706.81
T1 39.00 12.831 500.405 Rp 60,048,618.15
Tersier
T2 53.00 6.962 369.007 Rp 44,280,890.24
Panjang Volume
Daerah Tata Nama A
(L) Galian Biaya Galian
Guna Lahan Saluran (m) (m2) (m3)
T3 12.50 3.536 44.197 Rp 5,303,656.09
T4 47.50 9.283 440.960 Rp 52,915,173.80
T5 13.00 3.270 42.514 Rp 5,101,699.87
T6 19.05 15.321 291.863 Rp 35,023,587.49
T7 40.10 15.041 603.144 Rp 72,377,304.42
T8 5.20 10.430 54.239 Rp 6,508,629.51
T9 40.50 28.044 1135.778 Rp 136,293,317.05
T10 4.50 1.698 7.643 Rp 917,187.81
T11 63.80 50.779 3239.682 Rp 388,761,821.50
T12 7.00 17.970 125.789 Rp 15,094,684.03
Rp 1,409,737,471.57
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019
Perhitungan Biaya Penutupan Saluran Dengan Beton (P.1)
Data:
Harga beton = Rp. 65.000 /m3
Panjang saluran = 30 m
Luas = 1.262 m2
Maka:
 Kebutuhan Beton = Panjang saluran x Luas
= 30 x 1.262
= 37.850 m3
 Biaya Beton = Kebutuhan Beton x harga beton
= 37.850 m3 x Rp.65.000 /m2
= Rp. 2.460.276,64

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.21.


Tabel 4.21. Perhitungan Biaya Pelapisan Beton
Panjang Kebutuhan
Daerah Tata Nama A
(L) Beton
Biaya Beton
Guna Lahan Saluran (m) (m2) (m3)
[1] [2] [3] [4] [9] [10]
P1 30.00 1.262 37.850 Rp 2,460,276.64
P2 70.00 1.283 89.844 Rp 5,839,836.37
P3 70.00 1.382 96.771 Rp 6,290,139.50
P4 30.00 1.187 35.614 Rp 2,314,896.26
P5 30.00 0.988 29.627 Rp 1,925,740.63
P6 40.00 0.634 25.371 Rp 1,649,094.75
Perumahan
P7 40.00 0.948 37.926 Rp 2,465,197.54
P8 30.00 0.692 20.747 Rp 1,348,559.51
P9 30.00 1.351 40.539 Rp 2,635,046.10
P10 90.00 0.673 60.543 Rp 3,935,312.34
P11 90.00 0.687 61.811 Rp 4,017,698.74
P12 30.00 1.206 36.178 Rp 2,351,569.18
I1 30.00 8.733 261.981 Rp 17,028,741.66
I2 50.00 4.907 245.369 Rp 15,948,982.49
Industri
I3 50.00 5.437 271.846 Rp 17,669,999.14
I4 30.00 6.600 197.989 Rp 12,869,313.00
J1 35.00 3.581 125.325 Rp 8,146,144.68
J2 25.00 10.228 255.693 Rp 16,620,060.53
J3 25.00 5.142 128.549 Rp 8,355,715.19
J4 35.00 4.674 163.579 Rp 10,632,665.82
J5 25.00 9.030 225.747 Rp 14,673,532.90
J6 105.00 5.613 589.381 Rp 38,309,733.92
Jasa
J7 105.00 6.161 646.915 Rp 42,049,484.47
J8 25.00 5.423 135.580 Rp 8,812,698.32
L1 44.00 5.651 248.622 Rp 16,160,458.51
L2 50.00 5.451 272.539 Rp 17,715,031.55
L3 50.00 6.184 309.181 Rp 20,096,759.08
L4 44.00 5.488 241.473 Rp 15,695,716.19
T1 39.00 12.831 500.405 Rp 32,526,334.83
T2 53.00 6.962 369.007 Rp 23,985,482.22
T3 12.50 3.536 44.197 Rp 2,872,813.71
T4 47.50 9.283 440.960 Rp 28,662,385.81
T5 13.00 3.270 42.514 Rp 2,763,420.76
T6 19.05 15.321 291.863 Rp 18,971,109.89
Tersier
T7 40.10 15.041 603.144 Rp 39,204,373.23
T8 5.20 10.430 54.239 Rp 3,525,507.65
T9 40.50 28.044 1135.778 Rp 73,825,546.74
T10 4.50 1.698 7.643 Rp 496,810.06
T11 63.80 50.779 3239.682 Rp 210,579,319.98
T12 7.00 17.970 125.789 Rp 8,176,287.19
Total Biaya Beton Rp 763,607,797.10
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019
4.4.7. Perencanaan Dimensi Sumur Resapan
Konsep awal perencanaan sumur resapan yaitu sebagai pengganti tanah resapan air
hujan yang mengalami perkerasan yang menyebabkan air hujan yang jatuh tidak dapat
langsung meresap ke dalam tanah. Untuk mereduksi limpasan yang terjadi di sekitar
saluran drainase, maka sumur resapan dibangun di sekitar saluran drainase di wilayah yang
termasuk dalam daerah tangkapan air saluran tersebut. Berdasarkan pertimbangan dipilih
konstruksi sumur resapan dengan batu bata karena dianggap dengan menggunakan batu
bata dapat mempercepat rembesan yang terjadi, dapat dipakai padasemua jenis tanah, dan
lebih efisien dalam hal ketersediaan material dan pelaksanaan pekerjaan.
Debit yang akan masuk sumur resapan diasumsi sebesar 10% dari curah hujan
rancangan kala ulang 5 tahun, tidak mempertimbangkan debit air kotor. Perencanaan
dimensi sumur resapan dalam tugas ini hanya menghitung untuk daerah tata guna lahan
perumahan dan jasa. Perhitungan dimensi sumur resapan dan jumlah sumur resapan
menggunakan rumus dalam SNI 03-2453-2002.
Contoh Perhitungan:
Daerah Perumahan 1
 Luas lahan perumahan (At) = 150 m2
 Hujan rancangan (R) = 48.981 mm/hari
 Cw (koefisien gabungan) = 0.610
Dimensi Sumur Resapan
 Diameter sumur (d) = 1.1 m
 Jari-jari sumur (r) = 0.55 m
 Kedalaman sumur (H) =2m
 Koefisien Tanah (K)
 Kv = 0,48 m3/m2/hari
 Kh = 0,96 m3/m2/hari
 Waktu Konsentrasi (tc) = (0.9 x R0,92) / 60
= (0.9 x 48.9810,92) / 60
= 0.538 jam
 Luas Alas Sumur = 0,25 x 3,14 x d2
= 0,25 x 3,14 x 1,22
= 1,130 m2
 Luas Dinding Sumur = 3,14 x d x h
= 3,14 x 1,2 x 2
= 7,536 m2
 Luas Sumur (A) = luas dinding sumur + luas alas
= 7,536 + 1,130
= 7.858 m2
 Volume air yang meresap (Vrsp) = (tc / 24) x A total x k
= (0,527 / 24) x 7.858 x 0,897
= 0.159 m3
 Volume Air yang Melimpas (Vab) = 0.855 x Ctadah x Atadah x R
= 0.855 x 0.610 x 150 x 48.981
= 3.832 m3
 H total = (Vab – Vrsp) / luas alas
= (3.832 – 0.159) / 0.950
= 3.867 m
4.5.1. Skema Saluran Drainase pada Daerah yang Direncanakan
Gambar Rencana saluran rencana dapat dilihat pada lampiran
4.5.2. Data-Data Teknis
Data-data yang diperlukan dalam perhitungan drainase modul adalah sebagai
berikut:
 Rn ( 3 harian ) = 136 mm/hari
 IR (kebutuhan air irigasi) = 1 ltr/dt/ha
= 8,64 mm/hari
 ETo = 3 mm/hari
 P = 1 mm/hari
 Sn = 70 mm
 Luas Petak Sawah Total = 0,1 ha = 1000 m2

4.5.3. Perhitungan Drainase Modul


Menghitung besarnya debit drainase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Dn)T = (Rn)T + (n x (IR - ETo - P)) – Sn
= 100 + (1 x (0.8 – 3 – 1)) – 60
= 42.91 mm/hari
Dm = (Dn)T / (n x 8,64)
= 42.91 / (1 x 8,64)
= 4.967 lt/dt/ha
Luas lahan sebesar 0,1 ha (1000 m2) sehingga debit drainase yang harus dibuang
sebesar 0,000186 m3/dt.

4.5.4. Dimensi Saluran


Dari perhitungan drainase modul didapatkan data debit yang harus dibuang untuk
masing-masing saluran sebagai berikut:
Saluran Drainase Tersier 1 = 0.0001 m3/dt
Saluran Drainase Tersier 2 = 0.0002 m3/dt
Saluran Drainase Tersier 3 = 0.0001 m3/dt
Saluran Drainase Sekunder 1 = 0.0001 m3/dt
Saluran Drainase Sekunder 2 = 0.0003 m3/dt
Saluran Drainase Primer = 0.0004 m3/dt
Selanjutnya data debit di atas digunakan untuk merencanakan dimensi masing-
masing saluran, mulai saluran drainase tersier sampai saluran drainase primer yang menuju
sungai.
 Contoh Perhitungan Dimensi Saluran Drainase Tersier 1
Data :
Q Rencana = 0.0001 m3/dt
n = 0.025
S = 0.0212
Dari hasil coba-coba, di dapat
h = 0.022 m
Sehingga,
b = 0.022 m
A =bxh
= 0.022 x 0.022
= 0.0005 m2
P = b + 2h
= 0.022 x 2 x 0.022
= 0.065 m
A 0. 0005
R = P = 0.065 = 0.007 m
2 1
1
×R 3 S 2
V = n
2 1
1
×(0 .007 )3 (0. 0212 ) 2
= 0. 025
V = 0.216 m/dt
V 0.216
= =0.471 (subkritis)
Fr = √ g.h 9.81 x0.022
1
w = h = 1/3 x 0.022 = 0.007 m
3
Qhitung = A x V
= 0.001 x 0.216
= 0.0001
Q hitung = Qrencana
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.25
Tabel 4.25. Perhitungan Dimensi Saluran Drainase Persawahan Tanpa Lining
Q rencana h b w A P R V Q hitung
b/h n s Fr
Kode Saluran (m3/dt) (m) (m) (m) (m2) (m) (m) (m/dt) (m3/dt)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
0.06
Saluran Drainase Tersier 1 0.0001 1.0 0.025 0.0212 0.022 0.022 0.007 0.000 0.007 0.0001
5 0.216 0.471
0.08
Saluran Drainase Tersier 2 0.0002 1.0 0.025 0.0212 0.028 0.028 0.009 0.001 0.009 0.0002
4 0.257 0.492
0.06
Saluran Drainase Tersier 3 0.0001 1.0 0.025 0.0212 0.022 0.022 0.007 0.000 0.007 0.0001
5 0.216 0.471
0.06
Saluran Drainase Sekunder 1 0.0001 1.0 0.025 0.0212 0.022 0.022 0.007 0.000 0.007 0.0001
5 0.216 0.471
0.09
Saluran Drainase Sekunder 2 0.0003 1.0 0.025 0.0212 0.032 0.032 0.011 0.001 0.011 0.0003
7 0.285 0.504
0.10
Saluran Drainase Primer 0.0004 1.0 0.025 0.0212 0.036 0.036 0.012 0.001 0.012 0.0004
8 0.306 0.514
Sumber : Hasil Perhitungan, 2019
4.5.5. Gambar Perencanaan Drainase Persawahan

Anda mungkin juga menyukai