BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
Luas Pengaruh Stasiun C : 18,763 km2
Luas Pengaruh Stasiun D : 29,283 km2
Luas Pengaruh Stasiun E : 26,416 km2
Luas Pengaruh Stasiun F : 16,970 km2
Luas Total : 115,375 km2
Berdasarkan Poligon Thiessen luas daerah diperoleh luas masing-masing
stasiun dan koefisien Thiessen sebagai berikut:
Stasiun A (KTA) = 16,159 / 115,375 = 0,140
Stasiun B (KTB) = 7,764 / 115,375 = 0,067
Stasiun C (KTC) = 18,763 / 115,375 = 0,163
Stasiun D (KTD) = 29,283 / 115,375 = 0,254
Stasiun E (KTE) = 26,416 / 115,375 = 0,229
Stasiun F (KTF) = 16,970 / 115,375 = 0,147
Perhitungan curah hujan rerata masing-masing stasiun dilakukan dengan
jalan melakukan perkalian antara koefisien Thiessen dengan curah hujan.
Kemudian dari data curah hujan rerata tersebut, dipilih data curah hujan yang
paling besar (maksimum).
1. Contoh perhitungan curah hujan tanggal 6 Februari 1994
Stasiun A = 21 mm
Stasiun B = 24 mm
Stasiun C = 28 mm
Stasiun D = 28 mm
Stasiun E = 24 mm
Stasiun F = 57 mm
2 . Curah hujan masing-masing stasiun
Rumus:
R = KTx . Rx
dengan:
KTx = koefisien Thiessen di stasiun x
Rx = tinggi curah hujan di stasiun x (mm)
43
4.1.3. Perhitungan Curah Hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III
Curah hujan maksimum daerah tahunan (1994-2003)
Mencari Curah Hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III
Rumus:
LogXi LogX k .Sd
dengan:
a. Probabilitas
m
P x100%
n 1
dengan:
m = nomor urut data 1,2,3,…
n = jumlah data
b. Nilai rata-rata
n
LogXi
i 1
LogX
n
dengan:
log Xi = nilai curah hujan (dalam Log)
n = jumlah data
c. Nilai deviasi standar dari log X:
n
( LogXi LogX )
i 1
Sd
n 1
d. Nilai koefisien kepencengan:
n
n( ( LogXi LogX )3
i 1
Cs
(n 1)(n 2) Sd 3
Menentukan Curah hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III
47
Tabel 4.3. Perhitungan Hujan Rancangan dengan Menggunakan Metode Log Pearson III
No Xi Log Xi P (%) (Log Xi - Log X) (Log Xi - Log X)2 (Log Xi - Log X)3
1 40.8515 1.6112 0.0909 -0.0588 0.0035 -0.00020
2 41.4705 1.6177 0.1818 -0.0523 0.0027 -0.00014
3 44.8841 1.6521 0.2727 -0.0179 0.0003 -0.00001
4 45.1828 1.6550 0.3636 -0.0150 0.0002 0.00000
5 46.2184 1.6648 0.4545 -0.0052 0.0000 0.00000
6 46.5480 1.6679 0.5455 -0.0021 0.0000 0.00000
7 46.6144 1.6685 0.6364 -0.0015 0.0000 0.00000
8 46.8564 1.6708 0.7273 0.0008 0.0000 0.00000
9 49.2513 1.6924 0.8182 0.0224 0.0005 0.00001
10 63.0182 1.7995 0.9091 0.1295 0.0168 0.00217
Jumlah 470.8956 16.6999 5.0000 0.00000 0.02403 0.00183
Rata-rata 47.08956 1.66999 0.5000 0.00000 0.00240 0.00018
Sd 6.13473 0.05167 0.27524 0.05167 0.00520 0.00070
Sumber : Hasil Perhitungan
48
LogX = 1,66999
Sd = 0,05167
Cs = 1,83878
Sehingga persamaannya adalah:
Log X = Cs + (Log X rerata x Sd)
= 1,83878 + (1,66999 x 0,05167)
Berdasarkan nilai Cs = 1,83878, maka ditentukan nilai k setiap kala ulang
yang digunakan. Sehingga curah hujan rancangan dengan kala ulang yang akan
digunakan menurut kala ulang adalah sebesar:
Tabel 4.4. Perhitungan Hujan Rancangan
X Peluang K X rancangan (mm)
Percent Tr Sd Cs
Rerata (%) (tabel) Log x x
5 1.05 1.6700 0.0517 1.8388 95 -1.0060 1.6180 41.4958
20 1.25 1.6700 0.0517 1.8388 80 -0.7947 1.6289 42.5523
50 2.00 1.6700 0.0517 1.8388 50 -0.2867 1.6552 45.2041
80 5.00 1.6700 0.0517 1.8388 20 0.6368 1.7029 50.4541
90 10.00 1.6700 0.0517 1.8388 10 1.3153 1.7380 54.6961
Sumber : Hasil Perhitungan
dengan :
X2 : parameter chi square terhitung
G : jumlah sub-kelompok
Oi : jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-I
Ei : jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-I
Mencari batas kelas :
dengan : n = 10
Jumlah kelas = 4,32 dibulatkan menjadi 4
LogX = 1,66999
Sd = 0,0517
Cs = 1,83878
Sebaran peluang untuk 4 kelas
Sehingga variabel data pengamatan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Sub kelompok 1 (0,000 – 41,4958)
b. Sub kelompok 2 (41,4959 – 42,5523)
c. Sub kelompok 3 (42,5523 – 45,2041)
50
dengan:
Rt = Intensitas hujan rata-rata dalam T jam (mm/jam)
R24 = Curah hujan efektif dalam satu hari (mm)
t = Waktu mulai hujan (jam)
T = Waktu konsentrasi hujan (jam)
Untuk daerah di Indonesia rata-rata t = 6 jam, maka:
T = 1 jam R1 = R24/6.(6/1)2/3 = 0,5503.R24
T = 2 jam R2 = R24/6.(6/2)2/3 = 0,3467.R24
T = 3 jam R3 = R24/6.(6/3)2/3 = 0,2646.R24
T = 4 jam R4 = R24/6.(6/4)2/3 = 0,2184.R24
T = 5 jam R5 = R24/6.(6/5)2/3 = 0,1882.R24
T = 6 jam R6 = R24/6.(6/6)2/3 = 0,1667.R24
Distribusi hujan jam-jaman dihitung untuk mendapatkan hidrograf banjir
rancangan dengan cara unit hidrograf, untuk mendapatkan curah hujan jam-jaman
dihitung Rational Method dianggap hujan terpusat selama 6 jam setiap hari
dengan rumus sebagai berikut:
a. Rerata hujan sampai jam ke T maka:
6 2/3
Rt = Ro ( )
t
dengan: Rt = intensitas hujan selama t jam (mm/jam)
t = lama hujan (jam)
R 24
Ro = hujan harian rerata (mm) =
6
R24 = hujan harian efektif
b. Curah hujan jam ke t ialah
Rt = t . Rt – (t – 1) .R( t – 1 )
dengan : RT = curah hujan pada jam ke t (mm)
Rt = intensitas hujan selama t jam
T = lamanya hujan (jam)
R( t – 1 ) = intensitas hujan selama (t-1) jam.
Prosentase Hujan Jam-Jaman
Diketahui pada tahun 2000, jumlah penduduk 250000 jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk 2,0 %, maka proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2001
adalah sebagai berikut:
Pn = Po.ern
= 250000 . e0,02 . 7
= 287564 jiwa
Tabel 4.11. Perhitungan Pertumbuhan Penduduk Metode Eksponensial
Jumlah Penduduk (Pn)
No Tahun
(Jiwa)
2000 250000
1 2001 287564
2 2002 330773
3 2003 380474
4 2004 437643
5 2005 503402
6 2006 579041
7 2007 666046
Sumber : Hasil Perhitungan
1. Zona Perumahan
a. Luas Bangunan
b. Luas Taman
2. Zona Jasa
a. Lapangan
b. Taman
3. Zona Industri
a. Luas bangunan
4. Jalan Raya
a. Jalan Aspal
b. Jalan Rumput
5. Lahan Kosong
Intensitas curah hujan ( I ) menggunakan rumus Mononobe:
2
R24 24 3
I=
24 t
dengan:
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
t = durasi curah hujan (jam)
R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
Air hujan yang jatuh pada suatu daerah aliran, pada saat menyentuh
permukaan daerah aliran yang paling jauh lokasinya dari muara, maka waktu
konsentrasinya mulai dihitung, waktu ini disebut to yaitu waktu limpasan
permukaan. Dari sini air mengalir menuju muara, dan waktu yang diperlukan
untuk mengalir didalam saluran drainasi sampai muara daerah aliran disebut
waktu limpasan saluran atau td. Penjumlahan waktu tersebut merupakan waktu
konsentrasi atau tc.
tc = to + td
Waktu limpasan permukaan to
Besarnya tergantung pada beberapa faktor penentu:
a. Jarak aliran sampai saluran terdekat
b. Kemiringan permukaan daerah aliran
c. Koefisien pengaliran daerah aliran
57
dengan:
L = panjang pengaliran (m)
S = kemiringan pengaliran
4.4.3. Luas Cakupan, Panjang, Slope, dan Debit Rencana
Panjang dan Slope Saluran
Contoh perhitungan slope di P1 :
Elevasi Awal = + 189,632
Elevasi Akhir = + 189,549
Panjang Saluran = 150 m
Slope =
(189,632 - 189,549)
=
150
= 0,0006
Tabel 4.12. Perhitungan Panjang dan Slope Saluran
Daerah (1) Saluran (2) Elevasi Awal (3) Elevasi Akhir (4) Jarak (5) Slope (6)
Perumaha P1 189.632 189.549 150.0 0.0006
n P2 189.632 189.606 20.0 0.0013
P3 189.549 189.523 20.0 0.0013
58
Daerah (1) Saluran (2) Elevasi Awal (3) Elevasi Akhir (4) Jarak (5) Slope (6)
P4 189.606 189.523 150.0 0.0006
P5 189.523 189.510 10.0 0.0013
P6 189.542 189.459 150.0 0.0006
P7 189.542 189.517 20.0 0.0013
P8 189.459 189.433 20.0 0.0013
P9 189.517 189.433 150.0 0.0006
P10 189.433 189.431 10.0 0.0002
P11 189.488 189.483 20.0 0.0003
P12 189.488 189.291 150.0 0.0013
P13 189.483 189.286 150.0 0.0013
P14 189.291 189.286 20.0 0.0003
P15 189.286 189.284 10.0 0.0002
P16 189.481 189.477 20.0 0.0002
P17 189.481 189.284 150.0 0.0013
P18 189.477 189.279 150.0 0.0013
P19 189.284 189.279 20.0 0.0003
P20 189.279 189.248 25.0 0.0012
P21 189.475 189.469 50.0 0.0001
P22 189.475 189.456 15.0 0.0013
P23 189.469 189.450 15.0 0.0013
P24 189.456 189.450 50.0 0.0001
P25 189.450 189.448 10.0 0.0001
P26 189.468 189.465 20.0 0.0001
P27 189.468 189.271 150.0 0.0013
P28 189.465 189.268 150.0 0.0013
P29 189.271 189.268 20.0 0.0001
P30 189.268 189.267 10.0 0.0001
P31 189.464 189.461 20.0 0.0001
P32 189.464 189.267 150.0 0.0013
P33 189.461 189.265 150.0 0.0013
P34 189.267 189.265 20.0 0.0001
P35 189.265 189.232 25.0 0.0013
I1 189.443 189.375 50.00 0.0014
I2 189.375 189.310 50.00 0.0013
Industri
I3 189.310 189.246 50.00 0.0013
I4 189.246 189.214 25.00 0.0013
Jasa J1 189.498 189.414 150.00 0.0006
J2 189.498 189.378 90.00 0.0013
J3 189.414 189.294 90.00 0.0013
J4 189.378 189.294 150.00 0.0006
J5 189.294 189.262 25.00 0.0013
J6 189.594 189.510 150.00 0.0006
59
Daerah (1) Saluran (2) Elevasi Awal (3) Elevasi Akhir (4) Jarak (5) Slope (6)
J7 189.594 189.555 30.00 0.0013
J8 189.510 189.472 30.00 0.0013
J9 189.555 189.472 150.00 0.0006
J10 189.472 189.459 10.00 0.0013
J11 189.443 189.437 50.00 0.0001
J12 189.443 189.279 125.00 0.0013
J13 189.437 189.272 125.00 0.0013
J14 189.279 189.272 50.00 0.0001
J15 189.272 189.271 10.00 0.0001
M1 189.262 189.248 60.00 0.0002
M2 189.248 189.232 120.00 0.0001
Mandrain
M3 189.232 189.214 100.00 0.0002
M4 189.214 189.206 30.00 0.0002
Sumber : Hasil Perhitungan
Keterangan:
[1] Tata Guna Lahan [4] Elevasi Akhir
[2] Nomor Saluran [5] Panjang Saluran (m)
[3] Elevasi Awal [6] ([3]-[4])/[5]
Luas Cakupan
Contoh perhitungan saluran P.1 (Perumahan)
Diketahui:
Luas Rumah = Jumlah Rumah x 150 m2 = 10 x 150 m2 = 1500 m2
Luas Bangunan = 60% x Luas Rumah = 60% x 1350 m2 = 900 m2
Luas Halaman = 40% x Luas Rumah = 40% x 1350 m2 = 600 m2
Luas Jalan Aspal = Lebar x 0,8 x Panjang = 10 m x 0,8 x 150 m = 1200 m2
Luas Jalan Rumput = Lebar x 0,2 x Panjang = 10 m x 0,2 x 150 m = 300 m2
Luas Lahan Kosong = 150 m2
L (panjang saluran) = 150 m
s = 0,0006
0.77
0,0195 L
Tc =
60 s
0.77
0,0195
150
=
60 0,0006
= 0,276 jam
2
R24 24 3
I =
24 Tc
60
2
50,454 24 3
=
24 0,276
= 41,257 mm/jam
Koefisien gabungan (Cw):
Area C
Bangunan 0,8
Halaman 0,35
Jalan Aspal 0,9
Jalan Rumput 0,2
Lahan Kosong 0,35
Cw = ((Luas bangunan x C bangunan) + (Luas halaman x C halaman)
+ (Luas aspal x C aspal) + (Luas rumput x C rumput) + (Luas
lahan kosong x C lahan kosong)) / (Luas bangunan + Luas halaman
+ Luas aspal + Luas rumput + Luas lahan kosong)
= ((900 x 0,8) + (600 x 0,35) + (1200 x 0,9) + (300 x 0,2) + (150 x
0,35)) / (900 + 600 + 1200 + 300 + 150)
= 0,634
Luas Gabungan (A)
= Luas bangunan + luas halaman + luas aspal + luas rumput + luas lahan
kosong
= 900 + 600 + 1200 + 300 + 150
= 2150 m2
Debit Hujan Gabungan
Q = 0,278 x Cw x I x A / 106
= 0,278 x 0,634 x 41,257 x 2150 / 106
= 0,0164 m3/dt
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.13.
61
Luas
Luas Luas Luas Luas Jalan Luas Q Hujan
Luas Jalan Lahan
Saluran Rumah Bangunan Halaman Rumput Tc (9) I (10) Gabungan Gabungan
Daerah (1) Aspal (6) Kosong Cw (11)
(2) (3) (4) (5) (7) (12) (13)
(8)
m2 m2 m2 m2 m2 m2 (jam) (mm/jam) m2 (m3/dt)
P29 300,00 180,00 120,00 160,00 40,00 50,00 0,107 81,600 0,646 550,000 0,0081
P30 0,00 0,00 0,00 80,00 20,00 25,00 0,062 117,028 0,678 125,000 0,0028
P31 300,00 180,00 120,00 160,00 40,00 110,00 0,103 83,281 0,617 610,000 0,0087
P32 1500,00 900,00 600,00 1200,00 300,00 0,00 0,198 53,983 0,690 3000,000 0,0311
P33 1500,00 900,00 600,00 1200,00 300,00 0,00 0,198 53,982 0,690 3000,000 0,0311
P34 300,00 180,00 120,00 160,00 40,00 50,00 0,104 83,164 0,646 550,000 0,0082
P35 0,00 0,00 0,00 200,00 50,00 0,00 0,050 134,666 0,760 250,000 0,0071
Sumber : Hasil Perhitungan
Keterangan :
[1] = Tata Guna Lahan [5] = Luas Halaman (m) [9] = (0.0195*(Jarak / (Slope^0.5) ) ^ 0.77) / 60
[2] = Nama Saluran [6] = Luas Jalan Aspal (m) [10] = R24/24 x (24 / tc) ^ (2/3)
[3] = Luas Rumah (m) [7] = Luas Jalan Rumput (m) [11] = Koefisien Gabungan
[4] = Luas Bangunan (m) [8] = Luas Lahan Kosong (m) [12] = Luas Gabungan
Keterangan:
[1] = nomor saluran
[2] = luas area cakupan (km2)
[3] = kepadatan penduduk (jiwa/km2)
[4] = kebutuhan air per orang per hari (lt/orang/hari)
65
J5 0,0005 0,000113
J6 0,0005 0,000113
J7 0,0005 0,000113
J8 0,0005 0,000113
J9 0,0005 0,000113
J10 0,0005 0,000113
J11 0,0005 0,000113
J12 0,0005 0,000113
J13 0,0005 0,000113
J14 0,0005 0,000113
J15 0,0005 0,000113
Sumber : Hasil Perhitungan
Keterangan:
[1] = nomor saluran
[2] = luas daerah cakupan
[3] = (luas area/luas total jasa) x air yang terbuang
Perhitungan Debit Kotor Industri
Prosedur perhitungan:
Data yang ada:
Air yang terbuang = 4 m3/dt
Luas area Industri = 4,880 km
Contoh perhitungan Debit Kotor per Saluran
Data: (diambil contoh saluran I1)
A (catchment) = 0,00450 km2
A (total) = 4,880 km2
Maka:
Debit kotor pada saluran I1 adalah:
= Q buangan x (A/A total)
= 4 x (0,00450 / 4,880)
= 0,00369 m3/dt
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16.Perhitungan Debit Air Kotor Industri
Nomor Luas Q air kotor
Saluran (km2) (m3/dt)
[1] [2] [3]
67
I1 0.00450 0.00369
I2 0.00450 0.00369
I3 0.00450 0.00369
I4 0.00450 0.00369
Sumber : Hasil Perhitungan
Keterangan:
[1] = nomor saluran
[2] = luas daerah cakupan
[3] = (luas daerah cakupan/luas total industri) x debit air buangan
Perhitungan Debit Rancangan
Contoh Perhitungan:
Saluran Perumahan (P1)
Data:
Q air hujan = 0,01639 m3/dt
Q air Kotor = 0,00009 m3/dt
Maka:
Q rancangan = Q air hujan + Q air Kotor
= 0,01639 + 0,00009
= 0,01648 m3/dt
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.17.
Keterangan :
[1] = daerah tata guna lahan [4] = perhitungan debit air kotor
[2] = nomor saluran [5] = [3] + [4]
[3] = perhitungan debit kala ulang 5 tahun
Perhitungan Debit Rancangan Total
Contoh Perhitungan:
Saluran Perumahan (P3)
Data:
Qrancangan P.1 = 0,0165 m3/dt
Qrancangan P.3 = 0,0142 m3/dt
Maka:
Q rancangan total P.3 = Qranc P.1 + Qranc P.3
= 0,0307 m3/dt
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18. Perhitungan Debit Rancangan Total
70
= 2 h2
P = b + 2h * (z2+1)0,5
= 3,828 h
A
R =
P
2h 2
=
3,8284 h
= 0,522 h
V = k x R2/3 x S0,5
= 45 x (0,522 h)2/3 x 0,00020,5
= 0,332 h2/3
Q hitung =AxV
= 2 h2 x 0,332 h2/3
= 0,664 h8/3
Q hitung = Q rencana
0,664 h8/3 = 0,0165 m3/dt
h = 0,190 m
b/h =1
b = 0,190 m
w = 1/3 h
= 1/3 (0,190)
= 0,063 m
Tanggul = 4/3 h
= 4/3 (0,190) = 0,254 m
A total = (b + ( z x 4/3 h))) x (4/3 h)
= (0,190 + (1x 4/3x0,190)))x(4/3 x 0,190)
= 0,113 m2
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.19.
73
74
Daerah Tata Nama Q rencana z s k b/h A / [h2] P / [h] R [h] V [h2/3] Q [h8/3] h b w 4/3 h A total
Guna Lahan Saluran (m3/dt) (m) (m) (m) (m/dt) (m3/dt) (m) (m) (m) (m) (m2)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17]
P28 0,0397 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,058 2,115 0,225 0,225 0,075 0,300 0,158
P29 0,1459 1,0 0,0001 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,315 0,631 0,578 0,578 0,193 0,770 1,038
P30 0,1856 1,0 0,0001 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,318 0,637 0,630 0,630 0,210 0,840 1,234
P31 0,0087 1,0 0,0001 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,328 0,656 0,198 0,198 0,066 0,264 0,122
P32 0,0312 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,058 2,115 0,206 0,206 0,069 0,274 0,132
P33 0,0399 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,058 2,115 0,226 0,226 0,075 0,301 0,158
P34 0,2250 1,0 0,0001 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,327 0,655 0,670 0,670 0,223 0,893 1,397
P35 0,2649 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,046 2,092 0,461 0,461 0,154 0,614 0,660
I1 0,1025 1,0 0,0014 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,075 2,149 0,320 0,320 0,107 0,426 0,318
I2 0,2038 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,048 2,097 0,417 0,417 0,139 0,556 0,542
Industri
I3 0,3051 1,0 0,0013 45,0 1,5 2,5 4,328 0,578 1,121 2,802 0,435 0,653 0,145 0,581 0,716
I4 0,4385 1,0 0,0013 45,0 1,5 2,5 4,328 0,578 1,119 2,797 0,499 0,749 0,166 0,666 0,941
J1 0,0179 1,0 0,0006 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,688 1,375 0,196 0,196 0,065 0,262 0,120
J2 0,0201 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,062 2,124 0,174 0,174 0,058 0,232 0,094
J3 0,0380 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,065 2,130 0,221 0,221 0,074 0,295 0,152
J4 0,0380 1,0 0,0006 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,690 1,381 0,260 0,260 0,087 0,347 0,210
J5 0,0760 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,048 2,097 0,288 0,288 0,096 0,384 0,259
J6 0,0169 1,0 0,0006 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,687 1,375 0,192 0,192 0,064 0,256 0,115
J7 0,0167 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,044 2,089 0,164 0,164 0,055 0,218 0,083
Jasa J8 0,0337 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,044 2,089 0,213 0,213 0,071 0,284 0,141
J9 0,0337 1,0 0,0006 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,688 1,375 0,249 0,249 0,083 0,332 0,193
J10 0,0673 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,044 2,089 0,276 0,276 0,092 0,368 0,237
J11 0,0097 1,0 0,0001 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,339 0,678 0,204 0,204 0,068 0,272 0,129
J12 0,0203 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,060 2,120 0,175 0,175 0,058 0,233 0,095
J13 0,0301 1,0 0,0013 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 1,060 2,121 0,203 0,203 0,068 0,270 0,128
J14 0,0301 1,0 0,0001 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,341 0,682 0,310 0,310 0,103 0,414 0,299
J15 0,0602 1,0 0,0001 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,318 0,635 0,413 0,413 0,138 0,551 0,531
Mandrain M1 0,0760 1,0 0,0002 45,0 1,0 2,0 3,828 0,522 0,448 0,896 0,397 0,397 0,132 0,529 0,489
M2 0,3869 1,0 0,0001 45,0 1,5 2,5 4,328 0,578 0,356 0,890 0,732 1,098 0,244 0,976 2,022
76
Daerah Tata Nama Q rencana z s k b/h A / [h2] P / [h] R [h] V [h2/3] Q [h8/3] h b w 4/3 h A total
Guna Lahan Saluran (m3/dt) (m) (m) (m) (m/dt) (m3/dt) (m) (m) (m) (m) (m2)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17]
M3 0,6518 1,0 0,0002 45,0 2,0 3,0 4,828 0,621 0,446 1,339 0,763 1,527 0,254 1,018 2,590
M4 1,0903 1,0 0,0002 45,0 2,0 3,0 4,828 0,621 0,515 1,545 0,877 1,755 0,292 1,170 3,421
Sumber : Hasil Perhitungan
77
Keterangan:
[1] = Tata guna lahan [10] = [8] + [9]
[2] = nomor saluran [11] = [5] x [9]2/3 x [4]0,5
[3] = Perhitungan debit rancangan [12] = [8] x [11]
[4] = tabel de Vos [13] = ([3]/[12])3/8
[5] = Slope alami [14] = [13] x [7]
[6] = tabel de Vos [15] = [13] / 3
[7] = tabel de Vos [16] = [13] x (4/3)
[8] = [3] + [6] [17] = ([14]+([4]x[16]))x[16]
[9] = [6] + (2x(([3]2+1)0,5))
4.4.4.2. Dimensi Saluran Bawah Permukaan
Perhitungan Dimensi Tile Drain dan Drain Spacing
a. Perhitungan Dimensi Tile Drain
Diketahui: Dc = 5,184 cm/hari
= 0,05814 m/hari
n = 0,013
s = 0,013
A = 1,35 Ha
= 13500 m2
Perhitungan:
Volume = A x Dc
= 13500 x 0,05814
= 699,84 m3/hari
Q = Volume / (24x60x60)
= 0,0081 m3/detik
Luas (A) = r2
P =r
R = A/P
=r
0,0029 = r8/3
r = 0,07 m
D = 0,146 m
Panjang lapangan = 150 m
Jarak = 17,990 m
Banyaknya pipa = 8 buah pipa
b. Perhitungan Drain Spacing
Diketahui:
Ka = 0,5 m/hari n = 0,013
Kb = 0,66 m/hari s = 0,013
w = 1,3 m DD =3m
h = 0,25 m ro = 0,047 m
Dc = 5,184 m/hari
q = 1% x R24
= 1% x 50,454
= 0,50454 mm/hari
= 0,00050 m/hari
D = DD – (w+h)
= 3 – (1,3+0,25)
= 1,5 m
189,294 189,262
=
25
= 0,0013
A = (b/h+z)
= 2 h2
P = b/h + 2 x (z2+1)0,5
= 3,828 h
A
R =
P
2h 2
=
3,828 h
= 0,5224 h
1
V = x R2/3 x S0,5
n
1
= 0,013 x (0,5224 h)2/3 x 0,00130,5
= 1,77 h2/3
Q hitung =AxV
= 2 h2 x 1,77 h2/3
= 3,54 h8/3
Q hitung = Q rencana
3,54 h8/3 = 0,059 m3/dt
h = 0,21 m
81
b/h =1
b = 0,21 m
w = 1/3 h
= 1/3 (0,21)
= 0,07 m
Tanggul = 4/3 h
= 4/3 (0,21)
= 0,29 m
A total = (b + (b + (2 x z x 4/3 h))) x (4/3 h)/2
= (0,21 +(0,21+(2x1,0x4/3 x 0,21)))x(4/3 x 0,21)/2
= 0,14 m2
4.4.5. Volume Galian dan Timbunan Serta Biaya Pembuatan Saluran
Perhitungan Volume dan Biaya Galian (P.1)
Data:
Harga galian tanah = Rp. 13.000 /m3
Panjang saluran = 150 m
A = 0,113 m2
Maka :
Volume galian = L x A
= 150 x 0,113 = 16,908 m3
Biaya galian = Volume galian x harga galian
= 16,908 m3 x Rp. 13.000 /m3
= Rp. 219.798,98
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.20.
Tabel 4.20. Perhitungan Volume dan Biaya Galian
Daerah Tata Nama Panjang (L) Luas Volume Biaya
Guna Lahan Saluran (m) (m2) (m3)
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
P1 150,00 0,113 16,908 Rp 219.798,98
P2 20,00 0,076 1,518 Rp 19.738,36
P3 20,00 0,131 2,625 Rp 34.129,87
P4 150,00 0,218 32,735 Rp 425.556,60
Perumahan
P5 10,00 0,245 2,449 Rp 31.835,61
P6 150,00 0,154 23,103 Rp 300.337,77
P7 20,00 0,076 1,518 Rp 19.738,36
P8 20,00 0,334 6,678 Rp 86.808,53
82
4.4.6. Gambar Saluran Kolektor Lapangan, Tile Drain dan Drain Spacing
88