Anda di halaman 1dari 15

HOW TO WRITE AN ENGLISH ARTICLE

Oleh Kadek Sonia Piscayanti

Tujuan Pembelajaran

1. Memberikan pengetahuan tentang penulisan artikel


2. Memberikan kaidah umum dan khusus penulisan artikel dalam Bahasa Inggris
3. Memberikan latihan penulisan artikel dalam Bahasa Inggris

A. PENDAHULUAN
Menulis adalah sebuah kemampuan yang memerlukan proses panjang. Proses menulis
sangat kompleks dan menantang sehingga membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Sebagai
sebuah bentuk komunikasi tertulis, sebuah tulisan mengandung pesan yang ingin disampaikan
kepada pembacanya. Untuk menyampaikan pesan secara efektif, maka dituntut kejelasan dan
kejernihan bahasa tulis. Salah satu bentuk tulisan yang paling sering dibaca adalah tulisan dalam
bentuk artikel.
Artikel adalah sebuah tulisan hasil buah pikiran seseorang yang diterbitkan dalam jurnal,
surat kabar atau majalah. Artikel adalah sebuah karya intelektual yang sangat dihargai saat ini di
dunia pendidikan. Seorang dosen wajib menulis artikel sebagai salah satu bentuk karya ilmiah
untuk menjadi salah satu persyaratan kenaikan pangkat. Kewajiban menulis ini adalah
kewajiban di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi baik di bidang pendidikan/pengajaran,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Karya-karya di bidang Tri Dharma Perguruan
Tinggi harus diperkenalkan secara meluas kepada publik salah satunya melalui penulisan
artikel. Artikel yang dimaksud dalam tulisan ini adalah artikel ilmiah yang merupakan artikel
berbahasa Inggris. Kebermanfaatan sebuah ilmu baru, pengetahuan dan penemuan baru melalui
penelitian harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas baik masyarakat nasional
maupun internasional.
Dalam konteks global, penulisan artikel dalam jurnal berbahasa Inggris sangat perlu
untuk memperkenalkan karya ke publik internasional. Tantangannya adalah belum banyak
dosen yang memiliki kepercayaan diri menulis dalam Bahasa Inggris meskipun memiliki
kemampuan menulis dalam hal itu. Menulis artikel berbahasa Inggris menjadi sebuah tantangan
tersendiri sebab menulis artikel dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan bahasa Inggris
tulis yang baik. Bahasa tulis yang baik sudah tentu melibatkan aturan bahasa (grammar). Hal ini
yang cenderung menjadi tantangan bagi penulis artikel. Tak hanya aturan bahasa, namun pilihan
kata dan idiom juga menjadi salah satu tantangan menulis artikel dalam Bahasa Inggris.
Tantangan ini hanya bisa dipermudah jika penulis memiliki ketertarikan tinggi untuk membaca
artikel-artikel berbahasa Inggris, untuk mendapatkan input yang memadai tentang
kecenderungan pilihan bahasa yang digunakan dalam artikel berbahasa Inggris.
Tulisan ini memperkenalkan kaidah dasar menulis artikel dalam Bahasa Inggris dan
disertai contoh yang memudahkan pemahaman. Artikel yang dimaksud adalah artikel ilmiah
dalam jurnal berbahasa Inggris. Di bagian akhir akan diberikan penugasan untuk mengasah
kemampuan peserta pelatihan.

B. KAIDAH UMUM MENULIS ARTIKEL DALAM BAHASA INGGRIS

Menulis artikel harus didahului oleh sebuah tujuan. Apakah tujuan anda menulis artikel,
siapakah sasaran anda, signifikankah tujuan anda, apakah ada unsur kebaruan dalam tulisan
anda, dan apakah tulisan sesuai dengan format jurnal yang dituju?

Setiap jurnal mempersyaratkan hal-hal yang spesifik, dari isu yang ditawarkan, gaya
bahasa, format penulisan, hingga penulisan daftar rujukan. Namun secara umum, sebuah
artikel terdiri dari judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, simpulan,
referensi.

Judul harus menarik, mengandung sebuah informasi, mengundang sebuah pertanyaan dan
memunculkan ide untuk membacanya. Sebuah judul harus mencerminkan isi artikel atau
memberikan gambaran umum isi artikel. Sebuah judul juga sebaiknya tidak terlalu panjang
atau tidak terlalu pendek. Rata-rata maksimal sebuah judul adalah dua belas kata. Inti dari
judul adalah pemberian informasi awal bagi pembaca tentang informasi yang terdapat di
dalamnya. Contoh judul artikel yang menarik misalnya : a. The Effect of Literature-Based
Instruction on Student’s Reading Comprehension, b. Inventing Character Values in Prose
Fiction Creative Process, c. Bringing Local Folktales to a Literature-Based EFL Classroom.
Dari ketiga judul di atas dapat dipahami bahwa informasi dalam judul mencerminkan isi
tulisan dan mengandung sebuah gagasan yang mengundang minat pembaca. Pada judul
pertama kita akan mengetahui bahwa isi tulisan adalah pengaruh pembelajaran berbasis
sastra terhadap pemahaman membaca siswa. Pada judul kedua pembaca akan diberikan
informasi awal bagaimana menemukan nilai-nilai karakter dalam proses kreatif penulisan
prosa fiksi. Sedangkan pada judul ketiga akan didapatkan informasi tentang bagaimana
membawa dongeng lokal ke dalam pembelajaran bahasa inggris sebagai bahasa asing.

Unsur berikutnya adalah abstrak, dimana abstrak bersifat informatif, mengandung


informasi ringkas dan padat, berkisar 150-200 kata, memberi gambaran umum tentang isi
artikel, memuat ringkas hasil dan pembahasan, dan simpulan (Koopman, 1997). Misalnya
abstrak yang dikutip dari makalah Piscayanti (2013) sebagai berikut.

Inventing Character Values in Prose Fiction Creative Process

Abstract

The main goal of education is to build character. Education shapes the character,
develop it, and grow it. Literary education is one of the ways to achieve the goal through
character development in prose fiction. Prose fiction is a verbal work of art which has
many values that builds the story. Character development in prose fiction creative
process covers two things namely character development within the story and character
building within the writer. These two things happen simultaneously along the process of
prose fiction creation. Character development within the story covers characters and
characterization (direct and indirect characterization) meanwhile the character
development within the writer covers character building such as honesty, responsibility,
independence, creativity, and logical thinking. These two combinations of character
development within the story and within the writer uniquely create an experience which
will be the basic of human character development. In conclusion, it can be said that the
creative process of prose fiction will ensure the character building of human character.

Keywords : prose fiction, character values, character building, creative process

Abstrak di atas menunjukkan secara umum hasil penelitian kualitatif yang


mengungkapkan fenomena bahwa pembelajaran sastra adalah salah satu cara pembentukan
karakter, khususnya dalam proses kreatif penulisan prosa fiksi. Adapun karakter yang
terbangun adalah karakter fiksi dan karakter penulis. Karakter fiksi adalah penggambaran
karakter di dalam cerita sedangkan karakter penulis juga terbangun ketika menulis misalnya
karakter jujur, bertanggung jawab, mandiri, kreatif dan logis.
Aspek berikutnya adalah pendahuluan. Pendahuluan mengandung latar belakang
persoalan, rumusan permasalahan, tujuan dan solusi yang ditawarkan untuk memecahkan
persoalan. Pendahuluan memberikan sebuah fondasi awal bagi sebuah penelitian, di
dalamnya terdapat isu dan konteks persoalan yang diteliti, mengapa persoalan itu muncul,
hipotesa awal peneliti, bagaimana solusi mengatasi persoalan itu, teori apa yang digunakan
dan mengapa menggunakan teori tersebut. Pendahuluan memegang peran di dalam
memetakan persoalan, membidik dengan solusi dan mendasari dengan teori-teori yang
relevan serta fakta empiris pendukung. Pendahuluan berawal dari konsep besar lalu
menyempit dan berakhir dalam bentuk hipotesis (Shuttleworth, n.d)

Contoh pendahuluan yang menyangkut isu atau konteks kajian yang diteliti dapat dilihat
dari makalah Piscayanti (2011) sebagai berikut.

In the global world with rapid change, people are facing an open world competition. As a
matter of fact, people are now conditioned to get involved in the fast change. The
communication link and social networks supported by advanced technology enable people to
communicate worldwide in a fast speed. Therefore, nowadays there are no borders between
parts of the world, since all people can be connected online through internet in a great
speed. Consequently, people are challenged to be literate in the sense that they are able to
communicate in global language both spoken and written. Frankly, the literacy skills will
play an urgent need in a global communication ...
Di dalam latar belakang singkat ini terdapat sebuah fenomena mengapa kemampuan
literasi sangat dibutuhkan di saat ini. Meskipun paragraf ini pendek, namun kita mengetahui
bahwa sebuah kondisi mendesak diperlukan untuk mengambil peran di dunia global yaitu
melalui kemampuan literasi dalam konteks global (global literacy).

Metode adalah sebuah serangkaian prosedur ilmiah tentang bagaimana penelitian


dilakukan yang dijabarkan dalam desain penelitian, pemilihan populasi, sampel, pendekatan,
pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas instrumen, teknik
analisis data dan intrepretasi data yang diuji keabsahannya. Misalnya dalam sebuah
penelitian eksperimen, metode dapat dijabarkan sebagai berikut (Piscayanti, 2010).

The research design used in this study was Post-test Only Control Group Design. This
design was used because the objective of the study was to find out the difference between the
students’ English achievement of the experimental and control group and not to find out the
improvement of students’ English achievement between the two groups, so this study did not
use pre-test. The experimental group was treated by literature-based instruction and control
group with no treatment. At the end of the study the students were given a post-test ...
Dalam metode disebutkan desain penelitian, treatment penelitian dan bagaimana
treatment itu dilakukan. Selanjutnya dapat dijelaskan secara lebih detail variabel-variabel
penelitian dan konstelasi antar variabel seperti dalam metode penelitian Piscayanti (2010).

This study used 2x2 factorial arrangement. There were three variables to be studied,
namely independent variable, moderator variable, and dependent variable. The independent
variable was teaching instruction (A) with two levels, namely literature-based instruction
and conventional instruction. The moderator variable was achievement motivation (B) with
two levels, namely high achievement motivation and low achievement motivation. The
dependent variable was English achievement (Y) ...
Sementara itu hasil dan pembahasan memberikan informasi tentang hasil-hasil temuan
dan interpretasi terhadap temuan itu yang menjawab permasalahan penelitian. Yang dibahas
dalam hasil adalah hasil analisis dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian disajikan dalam
bentuk tabel, diagram, bagan atau gambar yang dijelaskan dalam interpretasi data. Seperti
contoh hasil penelitian Piscayanti (2010) berikut ini.

Table 1 The Result of English Achievement

Statistics

A1B1 A1B2 A2B1 A2B2


N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
Mean 88.4500 79.5195 80.4780 76.2950
Median 87.9250 79.7600 82.1700 76.3050
Mode 91.03 80.06 53.29a 71.90a
Std. Deviation 1.8596 2.1586 6.6413 2.2514
Variance 3.4580 4.6596 44.1065 5.0687
Range 7.47 8.47 32.24 8.80
Minimum 85.19 73.96 53.29 71.90
Maximum 92.66 82.43 85.53 80.70
Sum 1769.00 1590.39 1609.56 1525.90
a. Multiple modes exist. The s mallest value is shown
Table 2 The Result of English Achievement (cont)

Statistics

A1 A2 B1 B2
N Valid 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0
Mean 83.9847 78.3865 84.4640 77.9072
Median 83.8100 78.9300 85.3600 78.1650
Mode 80.06a 78.93 91.03 79.21a
Std. Deviation 4.9401 5.3333 6.2824 2.7213
Variance 24.4044 28.4437 39.4680 7.4054
Range 18.70 32.24 39.37 10.53
Minimum 73.96 53.29 53.29 71.90
Maximum 92.66 85.53 92.66 82.43
Sum 3359.39 3135.46 3378.56 3116.29
a. Multiple modes exist. The s mallest value is shown

Notes
A1 : the group of students who were treated by literature-based instruction
A2 : the group of students which were treated by conventional instruction
B1 : the group of students with high achievement motivation
B2 : the group of students with low achievement-motivation
(Piscayanti, 2010)

Hasil tersebut akan diniterpretasikan pada pembahasan. Secara lengkap pembahasan


membicarakan hasil penelitian dalam kajian logis dan analitis serta teoretis dimana interpretasi
hasil penelitian harus dilakukan dengan kritis. Adapun temuan penelitian dihubungkan dengan
pengetahuan sebelumnya atau dikonfirmasi dengan teori sebelumnya. Jika ada temuan baru maka
dimungkinkan adanya teori baru atau menguatkan teori sebelumnya. Dalam pembahasan juga
dijawab persoalan penelitian yang dihubungkan dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan
sebelumnya. Misalnya dalam pembahasan penelitian Piscayanti (2010) berikut ini.

The literature-based instruction was better than the conventional instruction because
literature-based instruction stimulates students’ own understanding. The students also create
their own meaning by having a creative thinking. In terms of reading the narrative text, the
students used their imagination to interpret the meaning of the text. They also related the story
with the real life. It was very good because they can refer their experience to the learning
process. Literature-based instruction also enables the students to have their own critical thinking
about the story depends on their own experience. This makes their understanding last longer
than the other reading activity. In recount text, the students also read the stories of everyday life,
the ones that they face and experience everyday. Recount text gives a chance to evaluate their
own learning towards everyday life.
The activity in literature based instruction also opened a wide chance to work together
with friends. Literature-based instruction is appropriate to be implemented in the classroom
since it gives chance for the students to work together with their friends to solve the problems.
They will share their own experience towards the reading material and this will sharpen and
deepen their understanding towards their life. The interview with the students who were treated
by literature-based instruction in this study indicated that the students like this instruction better
than the other instruction because it is more joyful and interesting. They were more enthusiastic
in reading because the variation of five modes of reading was interesting. These variations made
them dynamic and active. They also loved the sharing session which gave them opportunity to
speak their minds with their partner. In this situation, they feel more free to speak anything,
include their understanding on the reading material. This significantly affects their motivation
and at the end, it will affect their achievement.
Dalam simpulan, peneliti menyimpulkan hasil penelitiannya berdasar atas hasil dan
pembahasan yang sesuai dengan rumusan permasalahan. Contohnya seperti simpulan sebagai
berikut (Piscayanti, 2010).

Based on the data analysis and discussion, the conclusions of the study were:
1. There is a significant effect on student’s English achievement between the students treated
by literature-based instruction and conventional instruction. The student’s English
achievement for students treated by literature-based instruction was higher than the
student’s English achievement for students treated by conventional instruction.
2. There is a significant interactional effect between teaching instruction (literature-based
instruction and conventional instruction) and student’s achievement motivation towards
the student’s English achievement
3. There is a significant difference on English achievement between the students with high
achievement motivation treated by literature-based instruction and the students with high
achievement motivation treated by conventional instruction. The English achievement in
the group of students with high achievement motivation treated by literature-based
instruction was higher than the English achievement in the group of students with high
achievement motivation treated by conventional instruction.
Dalam simpulan, peneliti juga memberikan saran-saran untuk pengembangan kajian yang
telah dilakukannya. Misalnya mengembangkan metode yang diteliti, mengembangkan
penelitian untuk skala yang lebih luas, atau mengembangkan teori baru sesuai dengan temuan
baru.
Sedangkan dalam daftar rujukan, peneliti menuliskan semua daftar rujukan yang dipakai
dalam penelitian sesuai dengan format yang ditetapkan oleh jurnal yang dituju misalnya gaya
rujukan APA (American Psychological Association) atau MLA (Modern Language
Association).

Contoh penulisan daftar rujukan untuk buku versi APA adalah sebagai berikut.

Piscayanti, K.S. (31 Juli-1 Agustus 2013). Inventing character values in prose fiction
creative process. Makalah disajikan pada International Conference on English
Across Culture, Undiksha Singaraja, 31 Juli-1 Agustus 2013.
Shuttleworth, M. (n. d.) How to write an introduction. Diakses 6 Juli 2014 dari
https://explorable.com/how-to-write-an-introduction

Tredinnick, M. (2011). The little red writing book. Australia: The University of New
South Wales.

C. KAIDAH KHUSUS BAHASA INGGRIS TULIS


1. Word choice
Dalam penulisan artikel ilmiah, kata-kata yang digunakan adalah yang bersifat
denotatif, bermakna tunggal dan bersifat ilmiah, bukan hasil imajinasi atau dugaan subyektif
penulis. Word choice adalah hal utama dalam artikel sebab deskripsi yang jelas akan
tergambarkan melalui pilihan word choice yang tepat. Short words are best. Gunakanlah
kata-kata yang mudah dipahami dan merupakan kata sehari-hari seperti yang digunakan
dalam penjelasan Tredinnick (2011: 42) sebagai berikut : ‘The short words’, said Winston
Churcill, ‘are best, and the old words, when they are short, are the best of all’.
Contoh pemakaian kata-kata sederhana dan sehari-hari adalah sebagai berikut
(Piscayanti, 2011).

Local folktales is the precious heritage in literary world. Thousands of local folktales
were told by the storytelling tradition (mesatua Bali) long time ago. But now the tradition is
disappearing due to the lack of exposure on local literature. This happens because local
literature lost its readers and writers. The readers and writers now tend to choose English
literature or Indonesian because the source of Balinese literature is limited.

Dalam penulisan gagasan seperti yang tercantum di atas, kata-kata yang digunakan
adalah kata-kata yang sederhana, sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, bermakna
denotatif, tidak bersifat ambigu, jelas dan tidak mengundang pertanyaan. Misalnya juga terdapat
dalam artikel Bridcutt (2014) berikut ini.
There’s a difference between the signs of physical bullying and the physical signs
themselves. The signs of being physically bullied may be cuts, bruises and torn clothing.
However, there are other physical signs which are the body’s way of reacting to stress.

Dalam artikel tersebut, kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang sederhana,
mudah dipahami dan tidak menimbulkan ambiguitas.

2. Sentence formation
Tredinnick (2011) dalam bukunya The Little Red Writing Book mengatakan :
if you want to make your meaning clear when you write, choose simple sentence structures
and favour familiar words.
Hal ini berarti untuk membuat tulisan bermakna, pilih kalimat sederhana dan
kata-kata yang akrab di telinga. Dengan kalimat berstruktur sederhana, makna kalimat akan
tersampaikan secara efektif.
Kalimat dalam Bahasa Inggris harus efektif dan efisien karena merupakan
kekuatan utama dalam artikel. Kalimat adalah pembawa pesan, oleh sebab itu ia harus
efektif. Kalimat yang efektif berawal dari pemilihan kata yang efektif. Kalimat yang efektif
juga tidak menimbulkan pemahaman ganda. Sebuah kalimat efektif adalah kalimat yang
mengandung subjek dan predikat (Tredinnick, 2011). Misalnya dalam tulisan Gerson (2013)
tentang character education.
A good education should help students to develop character traits and
qualities such as courage, integrity, compassion, self-regulation, honesty, resilience, humility
and caring about others. Bertrand Russell put it this way, “You must believe that you can
help bring about a better world. A good society is produced only by good individuals.” Our
students need the skills, inspiration and character to live meaningful lives and to make a
positive difference in the world.

Contoh lain yang masih berhubungan dengan character education adalah


kalimat dalam Piscayanti (2013) sebagai berikut.

Literature builds character in intrinsic and extrinsic ways. First of all, literacy
constructs meaning in children’s worlds. It builds the meaning and comprehension.
Literature shares enjoyments, knowledge, inspiration and motivation. The story affects
the readers when it builds experience intrinsically and extrinsically. Intrinsic character is
built when readers analyze, synthesize the story and relate the story with their own
background knowledge. While extrinsic character is built when the readers create such a
new story by combining their own knowledge and new knowledge they create by
themselves.
Dalam contoh di atas, kalimat yang digunakan adalah kalimat yang pendek-pendek,
mengandung subjek-predikat-keterangan dengan struktur sederhana dan mudah dipahami.
Misalnya Literature builds character in intrinsic and extrinsic ways. Kita dapat dengan mudah
memahami bahwa sastra dapat membangun characters secara instrinsik dan ekstrinsik.
Subjeknya adalah literature, predikatnya adalah builds, objeknya adalah character. Sementara
keterangannya adalah intrinsic and extrinsic ways.

3. Grammar
Grammar adalah tata bahasa yang mencakup banyak aspek aturan, misalnya
aturan kata kerja, aturan keterangan waktu, kesesuaian subjek dan kata kerja, dan
sebagainya. Dalam artikel hasil penelitian, grammar khususnya artikel berbahasa Inggris
sangat penting. Kesalahan dalam menggunakan tata bahasa dapat menyebabkan
kesalahpahaman dan kekeliruan interpretasi. Dalam artikel hasil penelitian, kesalahan
grammar harus dihindari sedapat mungkin. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
aspek grammar, misalnya aspek tenses (aturan tentang kata kerja dalam keterangan waktu),
subject-verb agreement (kesesuaian subjek dengan kata kerja), termasuk juga penggunaan
golongan kata yang benar seperti adjective (kata sifat), noun (kata benda), dan adverb (kata
keterangan). Contohnya dikutip dari Piscayanti (2011) sebagai berikut.

Literature-based instruction has an ultimate goal, that is, meaning construction or


comprehension. In literature-based instruction, teachers and students plan together;
students are active in self-evaluation, in stating their goals, and in deciding how to carry
out the goals. The classrooms are communities of learners where teachers play role as
motivator. Therefore in a literature-based classroom, the students become the creator,
thinker, explorer and knowledge builder of their own. That is the power of literature-
based instruction. ...

Dalam paragraf di atas kita menemukan penggunaan present tense (keterangan


masa kini) karena artikel merupakan intisari sebuah tulisan hasil kajian teori dengan kata
kerja yang berbentuk present tense. Hal ini dimungkinkan dalam pembahasan yang
mengaitkan hasil penelitian dengan kajian teori dan hasil penelitian dengan hasil
penelitian sejenis lainnya.
Penggunaan subject-verb agreement (kesesuaian subjek dengan kata kerja),
termasuk juga penggunaan golongan kata yang benar seperti adjective (kata sifat), noun
(kata benda), dan adverb (kata keterangan) juga menjadi sebuah keniscayaan dalam
penulisan artikel Bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat dalam contoh berikut (Piscayanti,
2013).

Character is the goal of education. Education runs through the stages of learning,
analyzing, criticizing and creating (producing). Learning involves an ability to absorb
the knowledge using five senses, while analyzing and criticizing involve critical and
logical thinking. The most challenging stage is creating (producing) stage which involves
five senses experience, critical, logical and productive skills. This last stage of creating
or producing is the most important part in education since it involves the character
building process...
Contoh subject-verb agreement adalah sebagai berikut: Character is the goal
of education, dimana subjeknya adalah character dan verb-agreementnya adalah is. Contoh
lain adalah Education runs through the stages of learning, analyzing, criticizing and
creating (producing), dimana subjeknya adalah education dan verb-agreementnya adalah
runs.
4. Language styles
Language style adalah gaya berbahasa yang digunakan dalam artikel. Gaya bahasa
yang digunakan adalah gaya bahasa akademik formal sebab artikel adalah tulisan
akademik. Contohnya adalah sebagai berikut (Piscayanti, 2013).

Writing needs a complex process. Therefore, in writing process, there are step
by step of activites that need to be considered. The students must be guided from the
beginning until they are ready to write independently. The combination of writing
modes namely shared writing, guided writing, cooperative writing and independent
writing, would help to stimulate student’s motivation to writing. The evaluation of
writing can be based on several aspects such as content, language and creativity. In
content, the teacher can see how well the students respond the text and how deep they
can give critiscm and critical thinking toward the text. In language, the teacher can
assess the quality of the language used by the students. In creativity, the students are
assessed how creative they are in creating new interpretation, imagination and other
version of the story ...
Dalam contoh di atas dapat diihat bahwa gaya bahasa yang digunakan adalah
bahasa akademik yang mencerminkan hasil penelitian secara ilmiah, logis dan kritis.
Tidak ditemukan bahasa kias yang memungkinkan interpretasi ganda.

5. Active-Passive Voice
Kalimat dalam artikel berbahasa Inggris seharusnya dibuat dalam bentuk
active voice dan bukan passive voice (Tredinnick, 2011). Active voice adalah kalimat
dengan kata kerja aktif, dimana subjeknya aktif melakukan suatu pekerjaan. Sementara
passive voice adalah kalimat dengan kata kerja pasif, dimana subjeknya dikenai
pekerjaan. Active voice harus diutamakan sebab penggunaan active voice membuat
kalimat menjadi efektif dan tidak menimbulkan ambiguitas. Passive voice tidak efisien
digunakan dalam penulisan artikel ilmiah. Contoh active voice adalah this study
investigated the effect of student’s achievement motivation on reading achievement.
Dalam kalimat tersebut, predikatnya adalah kata kerja aktif (investigated). Sementara itu
contoh passive voice adalah the effect of student’s achievement motivation on reading
achievement was investigated by this study. Kalimat ini selain tidak efisien, juga dapat
menimbulkan makna ambigu.

6. Mechanics

Yang dimaksud dalam mechanics disini adalah tanda baca dan ejaan yang benar
dalam Bahasa Inggris. Kesalahan dalam ejaan maupun tanda baca akan sangat
mempengaruhi keutuhan makna yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, mechanics
menjadi penting dilakukan terutama dalam tahap editing untuk memeriksa kembali
ketepatan tanda baca dan ejaan yang benar.

Contohnya adalah sebagai berikut seperti dikutip dari makalah Piscayanti (2013). .

Creative process in prose fiction starts from nowhere or everywhere. The point is
whether there is a creative atmosphere precedes the creative process. Creative
atmosphere can be created through some media such as story book, movie, social
networks or discussion. The creative atmosphere will build the creative process. It means
that creative process is built by creative atmosphere. Creative literature environment will
motivate the students as well as the beginner writers to produce a creative work, to read
and write in a better way (Piscayanti, 2010). Creative atmosphere happens when the
situation enables the writer to respond something to create something new. The literature
atmosphere stimulates the writer to give a critical and creative thinking to produce a new
work of literature. In this case, internal and external experience happens
simultaneously...
Pemakaian tanda baca yang sangat signifikan terdapat pada penulisan referensi
yaitu Piscayanti, 2010. Penulisan nama dengan huruf kapital, kemudian tanda baca koma
dan tahun sesuai dengan format APA.

D. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIHINDARI


1. Complex sentences atau ambiguity sentences
Kalimat kompleks sering terdapat pada kalimat yang panjang dan memakai beberapa
tingkat kalimat yang menyebabkan makna ambigu. Misalnya dalam artikel Cerullo
(2013) khususnya pada kalimat berikut.
There are various forms of bullying, including verbal, physical, emotional, and the
deadly cyber virus, which is growing area for bullying in which Facebook, instant
gram, email, Twitter, and other forms of social media are used to spread unkind and
often untruthful information about students.

Ada dua subjek yang terdapat dalam kalimat ini yaitu There are various forms of
bullying, including verbal, physical, emotional, and the deadly cyber virus dan other
forms of social media dimana hal tersebut membuat kalimat menjadi bermakna ganda
dan ambigu.

2. Run-on sentences
Run-on sentences adalah kalimat yang terdiri dari dua independent clause atau lebih
yang tidak terhubung dengan benar.
Contoh :
I am not good in speaking English I am not a fluent English speaker.
Kalimat di atas terdiri dari dua kalimat yang dijadikan satu sehingga menimbulkan
kerancuan. Ada dua solusi untuk memecahkan run-on sentences tersebut. Pertama,
seharusnya dua kalimat tersebut dipisahkan oleh tanda titik. Sehingga menjadi I am
not good in speaking English. I am not a fluent English speaker.
Kedua, gunakan kata sambung (coordinate conjunction), misalnya so atau therefore.
Sehingga kalimat itu menjadi I am not good in speaking English so I am not a fluent
English speaker. Atau I am not good in speaking English therefore I am not a fluent
English speaker.

3. Figurative language
Figurative language atau bahasa kias harus dihindari dalam penulisan artikel. Ada
macam-macam bahasa kias yang sering digunakan dalam bahasa sastra misalnya
metafora, personifikasi, hiperbola, metonimia, sinekdok, aliterasi, dan sebagainya.
Menggunakan bahasa kiasan untuk menulis artikel akan menimbulkan pemahaman
ganda atau ambigu. Misalnya Some say the world will end in fire, some say in ice
(Robert Frost). Kata-kata tersebut adalah kata kias dalam puisi yang tidak memiliki
makna tunggal dan makna denotasi. Ada banyak terkandung interpretasi di dalamnya,
sehingga perlu dihindari dalam penulisan artikel.

E. RANGKUMAN
Menulis artikel berbahasa Inggris adalah sebuah keniscayaan bagi seorang
dosen yang ingin memiliki publikasi di tingkat internasional. Dengan tuntutan yang
semakin ketat, seorang dosen harus memiliki kemampuan menulis artikel dengan baik.
Penguasaan bahasa tulis Bahasa Inggris menjadi penting. Aturan-aturan dalam penulisan
artikel Bahasa Inggris sesungguhnya sama dengan penulisan artikel Bahasa Indonesia
meliputi judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan
saran. Hanya saja dalam beberapa hal perlu diperhatikan adalah beberapa kaidah khusus
seperti pilihan kata (word choice), bentukan kalimat (sentence formation), tata bahasa
(grammar), gaya bahasa (language style), kalimat aktif-pasif (active-passive voice)
mechanics (ejaan dan tanda baca). Ada juga beberapa hal yang harus dihindari yaitu
kalimat kompleks, kalimat bias makna, dan bahasa kias.

F. LATIHAN/TUGAS
Buatlah sebuah artikel hasil penelitian berbahasa Inggris sesuai dengan
keilmuan masing-masing.
G. DAFTAR RUJUKAN
Bridcutt, L. (23 Juni 2014). The physical effect of bullying. Diakses 7 Juli 2014 dari
http://www.edarticle.com/articles/43335/physical-effects-of-
bullying.php#.U7m6_LEV9pM

Cerullo, C,V. (15 Februari 2013). Children with autism are at greater risk of being
bullied. Diakses 7 Juli 2014 dari http://www.edarticle.com/articles/33798/children-
with-autism-are-at-greater-risk-of-being-bullied-by-dr-claudio-v-
cerullo.php#.U7nEibEV9pM

Gerson, R. (15 Mei 2013). Character: the foundation of education. Diakses 7 Juli
2014 dari http://www.edarticle.com/articles/37560/character-the-foundation-of-
education.php#.U7m_B7EV9pM

Koopman, P. (1997). How to write an abstract. Diakses 6 Juli 2014, dari


http://users.ece.cmu.edu/~koopman/essays/abstract.html
Piscayanti, K.S. (2010). The effect of literature-based instruction on student’s english
achievement with differing achievement motivation: an experimental study on
the eighth grade students of smpn 1 singaraja in academic year 2009-2010. Tesis
tidak dipublikasikan. Singaraja: PPs Universitas Pendidikan Ganesha.
Piscayanti, K.S. (21-22 Oktober 2011). Bringing local folktales and drama to a
literature-based efl classroom. Makalah disajikan pada International Conference
on English Across Culture, Undiksha Singaraja, 21-22 Oktober 2011.

Piscayanti, K.S. (31 Juli-1 Agustus 2013). Inventing character values in prose fiction
creative process. Makalah disajikan pada International Conference on English
Across Culture, Undiksha Singaraja, 31 Juli-1 Agustus 2013.
Shuttleworth, M. (n. d.) How to write an introduction. Diakses 6 Juli 2014 dari
https://explorable.com/how-to-write-an-introduction

Tredinnick, M. (2011). The little red writing book. Australia: The University of New
South Wales.

Tredinnick, M. (2011). The little green writing book. Australia: The University of
New South Wales.

Anda mungkin juga menyukai