Dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, sumber daya air di dunia telah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat vital atau penting. Air merupakan hal yang pokok bagi konsumsi dan sanitasi umat manusia. Air dapat digunakan untuk produksi berbagai bahan industri. Selain itu air juga merupakan sumber tenaga dan merupakan sarana pengangkutan dan alat transportasi yang mempunyai fungsi penting di berbagai belahan dunia. Sumber daya yang berharga sekalipun dapat pula menjadi bahaya. Demikian pula halnya dengan air yang berlebihan. Jumlah air hujan atau bentuk presipitasi lainnya yang berlebihan dapat mengakibatkan banjir sehingga dapat menimbulkan bahaya kerusakan berat dan korban jiwa yang banyak jumlahnya. Sumber daya air di bumi ini harus dikelola dengan tepat agar dapat memenuhi kebutuhan manusia dan juga agar tidak menimbulkan kerugian- kerugian. Pengelolaan yang tepat sangat dibutuhkan agar kebutuhan air untuk berbagai kebutuhan di bumi ini dapat terpenuhi dengan baik. Dengan perencanaan yang baik jumlah air berlebih dari sisa presipitasi dapat diperhitungkan sehingga tidak menimbulkan limpasan berlebihan yang dapat menimbulkan banjir di permukaan.
1.2. Identifikasi Masalah
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan suatu kota, akan bertambah maju pula sarana dan prasarana yang mendukungnya. Sarana untuk menyediakan air semakin bertambah, misalnya penyediaan sarana air bersih, air minum, penggunaan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari, dan lain- lain. Selain sarana penyediaan kebutuhan air, diperlukan juga sarana pembuangan air yang memadai sehingga drainase area perkotaan dan persawahan tidak menimbulkan genangan berlebihan. Air berlebih dan tidak terpakai di daerah perkotaan berasal dari: Air hujan/bentuk presipitasi yang lainnya yang tidak terinfiltrasi ke dalam tanah, sehingga mengakibatkan limpasan berlebih di permukaan. Kecilnya infiltrasi ini disebabkan semakin sempitnya permukaan yang dapat menginfiltrasi, karena banyaknya perubahan tata guna lahan menjadi daerah industri, perumahan, jalan dan lain-lain. Sebab lainnya adalah intensitas hujan yang tinggi, sehingga kapasitas saluran yang telah ada tidak mampu mengalirkan air hujan yang berlebih tersebut. Kondisi topografi daerah yang datar, atau tidak rata sehingga menyebabkan sedimentasi pada saluran pembuang yang akan menyebabkan berkurangnya kapasitas saluran tersebut. Limbah (rumah tangga, industri dan lain-lain) Kelebihan air di perkotaan tersebut harus segera dibuang sehingga tidak menyebabkan genangan air yang mengganggu aktivitas manusia dan juga kurang baik bagi sanitasi. Drainase merupakan istilah yang dipergunakan sistem-sistem yang digunakan untuk menangani kelebihan air. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem drainase bagi daerah perkotaan. Kapasitas pembuangan harus memadai untuk membuang habis kelebihan air yang ada di permukaan sehingga tidak terjadi genangan air yang mengganggu aktivitas manusia dan juga kurang baik bagi sanitasi. Kebanyakan kota-kota besar mempunyai sistem drainase tertentu dengan biaya yang besar. Bahkan investasi keseluruhan di bidang drainase pemukiman jauh lebih besar dibandingkan dengan investasi di bidang pengurangan banjir atau irigasi. Menurut perhitungan, hampir seperempat biaya pembangunan jalan raya dibelanjakan untuk sarana drainase jalannya. Karena itu perencanaan sistem drainase harus mempertimbangkan masalah ekonomi. Sedangkan dalam sistem drainase persawahan air yang berlebih pada lahan pertanian harus dibuang agar menghilangkan pengaruh jelek terhadap tanaman. Selain itu membuang kelebihan air (yang tidak dipakai oleh tanaman) agar kesetimbangan air di lahan pertanian tetap terjaga sesuai kebutuhannya. Saluran dan sistem drainase memerlukan pemeliharaan yang baik dan rutin. Setiap beberapa tahun sekali harus dievaluasi agar dapat dianalisa apakah perubahan-perubahan yang terjadi telah mengubah kondisi sistem saluran.
1.3. Batasan Masalah
Masalah yang akan dibicarakan dalam laporan ini adalah sebatas: 1. Perhitungan debit air yang akan didrainase berkaitan dengan curah hujannya. 2. Perhitungan debit air yang akan didrainase berkaitan dengan luas tiap tata guna lahan daerah, dan dengan pertimbangan proyeksi perkembangan penduduk di perkotaan tersebut. 3. Perencanaan sistem jaringan drainase pada daerah perkotaan dan perhitungan dimensi salurannya. 4. Perencanaan sistem jaringan drainase pada lahan persawahan dan perhitungan dimensi salurannya. 5. Perencanaan sumur resapan dan perhitungan dimensinya untuk menampung limpasan air hujan.
1.4. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mendapatkan debit dari sisa air yang didrainasekan, dari data hujan harian yang dianalisa dengan curah hujan maksimum tahunan poligon thiessen? 2. Bagaimana mendapatkan curah hujan rancangan dengan kala ulang tertentu, dengan disribusi log pearson III? 3. Bagaimana mendapatkan kurva intensitas dari data curah hujan rancangan? 4. Bagaimana mendapatkan debit limbah rumah tangga dengan memproyeksikan jumlah penduduk dengan prosentase pertumbuhan yang dihubungkan dengan kebutuhan air tiap penduduk? 5. Bagaimana merencanakan sistem jaringan drainase dengan mempertimbangkan topografi daerah? 6. Bagaimana merencanakan drainase modul pada lahan pertanian dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya? 7. Bagaimana merencanakan sumur resapan yang tepat untuk mengurangi genangan di daerah perkotaan?
1.5. Maksud dan Tujuan
Maksud pemberian tugas ini adalah untuk mengenalkan salah satu penerapan dari teori yang telah diterima mahasiswa dari mata kuliah Rancangan Drainase, sehingga mahasiswa dapat mengetahui sebagian kondisi dan jenis pekerjaan suatu proyek drainase di wilayah perkotaan dan di lahan persawahan. Sedangkan tujuan pemberian tugas ini adalah: 1. Mampu menganalisis data hujan dan membuat kurva intensitas untuk beberapa kala ulang. 2. Mampu menganalisa peta dan dapat menentukan pola drainase dari suatu daerah perkotaan. 3. Mampu menghitung Q rancangan dengan mencari kurva intensitas, untuk daerah drainase yang direncanakan. 4. Mampu merencanakan dimensi saluran atau bangunan drainasenya baik di perkotaan maupun lahan persawahan. 5. Mampu menganalisa biaya pekerjaan. 6. Mampu memperkirakan kedalaman sumur resapan untuk mereduksi genangan yang terjadi akibat perubahan tata guna lahan yang terjadi di hulu. 1.6. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan pada tugas Rancangan Drainase ini antara lain: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Identifikasi Masalah 1.3. Batasan Masalah 1.4. Rumusan Masalah 1.5. Maksud dan Tujuan 1.6. Sistematika Pembahasan BAB II KONDISI DAERAH STUDI 2.1. Umum 2.2. Kondisi Fisik 2.2.1 Kondisi Topografi 2.2.2 Kondisi Hidrologis 2.2.3 Kondisi Geologi 2.3. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat 2.4. Tata Guna Lahan Daerah Perkotaan BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Umum 3.2. Analisa Hidrologi 3.2.1. Hujan Rerata Daerah 3.2.2. Hujan Rancangan Maksimum 3.2.2.1. Hujan Rancangan dengan menggunakan Metode Log Pearson III 3.2.2.2. Uji Kesesuaian Distribusi (Chi-Square dan Smirnov-Kolmogorof ) 3.2.2.3. Intensitas Hujan dan Waktu Konsentrasi 3.2.3. Debit Rancangan 3.2.3.1. Daerah Pengaliran (Catchment Area) 3.2.3.2. Daerah Resapan Air Hujan dan Koefisien Pengaliran 3.2.3.3. Debit Air Hujan 3.2.3.4. Intensitas Hujan 3.2.3.5. Pertumbuhan Penduduk 3.2.3.4.1. Pertumbuhan Geometri 3.2.3.4.2. Pertumbuhan Eksponesial 3.2.3.6. Debit Kotor 3.3. Perencanaan Saluran Drainase Permukaan 3.3.1. Definisi dan Kriteria Saluran Permukaan 3.3.2. Perencanaan Saluran Permukaan 3.3.3. Analisis Hidrolika Saluran 3.4. Perencanaan Saluran Bawah Permukaan 3.4.1. Definisi dan Kriteria Saluran Bawah Permukaan 3.4.2. Perencanaan Saluran Bawah Permukaan 3.4.3. Analisis Hidrolika Bawah Permukaan 3.5. Tanah 3.5.1. Jenis-Jenis Tanah 3.5.2. Permeabilitas Tanah 3.6. Sumur Resapan 3.6.1. Pengertian Sumur Resapan 3.6.2. Kegunaan dan Prinsip Kerja Sumur Resapan 3.6.3. Jenis-Jenis Sumur Resapan 3.6.4. Kriteria Perencanaan Teknis Sumur Resapan 3.7. Perencanaan Skema Saluran Drainase Perkotaan 3.7.1. Saluran 3.7.2. Bangunan Drainase 3.8. Perencanaan Skema Saluran Drainase Persawahan 3.8.1. Jenis-Jenis Saluran Drainase Persawahan 3.8.2. Drainase Modul 3.9. Perencanaan Biaya Pembuatan Saluran dan Bangunan Drainase Perkotaan BAB IV DATA DAN ANALISA DATA 4.1. Perhitungan Curah Hujan 4.1.1. Koefisien Thiessen 4.1.2. Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum dengan Metode Poligon Thiessen 4.1.3. Perhitungan Hujan Rancangan dengan Menggunakan Metode Log Pearson III 4.1.4. Uji Kesesuaian Distribusi ( Chi-Square dan Smirnov- Kolmogorof ) 4.2. Perhitungan Pertambahan Jumlah Penduduk 4.2.1 Pertumbuhan Geometri 4.2.2 Pertumbuhan Eksponensial 4.3. Perhitungan Luas Tata Guna Lahan Daerah Perkotaan 4.4. Perhitungan pada masing-masing Rencana Saluran Drainase Perkotaan 4.4.1. Skema Saluran Drainase pada Daerah yang Direncanakan 4.4.2. Intensitas Hujan dan Waktu Konsentrasi 4.4.3. Luas Cakupan, Panjang, Slope dan Debit Rencana 4.4.4. Dimensi Saluran 4.4.1.1. Dimensi Saluran Permukaan 4.4.1.2. Dimensi Saluran Bawah Permukaan 4.4.5. Volume Galian dan Timbunan Serta Biaya Pembuatan Saluran 4.4.6. Gambar Potongan Memanjang dan Potongan Melintang Saluran (Collector Drain Channel dan Receptor Drain Chanel ) 4.4.7. Perencanaan Dimensi Sumur Resapan 4.4.8. Gambar Perencanaan Sumur Resapan 4.5. Perhitungan Rencana Saluran Drainase Persawahan 4.5.1. Skema Saluran Drainase pada Daerah yang Direncanakan 4.5.2. Data-data Teknis 4.5.3. Perhitungan Drainase Modul 4.5.4. Dimensi Saluran 4.5.5. Gambar Perencanaan Drainase Persawahan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN