PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
ETc = k Eto
Dengan :
Etc : Evaporasi sebenarnya
k : Koefisien tanaman
Eto : Evaporasi potensial
Notasi k adalah koefisien tanaman (sering juga disebut koefisian
evapotranspirasi tanaman). k merupakan angka pengali untuk menjadikan evaporasi
potensial (Eto) menjadi evaporasi sebenarnya (Etc). Besarnya koefisien tanaman ini
berhubungan dengan jenis tanaman, varietas tanaman dan umur pertumbuhan
tanaman.
2.3.5. Perkolasi
Perkolasi adalah pergerakan air sampai ke bawah dari zona tidak jenuh
(antara permukaan tanah sampai ke bawah permukaan air) ke dalam daerah jenuh
(daerah yang berada di bawah permukaan air tanah). Daya Perkolasi (Pp) adalah
laju perkolasi maksimum yang dimungkinkan dan besarnya dipengaruhi kondisi
tanah dan muka air tanah. Perkolasi terjadi saat daerah tak jenuh mencapai daya
medan (field capacity). Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya perkolasi
diantaranya adalah tekstur tanah, permeabilitas tanah, tebal lapisan tanah bagian
atas dan tanaman penutup.
Tabel 2.2. Macam Tanah dan Tingkat Peerkolasinya
Macam Perkolasi
Tanah (mm/hari)
Sandy Loam 3-6
Loam 2-3
Clay Loam 1-2
2.3.6. Pergantian Lapisan Air (WLR)
Pergantian lapisan air erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Beberapa
saat setelah penanaman, air yang digenangkan di permukaan sawah akan kotor dan
mengandung zat-zat yang tidak lagi diperlukan tanaman, bahkan akan merusak. Air
genangan ini perlu dibuang agar tidak merusak tanaman di lahan. Saat pembuangan
lapisan genangan, sampah-sampah yang ada di permukaan air akan tertinggal,
demikian pula lumpur yang terbawa dari saluran saat pengairan. Air genangan yang
dibuang perlu diganti dengan air baru yang bersih.
2.3.7. Efisiensi Irigasi
Sebelum sampai di petak sawah, air harus dialirkan melalui saluran-saluran
induk, sekunder dan tersier. Di dalam sistem saluran terjadi kehilangan-kehilangan
debit yang disebabkan rembesan, perkolasi dan kekurang telitian di dalam
eksploitasi. Kehilangan air irigasi dinamakan efisiensi irigasi yang besarnya adalah
perbandingan antara jumlah air yang nyata bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman
ditambah perkolasi lahan dengan jumlah air yang dikeluarkan dari pintu
pengambilan. Efisiensi dinyatakan dalam prosentase. Kehilangan yang ditentukan
oleh pelaksanaan eksploitasi ada tiga tingkatan, yaitu:
Kehilangan air di tingkat tersier, melalui kehilangan air di sawah, di saluran
kuarter dan saluran tersier.
Kehilangan air di tingkat primer, melalui kehilangan air di saluran primer.
Kehilangan air di tingkat sekunder, melalui kehilangan air di saluran
sekunder.
Pada umumnya kehilangan air di jaringan irigasi dapat dibagi-bagi sebagai
berikut:
12,5 – 20% di petak tersier, antara bangunan sadap tersier dan sawah,
sehingga harga efisiensi berkisar antara 77,5 – 85%
5 – 10% di saluran sekunder, sehingga harga efisiensi berkisar antara 90 –
95%
5 – 10 % di saluran utama, sehingga harga efisiensi berkisar antara 90 – 95%
Sehingga efisiensi secara keseluruhan (efisiensi jaringan tersier x efisiensi
jaringan sekunder x efisiensi jaringan perimer) berkisar antara 0,65 – 0,79.
Dalam suatu jaringan irigasi dapat dibedakan adanya empat unsur fungsional
pokok yaitu:
bangunan-bangunan utama (head works) dimana air diambil dari sumbernya,
umumnya sungai atau waduk
jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air ke petak-petak tersier
petak-petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan
kolektif
sistem pembuangan yang ada di luar daerah irigasi untuk membuang
kelebihan air ke sungai atau saluran-saluran alam