Anda di halaman 1dari 16

Nama : Agus Ari Bowo Dr. Wahyuda, S.T., M.T.

NIM : 1809035019 Manajemen Persediaan


Prodi : Teknik Industri 2018 Ujian Akhir Semester
Dateline : Sabtu, 18 Desember 2021 (09.30) Via email

Buatlah pengelolaan persediaan selama setidaknya 40 periode dengan menggunakan:


1. Metode Persediaan dengan Demand yang bervariasi
2. Metode Persediaan dengan Demand yang Probabilistik.
Ketentuan :
a. Sumber data bisa berasal dari jenis usaha/industry/kegiatan apapun.
b. Data bisa menggunakan data buatan ataupun data nyata.
c. Data biaya, dll boleh diasumsikan sendiri, namun asumsi yang dibuat harus bisa
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
d. Buat Analisa terhadap hasil pengolahan data menggunakan kedua metode tersebut.
Catatan: Tidak boleh ada data dan asumsi yang sama antar mahasiswa.

Diketahui sebuah pabrik sepatu pria memproduksi 4 jenis sepatu yakni sepatu trainers, sepatu
casual, sepatu formal dan sepatu slippers. Dimana diketahui struktur produk sepatu dengan
data random yang tertera pada Tabel 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1.1 Struktur Produk dan Random


A B C D
Sepatu Trainers Sepatu Casual Sepatu Formal Sepatu Slippers
A1 A1 C1 C1
A2 B2 C2 D2
X X X X
N(250-50) N(350-70) N(450-90) N(150-30)

Selain itu diketahui biaya dari masing-masing bahan sepatu yakni dapat dilihat pada Tabel 1.2
sebagai berikut.

Tabel 1.2 Nilai Order Cost dan Holding Cost

Order Cost (Rp) Holding Cost/unit periode


1250 1
A1 600 1
B2 300 1
Berdasarkan Tabel 1.1 pada struktur produk dapat dibuat susunan komponen dari tiap produk
sebagai berikut:
X = 4/4 = 100% , artinya subproduk (komponen X) dibutuhkan disemua produk.
A1 = 2/4 = 50%, artinya subproduk (komponen A1) hanya dibutuhkan pada dua produk, yaitu
A dan B.
C1 = 2/4 = 50%, artinya subproduk (komponen C1) hanya dibutuhkan pada dua produk yaitu,
C dan D.
A2, B2, C2, D2= 1/4 = 25%, artinya sub produk ini hanya dibutuhkan pada satu produk saja,
khususnya B2 hanya dibutuhkan oleh B.

Langkah selanjutkan adalah men-generate data untuk tingkat kebutuhan sesuai data tingkat
kebutuhan komponen. Ada 4 data random yang digunakan dengan perintah sebagai berikut:
A =NORMINV(RAND();250,50) C =NORMINV(RAND();450,90)
B =NORMINV(RAND();350,70) D = NORMINV(RAND();150,30)

Keterangan perhitungan untuk kebutuhan komponen (untuk periode 1):


X = A+B+C+D = 208 + 436 + 528 + 166 = 1338
A1 = A+B = 208 + 436 = 644
B2 = B = 436
Keterangan perhitungan untuk kebutuhan komponen (untuk periode 2):
X = A+B+C+D = 295 + 534 + 478 + 139 = 1446
A1 = A+B = 295 + 534 = 829
B2 = B = 534
Keterangan perhitungan untuk kebutuhan komponen (untuk periode 3):
X = A+B+C+D = 162 + 223 + 351 + 99 = 835
A1 = A+B = 162 + 223 = 385
B2 = B = 223
Perhitungan ini dilakukan hingga periode ke-40.
Catatan : Angka-angka yang tidak sesuai hanya dalam pecahan decimal
Tabel 1.3 Random data dan kebutuhan tiap komponen
Per A B C D Per X A1 B2
1 208 436 528 166 1 1338 644 436
2 295 534 478 139 2 1446 829 534
3 162 223 351 99 3 835 385 223
4 219 226 433 74 4 953 445 226
5 193 306 590 184 5 1273 499 306
6 209 390 689 125 6 1413 599 390
7 233 414 481 155 7 1284 647 414
8 224 282 573 106 8 1184 505 282
9 283 283 377 159 9 1102 566 283
10 280 454 442 160 10 1337 735 454
11 252 402 316 129 11 1099 654 402
12 221 426 624 184 12 1455 647 426
13 280 404 435 134 13 1253 684 404
14 187 315 258 84 14 845 502 315
15 226 257 510 144 15 1137 483 257
16 243 379 308 177 16 1106 621 379
17 182 462 473 163 17 1280 644 462
18 239 292 552 160 18 1244 531 292
19 251 298 457 142 19 1148 549 298
20 275 290 527 143 20 1236 566 290
21 223 312 407 144 21 1086 535 312
22 303 408 345 146 22 1200 710 408
23 249 403 548 100 23 1300 651 403
24 125 270 486 153 24 1035 395 270
25 189 446 379 143 25 1157 635 446
26 262 417 372 122 26 1172 678 417
27 295 427 362 150 27 1234 722 427
28 178 257 509 153 28 1097 435 257
29 365 354 326 127 29 1172 720 354
30 253 366 515 168 30 1301 618 366
31 237 266 459 208 31 1170 503 266
32 267 170 450 134 32 1021 437 170
33 265 334 279 183 33 1061 599 334
34 152 456 348 158 34 1115 608 456
35 182 505 336 169 35 1193 687 505
36 204 414 472 167 36 1258 618 414
37 296 404 445 190 37 1335 700 404
38 350 406 413 214 38 1382 755 406
39 169 423 548 116 39 1255 592 423
40 324 339 311 183 40 1157 663 339
Total 47666 23996 14449

Berdasarkan nilai random yang didapatkan pada Microsoft Excel dengan menggunakan
formula =NORMINV(RAND();Probabilitas; Standar Deviasi) dimana formula ini
menampilkan nilai fungsi distribusi normal terbaik untuk nilai, rata-rata dan simpangan baku,
Didapatkan total kebutuhan tiap komponen yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Kebutuhan komponen X selama 40 periode = 47.666 unit
Kebutuhan komponen A1 selama 40 periode = 23.996 unit
Kebutuhan komponen B2 selama 40 periode = 14.449 unit
Dengan mempertimbangkan nilai order cost dan holding cost, maka didapatkan ukuran lot
yang dapat diuraiakan sebagai berikut.

2CoD
EOQ untuk X =√
h

2 x 1250 x 47.666
=√
40

= 1726,02 ≈ 1727 unit

2CoD
EOQ untuk A1 =√
h

2 x 600 x 23.966
=√
40

= 848,46 ≈ 849 unit

2CoD
EOQ untuk B2 =√
h

2 x 300 x 14.449
=√
40

= 465,54 ≈ 466 unit

Selanjutnya dilakukan perhitungan terkait frekuensi tiap subkomponen yang dapat dilihat pada
Tabel 1.4.
Tabel 1.4 Frekuensi Tiap SubKomponen
Nilai Q* ≈ Frekeuensi ≈
X 1726,02 1727 27,62 28
A1 848,46 849 28,28 29
B1 465,54 466 31,04 32

Berdasarkan perhitungan Lot sebelumnya menggunakan Metode Economic Order Quantity


(EOQ), maka setiap dilakukan order produk besar ukuran setiap komponennya adalah sekitar:
X = 1727 unit
A1 = 849 unit
B2 = 466 unit
Berdasarkan data perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya mengenai perhitungan nilai
Kuantitas Optimal dari Komponen X, A1 dan B2. Selanjutnya dilakukan perhitungan terkait
rincian EOQ untuk setiap komponen yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Lot dengan EOQ untuk X
Periode 1
GR (Gross Requirement) didapat dari tabel permintaan kebutuhan komponen X yaitu 1338
Order atau ukuran pesanan dalam komponen ini untuk periode 1 sekitar 1727 unit
NR (Net Requirement) atau nilai persediaan kotor untuk periode 1 diperoleh dari nilai GR
Inventory didapatkan dari nilai Order – NR. Nilai inventory untuk periode 1 sekitar
Periode 2
GR = Permintaan X pada periode ke 2 = 1446 unit
Order = Merupakan suatu fungsi logika (if). Jika nilai inventory pada periode 1 > GR,
maka tidak akan dilakukan pemesanan. Tetapi jika terjadi sebaliknya, maka
dilakukan pemesanan sekitar sebesar 1727. Pada Microsoft Excel
dicantumkan formula sebagai berikut: =IF(U17>=R18;01727)
NR =Merupakan suatu fungsi logika (if). Jika tidak dilakukan pemesanan pada
periode ini maka NR = GR. Namun jika sebaliknya, GR pada periode ini
dikurangi dengan inventory pada periode sebelumnya. Di excel ditulis
dengan =IF(S18=0,R18,R18-U17)
Inventory = Merupakan suatu fungsi logika (if). Jika tidak dilakukan pemesanan pada
periode ini maka inventory pada periode sebelumnya dikurangi dengan NR
periode sekarang. Tetapi bila dilakukan pemesanan maka Order dikurangi
dengan NR. Ditulis dengan fungsi : =IF(S18=0,U17-T18,S18-T18)

Initial Order adalah suatu penandaan untuk memudahkan dalam melakukan perhitungan
biaya atau bisa disebut juga sebagai fungsi logika. Dimana apabila dilakukan sebuah
pemesanan (atau order tidak sama dengan nol) maka nilai initial diberi tanda 1, sedangkan
kejadian lainnya diberi tanda nol. Pada kasus ini dimasukkan fungsi pada Microsoft Excel
dengan formula =IF(Z4>0,1,0).
Sub total merupakan biaya tiap periode. Nilai subtotal dipengaruhi beberapa parameter
seperti jumlah inventory, nilai holding cost dan order cost.
Perhitungan untuk periode 2 sampai periode 40 dilakukan dengan bantuan Microsoft
Excel. Mengenai perhitungan EOQ untuk setiap komponen dapat dilihat seperti pada Tabel
1.5 sebagai berikut:

Tabel 1.5 Lot EOQ untuk X


Periode GR Order NR Inventory Initial OC H Sub total
1 1338 1727 1338 389 1 1 1250 1 1639
2 1446 1727 1057 670 2 1 1250 1 1920
3 835 1727 165 1562 3 1 1250 1 2812
4 953 0 953 610 4 0 1250 1 610
5 1273 1727 663 1064 5 1 1250 1 2314
6 1413 1727 349 1378 6 1 1250 1 2628
7 1284 0 1284 94 7 0 1250 1 94
8 1184 1727 1090 637 8 1 1250 1 1887
9 1102 1727 465 1262 9 1 1250 1 2512
10 1337 1727 75 1652 10 1 1250 1 2902
11 1099 0 1099 553 11 0 1250 1 553
12 1455 1727 902 825 12 1 1250 1 2075
13 1253 1727 428 1299 13 1 1250 1 2549
14 845 0 845 455 14 0 1250 1 455
15 1137 1727 682 1045 15 1 1250 1 2295
16 1106 1727 62 1665 16 1 1250 1 2915
17 1280 0 1280 385 17 0 1250 1 385
18 1244 1727 859 868 18 1 1250 1 2118
19 1148 1727 280 1447 19 1 1250 1 2697
20 1236 0 1236 211 20 0 1250 1 211
21 1086 1727 875 852 21 1 1250 1 2102
22 1200 1727 348 1379 22 1 1250 1 2629
23 1300 0 1300 79 23 0 1250 1 79
24 1035 1727 956 771 24 1 1250 1 2021
25 1157 1727 385 1342 25 1 1250 1 2592
26 1172 0 1172 170 26 0 1250 1 170
27 1234 1727 1064 663 27 1 1250 1 1913
28 1097 1727 434 1293 28 1 1250 1 2543
29 1172 0 1172 121 29 0 1250 1 121
30 1301 1727 1180 547 30 1 1250 1 1797
31 1170 1727 624 1103 31 1 1250 1 2353
32 1021 0 1021 82 32 0 1250 1 82
33 1061 1727 979 748 33 1 1250 1 1998
34 1115 1727 366 1361 34 1 1250 1 2611
35 1193 0 1193 168 35 0 1250 1 168
36 1258 1727 1090 637 36 1 1250 1 1887
37 1335 1727 697 1030 37 1 1250 1 2280
38 1382 1727 352 1375 38 1 1250 1 2625
39 1255 0 1255 119 39 0 1250 1 119
40 1157 1727 1037 690 40 1 1250 1 1940
Jumlah 32.603 28 Jumlah 67.603
2. Lot EOQ untuk A1
Perhitungan lot EOQ untuk komponen A1 sama saja dengan perhitungan lot EOQ untuk
komponen X, perbedaan hanya terletak pada nilai order cost nya saja yang berubah jadi
Rp. 600. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1.6 sebagai berikut:

Tabel 1.6 Lot EOQ untuk A1


Periode GR Order NR Inventory Initial OC H Sub total
1 644 849 644 205 1 1 600 1 805
2 829 849 624 225 2 1 600 1 825
3 385 849 160 689 3 1 600 1 1289
4 445 0 445 244 4 0 600 1 244
5 499 849 255 594 5 1 600 1 1194
6 599 849 5 844 6 1 600 1 1444
7 647 0 647 197 7 0 600 1 197
8 505 849 308 541 8 1 600 1 1141
9 566 849 25 824 9 1 600 1 1424
10 735 0 735 89 10 0 600 1 89
11 654 849 565 284 11 1 600 1 884
12 647 849 362 487 12 1 600 1 1087
13 684 849 197 652 13 1 600 1 1252
14 502 0 502 150 14 0 600 1 150
15 483 849 334 515 15 1 600 1 1115
16 621 849 106 743 16 1 600 1 1343
17 644 0 644 99 17 0 600 1 99
18 531 849 432 417 18 1 600 1 1017
19 549 849 132 717 19 1 600 1 1317
20 566 0 566 151 20 0 600 1 151
21 535 849 384 465 21 1 600 1 1065
22 710 849 245 604 22 1 600 1 1204
23 651 849 47 802 23 1 600 1 1402
24 395 0 395 406 24 0 600 1 406
25 635 849 229 620 25 1 600 1 1220
26 678 849 58 791 26 1 600 1 1391
27 722 0 722 69 27 0 600 1 69
28 435 849 366 483 28 1 600 1 1083
29 720 849 236 613 29 1 600 1 1213
30 618 849 6 843 30 1 600 1 1443
31 503 0 503 340 31 0 600 1 340
32 437 849 97 752 32 1 600 1 1352
33 599 0 599 154 33 0 600 1 154
34 608 849 454 395 34 1 600 1 995
35 687 849 293 556 35 1 600 1 1156
36 618 849 62 787 36 1 600 1 1387
37 700 0 700 88 37 0 600 1 88
38 755 849 668 181 38 1 600 1 781
39 592 849 410 439 39 1 600 1 1039
40 663 849 224 625 40 1 600 1 1225
Jumlah 18.680 29 Jumlah 36.080
3. Lot EOQ untuk B2
Perhitungan lot EOQ untuk komponen B2 sama dengan perhitungan lot EOQ sebelumnya
untuk komponen X, perbedaan hanya terletak pada nilai order cost nya saja yang berubah
jadi Rp. 300. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1.7 berikut:

Tabel 1.7 Lot EOQ untuk B2


Periode GR Order NR Inventory Initial OC H Sub total
1 436 466 436 30 1 1 300 1 330
2 534 466 504 -38 2 1 300 1 262
3 223 466 260 206 3 1 300 1 506
4 226 466 21 445 4 1 300 1 745
5 306 0 306 139 5 0 300 1 139
6 390 466 250 216 6 1 300 1 516
7 414 466 199 267 7 1 300 1 567
8 282 466 14 452 8 1 300 1 752
9 283 0 283 169 9 0 300 1 169
10 454 466 285 181 10 1 300 1 481
11 402 466 221 245 11 1 300 1 545
12 426 466 181 285 12 1 300 1 585
13 404 466 119 347 13 1 300 1 647
14 315 0 315 31 14 0 300 1 31
15 257 466 225 241 15 1 300 1 541
16 379 466 138 328 16 1 300 1 628
17 462 466 134 332 17 1 300 1 632
18 292 0 292 40 18 0 300 1 40
19 298 466 259 207 19 1 300 1 507
20 290 466 83 383 20 1 300 1 683
21 312 0 312 71 21 0 300 1 71
22 408 466 337 129 22 1 300 1 429
23 403 466 274 192 23 1 300 1 492
24 270 466 78 388 24 1 300 1 688
25 446 466 58 408 25 1 300 1 708
26 417 466 9 457 26 1 300 1 757
27 427 0 427 30 27 0 300 1 30
28 257 466 227 239 28 1 300 1 539
29 354 466 115 351 29 1 300 1 651
30 366 466 15 451 30 1 300 1 751
31 266 0 266 185 31 0 300 1 185
32 170 0 170 15 32 0 300 1 15
33 334 466 318 148 33 1 300 1 448
34 456 466 308 158 34 1 300 1 458
35 505 466 347 119 35 1 300 1 419
36 414 466 296 170 36 1 300 1 470
37 404 466 233 233 37 1 300 1 533
38 406 466 173 293 38 1 300 1 593
39 423 466 130 336 39 1 300 1 636
40 339 466 3 463 40 1 300 1 763
JUMLAH 9.342 32 JUMLAH 18.942
4. Silver meal
Untuk menghitung lot dengan silver meal agak berbeda. Disini parameterenya adalah
biaya order dan juga holding cost dibandingkan yang terkecil setiap periodenya. Dalam
metode silver meal yang dihitung adalah kapan dan berapa yang harus dipesan termasuk
didalamnya untuk meng-cover permintaan berapa periode. Contoh mengenai perhitungan
lot dengan menggunakan metode silver meal adalah sebagai berikut:
Biaya tiap periode komponen X
Biaya pesan = 1250, holding = 1/unit/periode
a. Periode 1
Biaya 1 periode 1 = (order cost + GR*holding cost)/jumlah periode
= (1250 + 0)/1 = 1250 (terlihat di Tabel 1.8)
Biaya 2 periode = (1250+1466)/2 ~ 1348

Dari nilai-nilai tersebut terlihat bahwa biaya dari 1250 naik menjadi 1348, artinya
perusahaan harus memesan untuk 1 periode karena biaya akan lebih rendah daripada
memesan untuk 2 periode (periode sekarang dan 1 periode di depan). Berarti pada
periode 1 ini perusahaan sebaiknya memesan komponen X sebesar 1338 unit.
b. Periode 2
Biaya 1 periode 1 = (order cost + GR*holding cost)/jumlah periode
= (1250 + 0)/1 = 1250 (terlihat di Tabel 1.8)
Biaya 2 periode 1 = (1250+ 835)/2 = 2085/2 = 1042 (terlihat di Tabel 1.8)
Biaya 3 periode 1 = ((1250+ 835)+(2 x 953))/3 = 3991/3 = 1330 (Tabel 1.8)

Mengenai arti dari perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Apabila diambil keputusan untuk melakukan pemesanan hanya untuk keperluan
permintaan 1 periode, maka hanya biaya pesan saja yang perlu dikeluarkan oleh
perusahaan, tindakan ini tidak akan mengakibatkan biaya penyimpanan, karena
diasumsikan barang langsung habis. Dengan kebijakan ini biaya 1 periode yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan sebesar 1250.
2) Bila diputuskan melakukan pemesanan untuk keperluan permintaan sekarang dan
permintaan 1 periode di depan (keperluan 2 periode), maka perusahaan harus
menanggung beban pesan dan juga beban inventoryy selama satu periode. Dengan
kebijakan ini biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebesar 1042.
3) Bila diputuskan melakukan pemesanan untuk keperluan permintaan sekarang dan
permintaan 2 periode di depan (keperluan 3 periode), maka pabrik sepatu harus
menanggung beban pesan dan juga beban inventory selama satu periode. Dengan
kebijakan ini biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebesar 1330.

Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa biaya dari 1250 turun menjadi 1042. Artinya
bahwa perusahaan harus memesan persediaan untuk 2 periode (kebutuhan sekarang
dan kebutuhan 1 periode ke depan) karena biaya akan lebih rendah. Berarti pada
periode 2 ini perusahaan sebaiknya memesan komponen X sebesar 2281 unit.
Mengenai ringkasan semua perhitungan tersebut telah dilakukan dengan bantuan
Microsoft Excel terlihat pada Tabel 1.8 sebagai berikut:

Tabel 1.8 Perhitungan Silver meal Setiap Komponen


Silver meal Komponen X Silver meal Komponen A1 Silver meal Komponen B2
X 1 2 3 A1 1 2 3 B2 1 2 3
Per 1 1250 1348 Per 1 600 714 Per 1 300 417
Per 2-3 1250 1042 1330 Per 2-3 600 492 625 Per 2-3 300 261 325
Per 4 1250 1261 Per 4-5 600 550 766 Per 3 300 303
Per 5 1250 1332 Per 6 600 624 Per 4 300 345
Per 6 1250 1267 Per 7-8 600 553 746 Per 5 300 357
Per 7-8 1250 1217 1546 Per 9 600 667 Per 6-7 300 291 382
Per 9 1250 1294 Per 10 600 627 Per 8 300 377
Per 10-11 1250 1175 1753 Per 11 600 623 Per 9 300 351
Per 12 1250 1251 Per 12 600 642 Per 10 300 363
Per 13-14 1250 1047 1456 Per 13-14 600 551 689 Per 11 300 352
Per 15-16 1250 1178 1639 Per 15 600 611 Per 12 300 308
Per 17-18 1250 1247 1597 Per 16 600 622 Per 13-14 300 278 438
Per 19-20 1250 1243 1553 Per 17-18 600 566 743 Per 15 300 381
Per 21-22 1250 1225 1683 Per 19-20 600 583 745 Per 16-17 300 296 396
Per 23-24 1250 1142 1533 Per 21 600 655 Per 18-19 300 295 405
Per 25-26 1250 1211 1630 Per 22 600 626 Per 20 300 354
Per 27-28 1250 1174 1564 Per 23-24 600 498 755 Per 21 300 351
Per 29 1250 1276 Per 25 600 639 Per 22-23 300 285 487
Per 30-31 1250 1210 1487 Per 26 600 661 Per 24 300 358
Per 32-33 1250 1156 1514 Per 27-28 600 518 825 Per 25 300 363
Per 34-35 1250 1221 1653 Per 29 600 609 Per 26-27 300 279 422
Per 36 1250 1292 Per 30-31 600 552 659 Per 28 300 333
Per 37 1250 1316 Per 32-33 600 599 805 Per 29-30 300 283 302
Per 38 1250 1253 Per 34 600 644 Per 31 300 317
Per 39-40 1250 1203 Per 35 600 609 Per 32 300 378
Per 36 600 650 Per 33 300 403
Per 37 600 678 Per 34 300 357
Per 38-39 600 596 839 Per 35 300 352
Per 40 600 Per 36 300 353
Per 37 300 361
Per 38 300 320
Per 39 300
Per 40 300
Adapun mengenai perhitungan lot dengan menggunakan metode silver meal untuk komponen
X, lot dengan silver meal untuk komponen A1, dan lot dengan silver meal untuk komponen
B2, dapat dihitung menggunakan Microsoft excel yang tertera seperti pada Tabel 1.9, Tabel
1.10, dan Tabel 1.11 sebagai berikut:

Tabel 1.9 Lot dan biaya dengan silver meal komponen X


X GR OC H X GR Order NR Inventory Subtotal
1 1338 1250 0 1 1338 1338 1338 0 1250
2 1446 1250 1446 2 1446 2281 1446 835 2085
3 835 1250 1669 3 835 0 835 0 0
4 953 1250 2858 4 953 953 953 0 1250
5 1273 1250 5091 5 1273 1273 1273 0 1250
6 1413 1250 7065 6 1413 1413 1413 0 1250
7 1284 1250 7703 7 1284 2468 1284 1184 2434
8 1184 1250 8288 8 1184 0 1184 0 0
9 1102 1250 8815 9 1102 1102 1102 0 1250
10 1337 1250 12035 10 1337 2437 1337 1099 2349
11 1099 1250 10994 11 1099 0 1099 0 0
12 1455 1250 16000 12 1455 1455 1455 0 1250
13 1253 1250 15035 13 1253 2098 1253 845 2095
14 845 1250 10981 14 845 0 845 0 0
15 1137 1250 15920 15 1137 2243 1137 1106 2356
16 1106 1250 16593 16 1106 0 1106 0 0
17 1280 1250 20488 17 1280 2524 1280 1244 2494
18 1244 1250 21142 18 1244 0 1244 0 0
19 1148 1250 20667 19 1148 2384 1148 1236 2486
20 1236 1250 23485 20 1236 0 1236 0 0
21 1086 1250 21716 21 1086 2286 1086 1200 2450
22 1200 1250 25210 22 1200 0 1200 0 0
23 1300 1250 28597 23 1300 2335 1300 1035 2285
24 1035 1250 23796 24 1035 0 1035 0 0
25 1157 1250 27757 25 1157 2328 1157 1172 2422
26 1172 1250 29292 26 1172 0 1172 0 0
27 1234 1250 32073 27 1234 2331 1234 1097 2347
28 1097 1250 29628 28 1097 0 1097 0 0
29 1172 1250 32817 29 1172 1172 1172 0 1250
30 1301 1250 37741 30 1301 2472 1301 1170 2420
31 1170 1250 35112 31 1170 0 1170 0 0
32 1021 1250 31644 32 1021 2082 1021 1061 2311
33 1061 1250 33953 33 1061 0 1061 0 0
34 1115 1250 36787 34 1115 2307 1115 1193 2443
35 1193 1250 40550 35 1193 0 1193 0 0
36 1258 1250 44016 36 1258 1258 1258 0 1250
37 1335 1250 48048 37 1335 1335 1335 0 1250
38 1382 1250 51139 38 1382 1382 1382 0 1250
39 1255 1250 47704 39 1255 2412 1255 1157 2407
40 1157 1250 45108 40 1157 0 1157 0 0
Jumlah 16.633 47.883
Hasil penghitungan lot dan biaya dengan silver meal untuk komponen A1 dapat dilihat
pada Tabel 1.10 sebagai berikut:

Tabel 1.10 Lot dan biaya dengan silver meal komponen A1


A1 GR OC H A1 GR Order NR Inventory Subtotal
1 644 600 0 1 644 644 644 0 600
2 829 600 829 2 829 1213 829 385 985
3 385 600 769 3 385 0 385 0 0
4 445 600 1335 4 445 944 445 499 1099
5 499 600 1998 5 499 0 499 0 0
6 599 600 2994 6 599 599 599 0 600
7 647 600 3883 7 647 1152 647 505 1105
8 505 600 3537 8 505 0 505 0 0
9 566 600 4527 9 566 566 566 0 600
10 735 600 6612 10 735 735 735 0 600
11 654 600 6539 11 654 654 654 0 600
12 647 600 7114 12 647 647 647 0 600
13 684 600 8207 13 684 1186 684 502 1102
14 502 600 6527 14 502 0 502 0 0
15 483 600 6764 15 483 483 483 0 600
16 621 600 9319 16 621 621 621 0 600
17 644 600 10302 17 644 1175 644 531 1131
18 531 600 9032 18 531 0 531 0 0
19 549 600 9883 19 549 1115 549 566 1166
20 566 600 10745 20 566 0 566 0 0
21 535 600 10702 21 535 535 535 0 600
22 710 600 14916 22 710 710 710 0 600
23 651 600 14333 23 651 1047 651 395 995
24 395 600 9093 24 395 0 395 0 0
25 635 600 15239 25 635 635 635 0 600
26 678 600 16957 26 678 678 678 0 600
27 722 600 18761 27 722 1157 722 435 1035
28 435 600 11750 28 435 0 435 0 0
29 720 600 20146 29 720 720 720 0 600
30 618 600 17935 30 618 1122 618 503 1103
31 503 600 15093 31 503 0 503 0 0
32 437 600 13541 32 437 1036 437 599 1199
33 599 600 19161 33 599 0 599 0 0
34 608 600 20061 34 608 608 608 0 600
35 687 600 23370 35 687 687 687 0 600
36 618 600 21625 36 618 618 618 0 600
37 700 600 25194 37 700 700 700 0 600
38 755 600 27947 38 755 1347 755 592 1192
39 592 600 22484 39 592 0 592 0 0
40 663 600 25841 40 663 663 663 0 600
Jumlah 5512 22.912

Hasil penghitungan lot dan biaya dengan silver meal untuk komponen B2 dapat dilihat
pada Tabel 1.11 sebagai berikut:
Tabel 1.11 Lot dan biaya dengan silver meal komponen B2
Periode GR OC H B2 GR Order NR Inventory Subtotal
1 436 300 0 1 436 436 436 0 300
2 534 300 534 2 534 756 534 223 523
3 223 300 446 3 223 0 223 0 0
4 226 300 679 4 226 226 226 0 300
5 306 300 1224 5 306 306 306 0 300
6 390 300 1949 6 390 804 390 414 714
7 414 300 2485 7 414 0 414 0 0
8 282 300 1972 8 282 282 282 0 300
9 283 300 2261 9 283 283 283 0 300
10 454 300 4087 10 454 454 454 0 300
11 402 300 4019 11 402 402 402 0 300
12 426 300 4685 12 426 426 426 0 300
13 404 300 4851 13 404 720 404 315 615
14 315 300 4100 14 315 0 315 0 0
15 257 300 3597 15 257 257 257 0 300
16 379 300 5678 16 379 841 379 462 762
17 462 300 7398 17 462 0 462 0 0
18 292 300 4961 18 292 590 292 298 598
19 298 300 5369 19 298 0 298 0 300
20 290 300 5519 20 290 290 290 0 300
21 312 300 6250 21 312 312 312 0 300
22 408 300 8562 22 408 810 408 403 703
23 403 300 8857 23 403 0 403 0 0
24 270 300 6220 24 270 270 270 0 300
25 446 300 10705 25 446 446 446 0 300
26 417 300 10413 26 417 843 417 427 727
27 427 300 11101 27 427 0 427 0 0
28 257 300 6942 28 257 257 257 0 300
29 354 300 9921 29 354 720 354 366 666
30 366 300 10607 30 366 0 366 0 0
31 266 300 7986 31 266 266 266 0 300
32 170 300 5257 32 170 170 170 0 300
33 334 300 10673 33 334 334 334 0 300
34 456 300 15053 34 456 456 456 0 300
35 505 300 17175 35 505 505 505 0 300
36 414 300 14493 36 414 414 414 0 300
37 404 300 14537 37 404 404 404 0 300
38 406 300 15008 38 406 406 406 0 300
39 423 300 16064 39 423 423 423 0 300
40 339 300 13222 40 339 339 339 0 300
Jumlah 2908 12.808
5. Analisis perbandingan biaya antara metode EOQ dan Silver meal
Adapun mengenai total cost dengan menggunakan data yang telah ada sebelumnya didapat
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
Total cost = (jumlah order x order cost) + (inventory x holding cost)
Untuk komponen X:
Total cost dengan EOQ = (28 x 1250) + (32.603 x 1) = 67.603
Total cost dengan Silver meal = (25 x 1250) + (16.633 x 1) = 47.883
Langkah selanjutnya dihitung kembali dengan cara yang sama untuk komponen A1 dan
B2. Mengenai rincian perbandingan biaya dengan metode Economic Order Quantity
(EOQ) dan Silver meal untuk komponen X dapat dilihat pada Tabel 1.12.

Tabel 1.12 Perbandingan biaya metode EOQ dan Silver meal komponen X
Metode EOQ Silver meal
Jumlah order 28 25
Order cost 1250 1250
Inventory 32603 16633
Holding cost 1 1
Total cost 67603 47883
Biaya pemesanan 35000 31250
Biaya penumpukan 32603 16633
% biaya pemesanan 51,77% 65,26%
% penumpukan 48,23% 34,74%

Hasil perbandingan biaya menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan
Silver meal untuk komponen A1 dapat dilihat pada Tabel 1.13 sebagai berikut:

Tabel 1.13 Perbandingan biaya metode EOQ dan Silver meal komponen A1
Metode EOQ Silver meal
Jumlah order 29 29
Order Cost 600 600
Inventory 18680 5512
Holding Cost 1 1
Total Cost 36080 22912
Biaya pemesanan 17400 17400
Biaya penumpukan 18680 5512
% biaya pemesanan 48,23% 75,94%
% penumpukan 51,77% 24,06%

Mengenai hasil perbandingan biaya dengan menggunakan metode Economic Order


Quantity (EOQ) dan Silver meal untuk komponen B2 dapat dilihat pada Tabel 1.14.
Tabel 1.14 Perbandingan biaya metode EOQ dan Silver meal komponen B2
Metode EOQ Silver meal
Jumlah order 32 33
Order Cost 300 300
Inventory 9342 2908
Holding Cost 1 1
Total Cost 18942 12808
Biaya pemesanan 9600 9900
Biaya penumpukan 9342 2908
% biaya pemesanan 50,68% 77,29%
% penumpukan 49,32% 22,71%

6. Analisis dan Pembahasan


Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya dengan membandingkan
dua metode yakni metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Silver Meal terlihat bahwa
metode Silver meal akan selalu menghasilkan total cost yang lebih kecil dibandingkan
dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Keunggulan ini disebabkan oleh 4
macam aspek, yaitu frekuensi pemesanan, biaya dilakukan satu kali pemesanan, jumlah
inventory yang dihasilkan untuk tiap perode perencanaan, dan biaya penyimpanan tiap satu
unit produk/periode. Pada metode EOQ untuk komponen X biaya yang ditimbulkan akibat
frekuensi pemesanan berkontribusi sebesar 51,77% sedangkan biaya yang ditimbulkan
akibat adanya penumpukan persediaan berkontribusi sebesar 48,23% terhadap total cost.

Frekeunsi pemesanan suatu persediaan akan berpengaruh terhadap biaya yang


dikeluarkan. Dimana untuk pemesanan komponen A1, biaya yang ditimbulkan akibat
frekueni pemesanan memiliki kontribusi sebesar 48,23%, sedangkan biaya yang
ditimbulkan akibat melakukan penumpukan inventory berkontribusi sebesar 51,77%
terhadap total cost. Selanjutnya untuk komponen B2 biaya yang ditimbulkan akibat
adanya frekuensi pemesanan, memiliki kontribusi sebesar 50,68% sedangkan biaya yang
ditimbulkan akibat adanya penumpukan persediaan akan berkontribusi sebesar 49,32%
terhadap total cost. Berarti dapat diambil kesimpulan bahwa kontribusi terbesar terhadap
besarnya total cost disumbangkan oleh frekuensi pemesanan yaitu sebesar antara 48,23%
s/d 51,77% sedangkan kontribusi besarnya inventory terhadap total cost tidak melebihi
kontribusi frekuensi pemesanan, hanya berkisar antara 48,23% s/d 51,77%.
Metode Economic Order Quantity (EOQ) menghasilkan biaya yang lebih besar
dikarenakan frekuensi pemesanan dari awal hingga akhir periode selalu sama, sehingga
mengakibatkan biaya inventory akan meningkat. Sebagai contoh pemakaian metode EOQ
untuk komponen X yang dapat dilihat pada Tabel 1.5. Pada periode 1, komponen X yang
dibutuhkan hanya 1338 tetapi karena pihak pabrik sepatu menerapkan kebijakan
pemesanan dengan EOQ dimana tiap pesan besarnya sama yaitu sekitar 1727 unit, maka
di akhir periode 1 terjadi inventory sebesar 389 unit, demikian pula pada periode 2, yang
dibutuhkan hanya 1446 unit tetapi pihak pabrik sepatu memesan sebanyak 1727 unit
sehingga menghasilkan inventory di akhir periode 2 sebesar 670 unit, tentu saja akan
menghasilkan inventory yang besar di akhir periode dan seterusnya sampai periode ke 31
terus terjadi penumpukan inventory. Meskipun hampir seluruh dari hasil perhitungan
inventory yang ada masih mencukupi bahkan melebihi permintaan, namun jika terjadi
lonjakan permintaan yang drastis, maka akan terjadi inventory negatif (pihak perusahaan
kekurangan komponen). Pihak perusahaan harus memesan jauh beberapa periode
sebelumnya sehingga jumlah inventory dalam gudang akan terus meningkat untuk
beberapa periode karena penumpukan inventory memang sengaja dilakukan untuk
menjawab kebutuhan dan permintaan konsumen yang tidak menentu.

Metode Silver meal akan fleksibel terhadap jumlah permintaan, tidak terikat kepada
jumlah pemesanan tertentu melainkan parameternya adalah cost terkecil, manakala
menguntungkan pesan banyak, maka dengan metode ini akan memungkinkan untuk
memesan untuk beberapa periode sekaligus. Biaya yang lebih kecil dari metode Silver
meal juga disebabkan karena jumlah inventory pemesanan yang lebih kecil dibandingkan
dengan metode EOQ. Hal itu dikarenakan pemesanan komponen disesuaikan dengan
jumlah permintaan pada setiap periode, sehingga tidak ada inventory yang disimpan terlalu
banyak dan dapat mengurangi biaya penyimpanan persediaan pada gudang. Berdasarkan
hasil perhitungan. untuk komponen X, Silver meal akan menghasilkan inventory lebih
kecil sekitar 16.633 unit Selain itu untuk komponen A1, Silver meal akan menghasilkan
inventory lebih kecil sekitar 5512 unit Dan untuk komponen B2 dengan menggunakan
metode Silver meal bahkan menghasilkan12808 unit inventory.
Maka secara keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa metode Silver meal dapat
dikatakan lebih baik dibanding dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) dengan
parameter biaya, tetapi untuk kemudahan dalam pemakaian EOQ jauh lebih sederhana
dibandingkan dengan metode Silver meal.

Anda mungkin juga menyukai