Anda di halaman 1dari 18

ELEKTRO INDUSTRI

TUGAS KEDUA

Disusun
Nama : Agus Ari Bowo
NIM : 1809035019

Program Studi Teknik Industri


Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman
Samarinda
2019
Secara sederhana, energi terbarukan didefinisikan sebagai energi yang dapat diperoleh
ulang (terbarukan) seperti sinar matahari dan angin. Sumber energi terbarukan adalah
sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak
memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global seperti pada
sumber-sumber tradisional lain.

Banyak orang biasanya menunjuk energi terbarukan sebagai antitesis untuk bahan
bakar fosil. Bahan bakar fosil memiliki tradisi penggunaan yang panjang, sementara
sektor energi terbarukan baru saja mulai berkembang dan ini adalah alasan utama
mengapa energi terbarukan masih sulit bersaing dengan bahan bakar fosil.

Energi terbarukan masih perlu meningkatkan daya saing, karena sumber energi yang
terbarukan masih membutuhkan subsidi untuk tetap kompetitif dengan bahan bakar
fosil dalam hal biaya (meskipun harus juga disebutkan bahwa perkembangan teknologi
pada energi terbarukan terus menurunkan harganya dan hanya masalah waktu energi
terbarukan akan memiliki harga yang kompetiti tanpa subsidi dibandingkan bahan
bakar tradisional.)

Selain dalam hal biaya, energi terbarukan juga perlu meningkatkan efisiensinya.
Sebagai contoh, panel surya rata-rata memiliki efisiensi sekitar 15% yang berarti
banyak energi akan terbuang dan ditransfer menjadi panas, bukan menjadi bentuk lain
energi yang bermanfaat untuk digunakan. Namun, ada banyak penelitian yang sedang
berlangsung dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi teknologi energi terbarukan,
beberapa darinya benar-benar menjanjikan,meskipun kita belum melihat solusi energi
terbarukan yang sangat efisien dan bernilai komersial tinggi.

Energi terbarukan sering dianggap sebagai cara terbaik untuk mengatasi pemanasan
global dan perubahan iklim. Energi terbarukan akan mengurangi penggunakan bahan
bakar fosil yang terus kita bakar, mengurangi pembakaran bahan bakar fosil berarti
juga mengurangi emisi karbon dioksida dan memberikan dampak perubahan iklim
yang lebih rendah.
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
A. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)

Air adalah sumber daya alam yang merupakan energi primer potensial untuk Pusat
Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan jumlah cukup besar di Indonesia. Potensi tenaga
air tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Dengan pemanfaatan air sebagai energi
primer, terjadi penghematan penggunaan bahan bakar. Pembangkit listrik ini
menggunakan energi kinetik dari aliran air untuk memutar turbin. Sebagaimana kita
ketahui bahwa aliran air akan selalu mengarah kebawah, prinsip inilah yang digunakan
oleh PLTA. Secara garis besar ada dua jenis PLTA berdasarkan aliran airnya yaitu Run
Of River atau menggunakan aliran air sungai secara langsung dan jenis PLTA dam
yaitu PLTA yang menggunakan bendungan untuk menampung air sebelum diarahkan
ke turbin air.
B. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat Listrik Tenaga Uap
(PLTU) digunakan untuk memutar turbin yang kemudian oleh generator diubah
menjadi energi listrik. Energi primer yang digunakan oleh PLTU adalah bahan bakar
yang dapat berwujud padat, cair maupun gas. Batubara adalah wujud padat bahan bakar
dan minyak merupakan wujud cairnya.
Terkadang dalam satu PLTU dapat digunakan beberapa macam
bahan bakar.PLTUmenggunakan siklus uap dan air dalam pembangkitannya. Mula-
mula air dipompakan ke dalam pipa air yang mengelilingi ruang bakar ketel. Lalu
bahan bakar dan udara yang sudah tercampur disemprotkan ke dalam ruang bakar dan
dinyalakan, sehingga terjadi pembakaran yang mengubah bahan bakar menjadi energi
panas/ kalor.
Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap akan masuk ke dalam Pemanas Ulang
yang akan menaikkan suhu uap sekali lagi dengan proses yang sama seperti di Pemanas
Lanjut. Selanjutnya uap baru akan dialirkan ke dalam turbin tekanan menengah dan
langsung dialirkan kembali ke turbin tekanan rendah. Energi gerak yang dihasilkan
turbin tekanan tinggi, menengah dan rendah inilah yang akan diubah wujudnya dalam
generator menjadi energi listrik.Dari turbin tekanan rendah uap dialirkan ke kondensor
untuk diembunkan menjadi air kembali. Pada kondensor diperlukan air pendingin
dalam jumlah besar. Inilah yang menyebabkan banyak PLTU dibangun di daerah
pantai atau sungai. Jika jumlah air pendingin tidak mencukupi, maka dapat digunakan
cooling tower yang mempunyai siklus tertutup. Air dari kondensor dipompa ke tangki
air/deareator untuk mendapat tambahan air akibat kebocoran dan juga diolah agar
memenuhi mutu air ketel berkandungan NaCl, Cl,O2 dan derajat keasaman (pH).
Setelah itu, air akan melalui Economizer untuk kembali dipanaskan dari energi gas sisa
dan dipompakan kembali ke dalam ketel.

C. PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap)


Gas dan Uap Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan kombinasi antara
PLTG dan PLTU. Gas buang PLTG bersuhu tinggi akan dimanfaatkan kembali sebagai
pemanas uap di ketel penghasil uap bertekanan tinggi.
Ketel uap PLTU yang memanfaatkan gas buang PLTG dikenal dengan sebutan Heat
Recovery Steam Generator (HRSG). Umumnya 1 blok PLTGU terdiri dari 3 unit
PLTG, 3 unit HRSG dan 1 unit PLTU. Daya listrik yang dihasilkan unit PLTU sebesar
50% dari daya unit PLTG, karena daya turbin uap unit PLTU tergantung dari
banyaknya gas buang unit PLTG. Dalam pengoperasian PLTGU, daya PLTG yang
diatur dan daya PLTU akan mengikuti saja. PLTGU merupakan pembangkit yang
paling efisien dalam penggunaan bahan bakarnya.Secara umum HRSG tersebut adalah
pengganti boiler pada PLTU, yang bekerja untuk menghasilkan uap. Setelah uap dalam
ketel cukup banyak, uap tersebut akan dialirkan ke turbin uap dan memutar generator
untuk menghasilkan daya listrik. Dan efisiensi PLTGU lebih baik dari pusat listrik
termal lainnya mengingat listrik yang dihasilkan merupakan penjumlahan yang
dihasilkan PLTG ditambah PLTU tanpa bahan bakar.
D. PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi)

Panas Bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit Pusat Listrik Tenaga
Panas (PLTP). Sesungguhnya, prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja
uap yang digunakan adalah uap panas bumi yang berasal langsung dari perut bumi.
Karena itu, PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya
operasional PLTP juga lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu membeli bahan
bakar, namun memerlukan biaya investasi yang besar terutama untuk biaya eksplorasi
dan pengeboran perut bumi.Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTP :Uap panas
bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi.
Tepatnya di atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan mendapat air dari lapisan
humus di bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan
bumi menuju kantong uap tersebut, hingga uap dalam kantong akan menyembur keluar.
Semburan uap dialirkan ke turbin uap penggerak generator. Setelah menggerakkan
turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi air dan disuntikkan kembali ke
dalam perut bumi menuju kantong uap. Jumlah kandungan uap dalam kantong uap ini
terbatas, karenanya daya PLTP yang sudah maupun yang akan dibangun harus
disesuaikan dengan perkiraan jumlah kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini
maka PLTP termasuk pada pusat pembangkit yang menggunakan energi terbarukan.
E. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)

Diesel Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar BBM (solar), biasanya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil, terutama
untuk daerah baru yang terpencil atau untuk listrik pedesaan. Di dalam
perkembangannya PLTD dapat juga menggunakan bahan bakar gas (BBG).Mesin
diesel ini menggunakan ruang bakar dimana ledakan pada ruang bakar tersebut
menggerak torak/piston yang kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi
putar. Energi putar ini digunakan untuk memutar generator yang merubahnya menjadi
energi listrik. Untuk meningkatkan efisiensi udara yang dicampur dengan bahan bakar
dinaikkan tekanan dan temperaturnya dahulu pada turbo charger. turbo charger ini
digerakkan oleh gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar.

Mesin diesel terdiri dari 2 macam mesin, yaitu mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah.
Perbedaannya terletak pada langkah penghasil tenaga dalam putaran toraknya. Pada
mesin 2 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 2 langkah atau 1 kali putaran. Sedang
pada mesin 4 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 4 langkah atau 2 putaran.
Seharusnya mesin 2 langkah dapat menghasilkan daya 2 kali lebih besar dari mesin 4
langkah, namun karena proses pembilasan ruang bakar silindernya tidak sesempurna
mesin 4 langkah, tenaga yang dihasilkan hanya sampai 1,8 kalinya saja. Ilustrasi siklus
perubahan energi pada PLTD :Selain kedua jenis mesin di atas, mesin diesel yang
digunakan di PLTD ada yang berputaran tinggi (high speed) dengan bentuk yang lebih
kompak atau berputaran rendah (low speed) dengan bentuk yang lebih besar.
F. PLTS (Pusat Listrik Tenaga Surya)

Pada prisipnya panel surya Solar Cell mengubah sinar matahari menjadi energi listrik
yang kemudia disimpan dalam batterei atau aki untuk digunakan setiap saat. Berbeda
dengan pembangkit jenis lain yang menggunakan tenaga pemutar dan generator, PLTS
tidak menggunakan generator dan prime mover sebagai untuk menghasilkan listrik
melainkan dari reaksi foton pada sel surya. Komponen utama PLTS adalah sel
foltovotaik yang berperan menangkap sinar matahari yang panas. Sinar matahari yang
tertangkap berfungsi memanaskan cairan yang akan berubah menjadi uap. Uap tersebut
yang akan diubah oleh generator menjadi energi listrik. Digunakan secara besar-
besaran, untuk lingkungan tertentu atau satu unit rumah atau bangunan.

G. PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak)

Salah satu energi di laut tersebut adalah


energi ombak yang merupakan sumber energi
yang cukup besar. Ombak merupakan
gerakan air laut yang turun-naik atau
bergulung-gulung, merupakan energi
alternatif yang dibangkitkan melalui efek
gerakan tekanan udara akibat fluktuasi
pergerakan gelombang. Jenis pembangkit
listrik ini menghasilkan emisi nol, alias
sangat ramah lingkungan. Di masa depan
diyakini ombak akan menjadi salah satu
solusi terbaik untuk menghasilkan listrik

H. PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)


Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas (PLTG) akan
menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi
energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair
(BBM) maupun gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi
pembakaran dan prosesnya.
I. PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)
Selain dengan cara pengelolaan tersebut di atas ada cara lain yang akan dilakukan oleh
Pemerintah Kota Bandung yaitu sampah dimanfaatkan menjadi sumber energi listrik
(Waste to Energy) atau yang lebih dikenal dengan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah). Konsep Pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) atau PLTSa
(Pembangkit Listrik Tenaga sampah) secara ringkas (TRIBUN, 2007) adalah sebagai
berikut :
1. Pemilahan sampah,Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang masih
dapat di daur ulang. Sisa sampah dimasukkan kedalam tungku Insinerator
untuk dibakar.
2. Pembakaran sampah,Pembakaran sampah menggunakan teknologi pembakaran
yang memungkinkan berjalan efektif dan aman bagi lingkungan. Suhu
pembakaran dipertahankan dalam derajat pembakaran yang tinggi (di atas
1300°C). Asap yang keluar dari pembakaran juga dikendalikan untuk dapat
sesuai dengan standar baku mutu emisi gas buang.
3. Pemanfaatan panas,Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang
dapat dimanfaatkan untuk memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan
digunakan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator
listrik.
4. Pemanfaatan abu sisa pembakaran,Sisa dari proses pembakaran sampah adalah
abu. Volume dan berat abu yang dihasilkan diperkirakan hanya kurang 5% dari
berat atau volume sampah semula sebelum di bakar. Abu ini akan dimanfaatkan
untuk menjadi bahan baku batako atau bahan bangunan lainnya setelah
diproses dan memiliki kualitas sesuai dengan bahan bangunan.
Dikota-kota besar di Eropah, Amerika, Jepang, Belanda dll waste energy sudah
dilakukan sejak berpuluh tahun lalu, dan hasilnya diakui lebih dapat menyelesaikan
masalah sampah. Pencemaran dari PLTSa yang selama ini dikhawatirkan oleh
masyarakat sebenarnya sudah dapat diantisipasi oleh negara yang telah menggunakan
PLTSa terlebih dahulu. Pencemaran- pencemaran tersebut seperti :
o Dioxin
Dioxin adalah senyawa organik berbahaya yang merupakan hasil sampingan dari
sintesa kimia pada proses pembakaran zat organik yang bercampur dengan bahan yang
mengandung unsur halogen pada temperatur tinggi, misalnya plastic pada sampah,
dapat menghasilkan dioksin pada temperatur yang relatif rendah seperti pembakaran di
tempat pembuangan akhir sampah (TPA) (Shocib, Rosita, 2005).PLTSa sudah
dilengkapi dengan sistem pengolahan emisi dan efluen, sehingga polutan yang
dikeluarkan berada di bawah baku mutu yang berlaku di Indonesia, dan tidak
mencemari lingkungan.
o Residu
Hasil dari pembakaran sampah yang lainnya adalah berupa residu atau abu
bawah (bottom ash) dan abu terbang (fly ash) yang termasuk limbah B3, namun hasil-
hasil studi dan pengujian untuk pemanfaatan abu PLTSa sudah banyak dilakukan di
negara-negara lain. Di Singapura saat ini digunakan untuk membuat pulau, dan pada
tahun 2029 Singapura akan memiliki sebuah pulau baru seluas 350 Ha (Pasek, Ari
Darmawan, 2007).PLTSa akan memanfaatkan abu tersebut sebagai bahan baku batako
atau bahan bangunan.
o Bau
Setiap sampah yang belum mengalami proses akan mengeluarkan bau yang tidak sedap
baik saat pengangkutan maupun penumpukkan dan akan mengganggu kenyamanan
bagi masyarakat umum.Untuk menghindari bau yang berasal dari sampah akan dibuat
jalan tersendiri ke lokasi PLTSa melalui jalan Tol, di sekeliling bagunan PLTSa akan
ditanami pohon sehingga membentuk greenbelt (sabuk hijau) seluas 7 hektar.
J. PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Prinsip kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik konvensional,
yaitu ; air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uap yang dihasilkan
dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin
digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik.
Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk menghasilkan
panas menggunakan bahan bakar fosil seperti ; batubara, minyak dan gas. Dampak dari
pembakaran bahan bakar fosil ini, akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur
dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (Nox), serta debu yang mengandung logam berat.
Sisa pembakaran tersebut akan ter-emisikan ke udara dan berpotensi mencemari
lingkungan hidup, yang bisa menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global.
Sedangkan pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap yang sama,
dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reactor nuklir.
Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus
selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium
ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan
asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena
itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif
yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam
bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN,
sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari.
K. PLTPS (Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut)
Energi pasang surut (tidal energy) merupakan energi yang terbarukan. Prinsip kerja nya
sama dengan pembangkit listrik tenaga air, dimana air dimanfaatkan untuk memutar
turbin dan mengahasilkan energi listrik.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN MASING-MASING PEMBANGKIT LISTRIK


PLTA
Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat
dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
o Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban.
Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit
listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di
jaringan.
o Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit
energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh
Indonesia.
o PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
o Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan
lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
o Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi
lingkungan.
o Tidak menyebabkan polusi gas rumah kaca
Kelemahan PLTA :
o Mebutuhkan inventasi yang besar
o Membutuhkan lahan yang luas untuk membuat pusat listrik yang berkapasitas
besar
o Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang angin
merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek energi angin,
dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang besar
yang membutuhkan studi dampak lingkungan yang luas. Memerlukan lapangan
yang luas dan terbuka (mengurangi areal pertanian dan bangunan). mengganggu
penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang mikro untuk
perkomunikasian. Derau aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh
karena itu kecepatan perputaran rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s.
PLTU
Kelebihan :
o Efisiensi Tinggi dan daya yang dihasilkan besar.
o Cocok untuk memenuhi beban dasar.
o Bisa menggunakan segala jenis bahan bakar (cair, padat, atau gas).
o Biaya perawatan murah (penggantian suku cadang tidak terlalu sering).
o Usia mesin lebih lama.
o Tidak terlalu sering diadakan pemeriksaan bagian –bagian turbin
Kekurangan :
o Proses start lama.
o Membutuhkan lahan yang luas.
o Membutuhkan air pendingin yang cukup banyak sehingga
biasanyaditempatkan didaerah yang dekat dengan sumber air yang melimpah.
o Investasi awal mahal.
o Proses pembangunan lama dan memiliki fondasi berat.
o Emisi gas buang tidak ramah lingkungan (biasanya untuk bahan bakarbatubara
atau residu).
PLTGU
Kelebihan PLTGU sebagai berikut :
o Dapat memperbaiki efisiensi (dibandingkan yang hanya menggunakan PLTG).
o Daya yang dihasilkan menjadi lebih besar.
o Pembangunan dapat dilakukan secara bertahap (pertama dibangun PLTG
danselanjutnya ditambah PLTU).
o Dapat dibangun dengan beberapa turbin gas dan HRSG untuk satu turbin
uapsehingga pengoperasian PLTG dapat bergantian tanpa melakukan shutdown
pada bagian PLTU.
o Jumlah air pendingin tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan
PLTUkonvensional untuk daya yang sama.
o Proses start lebih cepat dibandingkan PLTU konvensional.
o Tidak membutuhkan lahan yang luas.
o Emisi lebih ramah lingkungan karena menggunakan bahan bakar gas
Kerugian:
o Emisi gas buang tidak ramah lingkungan (biasanya untuk bahan bakarbatubara
atau residu).
o Proses pembangunan lama dan membutuhkan lahan yang luas.
PLTP
Kelebihan :
o Biaya operasional lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu membeli
bahan bakar,
Kekurangan :
o memerlukan biaya investasi yang besar terutama untuk biaya eksplorasi dan
pengeboran perut bumi.
PLTD
Kelebihan :
o Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya.
o lokasi bisa dimana saja (pantai sampai pegunungan) dengan kapasitas bisa
disesuaikan, malahan di desa terpencil dengan pengguna sedikit,
Kekurangan :
o menggunakan sumber daya alam terbatas/tak terbaharukan/fosil

PLTS
Kelebihannya :
o Memanfaatkan sinar matahari tanpa biaya,
o cocok sekali untuk daerah tropika
o Praktis dan hemat
o Energi yang terbarukan/ tidak pernah habis
o Bersih, ramah lingkungan
o Umur panel sel surya panjang/ investasi jangka panjang
o Praktis, tidak memerlukan perawatan
o Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia
Kekurangan :
o Ketergantungan oleh sinar matahari, tetapi untuk hal ini diatasi dengan kekuatan
penyimpanan aki/baterei
o Biaya awal relatif mahal

PLTO
Kelebihan :
o energi bisa diperoleh secara gratis,
o tidak butuh bahan bakar,
o tidak menghasilkan limbah,
o mudah dioperasikan dan biaya perawatan rendah,
o serta dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai
Kekurangan :
o Bergantung pada ombak; kadang dapat energi, kadang pula tidak,
o Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara
konsisten.
PLTG
Kelebihan :
o Fleksibel dalam pengoperasian.Start– stopcepat.
o Cocok untuk memenuhi beban puncak
o Fondasi lebih ringan.
o Masa pembangunan cepat.
o Tidak membutuhkan lahan yang luas.
o Bisa dibangun di daerah padat ( pusat kota ).
o Ramah lingkungan.
o Investasi awal cukup murah.
Kekurangan :
o Spare part mahal.
o Perlu sering dilakukan pemeriksaan terhadap area yang dilewati gas panas.
o Daya yang dihasilkan rendah.
o Usia tidak panjang.
o Efisiensi rendah.
o Hanya bisa menggunakan bahan bakar jenis tertentu (cair dan gas).
PLTSa
Kelebihan :
o PLTS menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Hal ini berarti mambantu menutupi defisit energi listrik PLN. Jadi, sudah
waktunya sampah diolah jadi energi listrik. Dengan begitu, krisis listrik yang
dihadapi dapat teratasi dan tarif pun bisa murah.
o Keberadaan TPA tidak hanya menguntungkan pengelola tetapi juga masyarakat
sekitar. Adanya PLTS membuat masyarakat sekitar TPA dapat menggunakan
listrik dengan gratis. Solusi ini dapat mencegah penolakan masyarakat sekitar
terhadap keberadaan TPA.
Kekurangan :
o dibutuhkan sampah dalam jumlah besar, yang mengakibatkan diperlukannya
beaya tinggi untuk penyediaan sampah itu atau untuk mengganti kekurangan
sampah itu dengan energi lain
o proyek tersebut bukan proyek yang mendatangkan untung
o mencemari lingkungan hidup dan mendatangkan penyakit
o akan memicu orang-orang untuk memerbesar produksi sampah
PLTN
Keuntungan :
o Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) – gas rumah
kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya
sedikit menghasilkan gas)
o Tidak mencemari udara – tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau
asap fotokimia.
o Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
o Biaya bahan bakar rendah – hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan.
Ketersedian bahan bakar yang melimpah – sekali lagi, karena sangat sedikit
bahan bakar yang diperlukan
Kekurangan :
o Risiko kecelakaan nuklir – kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan
Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building).
o Limbah nuklir – limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan
hingga ribuan tahun
PLTPS
Keuntungan
o Setelah dibangun energi listrik yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara gratis,
o tidak membutuhkan bahan bakar sehingga tidak menimbulkan efek rumah kaca
o produksi listrik stabil karena pasang surut air laut bisa diprediksi.

Kekurangan
o bukan energi masa depan karena memiliki berbagai kelemahan.
o Biaya pembuatan dam mahal dan merusak ekosistem dipesisr pantai.
Meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke
arahhulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer
Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika
ombak bergerak masuk ataupun keluar

Anda mungkin juga menyukai