Tahun Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1961 284 247 256 273 364 12 16 2 34 97 143 322
1962 180 232 437 207 129 111 199 38 63 346 143 331
1963 156 177 203 350 46 7 6 7 20 62 821 271
1964 278 125 192 333 397 191 360 284 145 77 109 209
1965 266 235 142 55 286 42 14 36 70 82 296 300
1966 143 126 329 218 94 0 0 50 40 311 341 240
1967 151 165 255 327 64 0 47 0 0 125 229 299
1968 278 125 188 333 397 201 360 284 145 77 109 209
1969 436 203 192 126 341 131 13 43 330 206 357 445
1970 726 293 878 550 406 162 110 75 55 325 300 300
urutan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 143 126 142 55 46 0 0 0 0 62 109 209
2 151 125 188 126 64 0 6 2 20 77 109 209
3 156 125 192 207 94 7 13 7 34 77 143 240
4 180 165 192 218 129 12 14 36 40 82 143 271
5 266 177 203 273 286 42 16 38 55 97 229 299
6 278 203 255 327 341 111 47 43 63 125 296 300
7 278 232 256 333 364 131 110 50 70 206 300 300
8 284 235 329 333 397 162 199 75 145 311 341 322
9 436 247 437 350 397 191 360 284 145 325 357 331
10 726 293 878 550 406 201 360 284 330 346 821 445
250
200
Curah Hujan (mm)
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Series1 151 125 188 126 64 0 6 2 20 77 109 209
Kebutuhan air untuk tanaman
Di Indonesia, irigasi ditujukan untuk pengairan: padi, tebu atau palawija.
Pola tanam dapat berupa:
Padi-Padi
Padi-Padi-Padi
Padi-Padi-Palawija
Padi-Palawija
Contoh pola tanam
Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
k
Me
LP k
e 1
Kebutuhan air di sawah untuk padi
LP : kebutuhan penyiapan lahan, mm/hari
M = Eo + P,
Eo = 1.1 x ETo
K = MT/S
T : jangka waktu pengolahan, 30 – 45 hari
S: kebutuhan penjenuhan + 50 mm, (250 mm – 300 mm)
Penyiapan Lahan
Untuk petak tersier, jangka waktu penyiapan lahan dianjurkan 1.5 bulan.
Dapat dipersingkat menjadi 1 bulan jika dilakukan dengan bantuan mesin.
Kebutuhan untuk pengolahan lahan (puddling) bisa diambil 200 mm
(penjenuhan dan penggenangan); pada awal transplantasi ditambah 50mm.
Apabila lahan dibiarkan kering > 2.5 bulan maka kebutuhan untuk pengolahan
= 250 mm.
Selama masa penyiapan lahan air akan diberikan terus menerus dan merata ke
seluruh areal.
Kebutuhan air untuk palawija
Untuk palawija tidak ada kebutuhan untuk persiapan lahan dan
penggantian lapisan air, sehingga:
NFR = ETc - Re
Kebutuhan Air Irigasi
Irrigation Requirement: NFR
IR
: efisiensi.
Saluran tersier = 80%
Saluran sekunder = 90%
Saluran primer = 90%
Efisiensi keseluruhan = 80% x 90% x 90% = 65%
Kebutuhan Air Irigasi
DR = diversion requirement (l/det/ha)
DR = IR / 8.64, IR dalam mm/hari.
Contoh perhitungan LP (Kebutuhan
Penyiapan Lahan )
Diketahui:
Eo = 5 mm/hari
P = 2 mm/hari
R80 = 3 mm/hari
T = 45 hari
S = 300 mm
Hitung NFR untuk penyiapan lahan, IR dan DR
Data ETo
PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI ( Eto) DENGAN METODE PEN MAN
BULAN
SUHU ea RH ed (ea-ed)
u f (u) w 1-w
Ra n/hari N n/N Rs Rns Rnl Rn
c
Eto
( T) (mbar) (%) (mbar) (km/hr) (mm/hr) (%) (jam) (%) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr)
Januari 30,00 42,54 90,00 38,29 4,25 140,00 0,65 2,43 0,63 0,79 0,21 15,00 2,84 12 0,24 5,53 4,14 0,33 3,82 1 3,35
Februari 32,00 47,68 86,00 41,01 6,68 160,00 0,70 2,69 0,63 0,81 0,19 10,00 2,14 12 0,18 3,39 2,54 0,23 2,31 1 2,76
Maret 34,00 53,35 84,00 44,82 8,54 160,00 0,70 2,97 0,63 0,82 0,18 10,00 2,26 12 0,19 3,44 2,58 0,19 2,39 1 3,03
April 35,00 56,40 82,00 46,25 10,15 170,00 0,73 3,12 0,63 0,83 0,17 12,00 2,50 12 0,21 4,25 3,19 0,18 3,01 1 3,75
Mei 34,00 53,35 80,00 42,68 10,67 120,00 0,59 2,97 0,63 0,82 0,18 10,00 2,48 12 0,21 3,53 2,65 0,23 2,42 1 3,11
Juni 33,00 50,45 76,00 38,34 12,11 130,00 0,62 2,83 0,63 0,82 0,18 10,00 2,67 12 0,22 3,61 2,71 0,31 2,40 1 3,33
Juli 34,00 53,35 70,00 37,35 16,01 150,00 0,68 2,97 0,63 0,82 0,18 7,00 2,77 12 0,23 2,56 1,92 0,34 1,58 1 3,20
Agustus 35,00 56,40 72,00 40,61 15,79 160,00 0,70 3,12 0,63 0,83 0,17 9,00 2,74 12 0,23 3,28 2,46 0,28 2,18 1 3,68
September 33,00 50,45 80,00 40,36 10,09 180,00 0,76 2,83 0,63 0,82 0,18 12,00 2,93 12 0,24 4,47 3,35 0,30 3,05 1 3,89
Oktober 32,00 47,68 90,00 42,91 4,77 180,00 0,76 2,69 0,63 0,81 0,19 12,00 1,94 12 0,16 3,97 2,98 0,20 2,78 1 2,94
Nopember 33,00 50,45 80,00 40,36 10,09 160,00 0,70 2,83 0,63 0,82 0,18 14,00 2,50 12 0,21 4,96 3,72 0,27 3,45 1 4,12
Desember 34,00 53,35 85,00 45,35 8,00 190,00 0,78 2,97 0,63 0,82 0,18 10,00 2,48 12 0,21 3,53 2,65 0,19 2,46 1 3,13
Kebutuhan Air Land Preparation untuk
Padi
M = Eo + P = 5 mm/hari + 2 mm/hari = 7 mm/hari k
Eo = 1.1 x Eto = 1.1 X 4,12 mm/hari = 4,532 mm/hari Me
K = MT/S
LP k
K = 7 mm/hari X 45 hari = 315 mm
e 1
S = 300 mm
K = 315/300 = 1,05
LP = (7 mm/hari X 2,858)/1,858 = 10, 767 mm/hari
NFR = LP – Re = 10,767 mm/hari – 3 mm/hari = 7,767 mm/hari
Kebutuhan Air Land Preparation untuk
Padi (lanjutan) IR
NFR
Jika efisiensi keseluruhan 65 %, maka
IR = 7,767 mm/hari / 0,65 = 11,95 mm/hari
DR = 11,95 mm/hari /8,64 = 1,383 lt/dt/ha
Penggantian lapisan air (WLR)
Penggantian lapisan air dilakukan setelah 1 atau 2 bulan penanaman bibit
padi di sawah.
Besar penggantian adalah 50 mm, diberikan dalam jangka waktu tiap
setengah bulan. Sehingga kebutuhan perhari = 50/15 = 3.3 mm.
Bulan ETo P Re WLR c1 c2 cr ETc NFR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Nov 1 5.1 2 2
2 5.1 2 2
Des 1 4.3 2 3.6 LP LP LP 13.7 10.1
2 4.3 2 3.6 1.10 LP LP 13.7 10.1
Jan 1 4.5 2 3.8 1.7 1.10 1.10 1.10 5.0 4.8
2 4.5 2 3.8 1.7 1.05 1.10 1.08 4.8 4.7
Peb 1 4.7 2 4.1 1.7 1.05 1.05 1.05 4.9 4.5
2 4.7 2 4.1 1.7 0.95 1.05 1.00 4.7 4.3
Mar 1 4.8 2 5 0.00 0.95 0.48 2.3 0.0
2 4.8 2 5 0.00 0.00 0.0 0.0
Apr 1 4.5 2 5.3 LP LP LP 12.3 7.0
2 4.5 2 5.3 1.10 LP LP 12.3 7.0
Mei 1 3.8 2 5.1 1.7 1.10 1.10 1.10 4.2 2.7
2 3.8 2 5.1 1.7 1.05 1.10 1.08 4.1 2.6
Jun 1 3.6 2 4.2 1.7 1.05 1.05 1.05 3.8 3.2
2 3.6 2 4.2 1.7 0.95 1.05 1.00 3.6 3.1
Jul 1 4 2 2.9 0.00 0.95 0.48 1.9 0.0
2 4 2 2.9 0.00 0.00 0.0 0.0
Agt 1 5 2 2
2 5 2 2
Sep 1 5.7 2 1
2 5.7 2 1
Okt 1 5.8 2 1
2 5.8 2 1
Bulan ETo P Re WLR c1 c2 c3 cr ETc NFR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Nov 1 5.1 2 2
2 5.1 2 2
Des 1 4.3 2 3.6 LP LP LP LP 10.6 7.0
2 4.3 2 3.6 1.10 LP LP LP 10.6 7.0
Jan 1 4.5 2 3.8 2.2 1.10 1.10 LP LP 10.7 6.9
2 4.5 2 3.8 2.2 1.05 1.10 1.10 1.08 4.9 5.3
Peb 1 4.7 2 4.1 1.1 1.05 1.05 1.10 1.07 5.0 4.0
2 4.7 2 4.1 1.1 0.95 1.05 1.05 1.02 4.8 3.8
Mar 1 4.8 2 5 0.00 0.95 1.05 0.67 3.2 0.0
2 4.8 2 5 0 0.00 0.95 0.32 1.5 0.0
Apr 1 4.5 2 5.3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 0.0
2 4.5 2 5.3 LP LP LP LP 9.7 4.4
Mei 1 3.8 2 5.1 1.10 LP LP LP 9.2 4.1
2 3.8 2 5.1 1.10 1.10 LP LP 9.2 4.1
Jun 1 3.6 2 4.2 2.2 1.05 1.10 1.10 1.08 3.9 3.9
2 3.6 2 4.2 2.2 1.05 1.05 1.10 1.07 3.8 3.8
Jul 1 4 2 2.9 1.1 0.95 1.05 1.05 1.02 4.1 4.3
2 4 2 2.9 1.1 0.00 0.95 1.05 0.67 2.7 2.9
Agt 1 5 2 2 0 0.00 0.95 0.32 1.6 1.6
2 5 2 2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 0.0
Sep 1 5.7 2 1
2 5.7 2 1
Okt 1 5.8 2 1
2 5.8 2 1
Rotasi teknis
Kelebihan:
Mengurangi kebutuhan pengambilan puncak
Kebutuhan pengambilan bertambah secara berangsur-angsur pada awal waktu pemberian air
irigasi, seiring bertambahnya debit sungai.
Kekurangan:
Komplikasi sosial
Pengaturan eksploitasi rumit
Kehilangan air lebih tinggi
Jangka waktu irigasi untuk tanaman pertama lebih lama
Daur / siklus gangguan serangga pemakaian insektisida
Sistem Rotasi teknis
Petak tersier dibagi-bagi menjadi sejumlah golongan.
Tiap golongan terdiri dari petak-petak tersier yang tersebar di seluruh
daerah irigasi.
Petak tersier yang termasuk dalam satu golongan akan mengikuti pola
penggarapan tanah yang sama.
Supaya tiap golongan memiliki kesempatan untuk mendapatkan mulai
tanam pertama, maka ada yang disebut rotasi tahunan.
Sistem rotasi teknis
Dalam satu petak terier tidak ada rotasi.
Untuk menyederhanakan pengelolaan, dianjurkan tiap golongan memiliki
jumlah luas yang sama.
Areal irigasi dibagi sekurang-kurangnya menjadi 3 atau 4 golongan.
Sistem rotasi teknis
1 Jenis sumber air air hujan menerus
2 pola tanam satu tanam / rendengan tumpang sari
3 luas areal tanam luas sedang kecil luas sedang/kecil
A>25.000 ha 10.000 < A < 25.000 ha A < 10.000 ha A>25.000 ha A<25.000 ha
4 rotasi golongan ya ya/tidak tidak ya ya / tidak
Sistem rotasi teknis
Sistem rotasi teknis
Sistem rotasi teknis
Perhitungan Ketersediaan Air Untuk
perhitungan Luas Areal Layanan Irigasi
Dasar dari perhitungan adalah debit andalan yang diperoleh dari analisis
probabilitas debit atau menggunakan analisis rainfall – run off misalnya
metode FJ Mock, NRECA dll. Debit andalan yang digunakan untuk
perencanaan irigasi adalah Q80%
Debit andalan yang tersedia di sungai tidak boleh dialihkan seluruhnya
untuk pengambilan irigasi, tergantung pada pola pengelolaan
sumberdaya air pada wilayah sungai tersebut, maksimal sekitar 40 %
Luas areal layanan Irigasi = (Q andalan / DR ) X 1000 Ha
Q andalan dalam m3/det
DR dalam lt /dt /ha
Contoh
Debit andalan Q 80 % sebuah sungai adalah 10 m3/det
Pengambilan maksimum 40 %
Jika DR daerah irigasi tersebut 2,0 lt/dt/Ha
Berapa Luas Areal Layanan Maksimum Daerah irigasi tersebut
Q andalan = Q 80 % X 40 % = 10 m3/det X 40 % = 4 m3/det
A = (Qandalan/ DR ) x 1000 Ha
A = (4/2) x 1000 Ha = 2000 Ha