Anda di halaman 1dari 42

ANALISA HIDROLOGI

I.1 Tinjauan Umum

Dalam merencanakan Embung Cepoko ini, sebagai langkah awal dilakukan

pengumpulan data. Data tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan stabilitas maupun

perencanaan teknis. Dari data curah hujan yang diperoleh, dilakukan analisis hidrologi

yang menghasilkan debit banjir rencana, yang kemudian diolah lagi untuk mencari

besarnya flood routing yang hasilnya digunakan untuk menetukan elevasi mercu spillway.

Analisis hidrologi untuk perencanaan embung meliputi empat hal, yaitu :

a. Aliran masuk (inflow) yang mengisi embung.

b. Banjir rencana untuk menentukan kapasitas dan dimensi bangunan pelimpah

(spillway).

c. Tampungan embung.

d. Aliran keluar (outflow) untuk menentukan bangunan pengambilan.

Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut

(Sosrodarsono, 1993) :

a. Menentukan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) beserta luasnya.

b. Menentukan luas daerah pengaruh stasiun-stasiun penakar hujan dengan

Metode Poligon Thiessen.

c. Menentukan curah hujan maksimum tiap tahunnya dari data curah hujan yang ada.

d. Menganalisis curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun.

e. Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana.

f. Menghitung debit andalan untuk keperluan irigasi dan air baku.

g. Menghitung kebutuhan air di sawah yang dibutuhkan untuk tanaman.

h. Menghitung neraca air yang merupakan perbandingan antara debit air yang

tersedia dengan debit air yang dibutuhkan untuk keperluan irigasi dan air baku.
I.2 Penentuan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Sebelum menentukan daerah aliran sungai, terlebih dahulu menentukan lokasi

bangunan air (Embung) yang akan direncanakan. Dari lokasi ini ke arah hulu, kemudian

ditentukan batas daerah aliran sungai dengan menarik garis imajiner yang

menghubungkan titik-titik yang memiliki kontur tertinggi sebelah kiri dan kanan sungai

yang ditinjau (Soemarto, 1999).

Penetapan Daerah Aliran Sungai (DAS) pada daerah Pembangunan Embung

Cepoko dilakukan berdasar pada peta rupa bumi dari citra satelit aplikasi google earth.
I.3 Analisis Curah Hujan
Untuk mendapatkan hasil yang memiliki akurasi tinggi, dibutuhkan ketersediaan data yang

secara kualitas dan kuantitas cukup memadai. Data hujan yang digunakan direncanakan selama 10

tahun sejak tahun 2006 hingga tahun 2016. data hujan harian maksimum masing-masing

stasiun. Data curah hujan harian maksimum ini didapat dari curah hujan harian dalam satu tahun

yang terbesar di keempat stasiun tersebut.

NO. STA : 17
STASIUN: NGRAMBE
                           
CURAH HUJAN BULANAN R
NO TAHUN MAX
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES
(mm)

1 2016 39.50 72.50 - - 29.00 - - - - - - 54.00 72.50

2 2015 12.00 - 41.00 115.00 27.00 - - - - - 36.00 10.00 115.00

3 2014 44.00 - - - - - - - - - 41.00 72.00 72.00

4 2013 32.00 98.00 79.00 - 40.00 31.00 - - - 36.00 43.00 60.00 98.00

5 2012 - 45.00 74.00 71.00 76.00 26.00 - - - - 51.00 106.00 106.00

6 2011 48.00 31.00 39.00 47.00 25.00 - - - 6.00 - - - 48.00


4 9 6 3 4 3 1 1 6 4 4 57
7 2010 2.00 4.00 4.00 9.00 1.00 5.00 2.00 8.00 1.00 7.00 7.00 .00 94.00

8 2009 47.00 29.00 24.00 27.00 41.00 - - - - 18.00 34.00 27.00 47.00

9 2008 38.00 54.00 43.00 23.00 28.00 12.00 - 20.00 - 31.00 27.00 32.00 54.00

10 2007 24.00 40.00 36.00 70.00 16.00 15.00 30.00 - - 20.00 45.00 87.00 87.00

11 2006 64.00 97.00 29.00 53.00 33.00 - - - - - 15.00 19.00 97.00

(Sumber : DPU Sumber Daya Air Kab. Ngawi) 890.50

NO. STA : 19
STASIUN: TRETES
                           

CURAH HUJAN BULANAN R


NO TAHUN
M
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOP DES
(
41 61. 20. 52.0 8. 24. 48.
1 2016 .00 00 00 0 - - - - 00 00 - 00 6
60 43. 22. 58.0 22. 31. 19.
2 2015 .00 00 00 0 00 - - - - - 00 00 6
62 57. 79. 22.0 8 71. 103.0 30.
3 2014 .00 00 00 0 .00 00 - - - - 0 00 3
87 72. 82. 62. 30. 25.0 79. 42. 40.
4 2013 .00 00 00 101.00 00 00 0 - - 00 00 00
44 76. 47. 42.0 16. 24. 53. 42.
5 2012 .00 00 00 0 00 00 - - - - 00 00 7
52 56. 64. 69.0 41. 52. 9. 49. 39. 70.
6 2011 .00 00 00 0 00 00 - - 00 00 00 00 7
96 47. 86. 41.0 67. 56. 63. 55. 58. 34.
7 2010 .00 00 00 0 00 00 - - 00 00 00 00 9
83 35. 77. 87.0 36. 10.0 11. 56. 72.
8 2009 .00 00 00 0 - 00 0 - - 00 00 00 8
99 45. 105.0 109.0 15. 16.0 25. 52.
9 2008 .00 00 0 0 00 - - 0 - - 00 00 9
75 46. 60. 2 11.0 25. 70. 185.0
10 2007 .00 00 00 110.00 .00 0 - - - 00 00 0 5
56 101.0 30. 75. 1.0 3 5
11 2006 .00 0 00 - 00 - 0 - - - .00 .00

(Sumber : DPU Sumber Daya Air Kab. Ngawi) 1,049.00

NO. STA : 18

STASIUN: KEDUNG URUNG-


URUNG

 
                         

CURAH HUJAN BULANAN R


NO TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOP DES MAX (mm)

50. 63. 16. 40. 14. 4 6 6 70. 3 35. 70.


1 2016 00 00 00 00 00 5.00 5.00 0.00 00 8.00 - 00 00

90. 190.0 93. 155.0 13. 3 47. 190.0


2 2015 00 0 00 0 00 - - - - - 7.00 00 0

54. 41. 120.0 43. 38. 81 8 40. 120.0


3 2014 00 00 0 00 00 .00 - - - - 4.00 00 0

143.0 75. 154.0 119.0 61. 8 18 3 6 72. 154.0


4 2013 0 00 0 0 00 0.00 .00 - - 5.00 5.00 00 0

130.0 90. 102.0 79. 26. 3 41 4 90. 130.0


5 2012 0 00 0 00 00 7.00 - - - .00 6.00 00 0

97. 36. 106.0 166.0 100.0 5 53. 15 7 80. 166.0


6 2011 00 00 0 0 0 8.00 - - 00 .00 3.00 00 0

137.0 84. 92. 73. 81. 5 15 2 100.0 9 7 62. 137.0


7 2010 0 00 00 00 00 0.00 .00 3.00 0 7.00 5.00 00 0

108.0 56. 69. 80. 90. 3 2 6 63. 108.0


8 2009 0 00 00 00 00 6.00 - - - 0.00 7.00 00 0

135.0 89. 156.0 41. 20. 11. 3 6 8 40. 156.0


9 2008 0 00 0 00 00 00 - 0.00 - 7.00 0.00 00 0
124.0 60. 90. 92. 9 2 3 81 246.0 246.0
10 2007 0 00 00 00 .00 0.00 - - - 0.00 .00 0 0

62. 240.0 28. 50. 166.0 5 86. 240.0


11 2006 00 0 00 00 0 - - - - - 9.00 00 0

(Sumber : DPU Sumber Daya Air Kab. Ngawi) 1,717.00

REKAPITULASI CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM

NO TAHUN NGRAMBE KD. URUNG2 TRETES

1 2016 73 70 61

2 2015 115 190 60

3 2014 72 120 103

4 2013 98 154 101

5 2012 106 130 76

6 2011 48 166 70

7 2010 94 137 96

8 2009 47 108 87

9 2008 54 156 109

10 2007 87 246 185

11 2006 97 240 101

(Sumber : DPU Sumber Daya Air Kab. Ngawi)


NGRAMBE KD. URUNG2 TRETES
RH max
BOBOT 24% BOBOT 47% BOBOT 29%
NO TAHUN
R1 R2 R3 (R1+R2+R3
Rmax Rmax Rmax
BOBOT*Rmax BOBOT*Rmax BOBOT*Rmax )

68
1 2016 73 17.65657049 70 32.8702311 61 17.50006837
1
134
2 2015 15 28.00697388 190 89.21919869 60 17.213182

103
3 2014 72 17.53480104 120 56.34896759 103 29.54929577

125
4 2013 98 23.86681253 154 72.31450841 101 28.97552304
1
109
5 2012 06 25.81512375 130 61.04471489 76 21.80336387

110
6 2011 48 11.68986736 166 77.94940517 70 20.08204567

115
7 2010 94 22.89265691 137 64.331738 96 27.54109121

87
8 2009 47 11.44632846 108 50.71407083 87 24.95911391

118
9 2008 54 13.15110078 156 73.25365787 109 31.27061398

190
10 2007 87 21.18788459 246 115.5153836 185 53.07397785

165
11 2006 97 23.62327362 240 112.6979352 101 28.97552304
       

RH rencana
NO TAHUN (Xi-X) (Xi-X)^2 (Xi-X)^3 (Xi-X)^4
(mm)
1 2016 68 -52 2740 -143414 7506783
2 2015 134 14 198 2785 39178
3 2014 103 -17 287 -4859 82297
4 2013 125 5 23 110 525
5 2012 109 -12 137 -1605 18785
6 2011 110 -11 113 -1208 12860
7 2010 115 -6 31 -176 987
8 2009 87 -33 1106 -36763 1222407
9 2008 118 -3 7 -20 53
10 2007 190 69 4817 334354 23206405
11 2006 165 45 2018 90678 4073819
JUMLAH 1324 0 11478 239882 36164099
RERATA 120

1. Deviasi standart (Sd)


11478
S = 10 = 33,88

2. Koefisien Skewness (Cs)

Perhitungan koefisien skewness digunakan Persamaan 2.8 pada Bab II

(Soemarto, 1999).

11 X 239882
Cs = = 0,754
(11-1)(11-2) X 33.88³

3. Pengukuran Kurtosis (Ck)

1/11 x 36164099
Ck = = 2,4952
33.88⁴

4. Koefisien variasi (Cv)

Perhitungan koefisien variasi menggunakan Persamaan 2.7 pada Bab II

(Soemarto, 1999).

33,88
Cv = = 0,28
120

I.4 Analisis jenis sebaran

I.4.1 Analisa model Gumbel I

Dimana:
X = 120 Yn = 0,4996 (Tabel 8.5)
Sd = 33,88 Sn = 0,9676 (Tabel 8.6)

Distribusi sebaran model Gumbel tipe I

NO PERIODE X Sd Sn Yn Yt Xt

1 2 120 33.88 0.9676 0.4996 0.36651 115.71048


155.3968
2 5 120 33.88 0.9676 0.4996 1.49994
3
3 10 120 33.88 0.9676 0.4996 2.25037 181.67264
263.9490
4 100 120 33.88 0.9676 0.4996 4.60015
1
I.4.2 Analisa model Log Person III

Log Xi - Log (Log Xi - Log (Log Xi - Log


NO TAHUN X Log Xi
Xrt Xrt)² Xrt)³
1 2016 68 1.832680489 -0.149571285 0.022371569 -0.003346144
2 2015 99 1.995810632 0.013558858 0.000183843 2.4927E-06
3 2014 103 2.014436528 0.032184754 0.001035858 3.33388E-05
4 2013 93 1.968763048 -0.013488726 0.000181946 -2.45422E-06
5 2012 83 1.918764031 -0.063487743 0.004030693 -0.0002559
6 2011 122 2.085861174 0.1036094 0.010734908 0.001112237
7 2010 101 2.003718964 0.02146719 0.00046084 9.89295E-06
8 2009 118 2.070407322 0.088155548 0.007771401 0.000685092
9 2008 95 1.975431809 -0.006819965 4.65119E-05 -3.1721E-07
10 2007 81 1.910731098 -0.071520676 0.005115207 -0.000365843
11 2006 107 2.028164419 0.045912646 0.002107971 9.67825E-05
JUMLAH 21.80476951 8.88178E-16 0.054040748 -0.002030822
Log Xrt 1.982251774

= 1,9822

Sd = Standart deviasi, menjadi

= 0.0735

Nilai kemencengan,

= -0.6248
Distribusi sebaran metode Log Person tipe III

Sd log Y = log x + k Sd
NO PERIODE log x Cs k x = 10^Y
x log x
1.982
0.07351 0.0990 1.98953
1 2 3 -0.6248 97.6179
1.982
0.8570 2.04525
2 5 3 0.07351 -0.6248 110.9818
1.982
1.2000 2.07047
3 10 3 0.07351 -0.6248 117.6161
1.982
1.8800 2.12046
4 100 3 0.07351 -0.6248 131.9639

I.4.2 Analisa model Log Normal

Menghitung curah hujan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Distribusi sebaran berdasar Log Normal

NO PERIODE Xrt Sd Kt Xt

1.982
1 2 33.88 0.0990 5.3364
3
1.982
2 5 33.88 0.8570 31.0174
3
1.982
3 10 33.88 1.2000 42.6383
3
1.982
4 100 33.88 1.8800 65.6767 Hasil perhitungan dari
3
semua metode, ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:
Rekapitulasi daftar curah hujan rencana

LOG PERSON LOG


NO PERIODE GUMBEL I
III NORMAL
1 2 115.7105 97.61790945 123.7246
2 5 155.3968 110.9818376 149.4056
3 10 181.6726 117.6160714 161.0265
4 100 263.9490 131.9638902 184.0649
Syarat penggunaan metode sebaran

HASIL
NO JENIS DISTRIBUSI SYARAT KETERANGAN
PERHITUNGAN
Ck < 5,4002 Ck = 2,4935 MEMENUHI
1 METODE GUMBEL I
Cs < 1,139 Cs = 0,7542 MEMENUHI
Cs = 3 Cv + Cv³    
METODE LOG = 0,6927 Cs = 0,7542 MEMENUHI
2
NORMAL Ck = 0 TIDAK
Ck = 2,4935
MEMENUHI
Cs ≠ 0 Cs = -0,6248 MEMENUHI
Ck = 1,5 Cs (Ln x)2
METODE LOG    
3 +3
PERSON III
=3,001 TIDAK
Ck = 2,4935
MEMENUHI

Dari keempat metode yang digunakan di atas yang paling mendekati adalah sebaran

Metode Gumbel Tipe I dengan nilai Cs = 0,7542 mendekati persyaratan Cs = 1,139 dan nilai

Ck = 2,4935 yang mendekati persyaratan Ck = 5,4002. Dari jenis sebaran yang telah

memenuhi syarat tersebut perlu diuji kecocokan sebarannya dengan beberapa metode.

Hasil uji kecocokan sebaran menunjukan distribusinya dapat diterima atau tidak.

I.5.1 Pengujian Keselarasan Sebaran

I.5.1.1 Uji Sebaran Dengan Chi Kuadrat

Untuk menguji keselarasan sebaran Metode Gumbel Tipe I, digunakan Uji

Sebaran Chi Kuadrat (Chi Square Test) (Soewarno, 1995). Digunakan Persamaan

2.21 dan Persamaan 2.22 Bab II sebagai berkut :


K = 1+3,322 log n K = Jumlah kelas

= 1+3,322 log 11 n = Jumlah data

= 4,4595 ≈ 5

DK = K - (1+1) DK = Derajat kebabasan

DK = 5 - (1+1) = 3
n 11
Ei = =
= 2,2
k 5

∆X = (Xmaks – Xmin) / (K-1)

= (122 – 68) / (5 – 1) = 13,7 ≈ 14

Xawal = Xmin – ½ ∆X

= 68 – (0,5*14) = 61
2
Nilai f cr dicari pada Tabel dengan menggunakan nilai DK=3 dan Derajat
2
Kepercayaan 5%, lalu dibandingkan dengan nilai f hasil perhitungan yang dapat
2 2
dilihat pada tabel dibawah ini. Syarat yang harus dipenuhi yaitu f hitungan < f cr

(Soewarno, 1995).

Uji Keselarasan Sebaran Dengan Chi Kuadrat

Jumlah Data
f2 = ((Oi -
No Probabilitas (%) Oi - Ei
Ei)^2)/Ei
Oi Ei

1 56<x<76 1 2.2 -1.2 0.6545


2 76<x<96 4 2.2 1.8 1.4727
3 96<x<116 4 2.2 1.8 1.4727
4 116<x<136 2 2.2 -0.2 0.0182
5 x>136 0 2.2 -2.2 2.2000

    11 11   5.8182

Derajat Signifikasi (α) = 5%

2
f hasil hitungan = 6,00

2
f cr = 7,815

Dilihat hasil perbandingan di atas bahwa ternyata f2 hitungan < f2cr, maka

hipotesa yang diuji dapat diterima.


I.5.1.2 Uji Sebaran Smirnov – Kolmogorov

Uji keselarasan Smirnov – Kolmogorov, sering juga uji kecocokan non parametrik (non

parametric test), karena pengujian tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Hasil

perhitungan uji keselarasan sebaran dengan Smirnov – Kolmogorov untuk Metode Gumbel

Tipe I dapat dilihat pada Tabel di bawah

Xi = Curah hujan rencana

Xrt = Rata-rata curah hujan

= 120 mm

Sd = Standar deviasi

= 24,342

N = jumlah data

Tabel Uji Keselarasan Sebaran Smirnov – Kolmogorov

P(x) = f(t) = (Xi - P'(x) = M/(n-


Xi M M/(n+1) P(x<) Xrt)/Sd 1) P'(x<) D

4 = 1 - 8 = 4 -
1 2 3 5 6 7 = 1 - 6
3 7

68 1 0.0833 67.9435 -1.5340 0.1000 67.9269 0.0167

99 2 0.1667 98.8733 -0.6187 0.2000 98.8400 0.0333

103 3 0.2500 103.1300 -0.4906 0.3000 103.0800 0.0500

93 4 0.3333 92.7267 -0.7952 0.4000 92.6600 0.0667

83 5 0.4167 82.5233 -1.0939 0.5000 82.4400 0.0833

122 6 0.5000 121.3600 0.0549 0.6000 121.2600 0.1000

101 7 0.5833 100.2767 -0.5649 0.7000 100.1600 0.1167

118 8 0.6667 116.9333 -0.0708 0.8000 116.8000 0.1333

95 9 0.7500 93.7500 -0.7527 0.9000 93.6000 0.1500

81 10 0.8333 80.5867 -1.1387 1.0000 80.4200 0.1667

107 11 0.9167 105.7833 -0.3926 1.1000 105.6000 0.1833


Derajat signifikasi = 0,05 (5%) Dmaks = 0,183 → m = 11

Do kritis = 0,391 untuk n = 11

Dilihat dari perbandingan di atas bahwa Dmaks < Do kritis, maka metode sebaran yang

diuji dapat diterima.


I.6 Intensitas Curah Hujan

Perhitungan intensitas curah hujan ini menggunakan Metode Dr.

Moonobe dengan variasi dari persamaan-persamaan curah hujan jangka pendek.

Persamaannya sebagai berikut :

Hasil perhitungan intensitas curah hujan disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel Intensitas Curah Hujan


R24
t
R2 R5 R10 R100
(jam) 115.7105 155.3968 181.6726 115.7105
1 40.1146 53.8731 62.9824 40.1146
2 25.2706 33.9379 39.6764 25.2706
3 19.2851 25.8995 30.2788 19.2851
4 15.9195 21.3795 24.9946 15.9195
5 13.7190 18.4243 21.5397 13.7190
6 12.1488 16.3156 19.0744 12.1488
7 10.9623 14.7222 17.2116 10.9623
8 10.0286 13.4683 15.7456 10.0286
9 9.2713 12.4512 14.5565 9.2713
10 8.6424 11.6066 13.5691 8.6424
11 8.1104 10.8921 12.7338 8.1104
12 7.6533 10.2782 12.0161 7.6533
13 7.2556 9.7441 11.3917 7.2556
14 6.9058 9.2744 10.8426 6.9058
15 6.5954 8.8575 10.3552 6.5954
16 6.3177 8.4845 9.9191 6.3177
17 6.0674 8.1484 9.5262 6.0674
18 5.8406 7.8437 9.1700 5.8406
19 5.6338 7.5661 8.8454 5.6338
20 5.4444 7.3117 8.5480 5.4444
21 5.2701 7.0777 8.2745 5.2701
22 5.1092 6.8616 8.0218 5.1092
23 4.9600 6.6612 7.7875 4.9600
24 4.8213 6.4749 7.5697 4.8213
I.7 Perhitungan Debit Banjir Rencana

Untuk menghitung atau memperkirakan besarnya debit banjir yang akan terjadi dalam

berbagai periode ulang dengan hasil yang baik dapat dilakukan dengan analisis data

aliran dari sungai yang bersangkutan. Oleh karena data aliran yang bersangkutan tidak

tersedia maka dalam perhitungan debit banjir akan digunakan beberapa metode yaitu :

- Metode Rasional - Metode FSR Jawa Sumatra

- Metode Weduwen - Metode Hidrograf Satuan Sintetik Gamma I

- Metode Haspers

I.7.1 Debit Banjir Rencana Metode Rasional

Untuk menghitungnya menggunakan persamaan sebagai berikut :

Data yang ada yaitu :

L = jarak dari ujung daerah hulu sampai titik yang ditinjau (km)

= 3,63 km

2 2
A = luas DAS (km ) = 0,011 km

H = beda tinggi ujung hulu dengan titik tinggi yang ditinjau (km)

= 0,284 km
Dari Tabel curah hujan,
R24 periode
diketahui ulang 2 tahun
diketahui : =115,710 mm
R24 periode ulang 5 tahun =155,397 mm
R24 periode ulang 10 tahun =181,673 mm
R24 periode ulang 100 tahun =263.949 mm

Debit banjir rencana dengan Metode Rasional disajikan pada Tabel sebagai berikut :

Tabel Debit Banjir Rencana Metode Rasional


Period
e A Rt L H C w tc I Qt
Ulang
No

(m3/
(tahun) (km2) (mm) (km) (km)   (km/jam) (mm/jam) (mm/jam)
dtk)

1 2 0.01 115.710 3.63 0.28 0.280 15.609 0.233 106.076 0.908


2 5 1
0.01 155.397 0
3.63 4
0.28 0.280 15.609 0.233 142.458 1.220
3 10 1
0.01 181.673 0
3.63 4
0.28 0.280 15.609 0.233 166.546 1.426
4 100 1
0.01 263.94 0
3.63 4
0.28 0.280 15.609 0.233 241.972 2.072
1 9 0 4

I.7.2 Debit Banjir Rencana Metode Weduwen

Untuk menghitungnya menggunakan rumusnya sebagai berikut :


Data yang ada yaitu :

2
Luas DAS (A) = 0,011 km

Panjang Sungai (L) = 3,63 km

Kemiringan Sungai (I) = (Elv hulu-Elv hilir)/L = 0,284


Di coba t = 2 jam
120 + ((t + 1) /(t + 9)) A
β= = 0,9999
120 + A

67,65
qn = = 19,608 m /dtk.km
t + 1,45

4.1
α =1−
= 0,846
βq n + 7

Qt = α . β .q n A = 182,454 m³ /dtk

0,125 0,
t = 0,25.L.Q .I = 1,27 jam
25

Di coba t = 1,20 jam

120 + ((t + 1) /(t + 9)) A

β= = 0,9999

120 + A

67,65
qn = = 25,528 m /dtk.km
t + 1,45

4.1 = 0,846
α =1−
βq n + 7

Qt = α . β .q n A
Rn
0,125 0, 25
t = 0,25.L.Q .I
= 237,542 m³/dtk = 1,311 jam ≈ 1,20 jam→ t = 1,2 jam
Qn = α . β .q n = 0,000989 Rn
240
A

Karena perhitungan debit Metode Weduwen mengandung unsur trial and error

untuk nilai t maka perhitungan dilakukan dalam bentuk tabel dengan langkah-langkah :

1. Asumsi harga t perkiraan.

2. Hitung harga faktor reduksi.

3. Hitung harga koefisien aliran.

4. Hitung harga t perhitungan.

5. Apabila harga t perhitungan telah sesuai dengan harga t asumsi maka perhitungan selesai

dan hitung debit puncak.

Dengan cara coba-coba dengan beberapa nilai t didapat harga debit puncak

tiap periode ulang (tahun). Hasil perhitungan debit banjir rencana Metode Weduwen tiap

periode ulang (tahun) disajikan pada Tabel sebagai berikut :

Tabel Debit Banjir Rencana Metode Weduwen

Rn Qt
No Peiode
(mm) (m3/dtk)

1 2 115.710 114,438
2 5 155.39 153,687
3 10 7
181.673 179,674
4 100 263.94 261,046
9

I.7.3 Debit Banjir Rencana Metode FSR Jawa Sumatra

Untuk perhitungan debit banjir rencana Metode FSR Jawa Sumatra, digunakan

metode regresi karena penulis tidak memiliki data pengamatan debit Sungai di lokasi.

Dengan data hujan harian yang tersedia dan luas daerah pengaliran sungai.

Penentuan parameter antara lain :


2
AREA = Luas DAS → 0,011 km
PBAR = Data curah hujan terbesar dalam 1 hari → 190 mm

H = Beda Elv hulu dan Elv hilir → 284 m

L = Panjang sungai → 3,63 km

ARF = 0,99 (tabel buku irigasi)

APBAR = ARF x PBAR = 0,99 x 190 = 188,10 mm

MSL = 0,90 x L = 0,90 x 3,63 = 3,267

SIMS = H/MSL =284/ 3,267 = 86,9299

LAKE = diambil 0,00 karena di lokasi embung tidak terdapat danau

V = 1,02 - 0,0275 log (AREA) = 1,02 - 0,00275 log 0,011 = 1,0738 m/dt

-6 v 2,445 0,117 -0,85


MAF = (8,0) x (10 ) x(AREA) x(APBAR) x(SIMS) x(1+LAKE)

-6 2,445 0,117 -0,85


= (8) x (10 ) x (0,011) x (188,10) x (86,9299) x (1+0)

3
= 0,0539 m /dtk

GF = Growth Factor (Tabel 2.8 Bab II)

3
QT = Debit banjir periode ulang T tahun ( m /dtk )

= GF(T, AREA)xMAF

Perhitungan debit banjir rencana dengan periode ulang T tahun menggunakan

Metode FSR Jawa Sumatra disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel Debit Banjir Rencana Metode Jawa Sumatra


Periode
PBAR APBR AREA MAF Qt
Ulang ARF SIMS LAKE V GF
(tahun) (mm) (mm) (km2) (m/ (m3/
dtk) dtk)
5 190 0.9900 188.1000 86.9299 0.0110 - 1.0738 1.2700 0.0539 0.0685

10 190 0.9900 188.1000 86.9299 0.0110 - 1.0738 1.5400 0.0539 0.0830

50 190 0.9900 188.1000 86.9299 0.0110 - 1.0738 2.3000 0.0539 0.1240

100 190 0.9900 188.1000 86.9299 0.0110 - 1.0738 2.7200 0.0539 0.1466

Dari hasil perhitungan dari beberapa metode, maka tabel rekapitulasi perhitungan banjir rencana

adalah sebagai berikut:


Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana

Debit Banjir Rencana (m3/dtk)


Periode Ulang FSR Jawa
Rasional Weduwen
Sumatra
2 tahun 0.9083 114.4377 0.0685

5 Tahun 1.2198 153.6875 0.0830

10 Tahun 1.4260 179.6742 0.1240

100 tahun 2.0719 261.0456 0.1466

Dari tabel di atas dapat diketahui hasil perhitungan debit dengan tiga metode

yang berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan dan pertimbangan keamanan dan efisiensi serta

ketidakpastian besarnya debit banjir yang terjadi di daerah tersebut, maka antara metode

yang ada dipakai debit maksimum periode ulang 100 tahun. Karena keterbatasan data yang

kami peroleh, dengan pertimbangan kelengkapan dan ketelitian hasil perhitungan serta lokasi

embung yang berada di lokasi, kami menentukan debit banjir rencana weduwen yaitu 261,045
3
m /dtk

I.8 Analisis Kebutuhan Air

I.8.1 Kebutuhan Air Untuk Tanaman

Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk membuat jaring tanaman

(batang dan daun) dan untuk diuapkan (evapotranspirasi), perkolasi, curah hujan,

pengolahan lahan, dan pertumbuhan tanaman. Rumus persamaan yaitu Ir = Et + P – Re

+S

1. Evapotranspirasi

Besarnya evapotranspirasi dihitung dengan menggunakan Metoda Penman yang

dimodifikasi oleh Nedeco/Prosida seperti diuraikan dalam PSA – 010. Evapotranspirasi

dihitung dengan menggunakan rumus-rumus teoritis empiris dengan memperhatikaan faktor-

faktor meteorologi yang terkait seperti suhu udara, kelembaban, kecepatan angin dan
penyinaran matahari.

Selanjutnya untuk mendapatkan harga evapotaranspirasi harus dikalikan dengan

koefisien tanaman tertentu. Sehingga evapotranspirasi sama dengan evapotranspirasi

potensial hasil perhitungan Penman x crop factor. Dari harga evapotranspirasi yang

diperoleh, kemudian digunakan untuk menghitung kebutuhan air bagi pertumbuhan dengan

menyertakan data curah hujan efektif.

Data klimatologi untuk perhitungan evapotranspirasi Embung Cepoko disajikan pada

Tabel Suhu Udara, Tabel Kecepatan Angin, Tabel Kelembaban Relatif dan Tabel Penyinaran

Matahari 12 jam (%). Semua tabel untuk perhitungan evapotranspirasi dapat dilihat di

lampiran.

Tabel Suhu Udara


Temperatur (⁰C)
No Tahun
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des
1 2011 25.60 25.70 26.20 26.50 26.60 26.30 26.20 26.20 27.30 28.30 27.20 27.00
2 2012 25.80 26.60 27.00 26.80 26.50 26.20 26.30 27.60 28.80 28.30 28.30 28.40
3 2013 25.80 26.40 26.70 27.10 27.00 29.20 26.20 26.70 27.40 29.10 27.70 26.30
4 2014 26.10 25.90 26.60 26.90 27.60 27.20 26.50 26.70 26.20 29.10 28.40 26.90
5 2015 26.40 26.10 26.40 26.30 26.80 26.70 26.30 26.70 26.80 29.20 29.30 27.30
Rata-Rata 25.94 26.14 26.58 26.72 26.90 27.12 26.30 26.78 27.30 28.80 28.18 27.18
Tabel Kelembaban Relatif
Kelembaban Udara (%)
No Tahun
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des
1 2011 85.00 85.00 84.00 84.00 80.00 70.00 69.00 64.00 61.00 63.00 81.00 81.00
2 2012 87.00 82.00 81.00 80.00 77.00 72.00 66.00 60.00 60.00 63.00 74.00 84.00
3 2013 86.00 86.00 85.00 84.00 83.00 90.00 77.00 67.00 62.00 62.00 74.00 83.00
4 2014 87.00 86.00 84.00 83.00 80.00 78.00 74.00 67.00 63.00 59.00 76.00 88.00
5 2015 91.00 91.00 88.00 87.00 80.00 73.00 74.00 67.00 70.00 57.00 56.00 84.00
Rata-Rata 87.20 86.00 84.40 83.60 80.00 76.60 72.00 65.00 63.20 60.80 72.20 84.00

Tabel Kecepatan Angin

Kecepatan Angin (Km/Jam)


No Tahun
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des
1 2012 19.70 12.00 22.60 13.80 18.20 15.50 23.10 23.20 22.20 18.00 18.60 13.30
2 2013 18.70 5.20 15.30 13.10 10.80 12.40 18.70 20.30 21.50 21.20 15.00 15.50
3 2014 12.10 6.50 1.60 1.30 5.10 8.20 14.00 15.60 17.10 19.10 9.80 8.50
4 2015 15.15 25.65 14.65 16.65 18.65 25.15 12.15 13.65 16.65 21.15 23.15 32.15
Rata-Rata 16.41 12.34 13.54 11.21 13.19 15.31 16.99 18.19 19.36 19.86 16.64 17.36
2. Perkolasi

Perkolasi adalah meresapnya air kedalam tanah dengan arah vertikal ke bawah, dari

lapisan tidak jenuh. Besarnya perkolasi dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah, kedalaman air

tanah dan sistem perakarannya. Koefisien perkolasi adalah sebagai berikut (Hadihardjaja

dkk., 1997) :

a. Berdasarkan kemiringan :

- lahan datar = 1 mm/hari

- lahan miring > 5% = 2 – 5 mm/hari

b. Berdasarkan tekstur :

- berat (lempung) = 1 – 2 mm/hari

- sedang (lempung kepasiran) = 2 -3 mm/hari

- ringan = 3 – 6 mm/hari

Dari pedoman di atas dan berdasarkan pengamatan yang ada, areal lokasi proyek

berupa tanah lempung berpasir, dengan demikian perkolasi dipakai 2 mm/hari.

3. Koefisien tanaman (Kc)

Besarnya koefisien tanaman (Kc) tergantung dari jenis tanaman dan fase

pertumbuhan. Pada perhitungan ini digunakan koefisien tanaman untuk padi dengan varietas

biasa mengikuti ketentuan Nedeco/Prosida.

4. Curah hujan efektif

Curah hujan untuk menghitung kebutuhan irigasi. Curah hujan efektif adalah

bagian dari keseluruhan curah hujan yang secara efektif tersedia untuk kebutuhan air

tanaman. Besarnya koefisien curah hujan efektif untuk tanaman padi dapat dilihat pada tabel.

Curah hujan (Re) dihitung dari data curah hujan rata-rata setengah bulanan yang
selanjutnya diurutkan dari data terkecil hingga terbesar.

Tabel Curah Hujan Efektif

CURAH HUJAN BULANAN


NO TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES

1 2016 75.00 72.50 46.00 52.00 39.00 77.00 65.00 69.00 89.00 42.00 0.00 54.00

2 2015 90.00 190.00 93.00 155.00 27.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 37.00 47.00

3 2014 62.00 57.00 120.00 78.00 38.00 81.00 0.00 0.00 0.00 0.00 103.00 125.00

4 2013 143.00 98.00 154.00 119.00 62.00 80.00 49.00 0.00 0.00 79.00 65.00 75.00

5 2012 130.00 90.00 102.00 79.00 76.00 37.00 0.00 0.00 0.00 41.00 53.00 106.00

6 2011 135.00 56.00 106.00 166.00 100.00 58.00 0.00 0.00 53.00 49.00 73.00 80.00

7 2010 137.00 94.00 92.00 73.00 87.00 65.00 18.00 48.00 100.00 97.00 75.00 62.00

8 2009 108.00 56.00 77.00 87.00 90.00 36.00 10.00 0.00 0.00 20.00 67.00 72.00

9 2008 135.00 89.00 156.00 109.00 28.00 12.00 0.00 30.00 0.00 67.00 80.00 52.00

10 2007 124.00 60.00 90.00 110.00 16.00 20.00 30.00 0.00 0.00 30.00 81.00 246.00

11 2006 64.00 240.00 30.00 53.00 166.00 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 59.00 86.00

Jumlah 1,203.00 1,102.50 1,066.00 1,081.00 729.00 466.00 173.00 147.00 242.00 425.00 693.00 1,005.00

Maksimal 143.00 240.00 156.00 166.00 166.00 81.00 65.00 69.00 100.00 97.00 103.00 246.00

Rerata 109.36 100.23 96.91 98.27 66.27 42.36 15.73 13.36 22.00 38.64 63.00 91.36

X 109.36 100.23 96.91 98.27 66.27 42.36 15.73 13.36 22.00 38.64 63.00 91.36

SD 10.64 44.20 18.69 21.42 31.54 12.22 15.58 17.59 24.67 18.46 12.65 48.90

Re Bulan 100.41 63.01 81.18 80.24 39.72 32.08 2.61 -1.45 1.23 23.10 52.35 50.19

Re Hari -30.08 -28.39 -51.60 -30.75 -39.80 -35.67 -13.24 -11.25 -18.52 -32.53 -53.05 -29.93
5. Kebutuhan air intuk pengolahan lahan

a. Pengolahan lahan untuk padi

Waktu yang diperlukan untuk pekerjaan penyiapan lahan adalah selama satu bulan

(30 hari). Kebutuhan air untuk pengolahan tanah bagi tanaman padi diambil 200 mm,

setelah tanam selesai lapisan air di sawah ditambah 50 mm. Jadi kebutuhan air yang

diperlukan untuk penyiapan lahan dan untuk lapisan air awal setelah tanam selesai

seluruhnya menjadi 250 mm. Sedangkan untuk lahan yang tidak ditanami (sawah bero)

dalam jangka waktu 2,5 bulan diambil 300 m (Hadihardjaja dkk., 1997). Untuk memudahkan

perhitungan angka pengolahan tanah digunakan tabel koefisien Van De Goor dan Zijlstra.

6. Kebutuhan air untuk pertumbuhan

Kebutuhan air untuk pertumbuhan padi dipengaruhi oleh besarnya evapotranspirasi

tanaman (Etc), perkolasi tanah (p), penggantian air genangan (W) dan hujan efektif (Re).

Sedangkan kebutuhan air untuk pemberian pupuk pada tanaman apabila terjadi

pengurangan air (sampai tingkat tertentu) pada petak sawah sebelum pemberian pupuk

(Hadihardjaja dkk., 1997).

NO URAIAN SATUAN BULAN


JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES
Temp
1 Rata2 °C 25.94 26.14 26.58 26.72 26.90 27.12 26.30 26.78 27.30 28.80 28.18 27.18

2 Kecepatan km/hari 16.41 12.34 13.54 11.21 13.19 15.31 16.99 18.19 19.36 19.86 16.64 17.36

3 f(u)   0.31 0.30 0.31 0.30 0.31 0.31 0.32 0.32 0.32 0.32 0.31 0.32

4 Penyinaran % 22.19 22.68 67.17 38.97 34.97 38.59 43.39 53.59 66.32 49.25 33.03 22.76

5 Kelembaban % 87.20 86.00 84.40 83.60 80.00 76.60 72.00 65.00 63.20 60.80 72.20 84.00

6 ea mbar 24.61 29.47 29.51 32.70 30.46 31.09 27.67 28.24 29.39 30.18 31.96 32.88

7 ed mbar 21.46 25.34 24.91 27.34 24.37 23.81 19.92 18.36 18.57 18.35 23.08 27.62

8 ea-ed mbar 3.15 4.13 4.60 5.36 6.09 7.28 7.75 9.88 10.82 11.83 8.88 5.26

9 w   0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.76 0.78 0.74 0.75 0.75 0.75

10 1-w   0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.24 0.22 0.26 0.25 0.25 0.25

11 Ra mm/hari 16.00 16.07 15.54 14.52 13.21 12.80 12.84 13.81 14.93 15.77 15.93 15.90

12 Rs mm/hari 181.52 186.25 525.80 286.55 234.28 250.18 281.77 373.49 498.81 392.28 267.07 184.92

13 Rns mm/hari 136.14 139.69 394.35 214.91 175.71 187.63 211.33 280.12 374.11 294.21 200.30 138.69

14 f(t)   14.79 15.36 15.37 15.74 15.48 15.55 15.15 15.22 15.35 15.44 15.65 15.76

15 f(ed)   0.14 0.12 0.12 0.11 0.12 0.13 0.14 0.15 0.15 0.15 0.13 0.11

16 f(n/N)   20.07 20.51 60.55 35.17 31.57 34.83 39.15 48.33 59.79 44.43 29.83 20.58

17 Rn1 mm/hari 40.42 37.33 112.07 60.87 60.02 67.85 85.18 111.43 138.00 103.93 60.05 35.28

18 Rn mm/hari 95.72 102.36 282.28 154.05 115.69 119.78 126.15 168.69 236.11 190.28 140.25 103.40

19 C   1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06

20 Eto mm/hari 76.36 81.70 224.79 122.89 92.47 95.82 102.25 140.20 186.16 152.29 112.24 82.65

Evap aktual mm/bln 2.55 2.72 7.49 4.10 3.08 3.19 3.41 4.67 6.21 5.08 3.74 2.75

Tabel Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi


SA
Kebutuhan Tanaman Padi JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES
T
Evapotranspir mm 224.7 122.8 102.2 140.2 186.1 152.2 112. 82.6
    76.36 81.70 92.47 95.82
asi (Eto) /hr 9 9 5 0 6 9 24 5
Evapo
 
rasi
mm 247.2 135.1 101.7 105.4 112.4 154.2 204.7 167.5 123. 90.9
Terbu     83.99 89.88
1,1 * /hr 6 8 2 1 7 2 8 1 47 1
ka
Eto
(Eo)
Perkol mm
P     2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
asi /hr
(1) + mm 249.2 137.1 103.7 107.4 114.4 156.2 206.7 169.5 125.4 92.9
Eo + P     85.99 91.88
(2) /hr 6 8 2 1 7 2 8 1 7 1
20%
Hujan keri
mm 12.6 18.2
Efekti ng     21.87 20.05 19.38 19.65 13.25 8.47 3.15 2.67 4.40 7.73
/hr 0 7
f (mm
/hr)
mm
  1 0.18   3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94 3.94
/hr
C
Hujan mm 11.5
2 0.53   11.59 11.59 11.59 11.59 11.59 11.59 11.59 11.59 11.59 11.59 11.59
Efekti /hr 9
f
Tanam HU
mm 12.0
an 3 0.55 JA 12.03 12.03 12.03 12.03 12.03 12.03 12.03 12.03 12.03 12.03 12.03
/hr 3
Padi N
EF
Golong mm
4 0.4 EK 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75
an 2 /hr
TI
F
Re
=H mm
  5 0.4 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75
jn* /hr
FH
mm
  6 0.4   8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75
/hr
mm
  7 0.4   8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75
/hr
mm
  8 0.2   4.37 4.37 4.37 4.37 4.37 4.37 4.37 4.37 4.37 4.37 4.37 4.37
/hr
mm
  9 0   0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
/hr
mm 91.6
  1 1.2   91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63
/hr 3
Eva
pot
KOEF
ran mm 91.6
ISIE 2 1.2 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63 91.63
spi /hr 3
N
ras
i
Etc
=
TANA mm 100.7 100.7 100.7 100.7 100.7 100.7 100.7 100.7 100.7 100.7 100.7 100.
3 1.32 Eto
MAN /hr 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 79
*
Kt
mm 106.9 106.9 106.9 106.9 106.9 106.9 106.9 106.9 106.9 106.9 106.9 106.
(Kt) 4 1.4  
/hr 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90
mm 103.0 103.0 103.0 103.0 103.0 103.0 103.0 103.0 103.0 103.0 103.0 103.
  5 1.35  
/hr 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 08
mm 94.6
  6 1.24   94.68 94.68 94.68 94.68 94.68 94.68 94.68 94.68 94.68 94.68 94.68
/hr 8
mm 85.5
  7 1.12   85.52 85.52 85.52 85.52 85.52 85.52 85.52 85.52 85.52 85.52 85.52
/hr 2
mm
  8 0   0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
/hr
PENGOLAHA
                             
N TANAH
Kebut
uhan
Air
250
mm                                
selam
a
30
hari
2
mm 242.7 132.7 103.4 110.4 151.4 201.0 164.4 121.2 89.2
mingg Lp     82.47 88.24 99.87
/hr 7 2 9 3 2 6 7 2 6
u ke 1
Lp - mm 238.8 128.7 106.4 147.4 197.1 160.5 117.2 85.3
      78.53 84.30 95.93 99.55
Re1 /hr 3 9 9 8 2 3 8 2

(Lp –
lt/
Re1)
      det 9.11 9.78 27.70 14.94 11.13 11.55 12.35 17.11 22.87 18.62 13.60 9.90
*0.11
/ha
6
(Lp –
lt/
Re1) 105.3 298.5 160.9 124.4 133.1 184.3 246.4 200.6 146.6 106.
      det 98.16 119.91
*1.2 8 4 8 4 2 5 0 6 1 65
/ha
5

(Lp – lt/
274.6 110.3 114.4 122.4 169.6 226.6 184.6 134.8 98.1
  Re1)     det 90.31 96.95 148.11
6 2 9 7 1 9 1 8 2
*1.15 /ha

  (Lp –     lt/ 86.38 92.73 262.7 141.6 105.5 109.5 117.14 162.2 216.8 176.5 129.0 93.8
Re1) det
2 7 2 1 3 3 8 1 6
*1.10 /ha
2
mm 12,0
mingg Lp     12,22 11,65 11,89 11,91 11,63 11,18 14,04 13,45 14,03 14,51 13,43
/hr 1
u ke 2
Lp - mm 10,7
      11,24 10,56 10,99 11,13 11,08 11,04 13,97 13,45 14,03 14,23 12,60
Re2 /hr 3
(Lp –
lt/
Re2)
      det 1,30 1,23 1,27 1,29 1,29 1,28 1,62 1,56 1,63 1,65 1,46 1,24
*0,1
/ha
16
(Lp –
lt/
Re2)
      det 1,63 1,53 1,59 1,61 1,61 1,60 2,03 1,95 2,03 2,06 1,83 1,56
*1,2
/ha
5
(Lp –
lt/
Re2)
      det 1,87 1,76 1,83 1,86 1,85 1,84 2,33 2,24 2,34 2,37 2,10 1,79
*1,1
/ha
5
(Lp –
lt/
Re2)
      det 2,06 1,94 2,02 2,04 2,03 2,03 2,56 2,47 2,57 2,61 2,31 1,97
*1,1
/ha
0
PERTUMBUH SA
    Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nop Des
AN T
Kebut    
uhan
Pengg    
antian 3.33 (m
                           
Air m/
Genan hr)
gan
(W) =
Etc1
2
- mm 84.9
mingg     84.93 84.93 84.93 84.93 84.93 84.93 84.93 84.93 84.93 84.93 84.93
Re3+ /hr 3
u ke 1
P+W
(Etc
1-
lt/
Re3+
      det 9.85 9.85 9.85 9.85 9.85 9.85 9.85 9.85 9.85 9.85 9.85 9.85
P+W
/ha
)*0,1
16
(Etc
1-
lt/
Re3+ 106.1 106.1 106.1 106.1 106.1 106.1 106.1 106.1 106.1 106.1 106.1 106.
      det
P+W 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 16
/ha
)*1,2
5
(Etc
1-
lt/
Re3+ 97.6
      det 97.67 97.67 97.67 97.67 97.67 97.67 97.67 97.67 97.67 97.67 97.67
P+W 7
/ha
)*1,1
5
(Etc
1-
lt/
Re3+ 93.4
      det 93.42 93.42 93.42 93.42 93.42 93.42 93.42 93.42 93.42 93.42 93.42
P+W 2
/ha
)*1,1
0

Etc2
2
- mm 88.2
mingg     88.21 88.21 88.21 88.21 88.21 88.21 88.21 88.21 88.21 88.21 88.21
Re4+ /hr 1
u ke 2
P+W
(Etc
2-
lt/
Re4+ 10.2
      det 10.23 10.23 10.23 10.23 10.23 10.23 10.23 10.23 10.23 10.23 10.23
P+W 3
/ha
)*0,1
16
(Etc 110.2 110.2 110.2 110.2 110.2 110.2 110.2 110.2 110.2 110.2 110.2 110.
2- 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 26
lt/
Re4+
      det
P+W
/ha
)*1,2
5
(Etc 101.4 101.4 101.4 101.4 101.4 101.4 101.4 101.4 101.4 101.4 101.4 101.
2- 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
lt/
Re4+
      det
P+W
/ha
)*1,1
5
(Etc 97.0
2- 3
lt/
Re4+
      det 97.03 97.03 97.03 97.03 97.03 97.03 97.03 97.03 97.03 97.03 97.03
P+W
/ha
)*1,1
0
Etc3
2
- mm 97.3
mingg     97.37 97.37 97.37 97.37 97.37 97.37 97.37 97.37 97.37 97.37 97.37
Re5+ /hr 7
u ke 3
P+W
  (Etc     11.30 11.30 11.30 11.30 11.30 11.30 11.30 11.30 11.30 11.30 11.30
3- lt/
11.3
Re5+ det
0
P)*0, /ha
116
  (Etc    
3- lt/
121.7 121.7 121.7 121.7 121.7 121.7 121.7 121.7 121.7 121.7 121.7 121.
Re5+ det
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 72
P)*1, /ha
25
  (Etc     111.98 111.98 111.98 111.98 111.98 111.98 111.98 111.98 111.98 111.98 111.98
3- lt/
111.9
Re5+ det
8
P)*1, /ha
15
  (Etc     107.11 107.11 107.11 107.11 107.11 107.11 107.11 107.11 107.11 107.11 107.11
3- lt/
107.
Re5+ det
11
P)*1, /ha
10
Etc4
2
- mm 103.4 103.4 103.4 103.4 103.4 103.4 103.4 103.4 103.4 103.4 103.4 103.
mingg    
Re6+ /hr 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 48
u ke 4
P+W
(Etc 12.0
4- 0
lt/
Re6+
      det 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00 12.00
P+W
/ha
)*0,1
16
(Etc 129.3 129.3 129.3 129.3 129.3 129.3 129.3 129.3 129.3 129.3 129.3 129.
4- 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 35
lt/
Re6+
      det
P+W
/ha
)*1,2
5
  (Etc     lt/ 119.0 119.0 119.0 119.0 119.0 119.0 119.0 119.0 119.0 119.0 119.0 119.
4- det 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
Re6+ /ha
P+W
)*1,1
5
(Etc
4-
lt/
Re6+ 113.8 113.8 113.8 113.8 113.8 113.8 113.8 113.8 113.8 113.8 113.8 113.
      det
P+W 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 83
/ha
)*1,1
0
Etc5
2
- mm 99.6
mingg     99.66 99.66 99.66 99.66 99.66 99.66 99.66 99.66 99.66 99.66 99.66
Re7+ /hr 6
u ke 5
P+W
(Etc
5-
lt/
Re7+ 11.5
      det 11.56 11.56 11.56 11.56 11.56 11.56 11.56 11.56 11.56 11.56 11.56
P+W 6
/ha
)*0,1
16

(Etc
5-
lt/
Re7+ 124.5 124.5 124.5 124.5 124.5 124.5 124.5 124.5 124.5 124.5 124.5 124.
      det
P+W 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 58
/ha
)*1,2
5
(Etc
5-
lt/
Re7+ 114.
      det 114.61 114.61 114.61 114.61 114.61 114.61 114.61 114.61 114.61 114.61 114.61
P+W 61
/ha
)*1,1
5
(Etc
5-
lt/
Re7+ 109.6 109.6 109.6 109.6 109.6 109.6 109.6 109.6 109.6 109.6 109.6 109.
      det
P+W 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63
/ha
)*1,1
0
Etc6
2
- mm 95.6
mingg     95.64 95.64 95.64 95.64 95.64 95.64 95.64 95.64 95.64 95.64 95.64
Re8+ /hr 4
u ke 6
P+W
(Etc
6-
lt/
Re8+ 11.0
      det 11.09 11.09 11.09 11.09 11.09 11.09 11.09 11.09 11.09 11.09 11.09
P+W 9
/ha
)*0,1
16
(Etc
6-
lt/
Re8+ 119.5 119.5 119.5 119.5 119.5 119.5 119.5 119.5 119.5 119.5 119.5 119.
      det
P+W 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
/ha
)*1,2
5
(Etc
6-
lt/
Re8+ 109.9 109.9 109.9 109.9 109.9 109.9 109.9 109.9 109.9 109.9 109.9 109.
      det
P+W 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 99
/ha
)*1,1
5
(Etc
6-
lt/
Re8+ 105.2 105.2 105.2 105.2 105.2 105.2 105.2 105.2 105.2 105.2 105.2 105.
      det
P+W 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20
/ha
)*1,1
0

I.8.2 Kebutuhan Air Untuk Irigasi

Yaitu kebutuhan air yang digunakan untuk menentukan pola tanaman untuk
menentukan tingkat efisiensi saluran irigasi sehingga didapat kebutuhan air untuk masing-

masing jaringan (Ditjen Pengairan, 1985). Perhitungan kebutuhan air irigasi ini

dimaksudkan untuk menentukan besarnya debit yang akan dipakai untuk mengairi daerah

irigasi. Kebutuhan air irigasi ditunjukkan pada table.

1. Pola tanaman dan perencanaan tata tanam

Pola tanam adalah suatu pola penanaman jenis tanaman selama satu tahun yang

merupakan kombinasi urutan penanaman. Rencana pola dan tata tanam dimaksudkan untuk

meningkatkan efisiensi penggunaan air, serta menambah intensitas luas tanam. Suatu daerah

irigasi pada umumnya mempunyai pola tanam tertentu, tetapi bila tidak ada pola yang bisa

pada daerah tersebut direkomendasikan pola tanaman padi-padi-padi. Setelah diperoleh

kebutuhan air untuk pengolahan lahan dan pertumbuhan, kemudian dicari besarnya

kebutuhan air untuk irigasi berdasarkan pola tanam dan rencana tata tanam dari daerah

yang bersangkutan (Ditjen Pengairan, 1985).

2. Efisiensi irigasi

Besarnya efisiensi irigasi tergantung dari besarnya kehilangan air yang terjadi

pada saluran pembawa, mulai dari bendung sampai petak sawah. Kehilangan air tersebut

disebabkan karena penguapan, perkolasi, kebocoran dan sadap liar. Besarnya angka efisiensi

tergantung pada penelitian lapangan pada daerah irigasi. Pada perencanaan jaringan irigasi,

tingkat efisiensi ditentukan menurut PSA yaitu 0-10 Ditjen Pengairan Tahun 1985 yaitu

sebagai berikut :

 Kehilangan air pada saluran primer adalah 5 – 10 %, diambil 10%

Faktor koefisien 1,10

 Kehilangan air pada saluran sekunder adalah 10 – 15 %, diambil 13 %

Faktor koefisien 1,15

 Kehilangan air pada saluran tersier adalah 20 – 25 %, diambil 20 %

Faktor koefisien 1,25

Tabel Pola Tanam Secara Teoritis


I.9 Perhitungan Debit Andalan

Perhitungan debit andalan bertujuan untuk menentukan areal persawahan yang dapat

diairi. Perhitungan ini menggunakan cara analisis water balance dari Dr.F.J. Mock. Metode

ini digunakan untuk menghitung harga debit bulanan, evapotranspirasi, kelembaban air tanah,

dan tampungan air tanah. Metode ini dihitung berdasarkan data curah hujan bulanan, jumlah

hari hujan, evapotranspirasi dan karakteristik hidrologi daerah pengaliran. Perhitungan

debit andalan meliputi :

Tabel Nilai Prosentase Lahan

m (%) Keterangan
0 Lahan dengan hutan lebat

0 Lahan dengan hutan sekunder pada akhir musim hujan

dan

10 – 30 Lahan yang tererosi

30 - 50 Lahan pertanian yang diolah (misal : sawah dan ladang)

Diambil persentase lahan 20 % - 40 % karena bermacam-macam jenis.

 Keseimbangan air (water balance)

Perkiraan kapasitas kelembaban tanah (Soil Moisture Capacity) diperlukan pada

saat dimulainya simulasi, dan besarnya tergantung dari kondisi porositas lapisan atas
daerah pengaliran. Biasanya diambil 50 s/d 250 mm, yaitu kapasitas kandungan air dalam

tanah per m². Jika porositas tanah lapisan atas tersebut makin besar, maka kapasitas

kelembaban tanah akan besar pula. Untuk SMC direncana Embung Cepoko diambil 150 mm.

Dengan asumsi di DAS rencana Embung Cepoko terdapat sedikit kandungan pasir yang tidak

begitu porus.

 Limpasan (run off) dan tampungan air tanah (ground water storage)

Di DAS Embung Cepoko berdasarkan pengamatan kondisi tanahnya tidak

begitu porus karena mengandung sedikit pasir dan daerahnya yang cukup terjal, maka untuk

harga koefisien infiltrasi (I) untuk DAS Embung Cepoko ditaksir sebesar 0,40. Di DAS

Embung Cepoko berdasarkan pengamatan untuk kondisi geologi lapisan bawah tidak

begitu porus dan dapat tembus air karena masih mengandung pasir, di mana pada musim

kemarau hanya ada sedikit air di sungai. Maka untuk permulaan simulasi penyimpanan

awal V(n-1) di DAS Embung Cepoko diambil sebesar 300 mm (pada saat mulai perhitungan).
Tabel Perhitungan Debit Andalan Metode F J. Mock

I.10 Neraca Air


Bangunan embung sebagai penyimpan air mempunyai fungsi

yang sangat baik dalam mencukupi kebutuhan akan air khususnya

pada saat musim kemarau. Air Sungai ini direncanakan untuk

memenuhi kebutuhan air baku dan juga untuk irigasi bagi masyarakat.

Dari alternative lokasi embung yang terbaik, dicari debit air yang

tersedia dan kebutuhan air yang diperlukan sehingga dapat dibuat

neraca air di mana nilai kebutuhan yang dapat dipenuhi dari debit

yang tersedia.

Neraca air (water balance) diperoleh dengan membandingkan

antara ketersediaan air dan kebutuhan air. Apabila terjadi

kondisi surplus berarti kebutuhan air lebih kecil dari ketersediaan

air, dan sebaliknya apabila defisit berarti kebutuhan air lebih

besar dari ketersediaan air. Jika terjadi kekurangan debit, maka

ada empat pilihan yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut :

• Luas daerah irigasi dikurangi.

• Luas daerah irigasi tetap tetapi ada suplesi debit dari bendung lain.

• Melakukan modifikasi pola tanam.

• Rotasi teknis/golongan.

Tabel Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air

Volume Selisih
Air Air Inflow -
Kebutuhan Air Debit Andalan Outflow
Bulan Periode
Irigasi Baku (Outflow) (Inflow)  

m3/dtk m3/dtk m3/dtk m3 m3/dtk m3 (m3)

I 0.06 0.01 0.07 87937.92 0.10 119154 31216


1 Okt
II 0.06 0.01 0.07 86849.28 0.10 119154 32304

I 0.05 0.01 0.06 74148.48 0.11 130741 56593


2 Nop
II 0.05 0.01 0.06 75237.12 0.11 130741 55504

I 0.00 0.01 0.01 17902.08 0.25 302183 284281


3 Des
II 0.04 0.01 0.05 65439.36 0.25 302183 236744

I 0.05 0.01 0.06 67616.64 0.15 175659 108043


4 Jan
II 0.03 0.01 0.04 49472.64 0.15 175659 126187
I 0.05 0.01 0.06 71608.32 0.27 326400 254792
5 Peb
II 0.05 0.01 0.06 67616.64 0.27 326400 258783

I 0.04 0.01 0.05 59996.16 0.16 191628 131632


6 Mar
II 0.04 0.01 0.05 61447.68 0.16 191628 130181

I 0.00 0.01 0.01 17902.08 0.17 210709 192807


7 Apr
II 0.04 0.01 0.05 66165.12 0.17 210709 144544

I 0.04 0.01 0.05 63262.08 0.17 203912 140650


8 Mei
II 0.03 0.01 0.04 44755.20 0.17 203912 159157

9 Jun I 0.05 0.01 0.06 71608.32 0.08 102816 31208

II 0.05 0.01 0.06 67616.64 0.08 102816 35199

I 0.04 0.01 0.05 59996.16 0.07 79845 19849


10 Jul
II 0.04 0.01 0.05 61447.68 0.07 79845 18397

I 0.00 0.01 0.01 17902.08 0.07 84759 66857


11 Agt
II 0.04 0.01 0.05 66165.12 0.07 84759 18594

I 0.04 0.01 0.05 63262.08 0.10 126933 63671


12 Sep
II 0.03 0.01 0.04 44755.20 0.10 126933 82178

Dari hasil perhitungan jumlah ketersediaan air dan jumlah kebutuhan air yang ada di

lokasi perencanaan sebelum ada embung, terlihat sebagian besar jika di terapkan

penanaman model padi-padi-padi kurang memenuhi.

I.11 Volume Embung

I.11.1 Perhitungan volume embung

Perhitungan volume tampungan embung disesuaikan dengan gambar

rencana, dimana batas-batas luarnya sudah terukur di lapangan. Elevasi tiap

cross section sudah di perhitungkan dalam volume luasan.

Tabel Volume Tampungan Embung Cepoko

Nomor Elevasi Luasan Volume Volume Komulatif


Potonga
MDPL Lokal (M2) Persegmen (M3) MCM
n

5 188.00 4.00 1,834.25 7,337.00 7,337.00 0.01

4 188.00 4.00 3,015.82 12,063.28 19,400.28 0.02

3 188.00 4.00 2,726.37 10,905.48 30,305.76 0.03

2 188.00 4.00 2,564.58 10,258.32 40,564.08 0.04

1 188.00 4.00 2,668.78 10,675.12 51,239.20 0.05

Jumlah 148,846.32 0.15


I.11.2.1 Volume Untuk Melayani Kebutuhan (Vu)

Penentuan volume tampungan embung dapat digambarkan pada mass curve


kapasitas tampungan. Volume tampungan merupakan selisih maksimum yang terjadi
antara komulatif kebutuhan terhadap komulatif inflow.
Tabel Keseimbangan Tampungan Embung
Volume Volume Volume
Air Air Kebutuhan Debit Selisih
Tampungan Komulatif Inflow -
Air Andalan
No Bln Periode Outflow
(Outflo
Irigasi Baku (Inflow) Embung Embung
w)
m3/ m3 m m
m3 m3 m3 m3 m3
s /s 3/s 3/s
92,12
I
0.06 0.01 0.07 87,937.92 0.10 119,153.55 148,846.32 180,061.95 4.03
1 Okt
37,579
II
0.06 0.01 0.07 86,849.28 0.10 119,153.55 148,846.32 124,428.30 .02
20,023
I
0.05 0.01 0.06 74,148.48 0.11 130,741.33 148,846.32 94,171.87 .39
2 Nop
29
II
0.05 0.01 0.06 75,237.12 0.11 130,741.33 148,846.32 75,527.60 0.48
266,669.
I
0.00 0.01 0.01 17,902.08 0.25 302,183.23 148,846.32 284,571.63 55
3 Des
437,974.
II
0.04 0.01 0.05 65,439.36 0.25 302,183.23 148,846.32 503,413.42 06
478,400
I
0.05 0.01 0.06 67,616.64 0.15 175,659.35 148,846.32 546,016.77 .13
4 Jan
555,11
II
0.03 0.01 0.04 49,472.64 0.15 175,659.35 148,846.32 604,586.84 4.20
738,297.
I
0.05 0.01 0.06 71,608.32 0.27 326,400.00 148,846.32 809,905.88 56
5 Peb
929,464.
II
0.05 0.01 0.06 67,616.64 0.27 326,400.00 148,846.32 997,080.92 28
1,001,10
I
0.04 0.01 0.05 59,996.16 0.16 191,628.39 148,846.32 1,061,096.51 0.35
6 Mar
1,069,833
II
0.04 0.01 0.05 61,447.68 0.16 191,628.39 148,846.32 1,131,281.06 .38
1,244,738
I
0.00 0.01 0.01 17,902.08 0.17 210,709.33 148,846.32 1,262,640.63 .55
7 Apr
1,323,11
II
0.04 0.01 0.05 66,165.12 0.17 210,709.33 148,846.32 1,389,282.77 7.65
1,400,505
I
0.04 0.01 0.05 63,262.08 0.17 203,912.26 148,846.32 1,463,767.82 .74
8 Mei
1,514,90
II
0.03 0.01 0.04 44,755.20 0.17 203,912.26 148,846.32 1,559,662.80 7.60
1,474,506
I
0.05 0.01 0.06 71,608.32 0.08 102,816.00 148,846.32 1,546,115.28 .96
9 Jun
1,442,089
II
0.05 0.01 0.06 67,616.64 0.08 102,816.00 148,846.32 1,509,706.32 .68
1,401,94
I
0.04 0.01 0.05 59,996.16 0.07 79,845.16 148,846.32 1,461,938.68 2.52
10 Jul
1,358,892
II
0.04 0.01 0.05 61,447.68 0.07 79,845.16 148,846.32 1,420,340.00 .32
1,407,846
11 Agt I
0.00 0.01 0.01 17,902.08 0.07 84,758.71 148,846.32 1,425,748.95 .87
1,360,275
II
0.04 0.01 0.05 66,165.12 0.07 84,758.71 148,846.32 1,426,440.46 .34
1,360,684
I
0.04 0.01 0.05 63,262.08 0.10 126,933.33 148,846.32 1,423,946.60 .52
12 Sep
1,398,10
II
0.03 0.01 0.04 44,755.20 0.10 126,933.33 148,846.32 1,442,862.65 7.45

Anda mungkin juga menyukai