Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL DAN BAHASAN TEMUAN

4.1. Gambaran Secara Umum Objek Penelitian

Pada bab ini penulis menggunakan perusahaan dibidang industri Fast Moving

Consumer Good (FMCG) yang terdaftar pada bursa saham sebagai sampel. Perusahaan

yang dipakai untuk penelitian kali ini terdiri sebanyak 14 perusahan yaitu:

Tabel 4. 1
Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode Tahun 2017-2020
NO Kode PERUSAHAAN
1 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk.
2 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
3 DLTA Delta Djakarta Tbk.
4 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
5 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk.
6 MYOR Mayora Indah Tbk
7 STTP Siantar Top Tbk.
8 ROTI Nippon Indonsari Corpindo Tbk.
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
11 ULTJ Ultrajaya Milk Industry Tbk.
12 SKBM Sekar Bumi Tbk.
13 ADES Akhasa Wira International Tbk.
14 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia (Data diolah) 2023

Tabel 4.1 diatas menunjukan beberapa perusahaan sektor makanan serta

minuman yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimulai dari tahun 2017

hingga 2020. Penelitian kali ini melihat apakah variabel bebas (Return On Equity,

Return On Assets, Debt To Equity, Price Earning) berpengaruh terhadap variabel terikat

(Return Saham).

51
4.2. Statistik Deskriptif

Penelitian dengan menggunakan statistik deskriptif, dapat mengambarkan serta

pendeskripsian nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum

dari variabel yang diuji (variabel independen dan variabel dependen). Gambaran

statistik deskriptif dari masing-masing variabel dijasikan tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4. 2
Statistik Deskriptif
Y X1 X2 X3 X4
Mean -0.468036 13.79821 15.51286 73.53268 29.71411
Median 3.870000 12.65500 10.63500 72.27500 15.52500
Maximum 111.1100 124.1400 156.3500 241.5800 745.4500
Minimum -98.67000 -264.0000 -68.45000 -213.0000 -118.5600
Std. Dev. 31.75605 45.48119 30.34706 85.89007 102.0638
Skewness -0.299247 -3.585659 2.910721 -0.752998 6.257435
Kurtosis 6.170404 27.05561 15.98088 5.364874 44.87594

Jarque-Bera 24.28920 1470.233 472.2488 18.34153 4457.172


Probability 0.000005 0.000000 0.000000 0.000104 0.000000

Sum -26.21000 772.7000 868.7200 4117.830 1663.990


Sum Sq. Dev. 55464.58 113769.6 50651.93 405740.7 572935.6

Observations 56 56 56 56 56
Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Seperti tabel 4.2, dapat diketahui total jumlah data (Observations) yang

digunakan sebanyak 56 yang mulai dihitung dari 14 sampel perusahaan selama periode

4 tahun, maka diperoleh variable Return Saham (Y) memegang nilai minimum minus

98.67000, nilai maksimum 111.1100, nilai mean sebesar -0.468036 dengan memiliki

standar deviasi (SD) sebesar 31.75605. Nilai standar deviasi (SD) yang lebih tinggi dari

pada nilai mean yang menandakan bahwa perubahan return saham sangat beragam

antar emiten yang satu dengan emiten lain, serta sangat bervariasi dari tahun ke tahun.

Untuk variabel ROA (X1) mempunyai nilai minimum -264.0000, nilai

maksimum 124.1400, nilai rata-rata sebesar 13.79821 dengan memiliki standar deviasi

(SD) yaitu 45.48119. Nilai standar deviasi (SD) yang lebih besar dari nilai mean yang

52
mengungkapkan bahwa perubahan Return On Assets (ROA) sangat beragam antara

emiten yang satu dengan emiten lain, serta sangat bervariasi dari tahun ke tahun.

Pada variabel selanjutnya yakni, variabel ROE (X2) mempunyai nilai minimum

-68.45000, nilai maksimum 156.3500, nilai rata-rata sebesar 15.51286 dengan memiliki

standar deviasi (SD) sebesar 30.34706. Nilai standar deviasi (SD) yang lebih besar dari

nilai mean yang mengindikasikan bahwa perubahan Return On Equity (ROE) sangat

beragam antara emiten yang satu dengan emiten lain, serta sangat bervariasi dari tahun

ke tahun.

Untuk variabel ketiga DER (X3) mempunyai nilai minimum-213.0000, nilai

maksimum 241.5800, nilai rata-rata sebesar 73.53268 dengan memiliki standar deviasi

(SD) sebesar 85.89007. Nilai standar deviasi (SD) yang lebih besar dari nilai mean yang

membuktikan bahwa perubahan Debt to Equity Ratio (DER) sangat beragam antar

emiten yang satu dengan emiten lain, serta sangat bervariasi dari tahun ke tahun.

Sedangkan pada variabel terakhir PER (X4) mempunyai nilai minimum minus

118.5600, nilai maksimum 745.4500, nilai rata-rata sebesar 29.71411 dengan memiliki

standar deviasi (SD) sebesar 102.0638. Nilai standar deviasi (SD) yang lebih besar dari

nilai mean membuktikan bahwa perubahan Price Earning Ratio (PER) sangat beragam

antara emiten yang satu dengan emiten lain, serta sangat bervariasi dari tahun ke tahun.

4.3. Pemilihan Model Regresi Data Panel

Tabel 4. 3
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Fixed Effect Model
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 04/10/23 Time: 23:46
Sample: 2017 2020
Periods included: 4
Cross-sections included: 14

53
Total panel (balanced) observations: 56

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 29.05373 7.190953 4.040317 0.0003


X1 0.537828 0.141632 3.797363 0.0005
X2 0.564987 0.235526 2.398832 0.0215
X3 -0.600858 0.140432 -4.278638 0.0001
X4 -0.051311 0.038538 -1.331452 0.1910

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.648050 Mean dependent var -0.468036


Adjusted R-squared 0.490599 S.D. dependent var 31.75605
S.E. of regression 22.66505 Akaike info criterion 9.334617
Sum squared resid 19520.77 Schwarz criterion 9.985622
Log likelihood -243.3693 Hannan-Quinn criter. 9.587010
F-statistic 4.115873 Durbin-Watson stat 2.435095
Prob(F-statistic) 0.000142

Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Regresi data panel dilakukan tigal model yaitu common effect, fixed effect, dan

random effect. Penentuan model tergantung berdasarkan perkiraan yang digunakan

peniliti dan memenuhi permintaan pengolahan data statistik yang baik sehingga dapat

dipertanggung jawabkan secara statistik. Berdasarkan uraian diatas, dari hasil berbagai

regresi menggunakan tiga model diatas terpilih FEM.

Seperti hasil pada tabel 4.4 (Ha Diterima) menunjukan bahwa nilai probabilitas

cross section F adalah 0.0018 < 0.05, maka H0 dapat ditolak. Dikarenakan Ha Value

Probability for the Cross Section F<0.05 model FEM yang terpilih dan H0 Value

Probability for the Cross Section F>0.05 model CEM yang dipilih.

Tabel 4. 4
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.363456 (13,38) 0.0018


54
Cross-section Chi-square 42.883285 13 0.0000

Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Selanjutnya akan dilakukan regresi model random effect, untuk menentukan

lebih tepat model mana yang akan digunakan pengujian kali ini. Hasil regresi dengan

memakai model random effect seperti pada tabel 4.5

Tabel 4. 5
Hasil Regresi Data Panel menggunakan Random Effect Model
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 27.355244 4 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

X1 0.537828 0.127760 0.013312 0.0004


X2 0.564987 -0.344868 0.042171 0.0000
X3 -0.600858 -0.012645 0.017779 0.0000
X4 -0.051311 -0.059674 0.000460 0.6966

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 04/10/23 Time: 23:23
Sample: 2017 2020
Periods included: 4
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 56

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 29.05373 7.190953 4.040317 0.0003


X1 0.537828 0.141632 3.797363 0.0005
X2 0.564987 0.235526 2.398832 0.0215
X3 -0.600858 0.140432 -4.278638 0.0001
X4 -0.051311 0.038538 -1.331452 0.1910

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.648050 Mean dependent var -0.468036


Adjusted R-squared 0.490599 S.D. dependent var 31.75605
S.E. of regression 22.66505 Akaike info criterion 9.334617

55
Sum squared resid 19520.77 Schwarz criterion 9.985622
Log likelihood -243.3693 Hannan-Quinn criter. 9.587010
F-statistic 4.115873 Durbin-Watson stat 2.435095
Prob(F-statistic) 0.000142

Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Pada tabel sebelumnya yang menggunakan fixed effect dan random effect, kedua

model tersebut menunjukan hasil variabel independen secara simultan berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen (return saham). Tetapi hal ini belum dapat

digunakan sebagai penentuan model, maka diperlukan uji hausman untuk

mengetahuinya lebih tepat.

Tabel 4. 6
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 27.355244 4 0.0000

Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Berdasarkan dari hasil pengujian hausman yang terpilih adalah FEM.

Pengambilan keputusan pada pengujian hausman dilakukan jika:

- Nilai probabilitas cross section random < taraf nilai signifikansi α (5%), maka

tolak H0 atau memilih fixed effect model.

- Nilai probabilitas cross section random > taraf nilai signifikansi α (5%), maka

tidak menolak H0 atau terpilih random effect model.

Sesuai output yang diperoleh, hasil nilai probabilitas cross-section random

yakni 0.0000 lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi (α) 0.05. Maka H1 diterima,

keputusan berkata fixed effect adalah model yang lebih terpilih.

Setelah sudah mendapatkan model yang tepat yaitu FEM, tidak harus menguji

lagrange dikarenakan yang terpilih FEM bukan REM ataupun CEM yang nantinya
56
harus dilakukan uji Lagrange Multiplier (jika yang terpilih REM atau CEM). Dan

langkah selanjutnya diberlakukan pengujian asumsi klasik seperti normalitas,

multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

4.4. Uji Normalitas

Pada pengujian normalitas didalam suatu penelitian dilakukan untuk melihat

apakah data tersebut mempunyai distribusi yang normal atau tidak dalam suatu model

regresi yang terpilih. Pada pengujian kali ini, untuk mendeteksi normalitas dilakukan

dengan menggunakan metode skewness dan kurtosis yang dapat dilihat pada tabel 4.7

dibawah ini.

Tabel 4. 7
Hasil Uji Normalitas
Long-run Normality Test
Date: 03/24/23 Time: 22:03
Sample: 2017 2020
Included observations: 56

Statistic Prob.

Skewness -0.863374 0.806034


Skewness 3/5 0.765626 0.221949
Kurtosis 1.840844 0.032822
Normality 2.921190 0.232098

Sumber: data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Sesuai tabel 4.7 diatas, didapatkan nilai probability normality adalah 0.232098

lebih tinggi dibandingkan daripada nilai taraf signifikansi (α) 0.05, maka dari

pernyataan tersebut menginformasikan bahwa data residual pada model regresi data

panel terdistribusi normal.

57
4.5. Uji Multikolinearitas

Pada pengujian multikolinearitas, model regresi yang dipilih harus tidak

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, salah satu variabel independen

yang terdapat korelasi antar variabel independen lainnya lebih besar > 0.9 maka harus

dihilangkan (dihapus), definisi terjadinya korelasi disebut dengan nama lain problem

multikolinearitas.

Tabel 4. 8
Hasil Uji Multikolinearitas
X1 X2 X3 X4

X1 1.000000 -0.340255 0.347574 -0.011979


X2 -0.340255 1.000000 -0.042235 -0.073389
X3 0.347574 -0.042235 1.000000 -0.048527
X4 -0.011979 -0.073389 -0.048527 1.000000
Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Berdasarkan pengujian antara nilai koefisien korelasi pada tabel 4.8 diatas,

dimana setiap masing-masing variabel x1 (ROA), x2 (ROE), x3 (DER), dan x4 (PER)

memiliki nilai koefisien < 0.9, oleh karena itu dapat diartikan model regresi liniear

berganda ini tidak mengalami persoalan multikolinearitas.

4.6. Uji Heteroskedastisitas

Model penelitian dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas atau

dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. Pada penelitian kali ini untuk mencari

terjadinya persoalan heteroskedastisitas adalah dengan memakai uji Breusch-Pagan-

Godfrey. Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas seperti tabel 4.9 dibawah ini:

Tabel 4. 9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 1.003340 Prob. F(4,51) 0.4145


58
Obs*R-squared 4.085339 Prob. Chi-Square(4) 0.3946
Scaled explained SS 10.21636 Prob. Chi-Square(4) 0.0369

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 04/13/23 Time: 20:38
Sample: 1 56
Included observations: 56

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 899.0172 371.8063 2.417972 0.0192


X1 7.546787 6.264883 1.204617 0.2339
X2 9.973221 8.836824 1.128598 0.2643
X3 -5.201258 3.124047 -1.664910 0.1021
X4 -0.865361 2.464452 -0.351137 0.7269

R-squared 0.072952 Mean dependent var 749.6866


C Adjusted R-squared 0.000243 S.D. dependent var 1857.631
S.E. of regression 1857.405 Akaike info criterion 17.97679
Sum squared resid 1.76E+08 Schwarz criterion 18.15763
Log likelihood -498.3502 Hannan-Quinn criter. 18.04690
F-statistic 1.003340 Durbin-Watson stat 2.128577
Prob(F-statistic) 0.414487

Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji heteroskedastisitas taraf

signifikansinya adalah 5%. Sesuai seperti hasil pengujian heteroskedastisitas tabel 4.9

menunjukan nilai Proability Chi Square lebih dari (0.3946) > (α) 0.05 yang artinya

tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas, dalam artian lainnya yakni fungsi

regresi pada model ini tidak terjadinya gangguan atau kelainan yang disebabkan oleh

varian yang tidak sama atau data sudah bersifat homogen.

4.7. Uji Autokorelasi

Jika pada model yang dipilih terjadi adanya autokorelasi, yang artinya variasi

sampel tidak dapat digunakan lebih lanjut untuk memprediksi adanya atau tidak adanya

pengaruh variabel independen terhadap dependen. Penelitian kali ini memakai uji

59
autokorelasi dengan metode Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test yang didapat

pada tabel 4.10 dibawah ini.

Tabel 4. 10
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.436502 Prob. F(2,49) 0.6488


Obs*R-squared 0.980254 Prob. Chi-Square(2) 0.6125

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 03/24/23 Time: 22:22
Sample: 1 56
Included observations: 56
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1 -0.008747 0.100887 -0.086698 0.9313


X2 -0.034200 0.143092 -0.239008 0.8121
X3 -0.009433 0.049857 -0.189195 0.8507
X4 0.001952 0.038588 0.050578 0.9599
C 1.467444 6.019427 0.243785 0.8084
RESID(-1) 0.018226 0.153528 0.118715 0.9060
RESID(-2) -0.146468 0.158202 -0.925830 0.3591

R-squared 0.017505 Mean dependent var -1.78E-15


Adjusted R-squared -0.102801 S.D. dependent var 27.62820
S.E. of regression 29.01357 Akaike info criterion 9.689873
Sum squared resid 41247.57 Schwarz criterion 9.943042
Log likelihood -264.3164 Hannan-Quinn criter. 9.788026
F-statistic 0.145501 Durbin-Watson stat 1.873710
Prob(F-statistic) 0.989117

Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Seperti terlihat tabel 4.10, menunjukan bahwa nilai Prob. Chi-Square (0.6125) > (α)

0.05. Dengan hasil seperti itu, dapat tarik kesimpulan untuk model regresi antara

variabel bebas “ROA (X1), ROE (X2), DER (X3), dan PER (X4)” terhadap “Return

saham” tidak ditemukannya autokorelasi pada residual.

60
4.8. Uji Hipotesis

Untuk melakukan uji hipotesis memakai metode uji f dan uji t, dimana uji

hipotesis bermanfaat demi menguji nilai signifikansi koefisien yang nantinya diperoleh.

Pengambilan ketentuan hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung

(t-statistik) dengan t-tabel atau nilai probability dengan taraf signifikansi α (0.05).

Berikut ini adalah pengujian yang dilakukan terhadap masing-masing hipotesis:

4.8.1 Uji F-Statistik

Pengujian F-statistik kali ini, memiliki tujuan untuk menunjukan apakah model

yang dipilih layak atau tidak sebagai interpretasi pengaruh signifikan simultan variabel

independen terhadap variabel dependen. Dapat dikatakan pengujian ini sangat krusial,

dikarenakan jika tidak lolos maka hasil uji t selanjutnya akan tidak relevan.

Tabel 4. 11
Hasil Uji F

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.648050 Mean dependent var -0.468036


Adjusted R-squared 0.490599 S.D. dependent var 31.75605
S.E. of regression 22.66505 Akaike info criterion 9.334617
Sum squared resid 19520.77 Schwarz criterion 9.985622
Log likelihood -243.3693 Hannan-Quinn criter. 9.587010
F-statistic 4.115873 Durbin-Watson stat 2.435095
Prob(F-statistic) 0.000142

Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Menurut hasil tabel 4.11, nilai f-hitung lebih besar dari nilai f-tabel dengan nilai

4.115873 > 2.55, kemudian dapat kita ambil informasi lebih mendalam dari tabel diatas

dimana nilai prob(F-statistic) yakni 0.000142 yang nilainya lebih kecil dari pada taraf

signifikansi α (5%) sehingga H0 ditolak dan H1 dapat diterima. Sehingga disimpulkan


61
pada waktu yang bersamaan atau simultan variabel independen (ROA, ROE, DER, PER)

mempunyai pengaruh signifikan dengan variabel dependen yakni return saham, pada

model regresi dapat dilanjutkan dalam memprediksi return saham.

4.8.2 Uji t-Statistik

Setelah dilakukan uji F-statistik untuk mengetahui signifikansi simultannya

dilanjutkan dengan melakukan uji t-statistik bertujuan untuk mengetahui nilai

signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian koefisien

regresi secara sebagian dari variabel independent yang memiliki tingkat kesalahan

dalam analisis α sebesar (5%).

Tabel 4. 12
Hasil Uji t

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1 0.537828 0.141632 3.797363 0.0005


X2 0.564987 0.235526 2.398832 0.0215
X3 -0.600858 0.140432 -4.278638 0.0001
X4 -0.051311 0.038538 -1.331452 0.1910
C 29.05373 7.190953 4.040317 0.0003

Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Sesuai hasil output tabel 4.12 diatas, dapat kita lihat dengan jelas bahwa

informasi yang tertera menunjukan bahwa dari keempat variabel (ROA, ROE, DER,

PER):

a. Pengaruh ROA terhadap Return Saham

H0: Tidak ditemukannya pengaruh yang signifikan secara positif antara ROA

dengan return saham.

62
H1: Ditemukan adanya pengaruh yang signifikan secara positif antara ROA

dengan return saham.

Hasil pada pengujian menunjukan hasil t-statistic sebesar 3.797363 dan

probabilitas sebesar 0.0005. Sedangkan nilai t-tabel di angka 2.007584. Nilai t-hitung

lebih tinggi dari nilai t-tabel (3.797363 > 2.007584) dan juga nilai probabilitas memiliki

nilai lebih rendah dari pada nilai taraf signifikan α (0.0005 < 0.05), artinya H0 ditolak

dan H1 dapat diterima. Disimpulkan hasil pengujian hipotesis ROA terdapat pengaruh

secara positif serta signifikan terhadap return saham (dapat diterima).

b. Pengaruh ROE terhadap Return Saham

H0: Tidak ditemukannya pengaruh yang signifikan secara positif antara ROE
dengan return saham.
H1: Ditemukan adanya pengaruh yang signifikan secara positif antara ROE
dengan return saham.
Menurut hasil yang telah dilakukan uji, hasil t-statistic sebesar 2.398832 dan

probabilitas sebesar 0.0215. Sedangkan nilai t-tabel di angka 2.007584. Nilai t-hitung

lebih tinggi dari nilai t-tabel (2.398832 > 2.007584) dan juga nilai probabilitas memiliki

nilai lebih besar dari pada nilai taraf signifikan α (0.0215 < 0.05), artinya H0 ditolak dan

H1 dapat diterima. Disimpulkan hasil pengujian hipotesis ROE terdapat pengaruh

secara positif serta signifikan terhadap return saham (dapat diterima).

c. Pengaruh DER terhadap Return Saham

H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara negatif antara DER terhadap

return saham

H1: Ditemukan adanya pengaruh yang signifikan secara negatif antara Debt to

Equity Ratio (DER) terhadap return saham.

63
Hasil yang diperoleh pada pengujian, dapat dilihat hasil t-statistic dengan nilai

sebesar -4.278638 dan probabilitas sebesar 0.0001. Untuk nilai t-tabel di angka

2.007584. Nilai t-hitung lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai t-tabel (-4.278638

< -2.007584) dan juga nilai probabilitas memiliki nilai lebih rendah dari pada nilai taraf

signifikan α (0.0001 < 0.05), artinya H0 ditolak dan H1 dapat diterima. Disimpulkan

hasil pengujian hipotesis DER terdapat pengaruh secara negatif dan signifikan terhadap

return saham, meskipun terdapat relasi arah negatif (dapat diterima).

d. Pengaruh PER terhadap Return Saham

H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara negatif antara PER terhadap

return saham

H1: Ditemukan adanya pengaruh yang signifikan secara negatif antara Price

Earning Ratio (PER) terhadap return saham.

Hasil pengujian analisis regresi data panel menunjukan hasil t-statistic dengan

nilai -1.331452 dan probabilitas sebesar 0.1910. Sedangkan nilai t-tabel di angka

2.007584. Nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel (-1.331452 < -2.007584) dan juga

nilai probabilitas memiliki nilai lebih besar dari pada nilai taraf signifikan α (0.1910 >

0.05), artinya H0 dapat diterima dan H1 ditolak. Disimpulkan hasil pengujian hipotesis

PER terdapat pengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.

4.8.3. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Tabel 4. 13
Nilai Koefisien Determinasi (Fixed Effect Model)

R-squared 0.648050 Mean dependent var -0.468036


Adjusted R-squared 0.490599 S.D. dependent var 31.75605
S.E. of regression 22.66505 Akaike info criterion 9.334617

64
Sum squared resid 19520.77 Schwarz criterion 9.985622
Log likelihood -243.3693 Hannan-Quinn criter. 9.587010
F-statistic 4.115873 Durbin-Watson stat 2.435095
Prob(F-statistic) 0.000142

Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.13 dapat diperoleh besar nilai angka

Adjusted R-Square (R2) yaitu 0.490599. Dari besarnya persentase yang didapat, kita

dapat mengartikan bahwa pengaruh dari variabel independen untuk variabel dependen

sebesar 49.05% atau dengan kata lain variabel independen yaitu ROA, ROE, DER, dan

PER dapat mempengaruhi variabel dependen return saham sebesar 49.05%. Dan

sisanya sebesar 50.95% dapat dipengaruhi oleh faktor variabel lain diluar variabel

penelitian. Hasil koefisien determinasi pada penelitian kali ini dapat disimpulkan

adanya relasi keterkaitan atau pengaruh yang sangat kuat antara variabel bebas dan

variabel terikat dikarenakan memiliki nilai mendekati 1 atau persentase 100%.

4.9. Analisis Hasil Pengujian Regresi Data Panel

Setelah dilakukannya penetapan model regresi, pengujian asumsi klasik serta

kelayakan model, analisis pengujian regresi data panel menjadi tahap akhir dalam

penelitian kali ini. Berdasarkan output yang didapat dari program eviews 10 seperti

tabel 4.14 dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 4. 14
Hasil Perhitungan Regresi Data Panel
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 29.05373 7.190953 4.040317 0.0003


X1 0.537828 0.141632 3.797363 0.0005
X2 0.564987 0.235526 2.398832 0.0215
X3 -0.600858 0.140432 -4.278638 0.0001
X4 -0.051311 0.038538 -1.331452 0.1910

Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

65
Informasi yang diperoleh dari tabel diatas, maka persamaan hasil pengujian

regresi data panel yang dapat diperoleh:

Y= 29.05373 + 0.537828X1 + 0.564987 X2 - 0.600858 X3 - 0.051311 X4

Berikut penjelasan persamaan regresi diatas:

1. Nilai konstanta 29.05373 memiliki definisi jika variabel independen (ROA,

ROE, DER, dan PER) sama dengan nol, maka nilai variabel dependen (return

saham) adalah 29.05373.

2. Nilai koefiensi beta variabel X1 (ROA) sebesar 0.537828 yang mendefinisikan

bahwa setiap kenaikan pada variabel X1 (ROA) sebanyak satu satuan akan

berdampak kenaikan return saham sebesar 0.537828 satuan. Memberikan

informasi bahwa variabel X1 (ROA) berpengaruh positif dalam memprediksi

return saham.

3. Nilai koefiensi beta variabel X2 (ROE) sebesar 0.564987 yang mendefinisikan

bahwa setiap kenaikan pada variabel X2 (ROE) sebanyak satu satuan akan

berdampak kenaikan return saham sebesar 0.564987 satuan. Memberikan

informasi bahwa variabel X2 (ROE) berpengaruh positif dalam memprediksi

return saham.

4. Nilai koefiensi beta variabel X3 (DER) sebesar 0.600858 yang mendefinisikan

bahwa setiap kenaikan pada variabel X3 (DER) sebanyak satu satuan akan

berdampak penurunan return saham sebesar 0.600858 satuan. Memberikan

informasi bahwa variabel X3 (DER) berpengaruh negatif dalam memprediksi

return saham.

5. Nilai koefiensi beta variabel X4 (PER) sebesar 0.051311 yang mendefinisikan

bahwa setiap kenaikan pada variabel X4 (PER) sebanyak satu satuan akan
66
berdampak penurunan return saham sebesar 0.051311 satuan. Memberikan

informasi bahwa variabel X4 (PER) berpengaruh negatif dalam memprediksi

return saham.

4.10. Pembahasan Hasil Pengujian

Hasil penganalisian regresi yang telah dilakukan memiliki tujuan yakni, untuk

mengetahui pengaruh relasi yang dapat diukur dari Return On Asset (ROA), Return On

Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap

return saham. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan yaitu antara lain

multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi memiliki hasil tidak

ditemukannya variabel yang menyimpang dari teori asumsi klasik.

Berikut dibawah ini adalah tabel yang merangkum pengaruh hubungan yang

terjadi pada variabel bebas (Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to

Equity Ratio (DER), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap variabel terikat (return

saham).

Tabel 4. 15
Hubungan Variabel Independen terhadap return saham

Variabel Pengaruh Hubungan Signifikansi

Return On Asset (ROA) Berpengaruh Signifikan

Return On Equity (ROE) Berpengaruh Signifikan

Debt to Equity Ratio (DER) Berpengaruh Signifikan

Price Earning Ratio (PER) Tidak ada pengaruh Tidak Signifikan


Sumber : data sekunder yang telah diolah menggunakan eviews 10, 2023

67
a. Variabel Return On Asset (ROA)

Hasil dari penelitian diatas menginformasikan bahwa adanya dampak

signifikan antar Return On Asset (ROA) terhadap return saham. Aadanya

peningkatan serta penurunan Return On Asset (ROA) sangat mewakili

dampaknya terhadap return saham. Hal ini mengindentifikasikan bahwa

dalam hal berinvestasi, investor wajib memperhatikan nilai rasio Return On

Asset (ROA) menjadi salah satu dari sekian banyak nilai rasio sebagai

pertimbangan dalam pengambilan dan keputusan dalam berinvestasi.

Dimana diyakini bahwa rasio ini dapat menyebabkan kenaikan serta

penurunan return saham, dari segi kacamata investor semakin besar nilai

Return On Asset (ROA) menandakan penggunaan aset yang telah dimiliki

oleh perusahaan dimanfaatkan secara efisien untuk mendapatkan laba bersih,

yang artinya dengan adanya peningkatan laba bersih perusahaan dapat

menggunakan kelebihan tersebut untuk membayar bunga kewajiban yang

dimiliki perusahaan (menandakan perusahaan menurunnya kewajiban). Hal

ini memberikan efek langsung terhadap meningkatnya nilai return saham,

sehingga minat investor meningkat dalam keputusan berinvestasi.

Hasil penelitian ini berbanding lurus terhadap penelitian Annisa

Amalia Fairuz (2017), dan Mayuni & Suarjaya (2018) yang menghasilkan

pernyataan bahwa Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh signifikan

dan positif terhadap return saham.

b. Variabel Return On Equity (ROE)

Hasil dari penelitian diatas menginformasikan terdapat pengaruh

yang signifikan antar Return On Equity (ROE) terhadap return saham.

68
Aadanya peningkatan serta penurunan Return On Equity (ROE) sangat

memiliki pengaruh terhadap return saham. Hal ini mengindentifikasikan

bahwa dalam hal berinvestasi, investor wajib memperhatikan nilai rasio

Return On Equity (ROE) menjadi salah satu dari sekian banyak nilai rasio

sebagai pertimbangan dalam pengambilan dan keputusan dalam

berinvestasi. Dimana diyakini bahwa rasio ini dapat menyebabkan kenaikan

serta penurunan return saham, dari segi kacamata investor semakin tinggi

nilai Return On Equity (ROE) menandakan bahwa penggunaan modal

investasi yang ditanamkan oleh investor kepada perusahaan semakin efisien

dalam meraih laba bersih, yang artinya pondasi perusahaan semakin kuat

kedepannya. Upaya ini memberikan daya maksimum dalam meningkatnya

nilai return saham, sehingga minat investor meningkat dalam keputusan

berinvestasi.

Hasil penelitian ini berbanding lurus terhadap penelitian Aryanti &

Mawardi (2016) dan Ojo & Albertus (2021) yang menghasilkan pernyataan

bahwa Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh signifikan dan positif

terhadap return saham.

c. Variabel Debt to Equity Ratio (DER)

Hasil dari penelitian di atas menginformasikan tidak ada dampak

signifikan antar Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham. Adanya

peningkatan serta penurunan Debt to Equity Ratio (DER) sangat mewakili

dampak terhadap return saham. Hal ini mengidentifikasi bahwa dalam hal

berinvestasi, investor wajib memperhatikan nilai rasio Debt to Equity Ratio

(DER) menjadi salah satu dari sekian banyak nilai rasio sebagai

69
pertimbangan dalam pengambilan dan keputusan dalam berinvestasi.

Dimana diyakini bahwa rasio ini dapat menyebabkan kenaikan serta

penurunan return saham, dari segi kacamata investor semakin besar nilai

Debt to Equity Ratio (DER) menunjukan bahwa semakin kecil

ketergantungan perusahaan terhadap kreditor yang menjadikan tingkat

resiko bagi perusahaan semakin meningkat untuk memenuhi kewajibanya

(pokok hutang + interest rate). Hal ini memberikan efek langsung terhadap

penurunan return saham, sehingga minat investor menurun dalam

keputusan berinvestasi

Hasil penelitian ini berbanding lurus terhadap penelitian Purnomo &

Soekotjo (2019), Novison (2021), dan Atidhira & Yustina (2017) yang

menghasilkan pernyataan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki dampak

signifikan terhadap return saham.

d. Variabel Price Earning Ratio (PER)

Hasil dari penelitian di atas menginformasikan tidak terjadinya

pengaruh signifikan antar Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham.

Hal ini terjadi karena nilai Price Earning Ratio (PER) mendefinisikan

bahwa harga saham tergolong overprice atau undervalue terhadap laba yang

dihasilkan. Bahwa dalam hal berinvestasi, investor wajib memperhatikan

nilai rasio Price Earning Ratio (PER) menjadi salah satu dari sekian banyak

nilai rasio sebagai pertimbangan dalam pengambilan dan keputusan dalam

berinvestasi. Dimana diyakini bahwa rasio ini dapat menjadi salah satu pintu

gerbang sebagai pengambilan keputusan bagi investor, dari segi kacamata

investor semakin rendah nilai Price Earning Ratio (PER) menunjukan

70
bahwa harga saham pada perusahaan tersebut undervalue dibandingkan

harga pasar, serta tingkat penghasilan laba bersih yang tidak maksimal dan

juga jika nilai Price Earning Ratio (PER) tergolong tinggi yang mandakan

harga saham diatas harga pasar sehingga ekspetasi tingkat pengembalian

return saham tidak sepadan jika dibandingkan dengan harga saham. Hal ini

memberikan efek langsung terhadap penurunan return saham, sehingga

minat investor menurun dalam keputusan berinvestasi.

Hasil penelitian ini berbanding lurus terhadap penelitian K.V &

Hariharan (2019) yang menghasilkan pernyataan Price Earning Ratio (PER)

tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap return saham.

71

Anda mungkin juga menyukai