Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Pada Bab IV ini peneliti memaparkan hasil penelitian tentang tentang
pengaruh perpanjangan runway terhadap course width Localizer SELEX 2100 di
Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru yang beroperasi pada frekuensi
111.1 MHz dengan Identifikasi kode morse “IPKU”. Adapun hasil penelitian yang
diperoleh peniliti adalah sebagai berikut:
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini diperoleh dari pengambilan data
dilakukan berdasarkan data di lapangan dan referensi literarur teori Aeronautical
Telecommunications, Radio Navigation Aids. Annex 10 vol. 1 fifth edition.
Varibel Bebas pada penelitian ini adalah perpanjangan runway. Variabel Terikat
pada penelitian ini adalah course width, course sector dan titik ground check
Localizer. Hasil penilitian dari masing-masing variabel diantara lain adalah
sebagai berikut:
a. Hasil Perpanjangan Runway terhadap Course Width Localizer SELEX
2100
Varibel Bebas pada penelitian ini adalah perpanjangan runway. Bandar Udara
Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru memperpanjang runway dari 2240
meter menjadi 2600 meter yang diresmikan pada tanggal 12 November 2018.

Tabel 3.1 Data Perpanjangan Runway


No. Bulan Panjang Runway (m)
1 Juli 2018 2240
2 Agustus 2018 2240
3 September 2018 2240
4 Oktober 2018 2240
5 November 2018 2600
6 Desember 2018 2600
7 Januari 2019 2600
8 Februari 2019 2600
Sumber : Olahan Penulis (2019)
Variabel Terikat pada penelitian ini adalah course width Localizer SELEX
2100. Data hasil Kalibrasi Periodik tanggal 23 Juli 2018 melaporkan bahwa
course width 5.09° pada transmitter 1 dan course width 4.96° pada transmitter 2
saat runway Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II memiliki panjang 2240 meter.
Perhitungan course width baru dibutuhkan akibat perpanjangan runway di Bandar
Udara Sultan Syarif Kasim II sepanjang 360 meter, sehingga panjang akhir
runway adalah 2600 meter. Perhitungan course width Localizer SELEX 2100
perlu dikaji ulang setelah adanya perpanjang runway Bandar Udara Sultan Syarif
Kasim II.

Gambar 4.1 Ilustrasi Course Width Baru di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II
Sumber : Olahan Penulis (2019)

Perhitungan course width peneliti memutuskan untuk menggunakan rumusan


trigonometri adalah sebagai berikut:

107
tanα=2 ×
300+2600
−1 107
α =2 × tan (¿ )¿
300+2600
−1
α =2 × tan (¿ 0,036896551)¿
α =2 ×2,113058166 °
α =4,22°
Pelaksanaan inspeksi penerbangan (kalibrasi), personil teknisi ditugaskan
agar tidak terjadi kesalahan terhadap unjuk kerja peralatan. Tugas yang dilakukan
teknisi adalah melakukan pengesetan (setting) sesuai permintaan crew pesawat
kalibrasi yang memberikan informasi pembacaan parameter di panel pesawat
kalibrasi. Langkah-langkah dan setting parameter yang dilakukan teknisi adalah :
1. Persiapan Monitoring dan Setting melalui PMDT
a) Teknisi meyiapkan peralatan untuk setting parameter menggunakan PMDT
(Portable Maintenance Data Terminal).
b) Tekan tombol Lokal > Integral “Bypass” > Stby. Transmitter “Bypass” pada
transmitter Localizer
c) Nyalakan laptop dan jalankan aplikasi PMDT. Setelah aplikasi PMDT
berjalan. Klik : System > Connect > Navaid > Direct.
d) Masukan user name dan password.

Gambar 4.2 Menu setting konfigurasi transmitter


Sumber : Demo PMDT Localizer SELEX

Berdasarkan gambar 4.2 merupakan tampilan menu setting untuk melakukan


konfigurasi maupun monitoring transmitter Localizer SELEX di Perum LPPNPI
Cabang Pekanbaru.
2. Setting Center Line (Normal = 0,00 DDM)
a) Setting pada jendela menu yang sama : Transmitter >> Waveform >>
Normal.
b) Pembacaan pesawat kurang dari 0,000 DDM, maka CL harus dinaikkan
dengan cara setting pada kolom CSB Mod Balance (apabila setting dengan
mengetik, maka untuk menurunkannya dengan cara mengetik nominal
nilainya dengan didahului tanpa tanda (–) di depannya).
c) Pembacaan A/C lebih dari 0,000 DDM, maka CL harus diturunkan dengan
cara setting pada kolom CSB Mod Balance (apabila setting dengan
mengetik, maka untuk menurunkannya dengan cara mengetik nominal
nilainya dengan didahului tanda (–) di depannya).
d) Jangan lupa klik tombol Apply [F7] setelah melakukan perubahan,
kemudian muncul “config backup”, maka arahkan RMS >> Config
Backup.
3. Setting Modulation Check
a) Setting PMDT buka menu : Transmitter >> Waveform >> Normal.
Apabila pembacaan pesawat kurang dari 40%, maka modulasi harus
dinaikkan dengan cara setting pada kolom CSB Mod Percent.
b) Pembacaan pesawat lebih dari 40%, maka modulasi harus diturunkan
dengan cara setting pada kolom CSB Mod Percent.
c) Jangan lupa klik tombol Apply [F7] setelah melakukan perubahan,
kemudian muncul “config backup”, maka arahkan RMS >> Config
Backup.
4. Setting Course Width (CW)
a) Setting PMDT buka menu : Transmitter >> Waveform >> Normal.
b) Perhitungan besar SBO RF Level dapat menggunakan perhitungan
Eksisting Angle
SBO RF Level=¿ CRS width lama ×
Desired Angle
5,09°
¿ 0,131 ×
4,22 °
¿ 0,158
c) Hasil perhitungan didapat, kemudian ubah nilai SBO RF Voltage Level
Scale sehingga nilai Int CRS Width mendekati / sama dengan nilai hasil
perhitungan. Besaran In CRS Width setelah disetting sebesar 0,154 dengan
sudut course width 4,20° pada TX 1 dan 4,27° pada TX 2.
d) Setelah melakukan perubahan, jangan lupa klik tombol Apply [F7],
kemudian muncul “config backup” maka arahkan RMS >> Config
Backup.
Adapun setting akhir parameter yang dilakukan oleh teknisi di Perum
LPPNPI Cabang Pekanbaru yang telah dirangkum pada Tabel 4. dibawah ini.

Tabel 4.2 Setting Parameter Saat Kalibrasi Komisioning 10 November 2018


Transmitter 1 Precall Set Call Aircraft
0,0 -0,02
CSB Mod Balance / Angle Ok
DDM DDM
CSB Mod Percent /
104% 102,1% 40%
Modulation
SBO RF Level / Width 80,3% 96,3% 4,20°
Transmitter 2 Precall Set Call Aircraft
0,01 -0,01
CSB Mod Balance / Angle Ok
DDM DDM
CSB Mod Percent /
104,5% 102,5% 40%
Modulation
SBO RF Level / Width 83% 100% 4,27°
Sumber : Teknisi Perum LPPNPI Cabang Pekanbaru

Hasil kalibrasi yang dilaksanakan pada tanggal 10 November 2018 adalah


Unrestricted. Unrestricted yaitu status atas fasilitas yang memenuhi nilai toleransi
yang dipersyaratkan. Berdasarkan Tabel 3.7 Dapat dilihat perbedaan course width
sebelum dan sesudah kalibrasi dimana nilai perhitungan awal course width
berdasarkan ANNEX 10 masuk dalam toleransi course width ILS category I yang
dimuat dalam Manual Book SELEX sebesar 17%.
b. Uji Validitas Data Perpanjangan Runway terhadap Course Width Localizer
SELEX 2100
Menentukan validitas suatu alat instrumen tentunya kita perlu menghitung
korelasi antara skor yang diperoleh (hasil ujicoba) dengan skor yang diperoleh
melalui alat ukur lain yang telah dibakukan atau diasumsikan memiliki validitas
tinggi. menerapkan koefisien korelasi antara dua variabel yang masing-masing
mempunyai skala pengukuran interval maka digunakan korelasi product moment
yang dikembangkan oleh Karl Pearson dengan rumus simpangan (deviasi).

Tabel 4.3 Korelasi antara Panjang Runway terhadap Course Width Localizer TX 1
Panjang Course
No
Bulan Runway Width TX X2 Y2 X.Y
.
(X) 1 (Y)
1 Juli 2240 5,09 5017600 25,9081 11401,6
2 Agustus 2240 5,09 5017600 25,9081 11401,6
3 Septembe 2240 5,09 5017600 25,9081 11401,6
r
4 Oktober 2240 5,09 5017600 25,9081 11401,6
5 November 2600 4,2 6760000 17,64 10920
6 Desember 2600 4,2 6760000 17,64 10920
7 Januari 2600 4,2 6760000 17,64 10920
8 Februari 2600 4,2 6760000 17,64 10920
Total 19360 37,16 47110400 174,1924 89286,4
Sumber : Olahan Penulis (2019)

Berdasarkan data-data hasil perhitungan berdasarkan variabel-variabel


tersebut, selanjutnya perhitungan berdasarkan rumus Korelasi Product Moment
dengan Angka Kasar, diperoleh:
8 . ( 89286,4 )−(19360)(37,16)
¿
√{ (8.47110400− (19360 ) }{ ( 8 .174,1924 )−( 37,16 ) }
2 2

−5126,4
¿
√¿ ¿ ¿
−5126,4
¿
5126,4
¿−1
Besarnya angka indeks korelasi berkisar antara - 1,00 sampai dengan 1,00
dapat dituliskan dengan -1 ≤ Rxy ≤ 1. Hasil korelasi yang sempurna dan
menunjukkan adanya hubungan antar variabel sebesar - 1,00 dan 1,00. Angka
indeks korelasi yang paling kecil adalah nol. Angka indeks korelasi = 0, artinya
tidak ada korelasi. Angka indeks korelasi menunjukkan lebih dari ± 1,00, artinya
ada kesalahan waktu menghitung.
Hasil Indeks Data Korelasi peneliti antara Panjang Runway terhadap Course
Width Localizer SELEX 2100 pada transmitter 1 adalah -1. Korelasi negatif (-1)
berlaku jika nilai variabel X meningkat maka nilai variabel Y justru mengalami
penurunan.

Hubungan Korelasi antara Panjang Runway terhadap


Course Width Localizer TX 1
2700 6

2600 5
2500
4
2400
3
2300
2
2200

2100 1

2000 0
1 2 3 4 5 6 7 8

Panjang Runway (X) Course Width TX 1 (Y)


Gambar 4.3 Grafik Hubungan Korelasi antara Panjang Runway terhadap Course
Width Localizer TX 1
Sumber : Olahan Penulis (2016)

Anda mungkin juga menyukai