WP : 4.1 Tanggal :
VALIDASI DATA PENGUJIAN 17 Februari 2021
No. Butir Kegiatan : II.B.4.a
MEMPERSIAPKAN CATATAN TEKNIS
TECHNICAL NOTE 03
TECHNICAL NOTE
WBS 4.0
AERODINAMICS
WP 4.1
1|Page
Daftar Isi
2|Page
Daftar Gambar
3|Page
Daftar Tabel
4|Page
I. Kegiatan dan Hasil
A. Kegiatan
Analisa dari uji terowongan angin merupakan salah satu masukan yang berharga
untuk menentukan apakah konfigurasi yang telah dibuat ini sudah cukup baik atau masih
perlu dilakukan beberapa perbaikan lagi. Apabila sudah cukup baik dilihat dari sisi
aerodinamik, performance maupun juga stability and controlnya, maka proses desain
dapat lanjut ke tahap berikutnya.
➢ TUJUAN PROGRAM.
Indonesia Low Speed Tunnel (ILST) adalah terowongan angin yang memiliki sirkuit
tertutup dan beroperasi pada regim kecepatan subsonik. Kecepatan angin maksimum
yang bisa dihasilkan di seksi uji dari hasil komisioning dan sudah terkalibrasi adalah 110
m/s, akan tetapi dalam pengujian PTTA MALE CFG-03 ini hanya dilakukan pada
kecepatan angin 65m/s atau 0.2 Mach.
ILST adalah terowongan angin dengan seksiuji tertutup dan bertipe atmospherik.
Seksi uji memiliki penampang berbentuk segi empat dan berukuran 4m x 3m x 10m. Pada
sisi kiri dan kanan bagian akhir dari seksi uji terdapat lubang-lubang udara yang berfungsi
untuk menetralkan kembali tekanan udara di dalam seksi uji ke kondisi tekanan udara
standar (atmosphere standard).
Di dalam settling chamber terpasang honeycomb yang berfungsi mengarahkan
aliran dan 3 turbulence screen berukuran halus untuk memecah turbulensi sebelum
masuk ke dalam seksi uji.
5|Page
➢ MODEL UJI.
Model ITP MALE KOMBATAN memiliki skala 1:5.5. Konfigurasi dasar model terdiri
atas body (fuselage), wing dan ekor (Tail) seperti diperlihatkan dalam Gambar 1.
6|Page
➢ DATA PROCESSING.
Pada saat pengujian berlangsung digunakan pengukuran Zero pertama sebagai
koreksi online. Sedangkan setelah run selesai dilakukan pengukuran Zero kedua.
Selanjutnya kedua pengukuran Zero digunakan untuk koreksi pada saat proses offline.
Pengukuran zero pertama dan zero kedua untuk mendapatkan acuan nol setiap
instrumen selama pengukuran. Dalam setiap run ada dua bacaan zero pertama dan zero
kedua dengan pembacaan aktual diantara keduanya. Sehingga, dalam koreksi off-line,
setiap titik data dikoreksi terhadap harga koreksi nol, R0 yaitu (R02−Ro1)/(Mc2−Mc1) di
mana Ro2 dan Ro1 adalah bacaan data pada second dan first zero, sementara Mc2 dan
Mc1 adalah berturut-turut nomor siklus pengukuran second dan first zero.
B. Hasil Pengukuran
∆F ∆A ∆Rv
CONFIG TRIP V0 α β
LI LO1 LO2 RI RO1 RO2 L R L1 L2 R1 R2
New baseline / Wing-body fairing effect
W2B2D1L1T3VF0WBF1 ON 65 A1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
W2B2D1L1T3VF0WBF1 ON 65 0 B1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
W2B2WT1D1L1T3VF0WBF1 ON 65 0 B1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7|Page
Tabel 3. Flap 0, Beta Polar W2B2D1L1T3VF0WBF1 Beta Polar
II. Referensi
1) De Vries, O., 1987, Equations for The Data Processing of The ILST, NLR Technical
Report NLR TR 87122 L, National Aerospace Laboratory of The Netherlands.
2) Barlow, J.B., William H. Rae, Jr., Alan Pope, 1999, Low-Speed Wind Tunnel Testing,
3rd Edition, John Wiley & Sons, Inc.
3) Garner, H.C., E.W.E. Rogers, W.E.A. Acum, E.C. Maskell, 1966, Subsonic Wind
Tunnel Wall Corrections, AGARD.
4) Alan Pope, Jewel B Barlow, William H Rae Jr, Low Speed Wind Tunnel Testing, John
Willey and Sons Inc., Singapore, 1992.
5) Bastaman, M. Basri Nasiran, Report on: The Commisioning of Indonesia Low Speed
Tunnel, Indonesia, 1987.
8|Page