Anda di halaman 1dari 43

Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

BAB III

PENDEKATAN METODOLOGI

3.1 Tahapan Pekerjaan Perencanaan Berkala Jembatan

Sebagaimana tercantum pada Kerangka Acuan Kerja, Lingkup Jasa Konsultansi Pekerjaan
Desain Rehabilitasi dan Berkala Jembatan (DED) ini adalah sebagai berikut :

3.1.1 Persiapan

a) Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi
jembatan dan lingkungan sekitarnya
b) Lingkup
(1) Peta jaringan jalan,
(2) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(3) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar lokasi proyek
c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
(1) Laporan studi koridor (jika bisa diterapkan),
(2) Laporan studi rancang-bangun pendahuluan,
(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu: profil atau lembar rencana,
bagian-bagian yang umum, materi pekerjaan utama yang dikenali dan dialokasikan),
dan
(4) Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif desain.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

3.1.2 Survey Lapangan

a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-data awal berdasarkan
aspek-aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai dasar/referensi survey
detail/ survey berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang ahli professional.
(2) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(a) Survey Pendahuluan Jembatan
1. Melaksanakan survey inventarisasi jembatan dan mencatat elemen-elemen
jembatan yang mengalami kerusakan termasuk melakukan pengecekan baut
terhadap jembatan rangka baja.
2. Mengidentifikasi/ memperkirakan secara tepat penerapan penanganan
pemeliharaan jembatan yang meliputi BangunanAtas (BA), Lantai Jembatan,
Bangunan Bawah (BB) termasuk Daerah Aliran Sungai (DAS) berdasarkan
pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya oleh Ahli Jembatan
dengan melakukan pengukuran survey dan identifikasi secara benar.
3. Didalam penarikan perkiraan desain pemeliharaan jembatan harus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan termasuk:
kerusakan elemen-elemen jembatan, galian/ timbunan, bangunan pelengkap
jembatan, dan oprit jembatan, serta tabelaris di lapangan dari identifikasi kondisi
lapangan secara stasioning dari awal s/d akhir proyek.
4. Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan dengan anggota team yang saling
terkait dalam pekerjaan ini.
5. Di lapangan harus diberi/ dibuat tanda-tanda berupa patok dan tanda banjir
dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m
untuk memudahkan team pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk
pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail selanjutnya.
6. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bias dihitung perkirakan
volume pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya
secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati final desain.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

(b) Survey Pendahuluan kondisi eksisting jembatan, Inventarisasi terhadap data histori
penanganan jembatan Identifikasi jenis dan tipe jembatan Identifikasi kerusakan
jembatan. Identifikasi jenis lintasan jembatan, data banjir yang pernah terjadi
disekitar jembatan (jika ada) dan Jalan alternatif dan jalan memutar
(c) Survey pendahuluan Bangunan Pelengkap Jembatan
Untuk perencanaan jembatan baru perlu dicatat data lokasi, perkiraan lokasinya
apa sudah sesuai dengan rencana jenis konstruksi, dimensi yang diperlukan. Untuk
lokasi yang sudah ada existing perlu dibuatkan inventarisasinya dengan lengkap
antara lain: jenis konstruksi, dimensi, kondisi serta mengusulkan penanganan yang
diperlukan. (lihat format survey inventarisasi jembatan yang standar). Untuk lokasi
yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi muka air normal, muka air banjir dan
muka air banjir tertinggi pernah terjadi serta adanya tanda-tanda/ gejala-gejala
erosi yang dilengkapi dengan sket lokasi, morfologi serta karakter aliran sungai dan
di lengkapi foto-foto jika diperlukan.
(d). Mendiskusikan dengan team apakah data-data dan usul penempatan lokasi serta
usul perencanaan/ penanganan sudah sesuai secara teknis. Membuat sket dan
kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus serta saran-saran yang sangat
berguna dijadikan panduan dalam pengambilan data untuk perencanaaan pada
waktu melakukan survey detail nanti dan pengaruhnya terhadap keamanan/
kestabilan.
(e). Keluaran survey pendahuluan meliputi :
1. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan konsep desain penanganan
yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berdasarkan seluruh
hasil survey pendahuluan
2. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang didalamnya memuat
beberapa survey detail yang harus dilakukan termasuk batasan koridor pengambilan
data.

3.1.3 Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail.

Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu pengambilan data, kendali mutu
tersebut diantaranya :
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

a) Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan maupun survey detail pelaksana
kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan yang kemudian ditindaklanjuti
dengan surat ijin melakukan survey baik pendahuluan maupun detail yang
dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib diawasi dimulai dari
persiapan peralatan sampai pada proses survey oleh petugas yang ditunjuk oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib di periksa kebenarannya
sebelum dilakukan proses desain. proses desain dapat dilakukan apabila data
hasil survey detail sudah dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey pendahuluan maupun
survey detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.

3.1.4 Proses Desain

a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey
pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar desain,
spesifikasi, engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan bagian-bagian struktur jembatan yang harus ditangani/ dipelihara
pada beberapa jembatan yang tersebar di Prov. Sumut dengan dasar pemeliharaan
sesuai nilai kondisi jembatan (nilai kondisi 2).
(2) Melakukan perencanaan pemeliharaan jembatan sesuai dengan hasil identifikasi
dilapangan berdasarkan hasil skrining teknis jembatan. Untuk nilai kondisi 2 maka
penanganan indikatifnya adalah pemeliharaan berkala, contoh : pembersihan
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

bagian atas jembatan, pengecetan jembatan, perataan oprit, pembersihan bagian


bawah jembatan, laston lapis aus (AC-WC), lapis perekat, penggantian sambungan
siar muai tipe tertutup, penggantian elemen struktur baja (mutu BJ 32),
penggantian elemen struktur baja (mutu BJ 41), penggantian elemen struktur baja
(mutu BJ 52), cairan perekat (epoxy resin), bahan penutup (sealant), alat penyuntik
anti grativitasi, beton mutu sedang (K-250), beronjong, pasangan batu, perbaikan
sederhana, pengencangan baut, dll.
(3) Melakukanperencanaan drainase dan bangunan perlengkapan jembatan (jika
diperlukan).
(4) Melakukan perencanaan manajemen traffic pada saat pelaksanaan (jika diperlukan).
(5) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan resiko yang ditimbulkan
dengan adanya kegiatan konstruksi (jika diperlukan).
(6) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan dalam laporan perencanaan teknis
yang di dalamnya membuat identifikasi resiko, analisis resiko, penilaian resiko,
mitigasi resiko, alokasi resiko (jika diperlukan).

3.1.5 Pengujian Yang Dilakukan

3.1.5.1. Survey Beton


 Test Profometer
Pengujian ini digunakan untuk menyimpulkan kondisi didalam beton. Profometer dapat
mengukur kedalaman selimut beton dengan mengamati interaksi penulangan dengan
proses lainnya. Elektromagnetik adalah media untuk pengukuran dengan gelombang rendah
sehingga menghasilkan interaksi antara tulangan dengan frekwensi yang digunakan.
Pengujian profometer dapat digunakan untuk:
 Mengukur kualitas antara lokasi penulangan dengan selimut beton
 Pengecekan struktur beton
 Penentuan lokasi penulangan
 Penentuan objek yang mengandung bahan ferromagnetik

Tujuan pengujian ini antara lain:


 Menentukan tebal selimut beton
 Menentukan lokasi tulangan
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

 Mengestimasi diameter baja tulangan


 Menentukan jarak antar tulangan

Standart yang digunakan berdasarkan BS 1881;204 dan ACI 228 2R-2.51. Untuk
menggunakan Profo Test terlebih dahulu dilakukan kalibrasi dengan cara menyiapkan media
test (blok uji) yang telah diketahui ukuran dan jarak tulangan.

Gambar 3.1 Alat Profometer dan Penggunaannya Pada Beton

Gambar 3.2 Prinsip Profometer

Metode pemeriksaan profotest antara lain:


 Beton yang akan ditest terlebih dahulu di ratakan permukaannya
 Balok yang akan ditest diukur terlebih dahulu dimensinya
 Pengaturan scan area, penomoran objek dan scanning bar
 Melakukan scanning pada balok yang dituju dengan terlebih dahulu kearah
tulangan utama dan selanjutnya kearah tulangan sengkang;
 Melakukan penyimpanan data dan pencatatan nomor objek
 Pemeriksaan susunan tulangan balok pada bagian tengah dan daerah tumpuan
atas balok
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

 Test Kerapatan Beton (UPV-Pundit Test)


Prinsip kerja dari test pundit adalah mengubah sinyal getaran longitudinal yang dihasilkan
dari gelombang transducerelektro akustik yang dihasilkan dari kontak antara permukaan
beton yang diuji. Ketika sinyal tersebut ditransmisikan melalui permukaan beton
menggunakan cairan penghubung seperti minyak ataupun pasta, maka beton tersebut akan
mengalami berbagai refleksi pada material yang berada didalamnya. Gelombang
longitudinal dan gelombang geser yang dihasilkan inilah yang ditangkap oleh transducer
penerima dan dikonversikan menjadi sinyal elektrik oleh transducer kedua. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk menentukan mutu dan kondisi pada struktur balok, kolom
dan slab beton. Standar pengujian ini adalah mengacu paa BS 1881 : Bagian 203 1986 dan
ASTM C597-97 STM.
Pengukuran Pulse Velocity dapat dilakukan dengan 3 metode, antara lain:
 Transmisi Langsung
 Transmisi Semi Langsung
 Tranmisi Tidak Langsung (transmisi permukaan)

Peralatan yang digunakan antara lain:


 UPV Pundit Lab
 Grenda
 Ultrasonic Gel
 Media Kalibrasi
 Meteran
 Sikat Kawat

Metode Pelaksanaan sebagai berikut:


 Memilih beton dengan permukaan yang paling rata atau dengan meratakan
permukaan beton dan selanjutnya mengoleskan Ultrasonic Gel pada permukaan
beton yang akan di cek.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Gambar 3.3 Melakukan Test Pundit

 Sebelum pemeriksaan melakukan kalibrasi terlebih dahulu


 Menentukan jarak awal antara transmitter dan receiver pada permukaan beton
sehingga didapatkaan hasil waktu pertama. Sesudah itu jarak kedua diperoleh
untuk waktu kedua.
 Melakukan penyimpanan hasil pengecekan pada masing-masing lokasi.

 Test Hammer
Bertujuan untuk memperkirakan nilai kuat tekan beton pada suatu elemen struktur untuk
pengendalian mutu beton di lapangan bagi perencanaan dan pengawasan pekerjaan.

Gambar 3.4 Pengujian Hammer Test Pada Beton


Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Ketentuan yang harus dipenuhi dalam adalah sebagai berikut ini:


 Setiap elemen struktur yang diuji harus diberikan identitas
 Palu beton yang dipakai sudah terkalibrasi dengan testing anvil sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
 Bila secara visual tampak ada kelainan maka diharuskan untuk melakukan uji
karbonasi sebelum pengujian dengan alat uji palu beton
 Hasil pengujian harus ditandatangani oleh teknisi pelaksana dibubuhi nama
jelas.

Ketentuan benda uji yang harus dipenuhi antara lain adalah:


 memiliki tebal elemen struktur pelat dan dinding minimal 100 mm;
 memiliki tebal elemen struktur kolom minimal 125 mm.

Ketentuan bidang uji antara lain:


 permukaan bidang beton yang diuji harus merupakan bidang padat halus dan
tidak dilapisi oleh plesteran atau bahan pelapis lainnya;
 bidang uji yang dipilih harus kering dan halus bebas dari tonjolan dan lubang-
lubang;
 Lokasi-lokasi bidang uji harus ditentukan sesuai dengan dimensi elemen struktur
dan jumlah nilai uji yang diperlukan untuk perhitungan perkiraan kekuatan
beton.

Ketentuan Peralatan Pengujian antara lain:


 Permukaan bidang uji diberi tanda batas lokasi untuk titik-titik uji dengan
minimum berukuran seluas 100 x 100 mm2;
 Permukaan bidang uji yang kasar harus digerinda halus sebelum diuji;
 Bidang uji pada struktur yang berumur ebih dari enam bulan harus digrinda rata
sampai kedalaman 5 mm sebelum diuji, jika hasil ujinya dibandingkan dengan
hasil uji beton yang berumur lebih muda.

Ketentuan arah pukulan antara lain:


 Arah pukulan pada suatu lokasi bidang uji harus sama;
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

 Pada pengujian dengan arah pukulan tidak horizontal, nilai lenting rata-rata
harus dikoreksi nilai inklinasinya sesuai dengan ketentuan petunjuk penggunaan
alat palu yang bersangkutan

Ketentuan perkiraan kuat tekanan berdasarkan nilai lenting yang diperoleh atau dikoreksi
nilai inklinasinya dengan menggunakan table atau kurva korelasi pada petunjuk penggunaan
alat palu beton yang dipakai untuk menguji.

Pengujian Teknis
Pengujian yang dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini;
 Sentuhkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi tegak lurus
bidang uji;
 secara perlahan tekankan palu beton dengan arah tegak lurus bidang uji sampai
terjadi pukulan pada titik uji;
 lakukan 10 kali pukulan pada satu lokasi bidang uji dengan jarak terdekat antara
titik-titik pukulan 25 mm;
 catat semua nilai pembacaan yang ditunjukkan oleh skala;
 hitung nilai rata-rata pembacaan;
 nilai pembacaan yang berselisih lebih dari 5 satuan terhadap nilai rata-rata tidak
boleh diperhitungkan, kemudian hitung nilai rata-rata sisanya;
 semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih nilai
pembacaan yang berselisih 5 satuan terhadap rata-ratanya;
 koreksi nilai akhir rata-rata sesuai inklinasi pukulan bila arah pukulan tidak
horizontal;
 hitung perkiraan nilai kuat tekan kubus atau silinder beton dengan
menggunakan tabel atau kurva korelasi yang terdapat pada petunjuk
penggunaan palu beton;
 isi semua nilai lenting dan perkiraan kuat tekan dalam formulir laporan.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

3.1.5.2. Survey Baja


 Uji Korosi Baja
Alat Uji korosi merupakan perangkat ukur atau sebuah alat untuk menguji suatu
benda berbahan logam dengan tujuan untuk mengetahui karakterisitik tertentu dari
sesuatu zat yang dapat mempengaruhi ketahanan logam itu sendiri dari akibat
adanya indikasi korosi.

Gambar 3.5 Alat uji korosif (Rebar Corrotion Detection)

Seperti kita ketahui bahwa korosi adalah proses perusakan atau degradasi logam
akibat reaksi redoks (Reaksi reduksi/oksidasi) antara suatu logam dengan berbagai
zat dilingkungannya yang menghasilkan senyawa - senyawa yang tidak dikendaki.

Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Korosi pada logam


menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Oleh karena itu, korosi dikendalikan atau
diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses kerusakannya.Diperlukan suatu
metode untuk mengetahui kadar korosi dari suatu logam.

Selain mengetahui korosi, alat uji korosi juga mampu memberikan data untuk
mendeteksi dan memberikan informasi indikator sesuatu yang menyebabkan
ketahanan suatu logam akibat perkaratan (korosi).

 Uji Ketebalan Struktur Baja dan Ketebalan Cat


Alat Penguji Ketebalan Lapisan adalah sebuah alat pengukur ketebalan digital yang
didesain untuk mengukur ketebalan lapisan seperti cat pada logam ferrous dan non-
ferrous, galvanis / galvanum, lapisan zinc pada baja, dan coating. Selain digunakan
untuk mengukur ketebalan lapisan cat dan lapisan lainya pada logam, alat ini juga
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

dapat digunakan untuk mengukur ketebalan kertas, plastik, film dan benda benda
sejenis lainya yang memiliki ketebalan tidak melebihi dari rang pengukuran alat ini.
Alat ini dapat mengukur ketebalan lapisan hingga 1300 mikron.

Gambar 3.6Alat Penguji Ketebalan Lapisan AMT15A

 Uji Kekerasan Baja Struktur


Uji kekerasan adalah pengujian yang paling efektif untuk menguji kekerasan dari
suatu material, karena dengan pengujian ini kita dapat dengan mudah mengetahui
gambaaran sifat mekanis suatu material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan
pada suatu titik, atau daerah tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk
menyatakan kekuatan suatu material. Dengan melakukan uji keras, material dapat
dengan mudah di golongkan sebagai material ulet atau getas. Ada beberapa metode
yang digunakan untuk menguji kekerasan suatu bahan. Metode yang dapat
digunakan antara lain:
 Brinnel (HB / BHN)
Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan untuk menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola
baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut
(spesimen). Idealnya, pengujian Brinnel diperuntukan untuk material yang
memiliki permukaan yang kasar dengan uji kekuatan berkisar 500-3000 kgf.
Identor (Bola baja) biasanya telah dikeraskan dan diplating ataupun terbuat
dari bahan Karbida Tungsten.
 Rockwell (HR/RHN)
Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap
indentor berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada
permukaan material uji tersebut.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

 Vikers (HV / VHN)


Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan
kekerasan suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor
intan yang cukup kecil dan mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid
seperti ditunjukkan pada gambar 3. Beban yang dikenakan juga jauh lebih
kecil dibanding dengan pengujian rockwell dan brinel yaitu antara 1 sampai
1000 gr
 Micro Hardness (knoop hardness)
Mikrohardness test tahu sering disebut dengan knoop hardness testing
merupakan pengujian yang cocok untuk pengujian material yang nilai
kekerasannya rendah. Knoop biasanya digunakan untuk mengukur material
yang getas seperti keramik

Mulai

Pengenalan Lokasi Mobilisasi Peraturan dan


Penggunaan Standar

Penyusunan RMK

Survey Pendahuluan

peta jaringan jalan


-Data kondisi jembatan 2017 Pengumpulan data
Survey reconnaisance
-Harga Satuan daerah sekunder
-Data pendukung lainnya

Pembuatan Lap.
Pendahuluan

Ekspose Laporan Pendahuluan


tidak

ya

A Lap. Pendahuluan
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Survey Investigasi Detail

Survey Detail Survey Khusus


Survey Hidrologi Survey Lingkungan
Kerusakan (Beton & Baja)

Analisa Data

Penggantian Berkala Jembatan (NK 2 dan 3)


Jembatan tidak

ya
selesai
Pembuatan Lap. Antara

tidak

Ekspose Lap Antara

ya

Lap. Antara

Desain

Perhitungan EE Dok. Lelang


Gambar
Perkuatan

Pemb. Lap Akhir

tidak

Ekspose Lap. Akhir

ya
Lap. Akhir

selesai

Gambar 3.7 Bagan Alir Metodologi


Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

3.2 Bridge Management System

Jembatan adalah bagian yang penting dari suatu sistim jaringan jalan. Dikarenakan jembatan
merupakan struktur yang melintasi sungai atau penghalang lalu lintas lainnya, maka
keruntuhan jembatan akan mengurangi atau menahan arus lalu lintas. Sehingga
pemeriksaan jembatan merupakan suatu hal yang penting di dalam Sistim Manajemen
Jalan.

Tujuan pemeriksanan jembatan adalah meyakinkan bahwa jembatan berada dalam keadaan
aman terhadap pemakaian jalan serta mengamankan investasi jembatan itu. Data jembatan
hasil pemeriksaan akan digunakan untuk merencanankan suatu program pemeliharaan,
rehabilitasi, perkuatan atau penggantian jembatan.

Pemeriksaaan jembatan dilakukan dibawah sistim manajemen Jembatan/Bridge


Management System (BMS). Yang di maksud BMS dalam hal ini adalah Sistim Manajemen
Jembatan Antarkota (The Interurban Bridge Management System = IBMS) yang
berhubungan dengan jembatan-jembatan pada jalan nasional dan provinsi.

3.2.1 Sistem Manajemen Jembatan


Direktorat jenderal Bina Marga telah mengembangkan suatu sistim manajemen yang
berfungsi untuk membuat rencana kegiatan jembatan, pelaksanaan dan pemantauan
berdasarkan kebijaksanaan menyeluruh. Dalam BMS termasuk di dalamnya kegiatan
manajemen jembatan mulai dari pemeriksaan, rencana dan program dan perencanaan
teknis sampai pada pelaksanaan dan pemeliharaan.

Dengan BMS kegiatan-kegiatan tersebut dapat diatur secara sitematis, dengan melakukan
pekerjaan pemeriksaan jembatan secara berkala dan menganalisa data dengan komputer
pada Sistim Manajemen Informasi (Manajement Information System – BMS MIS). Dengan
bantuan BMS MIS ini, kondisi jembatan dapat di pantau dan dapat ditentukan beberapa
tindakan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa jembatan dalam keadaan aman dan
layan, dengan mengunakan dana yang optimum untuk pekerjaan jembatan.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

TATA CARA KEBIJAKAN

Inspeksi
Inventarisasi TINDAKAN DARURAT
Pemeriksaan Detail
Pemeriksaan Rutin
NILAI KONDISI
Pemeriksaan Khusus

DATA BASE BINA MARGA


JEMBATAN IRMS

Perencanaan dan Pemograman

Identifikasi dan Desain Material


Jembatan

Perawatan Pembangunan Rehabilitasi


Baru
Penggantian
Duplikasi

Monitoring

Gambar 3.8Bagan Alir Kegiatan BMS

3.2.2 Kerusakan/Degradasi Jembatan


Pada umumnya kerusakan jembatan atau ancaman terhadap kondisi jembatan disebabkan
beberapa faktor yang dominan antara lain :

a. Penggerusan dan Degradasi Dasar sungai


b. Over Loading : Dalam peningkatan volume lalu-lintas adalah dengan beban lebih dan
munculnya produk baru truk ataupun modifikasi truk-truk yang memiliki tekanan
gandar yang lebih berat dari beban gandar rencana mengakibatkan jembatan
memikul beban tersebut yang tentu akan terjadi pengurangan umur rencana
jembatan. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk mengantisipasi adanya penilaian
beban pada jembatan berupa kenaikan tekanan gandar yang bekerja ataupun beban-
beban over loading tersebut.
c. Kualitas Pelaksanaan : Kualitas Bahan dan metode pelaksanaan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

d. Kesalahan Teknis dari Perencanaan :


Dimana pada perencanaan harus memerlukan pada :
 Kecepatan Pelaksanaan
 Mutu Pelaksanaan
 Geometris yang cukup
 Diperoleh kenyamanan
 Adanya daya tahan (durability)

e. Penurunan Kondisi
 Penurunan Kondisi karena faktor mekanis yakni :
 Terjadi Benturan (Tabrak ponton dan lain-lain)
 Diferensial settlement
 Penurunan Kondisi secara kimiawi antara lain :
 Terjadi korosi pada baja yakni : Logam tak sejenis, Celah 7 sumuran,
erosi, tegangan.
 Pada beton terjadi antara lain : Serangan sulphat, reaksi alkali dengan
agregat, rangkak dan susut dan serangan garam (salt attack)

 Pada kayu terjadi antara lain : Serangan jamur, karang dan cacing
kayu
 Penurunan Kondisi Jembatan sebagai Fungsi dari waktu

Umur Rencana
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Gambar 3.9Penurunan Kondisi Jembatan

Kondisi Jembatan secara Umum adalah :

0 Baik sekali
1 Baik
2 Rusak
3 Rusak Berat
4 Rusak Kritis
5 Runtuh / Tidak berfungsi

f. Bencana Alam
g. Kecelakaan

3.3 Sistem Pemeliharaan Rehabilitasi Jembatan di Indonesia

3.3.1 Sistem Manajemen Jembatan


Sistem Manajemen Jembatan (BMS) di Indonesia pertama kali dikembangkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga dalam manajemen jembatan - jembatan. Dalam tahap
pertama BMS yang dikembangkan adalah Sistem Manajemen Jembatan Antar Kota (IBMS)
yaitu untuk jembatan - jembatan pada Jalan Nasional dan Jalan Propinsi.

Dalam IBMS ini tercakup Sistem Manajemen Informasi Komputer (IBMS-MIS) dimana
didalamnya terdapat data base Jembatan dan sejumlah program komputer yang
mempunyai kemampuan sebagai berikut:

 Memasukkan dan mengambil data pemeriksaan Jembatan dan data lainnya.


 Mempersiapkan standar laporan jembatan
 Melihat data base Jembatan dan mengambil data dengan kombinasi informasi yang
diinginkan.
 Skrining dan perangkingan Jembatan serta mempersiapkan jenis program
penanganan.
 Mempersiapkan program Jembatan tahunan dan lima tahunan.
 Analisa strategi penanganan secara satu per satu dalam menentukan jenis
penanganan Jembatan yang optimum untuk setiap Jembatan.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Salah satu dari program dalam IBMS-MIS ini adalah modul Skrining dan Rangking secara
Teknis, yang mana menggunakan data dari hasil pemeriksaan guna merekomendasikan jenis
penanganan untuk tiap Jembatan. Jenis penanganan yang direkomendasikan merupakan
suatu usulan dan harus diperiksa kembali sebelum dipastikan sebab data yang diskrining
tersebut merupakan data yang ekstrim.

Untuk jenis pekerjaan besar, usulan penanganan harus melibatkan pemeriksan khusus atau
jenis pemeriksaan lain di lapangan yang dilaksanakan oleh personil bagian Seksi
Perencanaan yang memenuhi syarat, dan untuk pekerjaan kecil/ringan, cukup dengan data
yang ada.

Di dalam proses penyaringan dapat mengindentifikasikan Jembatan yang mempunyai


kondisi jelek dan tidak cukup untuk menampung lalu lintas yang ada atau sudah tidak
mampu menahan beban yang ada, dan secara teknis perangkingan ini berdasarkan kriteria
tersebut di atas dan tingkat kepentingan ruas jalan tersebut dalam suatu jaringan jalan.
Daftar Jembatan yang tertulis paling atas dalam daftar rangking Jembatan merupakan
Jembatan yang memerlukan penanganan paling besar/utama.

Gambar 3.10Skema Preservasi jembatan di Indonesia


Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

3.3.2 Pemeliharaan Jembatan


Pekerjaan pemeliharaan jembatan mencakup jenis-jenis pekerjaan pemeriksaan dan
pemeliharaan atau penanganan.

Pemeriksaan Jembatan terdiri atas enam jenis yaitu

 Pemeriksaan Inventaris
 Pemeriksaan Detail Sebelum Jembatan Beroperasi
 Pemeriksaan Rutin
 Pemeriksaan Detail
 Pemeriksaan Khusus Pemeliharaan Jembatan terdiri atas
 Pemeliharaan rutin
 Pemeliharaan berkala
 Rehabilitasi dan perbaikan besar

Pekerjaan pemeliharaan rutin pada jembatan dibatasi dalam hal pembersihan secara umum
dan pembersihan tumbuh-tumbuhan, melancarkan aliran di saluran dan perbaikan
kerusakan kecil.

Pemeliharaan berkala mencakup pekerjaan pemeliharaan secara berkala seperti


pengecatan, perbaikan lapisan lantai jembatan dan sebagainya serta perbaikan-perbaikan
kecil pada jembatan, bangunan pengaman dan perkuatan struktur jembatan.

Rehabilitasi dan perbaikan besar yang berarti adalah pekerjaan pemeliharaan dalam skala
yang Iebih besar dan biasanya Iebih mengarah pada pekerjaan pengaturan aliran sungai,
penggantian dan perbaikan besar pada lantai beton atau perbaikan besar pada bangunan
bawah yang mana memerlukan pemasangan turap (cofferdam) serta perbaikan betonan
dengan jumlah yang cukup banyak.

3.3.3 Pemeriksaan Inventarisasi


Pemeriksaan Inventarisasi dilakukan pada saat awal untuk mendaftarkan setiap jembatan ke
dalam database. Pemeriksaan inventarisasi juga dilaksanakan jika pada jembatan yang
tertinggal pada waktu database dibuat. Selanjutnya pada jembatan baru yang belum pernah
dicatat, pemeriksaan inventarisasi dilaksanakan sebagai bagian dari Pemeriksaan detail.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Pemeriksaan inventarisasi adalah pengumpulan data dasar administrasi, geometri, material


dan data-data tambahan lainnya pada setiap jembatan, termasuk lokasi jembatan, penjang
bentang dan jenis konstruksi untuk setiap bentang. Kondisi secara keseluruhan diberikan
pada komponen-komponen utama bangunan atas dan bangunan bawah jembatan.

Pemeriksaan inventarisasi dilakukan oleh pemeriksa dari instansi yang terkait yang sudah
dilatih atau oleh seorang sarjana yang berpengalaman dalam bidang jembatan

Pemeriksaan inventarisasi dilakukan sebagai berikut :

 Mencatat nomor, nama dan lokasi Jembatan;


 Mengukur dan mencatat dimensi jembatan;
 Mencatat jenis jembatan, lintasannya, komponen utama dan tanggal atau tahun
pembangunan;
 Mencatat batas-batas muatan atau pembatasan fungsional lainnya;
 Menafsirkan dan mencatat pengaruh lebar jembatan terhadap lalu lintas;
 Mencatat rincian mengenai jalan memutar (detour) yang ada bilamana terjadi
penutupan jembatan;
 Mencatat data banjir tertinggi yang diketahui, tanggal terjadinya dan sumber
informasi
 Mencatat apakah terdapat gambar jembatan terlaksana (As-built drawing) dan
apakah jembatan merupakan jenis standar.

Penjelasan mendatail tentang Pemeriksaan Inventarisasi disajikan pada Pedoman


Pemeriksaan Jembatan – Departemen Pekerjaan Umum

3.3.4 Pemeriksaan Rutin


Pemeriksaan rutin pada dasarnya didasarkan atas pengamatan visual dan dibantu dengan
peralatan sederhana. Jika diketahui terdapat kerusakan-kerusakan yang minor, maka harus
langsung dilakukan perbaikan. Sehingga pemeriksaan rutin dan perbaikan minor rutin dan
pemeliharaan rutin dilakukan pada waktu bersamaan. Pemeriksaan rutin harus dilakukan
oleh tenaga manajemen jembatan yang memiliki pengalaman mengerjakan pekerjaan
serupa.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Untuk pemeriksaan rutin, periode pemeriksaan yang tepat harus ditentukan berdasarkan
jenis komponen jembatan, kondisi iklim dan kondisi lalu lintas:

 Pada tahun pertama setelah jembatan beroperasi, paling tidak 1 kali pemeriksaan
harus dilaksanakan setiap bulannya.
 Setelah tahun pertama, pemeriksaan dapat dilakukan dengan selang 1 sampai 3
bulan.
 Pada kasus khusus, tenaga kerja harus ditugaskan untuk mengamati lokasi jembatan
secara terus menerus.

Catatan hasil pemeriksaan rutin harus disimpan secara periodik disertai dengan catatan
serta rekomendasi atas hasil pemeriksaaan. Selama periode pemeriksaan, jika ditemukan
kerusakan pada peralatan dan struktur yang dapat mempengaruhi keselamatan kendaraan,
penanggulangan pemeliharaan yang relevan harus dilakukan dan harus dilaporkan kepada
otoritas yang berwenang. Untuk memudahkan pelaksanaan pemeriksaaan dan pelaporan
dapat digunakan Form Pemeriksaan Rutin.

Jenis elemen yang diperiksa pada pemeriksaan rutin antara lain:

Tabel 3.1 Elemen Pemeriksaan Rutin


No Elemen Jembatan Jenis Pemeriksaan
Adanya bagian dek beton yang sudah mulai terpisah,
rusak, dan usang
1 Dek (Beton)
Retak pada material beton dek
Tersumbatnya aliran air pada dek
2 Pilon Timbulnya retak-retak halus pada elemen beton
Elemen bearing kotor / ada elemen asing (debu) pada
bagian perletakan
Timbulnya korosi pada lapisan cat elemen perletakan
3 Perletakan
Retak pada bagian elemen bearing
Kemungkinan adanya proses sekrup yang tidak ketat
(longgar) pada sambungan bearing
Modular Expansion
4
Joint Elemen modular expansion joint tersumbat atau rusak
Elemen seismic damper longgar/hilang
5 Seismic Damper Timbulnya korosi pada seismic damper
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

No Elemen Jembatan Jenis Pemeriksaan


Longgar pada sambungan seismic damper
6 Pondasi Timbulnya retak-retak halus pada elemen beton
Sisitim Proteksi
7 Apakah Anoda Korban masih ada
Katodik
Curb, guardrail, dan
8 Apakah ada kerusakan ?
railing
Lampu bantu aviasi,
lampu navigasi, dan
9 Apakah berfungsi dengan baik ?
batang penangkal
petir

Adapun peralatan yang digunakan antara lain:

 formulir laporan pemeriksaan rutin,


 peralatan tulis menulis,
 alat pengukur jarak (Theodolit, rambu ukur, laser distance meter dll),
 pita pengukur 5 m dan 50 m,
 alat penentu lokasi jembatan ( GPS Receiver, odometer kendaraan ),
 alat dokumentasi ( kamera, kamera video ).
 papan tulis putih kecil dan spidol bukan permanen.
 kelengkapan kerja, terdiri dari :
 helm pengaman
 kaca mata pengaman
 pakaian kerja (tahan air)
 sabuk keselamatan
 tanda pengaman kerja, terdiri dari :
 kerucut (traffic cone)
 rompi kerja
 papan peringatan
 Rambu Peringatan
 Pita Kuning
 Bendera
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

 unit alat penggantung, terdiri dari :


 tangga penggantung
 rantai
 pengikat rantai
 lampu penerangan / senter

3.3.5 Urutan Pemeriksaan Jembatan


Setiap jembatan harus diperiksa berdasarkan urutan berikut ini :

 Tentukan identitas jembatan kemudian catat nomor jembatan dan data


administrasinya
 Periksalah jembatan sesuai dengan prosedur pemeriksaan jembatan dan catat
kondisi komponen utama dan komponen jembatan,
 Bila diperlukan tindakan darurat, catat alasannya,
 Bila diperlukan pemeliharaan khusus, catat alasannya.

Pemeriksa harus memotret dan membuat sketsa gambar yang menjelaskan tentang kondisi
jembatan. Bila perlu, catatan dan sketsa dapat dibuat pada halaman lain dari laporan
pemeriksaan rutin.

Pemeriksaan Jembatan harus dilakukan secara seksama dan sistimatis. Gambar dibawah
menyajikan urutan lokasi pemeriksanaan jembatan

Gambar 3.11 Contoh Urutan Pemeriksaan Jembatan


Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

3.3.6 Pemeriksaan Detail


Pemeriksaan Detail dilakukan dengan pengamatan visual dan diikuti dengan pemeriksaan
lanjutan menggunakan peralatan yang spesifik pada elemen penting dan utama jembatan.
Lingkup Pemeliharaan Detail adalah lebih luas, mendalam dan lebih detail dibandingkan
dengan pemeriksaan rutin. Hasil Pemeriksaan periodik akan memberikan data kondisi teknis
jembatan yang akan digunakan untuk menentukan program pemeliharaan. Salah satu data
penting yang dibutuhkan adalah data dinamik Jembatan.

Peralatan dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan periodik adalah sebagai berikut:

 Formulir Laporan Pemeriksaan Periodik,


 kertas untuk gambar dan catatan,
 alas papan untuk menulis,
 pena, pensil dan penghapus,
 alat dokumentasi ( kamera, kamera video ),
 kalkulator,
 alat penentu lokasi jembatan ( GPS Receiver, odometer kendaraan ),
 alat pengukur jarak (Theodolit, rambu ukur, laser distance meter dll),
 pita pengukur 5 m dan 50 m,
 papan tulis putih kecil dan spidol bukan permanen (untuk menampilkan nama dan
nomor jembatan dalam foto),
 teropong,
 lampu senter dan baterai,
 kapur untuk menulis,
 alat pembersih rumput dan tanaman liar ( parang ),
 sekop,
 palu,
 pelampung dan batu duga,
 sikat baja,
 sapu kecil,
 kaca,
 pisau saku,
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

 busur derajat,
 pengukur lebar retak,
 penggaris, penggaris segitiga siku
 jangka lengkung ke dalam dan ke luar,
 tangga.
Peralatan Tambahan (sesuai dengan kebutuhan):

 perahu,
 sepatu bot tinggi dan tahan air,
 seperangkat peralatan panjat tebing (climbing equipment),
 perancah (scafolding).

Peralatan Keamanan/Keselamatan:

 rompi,
 topi pengaman,
 sarung tangan,
 tanda/rambu,
 kerucut lalu lintas,
 tali pengaman (safety harness),
 rompi pelampung,
 masker,
 kacamata pengaman.

Urutan pemeriksaaan antara lain sebagai berikut:

 Pastikan lokasi jembatan dan catat data administrasi pada Form Pemeriksaan
Periodik, isi nama jembatan, lokasi, kabupaten/kota, dan seterusnya.
 Periksa secara sistematis jembatan yang bersangkutan dari fondasi sampai dengan
lantai kemudian catat elemen-elemen beserta kerusakannya, lokasi elemen yang
rusak dan nilai kondisinya, pada formulir pemeriksaan.
 Tentukan nilai kondisi elemen pada tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan
keperluan, dan catat ke dalam formulir pemeriksaan periodik.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

 Apabila diperlukan suatu pemeriksaan khusus atau tindakan darurat, catat pada
halaman formulir pemeriksaan periodik dan sebutkan alasannya.
 Apabila ada data lain yang diperlukan, catat pada halaman gambar dan foto dalam
formulir pemeriksaan detail.

3.3.7 Pemeriksaan Khusus


Pemeriksaan khusus biasanya disarankan oleh pemeriksa jembatan pada waktu
pemeriksaan detail karena pemeriksa merasa kurangnya data, pengalaman atau keahlian
untuk menentukan kondisi jembatan.

Pemeriksaan khusus juga dilakukan untuk mengamati dan memeriksa jembatan pada kasus
darurat dimana ditemukan kerusakan pada struktur jembatan atau jika hasil pemeriksaan
pada bagian utama jembatan menunjukkan terjadinya kerusakan pada saat operasi maupun
konstruksi.

Pemeriksaan khusus harus dilakukan berdasarkan tipe struktur jembatan, besar dan jenis
kerusakan dengan menggunakan instrumen dan peralatan yang tepat, dengan metode
pemeriksaan dan analisis yang khusus seperti, site exploration, pengujian lapangan untuk
memeriksa tingkat kerusakan dan daya dukung jembatan, mendefinisikan kondisi teknis
jembatan dan menemukan penyebab dari kerusakan tersebut serat untuk menentukan
metode perbaikan seperti perkuatan, peningkatan serta perbaikan yang tepat

Pemeriksaan khusus dilakukan pada kasus berikut

 Ketika jembatan bentang panjang mengalami bencana alam, seperti banjir, tabrakan
oleh kapal, slope sliding, gempa, kebakaran dan sebagainya
 Sebelum dan sesudah kendaraan dengan muatan berlebih melewati jembatan
 Ketika selama pelaksanaan pemeliharaan periodic/berkala sangat susah untuk
menilai penyebab dan tingkat kerusakan jembatan
 Ketika tingkat pembebaban jembatan ingin/perlu ditingkatkan
 Jika kerusakan yang terjadi adalah serius atau pada kondisi teknis yang berbahaya
 Ketiga masa layan jembatan ingin diperpanjang melebihi umur rencana Persyaratan
Pemeriksaan Khusus
 Pemeriksaan khusus harus dilakukan oleh perusahaan yang memenuhi qualifikasi.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

 Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh tenaga ahli profesional dengan metode
teknis yang profesioan dilengkapi dengan pengujian lapangan dan laboratorium
untuk analisis yang mendetail dan komprehensif.
 Hasil pengujian dan analisis harus disampaikan dalam bentuk laporan tertulis
lengkap

Item-item yang harus diperiksa pada pengujian khusus adalah:

 Data yang relevant dari jembatan cable stayed harus dikumpulkan seperti laporan
perhitungan, design drawing, hasil pengujian material, catatan selama konstruksi,
rekaman perawatan dan pemeliharaan, laporan-laporan hasil pemeriksaan periodik
dan khusus sebelumnya
 Pemeriksaan yang lengkap dan menyeluruh perlu dilakukan untuk mendapatkan
hasil obeservasi lengkap mengenai kerusakan, menguji komponen dan kinerja dari
material, serta kondisi hidrologi dan geologi
 Verifikasi struktur harus dilakukan sesuai dengan dimensi aktual dilapangan,
berkurangnya luasan, kekuatan serta modulus elastic aktual material, daya dukung
actual pondasi, kondisi hidrologi serta spesifikasi dan standard terkini.
 Pengujian beban statis perlu dilakukan
 Pengujian beban dinamis perlu dilakukan untuk mengukur respon dinamis dan
menganalisis frekuensi alamiah serta parameter dinamik struktur, serta
mengevaluasi kinerja dinamik tersebut apakah masih meenuhi keselamatan dan
kenyamanan pengguna jembatan

Laporan hasil pemeriksaan khusus harus meliputi

 Deskripsi secara umum termasuk informasi dasar tentang jembatan, organisasi kerja,
waktu pelaksanaan, latar belakang, serta bagan alir pelaksanaan kegiatan
 Deskripsi dari kondisi teknis terkini, termasuk hasil site investigasi, jenis pengujian
serta metodenya, hasil pengujian dan analisinya serta perkiraan /assessment kondisi
teknis jembatan
 Penjelasan detail mengenai penyebab dan tingkat kerusakan, serta usulan perbaikan
secara umu, peningkatan serta perkuatan
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

 Pada kasus dimana hasil pemeriksaan khusus menyatakan bahwa jembatan tidak
memenuhi persyaratan, beban dan kecepatan kendaraan harus dibatasi dan lalu
lintas harus ditutup sebelum perbaikan dan perkuatan dilaksanakan, serta
perubahan kondisi struktur harus di monitor secara terus menerus.

Tabel 3.2 Kode Elemen Jembatan


Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

sumber : Panduan Pemeriksaan Jembatan Dirjen Bina Marga, 1993

3.3.8 Penomoran Kerusakan Jembatan


Secara umum jembatan dapat mengalami dua macam kerusakan yang berbeda yaitu :

 Sehubungan dengan jenis bahan.


 Kerusakan secara keseluruhan.

 Kerusakan Yang Berhubungan dengan Bahan

Terdapat bermacam - macam kerusakan yang berhubungan langsung dengan jenis bahan
yang dipergunakan untuk membuat komponen jembatan. Sebagai contoh :
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

 Pelapukan dan keretakan pada kayu.


 Karat pada baja.
 Kerontokan pada beton.
 Kerusakan adukan pada pasangan batu/bata.

Pada Tabel dibawah ini disajikan jenis kerusakan yang biasanya terjadi pada konstruksi
jembatan. Jika mungkin, kerusakan tersebut dihubungkan dengan jenis bahannya. Meskipun
demikian apabila terjadi kerusakan pada bahan yang disebabkan oleh kerusakan jembatan
secara keseluruhan maka untuk ini harus dibuat catatan secara khusus.

Misalnya pada balok kepala pada kepala jembatan beton retak yang disebabkan karena
adanya penurunan. Pemeriksa harus membuat catatan kerusakan utama yang terjadi yaitu
retak, tetapi selain itu juga dicatat juga penyebabnya yaitu penurunan. Dengan demikian
petugas pemeliharaan dapat memperbaiki kerusakann maupun penyebabnya.

Gambar 3.12Kerusakan Yang Berhubungan Dengan Bahan

sumber : Panduan Pemeriksaan Jembatan Dirjen Bina Marga, 1993


Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Tabel 3.3Kerusakan Elemen Jembatan

sumber : Panduan Pemeriksaan Jembatan Dirjen Bina Marga, 1993


Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

sumber : Panduan Pemeriksaan Jembatan Dirjen Bina Marga, 1993

Pengecatan sederhana

Pengecatan sederhana yaitu pengecatan tempat yang mudah dijangkau atau mempunyai
volume yang sedikit seperti pada sandaran dan parapet yang tercakup dalam pemeliharaan
rutin.

Penanganan kerusakan kecil/sederhana

Yang termasuk dalam pekerjaan penanganan kerusakan kecil atau sederhana adalah
penanganan lubang-lubang yang tersumbat dan kerusakan kecil seperti pengecatan ulang
rambu/tanda lalu lintas dan papan nama jembatan.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Pemeliharaan permukaan jalan

Pemeliharaan permukaan jalan terdiri dari penambalan lubang-lubang dan penanganan


kerusakan lapisan aspal pada lantai jembatan serta jalan pendekatnya.

3.3.9 Pemeliharaan berkala


Pemeliharaan berkala untuk mengembalikan jembatan pada kondisi daya layan yang
seharusnya dimiliki jembatan setelah pembangunan.

Kegiatan pemeliharaan berkala mencakup:

 kegiatan pemeliharaan yang dapat diperkirakan, dilakukan pada tenggang waktu


yang direncanakan; dan
 penanganan/perbaikan yang cukup berarti.

Kegiatan pemeliharaan yang dapat diperkirakan mencakup hal-hal sebagai berikut:

 pengecatan ulang;
 pelapisan permukaan aspal;
 penggantian lantai kayu;
 penggantian kayu jalur roda kendaraan;
 pembersihan menyeluruh jembatan;
 pemeliharaan/penggantian peletakan/landasan; dan
 penggantian sambungan siar muai.

Penanganan kecil mencakup hal-hal berikut ini:

 memperbaharui bagian-bagian dan elemen-elemen kecil;


 memperbaiki pegangan sandaran dan pagar pengaman;
 menjalankan memperbaiki bagian-bagian yang seharusnya dapat bergerak;
 memperkuat bagian struktural seperlunya;
 memperbaiki longsor dan erosi tebing; dan
 melakukan pengamanan terhadap bangunan bawah jembatan terhadap gerusan
aliran sungai.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Pemeliharaan berkala terencana/yang dapat diperkirakan. Pekerjaan ini mencakup hal-hal


sebagai berikut:

 melindungi bagian-bagian baja dari korosi;


 memberi tanda pada elemen tertentu;
 mengarahkan lalu lintas;
 melindungi kayu terhadap pembusukan dan serangga; dan
 melindungi beton terhadap kelembaban.

Elemen-elemen dalam Tabel diatas biasanya memerlukan pengecatan, yang meliputi


elemen level 2 yang terdapat pada daftar, termasuk semua elemen pada level 3 yang
terkait.

Tabel 3.4Elemen yang memerlukan pemeliharaan berkala

sumber : Panduan Pemeriksaan Jembatan Dirjen Bina Marga, 1993

Lapisan permukaan pada lantai kendaraan jembatan memerlukan penggantian secara


berkala. Permukaan aspal yang berada di atas lantai baja atau lantai beton akan tahan
sekitar 5 tahun sampai dengan 8 tahun sebelum memerlukan penggantian. Lapisan aspal
permukaan sebaiknya dikupas terlebih dulu dari lantai sebelum lapisan yang baru dipasang.
Ketebalan lapisan aspal tidak boleh melebihi 50 mm.

Penggantian lantai kayu dan jalur roda kendaraan

Papan lantai kayu yang melintang jembatan biasanya dapat bertahan sampai kurang lebih
dua tahun. Bilamana dilakukan penggantian lantai papan pada jembatan gelagar baja, maka
harus dilakukan juga pengecatan gelagar bajanya.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Penggantian papan jalur roda kendaraan dilakukan bersamaan dengan penggantian papan
lantai, agar pekerjaan pemeliharaan menjadi efisien terhadap gangguan lalu lintas dan
kemudahan pembangunan lantai baru.

Papan jalur roda kendaraan yang terbuat dari kayu memerlukan penggantian setiap dua
tahun. Papan baru tersebut harus dibaut pada lantainya.

Pembersihan utama

Pembersihan utama struktur jembatan memerlukan pembersihan yang memakai sistem


pembersihan dengan air bertekanan tinggi, lebih disukai apabila alat tersebut dapat
dipindah-pindah dengan truk. Daya tekan semprotan tersebut disarankan mempunyai
tekanan hingga 35.000 kPa.

Volume pekerjaan pembersihan tidak selalu sama antara jembatan yang satu dengan
jembatan yang lain, tetapi pada umumnya mencakup pembersihan bagian luar gelagar,
sayap gelagar tempat banyak kotoran yang menumpuk,dudukan perletakan/landasan dan
bagian lain yang tidak dapat terjangkau pada waktu dilakukan pemeliharaan rutin.

Jenis pekerjaan ini mungkin memerlukan tangga/perancah dan sebaiknya dilakukan oleh
sekelompok pekerja pemeliharaan, dudukan perletakan/landasan dan bagian lain yang tidak
dapat terjangkau pada waktu dilakukan pemeliharaan rutin.

Jenis pekerjaan ini mungkin memerlukan tangga/perancah dan sebaiknya dilakukan oleh
sekelompok pekerja pemeliharaan.

Landasan/perletakan

Landasan harus dibersihkan dengan baik dari tumbuh-tumbuhan, lumut dan kotoran.
Pencucian, penyikatan dan penggosokan hendaknya dilakukan apabila diperlukan. Jenis
landasan yang bergerak sebaiknya diberi pelumas setiap 3 tahun sekali dan banyak
jembatan yang memerlukan tangga atau peralatan lainnya untuk melakukan jenis pekerjaan
ini.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Bagian nipel atau lubang guna memasukan pelumas seringkali tersumbat atau rusak, maka
bagian tersebut diganti agar pelumas dapat dipompakan dengan efektif ke dalam nipel
tersebut sampai di bagian ujung yang lain.

Landasan tersebut perlu diberi pelumas secukupnya dan tidak berlebihan sehingga jangan
sampai menutupi masalah yang akan timbul (sebelum pelumas berikutnya) dan
menghalangi pendeteksian pada pemeriksaan berikutnya.

3.3.10 Penanganan ringan/sederhana


Elemen-elemen pada Tabel berikut ini pada umumnya memerlukan penanganan
ringan/sederhana.

Tabel 3.5Elemen Untuk Penanganan Ringan Sederhana

sumber : Panduan Pemeriksaan Jembatan Dirjen Bina Marga, 1993


Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

sumber : Panduan Pemeriksaan Jembatan Dirjen Bina Marga, 1993

Penggantian bagian-bagian kecil

Penggantian bagian-bagian kecil dilaksanakan apabila diperlukan agar bagian-bagian


kecil/sekunder tersebut dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya.

Kegiatan penggantian mencakup semua bagian kecil/sekunder, bagian-bagian yang dapat


diganti pada elemen adalah seperti tercantum pada tabel berikut;
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Tabel 3.6 Penggantian bagian-bagian kecil

sumber : Panduan Pemeriksaan Jembatan Dirjen Bina Marga, 1993

Membersihkan/memperbaiki bagian-bagian yang bergerak

Bagian-bagian yang bergerak perlu dibersihkan atau diperbaiki agar bagian tersebut tetap
berfungsi dengan baik. Agar bagian tersebut tetap berfungsi dengan baik biasanya harus
diberi pelumas yang teratur dengan jenis gemuk setelah dibersihkan terlebih dulu.

Rehabilitasi dan penanganan utama

Rehabilitasi dan penanganan utama jembatan terdiri dari

 perbaikan kerusakan yang berhubungan dengan bahan


 Penanganan kerusakan yang berhubungan dengan elemen

Perbaikan kerusakan yang berhubungan dengan bahan

Prosedur perbaikan/penanganan dibagi dalam beberapa jenis kerusakan sebagai berikut:

 elemen dengan bahan pasangan batu atau bata;


 elemen dengan bahan beton;
 elemen dengan bahan baja; dan
 elemen dengan bahan kayu.

Uraian cara penanganan sesuai dengan sistem penomoran elemen dan kerusakan serta nilai
kondisi seperti dijelaskan dalam buku Pedoman Pemeriksaan Jembatan
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Penanganan kerusakan yang berhubungan dengan elemen

Bagian ini menguraikan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan rehabilitasi elemen
yang berhubungan dengan kerusakan yang tidak terkait dengan jenis bahan seperti
diuraikan dalam Pedoman Pemeriksaan Jembatan.

Elemen-elemen yang memerlukan pemeliharaan dan penanganan kerusakan adalah sebagai


berikut:

 daerah aliran sungai, pengamanan gerusan, timbunan, pengendapan;


 bangunan bawah;
 landasan dan balok penahan gempa;
 elemen bangunan atas;
 lantai kendaraan dan trotoar;
 sambungan siar muai; dan
 rambu-rambu dan kelengkapannya

Perkuatan struktur jembatan

Pada umumnya struktur jembatan direncanakan untuk dapat berfungsi selama masa layan
tertentu. Akan tetapi, dalam masa layan tersebut sering dijumpai permasalahan-
permasalahan struktur sehingga memerlukan perkuatan pada struktur jembatan tersebut.
Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

TIDAK DI PRINT

3..............................................................................................................................................3-1

3.1 Tahapan Pekerjaan Perencanaan Berkala Jembatan Metropolitan Medan............3-1

3.1.1 Persiapan...........................................................................................................3-1

3.1.2 Survey Lapangan...............................................................................................3-2

3.1.3 Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail.....................................3-3

3.1.4 Proses Desain....................................................................................................3-4

3.1.5 Pengujian Yang Dilakukan.................................................................................3-5

3.2 Bridge Management System..................................................................................3-15

3.2.1 Sistem Manajemen Jembatan........................................................................3-15

3.2.2 Kerusakan/Degradasi Jembatan.....................................................................3-16

3.3 Sistem Pemeliharaan Rehabilitasi Jembatan di Indonesia.....................................3-18

3.3.1 Sistem Manajemen Jembatan........................................................................3-18

3.3.2 Pemeliharaan Jembatan.................................................................................3-20

3.3.3 Pemeriksaan Inventarisasi..............................................................................3-20

3.3.4 Pemeriksaan Rutin..........................................................................................3-21

3.3.5 Urutan Pemeriksaan Jembatan.......................................................................3-24

3.3.6 Pemeriksaan Detail.........................................................................................3-25

3.3.7 Pemeriksaan Khusus.......................................................................................3-27

3.3.8 Penomoran Kerusakan Jembatan...................................................................3-31

3.3.9 Pemeliharaan berkala.....................................................................................3-35

3.3.10 Penanganan ringan/sederhana.......................................................................3-38


Laporan Pendahuluan Paket-28 Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan 02 (DED)

Gambar 3.1 Alat Profometer dan Penggunaannya Pada Beton.............................................3-6


Gambar 3.2 Prinsip Profometer..............................................................................................3-6
Gambar 3.3 Melakukan Test Pundit.......................................................................................3-8
Gambar 3.4 Pengujian Hammer Test Pada Beton..................................................................3-8
Gambar 3.5 Alat uji korosif (Rebar Corrotion Detection).....................................................3-11
Gambar 3.6 Alat Penguji Ketebalan Lapisan AMT15A..........................................................3-12
Gambar 3.7 Bagan Alir Metodologi......................................................................................3-14
Gambar 3.8 Bagan Alir Kegiatan BMS...................................................................................3-16
Gambar 3.9 Penurunan Kondisi Jembatan...........................................................................3-17
Gambar 3.10 Skema Preservasi jembatan di Indonesia.......................................................3-19
Gambar 3.11 Contoh Urutan Pemeriksaan Jembatan..........................................................3-24
Gambar 3.12 Kerusakan Yang Berhubungan Dengan Bahan................................................3-32
Y

Tabel 3.1 Elemen Pemeriksaan Rutin...................................................................................3-22


Tabel 3.2 Kode Elemen Jembatan.........................................................................................3-29
Tabel 3.3 Kerusakan Elemen Jembatan................................................................................3-33
Tabel 3.4 Elemen yang memerlukan pemeliharaan berkala................................................3-36
Tabel 3.5 Elemen Untuk Penanganan Ringan Sederhana....................................................3-38
Tabel 3.6 Penggantian bagian-bagian kecil..........................................................................3-40

Anda mungkin juga menyukai