Anda di halaman 1dari 10

NAMA : ENDANG SUSILAWATI

NIM : 042983988
MATA KULIAH : ADPU4338 MANAJEMEN PROYEK
TUGAS KE : 2

JAWABAN

PERENCANAAN TEKNIS JALAN PERBATASAN


1. Lakukan identifikasi suatu proyek diinstansi kota/kabupaten anda sbb :
A. Cari data perencanaan proyek di kota dan kabupaten anda pada tahun terbaru.
(2022)!
PERENCANAAN TEKNIS JALAN PERBATASAN
LATAR BELAKANG
Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Bina Teknik Ditjen Bina Marga mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan teknis Jalan dan Jembatan, teknis Lingkungan serta perencanaan teknik dan
pengadaan tanah jalan bebas hambatan. Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum
bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan terhadap beberapa ruas jalan yang berada di
Perbatasan Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja layanan
jalan yang bersangkutan agar dapat menunjang perkembangan perekonomian masyarakat disekitar
kawasan tersebut. Untuk mendapatkan mutu yang optimal dari hasil pelaksanaan pekerjaan tersebut di
atas, baik yang menyangkut konstruksi perkerasannya maupun geometriknya, diperlukan adanya
disain/perencanaan teknik yang memenuhi Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) Direktorat
Jenderal Bina Marga yang berwawasan lingkungan dan dapat diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan di
lapangan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik Ditjen
Bina Marga cq. Kegiatan Pembinaan Teknik Jalan Tahun Anggaran 2012 memerlukan Penyedia Jasa
Konsultansi untuk membuat perencanaan teknik jalan lengkap (Detail Engineering Design) termasuk
Dokumen Pelelangannya untuk keperluan pengadaan penyedia pekerjaan konstruksinya.

MAKSUD DAN TUJUAN


Kegiatan ini dimaksudkan dalam rangka membuat perencanaan teknis jalan lengkap (Detail Engineering
Design) termasuk Dokumen Pelelangannya untuk keperluan pengadaan penyedia jasa konstruksinya
pada beberapa ruas yang berada di Perbatasan Provinsi Kalimantan Barat. Tujuan dari kegiatan ini untuk
mendapatkan suatu perencanaan teknis jalan lengkap (Detail Engineering Design) termasuk Dokumen
Pelelangannya yang memenuhi Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) Direktorat Jenderal Bina
Marga yang berwawasan lingkungan dan dapat diaplikasikan dengan mudah sesuai dengan kebutuhan di
lapangan.

SASARAN
Selaras dengan maksud dan tujuan tersebut di atas, maka sasaran pokok dari pekerjaan ini, adalah untuk :
a. Tersedianya dokumen lengkap hasil perencanaan teknis yang berupa hasil survey pendahuluan,
penyelidikan/penelitian/pengumpulan data di lapangan, pengujian laboratorium, analisa data,
perencanaan teknik, gambar rencana, spesifikasi teknis, dokumen perhitungan kuantitas dan perkiraan
biaya pekerjaan konstruksinya dan dokumen lainnya yang dapat dipertanggung jawabkan;
b. Tersedianya Dokumen Pelelangan untuk pengadaan jasa konstruksi (pemborongan) sesuai Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi tepat pada waktunya;

NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pembinaan Teknik Jalan, Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.

LOKASI KEGIATAN
Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan lokasi pekerjaan yang akan ditangani berada di ruas-ruas perbatasan Provinsi Kalimantan
Barat yaitu:
No. Nama Ruas Panjang (km)
1. Temajuk – Simpang Tanjung + 69.02
2. Spg. Tanjung - Teberau + 64,69
3. Bts.Kab. Sanggau/Bengkayan- Balai Karangan + 59,73
TOTAL 193,44

SUMBER PENDANAAN
Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih sebesar Rp…….. termasuk PPN, dibiayai
APBN Tahun Anggaran 2012

LINGKUP KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH PENGETAHUAN


a. Lingkup Kegiatan

1) Persiapan
a) Tujuan Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi awal mengenai
kondisi topografi, geologi, tata guna lahan, lalulintas, serta lingkungan
b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 : 50.000
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1: 250000, daerah rawan bencana,
dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
(6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar lokasi proyek
c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
(1)Laporan studi koridor ( jika bisa diterapkan),
(2)Laporan studi rancang-bangun pendahuluan,
(3)Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu: profil atau lembar rencana, bagian-bagian
yang umum, materi pekerjaan utama yang dikenali dan dialokasikan), dan
(4)Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif desain.

2) Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-data awal
berdasarkan aspekaspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai dasar/referensi survey
detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(a) Studi literatur Pada tahapan ini Tim harus mengumpulkan data pendukung
perencanaan baik data sekunder maupun data laporan Studi Kelayakan (FS), dan
dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL/ )(bila ada).

(b) Koordinasi dengan instansi terkait


Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi/ unsur-unsur terkait di daerah
sehubungan dengan dilaksanakannya survey pendahuluan

(c) Diskusi perencanaan dilapangan


Tim bersama-sama melaksanakan survey dan mendiskusikana dan membuat usul perencanaan
di lapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang keahliannya masingmasing serta
membuat sketsa dilengkapi catatancatatan dan kalau perlu membuat tanda di
lapangan berupa patok serta dilengkapi foto-foto penting dan identitasnya masing-masing yang
akan difinalkan di kantor sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali.

(d) Survey pendahuluan upah, harga satuan dan peralatan


Tim melaksanakan pengumpulan data upah, harga satuan, dan data peralatan yang akan
Digunakan

(e) Survey Pendahuluan Desain Geometrik


1. Menentukan awal proyek (Sta. 0 + 000) dan akhir proyek yang tepat untuk mendapatkan
overlapping yang baik dan memenuhi syarat geometrik. Pada penentuan titik awal dan titik akhir
pekerjaan, diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah titik
akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar 1 berikut:
Gambar 1. Koridor Pengambilan Data
2. Mengidentifikasi medan secara stationing/ urutan jarak dengan mengelompokkan kondisi:
medan datar, rolling, perbukitan, pegunungan/ bukit curam dalam bentuk tabelaris.
3. Mengidentifikasi/ memperkirakan secara tepat penerapan desain geometrik (alinyemen
horizontal dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya
oleh Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-
pengukuran secara sederhana dan benar (jarak, azimut, kemiringan dengan helling meter) dan
membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun vertikal secara khusus untuk lokasilokasi
yang dianggap sulit untuk memastikan trase yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan
geometrik yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan penampang memanjang rencana trase
jalan.
4. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal harus sudah
diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi : galian/
timbunan, bangunan pelengkap jalan, goronggorong dan jembatan (oprit jembatan),
persimpangan yang bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta tabelaris di lapangan dari
identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari awal sampai dengan akhir proyek
5. Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan dalam
pemilihan trase dengan anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini.
6. Di lapangan harus diberi/ dibuat tanda-tanda berupa patok dan tanda banjir dengan diberi
tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan
survey detail selanjutnya.
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung perkiraan volume pekerjaan
yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana dan
diharapkan dapat mendekati final design.
(f) Survey Pendahuluan kondisi eksisting perkerasan
1. Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan
2. identifikasi jenis perkerasan
3. identifikasi kerusakan perkerasan
(g) Survey Pendahuluan Survey Topografi.
Kegiatan yang dilakukan oleh geodetic engineer pada survey pendahuluan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton Bench Mark di awal
dan akhir Proyek
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran khusus serta, morfologi dan lokasi
yang perlu dilakukan perpanjangan koridor
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi/ titik yang akan dijadikan referensi.
(h) Survey pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan
1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi/ Sta………., perkiraan lokasinya apa
sudah sesuai dengan geometrik serta rencana jenis konstruksi, dimensi yang diperlukan.
2.Untuk lokasi yang sudah ada, existing perlu dibuatkan inventarisasinya dengan lengkap antara
lain Sta…………….. , jenis konstruksi, dimensi, kondisi serta mengusulkan penanganan yang
diperlukan.
3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi muka air normal, muka air banjir
danmuka air banjir tertinggi pernah terjadi serta adanya tanda-tanda/ gejala-gejala erosi yang
dilengkapi dengan sket lokasi, morfologi serta karakter aliran sungai dan dilengkapi foto-foto
jika diperlukan.
4. Mendiskusikan dengan team geometrik, geologi, amdal dan hidrologi apakah datadata dan
usul penempatan lokasi serta usul perencanaan/ penanganan sudah sesuai secara teknis.
5. Membuat sketsa dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus serta saransaran
yang sangat berguna dijadikan panduan dalam pengambilan data untuk perencanaan pada
waktu melakukan survey detail nanti dan pengaruhnya terhadap keamanan/ kestabilan.
6. Mengidentifikasi kondisi existing jembatan dan sungai, dengan pengamatan secara visual atau
menentukan jenis pengujian dengan peralatan yang sesuai.
7. Menentukan jenis dan metoda penanganan yang sesuai.
8. Menetapkan lokasi/ posisi jembatan untuk penggantian jembatan/ pembangunan jembatan
baru/ duplikasi jembatan, setelah berdiskusi dengan Bridge Engineer, Geoteknik Engineering,
Hidrologi Engineering dan Tenaga Ahli lain berdasarkan pengamatan lapangan.
9. Menetapkan perkiraan elevasi, jenis dan susunan/ konfigurasi bentang jembatan serta teknik
pelaksanaan atau ereksinya.

10. Survey Pendahuluan Rencana Jembatan


Kegiatan yang dilakukan pada survey rencana jembatan adalah
- Menentukan dan memperkirakan total panjang, lebar, kelas pembebanan jembatan, tipe
konstruksi, dengan pertimbangan terkait dengan LHR, estetika, lebar sungai, kedalaman dasar
sungai, profil sungai/ada tidaknya palung, kondisi arus dan arah aliran, sifat-sifat sungai,
scouring vertikal/horisontal, jenis material bangunan atas yang tersedia dan paling efisien.
- Menentukan dan memperkirakan ukuran dan bahan tipe abutmen, pilar, fondasi, bangunan
pengaman (bila diperlukan) dengan mempertimbangkan lebar dan kedalaman sungai, sifat
tebing, sifat aliran, endapan/sedimentasi material, benda hanyutan, scouring yang pernah
terjadi.
- Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan mempertimbangkan MAB (banjir), MAN
(normal), MAR (rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi.
- Menentukan dan memperkirakan posisi/letak lokasi jembatan dengan mempertimbangan
situasi dan kondisi sekitar lokasi, profil sungai, arah arus/aliran sungai, scouring, segi
ekonomi, sosial, estetika yang terkait dengan alinyemen jalan, kecepatan lalu lintas rencana,
jembatan darurat, pembebanan tanah timbunan dan quarry.
- Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung perkiraan volume pekerjaan
yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana dan
diharapkan dapat mendekati desain final.
-
11. Menetapkan jenis soil investigation yang diperlukan :
a) Menentukan perkiraan pondasi yang paling baik untuk lokasi tersebut sehubungan
dengan material dan kondisi tanah.
b) Memperkirakan letak, jumlah serta panjang bentang, elevasi jembatan baru dan lokasi
jembatan baru.
c) Mencatat banjir terbesar serta erosi yang pernah terjadi, apabila survai pendahuluan ini
dilaksanakan untuk pekerjaan perencanaan teknis pada lokasi sulit, dimana jembatan
tersebut akan melintasi sungai.
d) Membuat sketsa situasi rencana jembatan baru serta profil sungai pada lokasi jembatan
baru.
e) Mencatat material yang tersedia di sekitar lokasi jembatan, dan menyarankan jenis
jembatan yang paling efisien sesuai dengan material yang tersedia.
f) Mencatat harga-harga satuan yang ada pada daerah tersebut.

12. Memberikan rekomendasi untuk tahapan pekerjaan selanjutnya serta menyarankan lokasi
dan jumlah titik bor yang harus dilaksanakan.

(i) Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik.


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan geoteknik adalah :
1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah, perkiraan lokasi sumber
material, dan mengantisipasi dan mengidentifikasi lokasi yang akan longsor;
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor, Sondir, DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-resiko, dan Batasan
batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok kilometer atau informasi lokasi lain
seperti GPS.

B. Lakukan analisis diagram kerja suatu proyek di kota/kabupaten anda tahun 2022!

Analisa Jumlah Tenaga Dan Upah Pekerjaan Normal


Dari koefisien sumber daya dan durasi normal
pekerjaan proyek dapat diketahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan serta durasi suatu
pekerjaan dapat diselesaikan. Pada Tabel 4.5 menunjukkan perhitungan total kapasitas
produktifitas perhari sehingga didapatkan durasi pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Analisa Jaringan Kerja Critical Path Method
Dari time schedule berupa diagram batang (bar chart) dan kurva S, dapat dibuat jaringan kerja
dengan menggunakan durasi normal sehingga didapatkan waktu normal penyelesaian proyek.
Dalam hal ini jaringan kerja yang disusun adalah CPM dengan cara manual. Dari jaringan kerja
CPM ini diperoleh waktu penyelesaian proyek dengan kondisi normal adalah 283 hari. Dari hasil
jaringan kerja CPM pekerjaan normal juga diperoleh kegiatan-kegiatan yang kritis, yang
membentuk sebuah lintasan kritis (critical path). Sedangkan kegaiatan-kegiatan yang akan di
crashing dengan penambahan jam kerja (lembur) 3 jam dan penambahan tenaga kerja ditunjukkan
pada Tabel 4.1

Critical Path Method (CPM)

Analisis Percepatan Proyek Dengan Tambah Jam Kerja


a) Durasi Crash (Dc)
Dalam perhitungan percepatan dengan menambahkan jam kerja (lembur) dapat menurunkan
efisiensi kerja seperti terlihat pada Gambar 4.2 berikut. Berdasarkan keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, lembur yang diperbolehkan paling lama yaitu
selama 3 jam sehingga untuk alternatif percepatan penambahan jam kerja dilakukan selama 3
jam. Pada Tabel 2.2 menunjukkan indeks penurunan produktivitas menjadi 0,70 dari produktifitas
pada jam kerja normal. bila jumlah jam per hari dan hari per minggu bertambah. Perhitungan
penurunan produktivitas pekerjaan bekisting Balok Type B1 30x70 Cm, K-300 Lantai 2 sebagai
berikut:
Analisis Percepatan Proyek dengan Tambahan Tenaga Kerja
Durasi Crash (Dc)
Durasi percepatan maksimal di dapat dari total float (TF) antara pekerjaan kritis dan non kritis.

Durasi percepatan maksimal (Sumber: durasi pekerjaan normal)

Dalam perhitungan crash dengan melakukan penambahan tenaga kerja angka produktivitas akan
menurun jika terjadi kepadatan area kerja tenaga kerja yang ditunjukkan pada Gambar 2.10 merupakan
hasil penelitian untuk proyek-proyek berukuran sedang ke atas di USA dengan titik optimal 200 ft2
/orang dengan indeks produktivitasnya maksimal = 1. Jika makin padat 150 ft2 /orang atau 100 ft2 /orang
maka indeks produktivitasnya akan menurun menjadi 1,2 dan 1,3. Maka dapat dianalisa sebagai berikut:
Indeks Produktivitas 1 = 200 ft2 /orang = 18,5806 m2 /orang Indeks Produktivitas 1,2 = 150 ft2 /orang =
13,9355 m2 /orang Indeks Produktivitas 1,3 = 100 ft2 /orang = 9,2903 m2 /orang Dengan dasar kepadatan
yang ideal yaitu 18,5806 m2 /orang dengan indek produktivitas = 1. luas area per tenaga kerja akan
semakin padat yaitu 18,5806/2 = 9,2903 m2 /orang dengan indeks produktivitas = 1,3. Maka efektifitas
tenaga kerja dapat dihitung dengan:
1
Efektifitas tenaga kerja 1,3 x 100% = 77% -0,77
Penurunan produktivitas = 23%
Total tenaga kerja maxsimal di dapat dari luas area pekerjaan dan luas area
proyek dengan perhitungan:
Luas area proyek = Luas gedung+luas halaman
=104,04 m²+537,04 m²
=1541,08 m²
luas area proyek
Jumlah Pek. Max
kepadatan max 1541,08 m2
9.2903 m2
= 165,89 dibulatkan 166
tenaga kerja maxsimal dalam 1 hari

2. A. Coba tentukan bagaimana manajemen mutu suatu proyek kota/kabupaten ! Anda


(minimal 2 proyek).!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

PERENCANAAN MANAJEMEN PADA STRUKTUR GEDUNG OPERASIONAL


KOPERASI SIMPAN PINJAM CU PANCUR KASIH KECAMATAN PONTIANAK
UTARA (MANAGEMENT PLANNING IN THE OPERATIONAL BUILDING
STRUCTURE OF THE KOPERASI SIMPAN PINJAM CU PANCUR KASIH NORTH
PONTIANAK DISTRICT)
Dalam pelaksanaan proyek diperlukan adanya perencanaan manajemen konstruksi agar pelaksanaan
proyek dapat terencana dengan baik dan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Oleh karena
itu diperlukan adanya perencanaan manajemen konstruksi pada Pembangunan Gedung Operasional KSP
CU Pancur Kasih khususnya pada pekerjaan struktur gedung, diantaranya Manajemen Biaya,
Manajemen Waktu, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), Manajemen Keselamatan Kesehatan
Kerja (K3), dan Manajemen Mutu dimana aspek tersebut saling berhubungan. Sumber data yang
digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini adalah data sekunder dan data primer. Berdasarkan data
yang diolah, hasil akhir meliputi Rencana Anggaran Biaya (RAB), Rencana Anggaran Pelaksanaan
(RAP), Time Schedule, Network Planning (NWP), Kebutuhan Tenaga Kerja, Mutual Check 0, Tabel
Checklist Mutu, Rencana Kerja dan Syarat - Syarat, Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman
Kerja (APK), yang akan digunakan sebagai acuan atau pedoman dan kontroling dalam pelaksanaan
pembangunan.

METODOLOGI
Metodologi perencanaan manajemen pada Gedung Operasional KSP CU Pancur Kasih yaitu diawali
dengan pengumpulan data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data tersebut diperlukan
sebagai penunjang dalam perencanaan manajemen konstruksi. Setelah didapat data, selajutnya
merencanakan 5 aspek manajemen. Berikut adalah beberapa uraian yang digunakan sebagai langkah –
langkah dalam merencanakan 5 aspek manajemen sesuai dengan batasan masalah :

Perencanaan Biaya

Aspek pertama yang akan dibahas pada Perencanaan Manajemen Struktur Gedung Operasional KSP CU
Pancur Kasih yaitu manajemen biaya, mulai dari menghitung volume, analisa harga satuan, dan
selanjutnya menghitung RAB dan RAP dengan rumus : Volume × Analisa Harga Satuan.

Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Merencanakan sumber daya manusia / pekerja dalam pelaksanaan Struktur Gedung Operasional KSP
CU Pancur Kasih Pontianak dimulai dari mengasumsikan jumlah pekerja dan menghitung produktifitas
pekerja. Perencanaan aspek manajemen Sumber Daya Manusia berfungsi agar waktu pelaksanaan di
lapangan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Perencanaan Waktu

Selanjutnya membahas tentang aspek manajemen waktu, dimana biaya per item yang dihitung akan di
konversi menjadi bobot, setelah itu membuat Time Schedule yang terdiri dari Bar Chart dan Kurva S,
dan Network Planning menggunakan Critical Path Methode (CPM).

Perencanaan Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek (K3)

Perencanaan Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) yaitu mengidentifikasi bahaya dan
penilaian risiko, serta merencanakan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK) yang sesuai dengan item pekerjaan agar dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek dapat berjalan dengan lancar.
Perencanaan Mutu

Perencanaan Manajemen Mutu Proyek berfungsi agar mutu pekerjaan dalam pelaksanaan Struktur
Gedung Operasional KSP CU Pancur Kasih Pontianak sesuai dengan ketentuan pelaksanaan.
Perencanaan manajemen mutu diawali dengan membuat Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS),
Tabel Checklist Mutu, dan Mutual Check 0%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berikut hasil Perencanaan Manajemen pada 5 Aspek Manajemen yang terdiri dari Manajemen Biaya,
Manejemen Sumber Daya Manusia (SDM), Manajemen Waktu, Manajemen Keselamatan Kesehatan
Kerja (K3), dan Manajemen Mutu yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan Manajemen Biaya Proyek didapat Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana
Anggaran Pelaksanaan (RAP).
2. Perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia didapat kebutuhan tenaga kerja dan durasi
pekerjaan.
3. Perencanaan Manajemen Waktu Proyek didapat membuat Time Schedule dan Network Planning
(NWP).
4. Perencanaan Merencanakan Manajemen Mutu didapat Rencana Kerja dan Syarat (RKS), Tabel
Checklist Mutu dan Mutual Check Nol (MC 0%).
5. Perencanaan Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) didapat table identifikasi bahaya,
penilaian risiko, estimasi biaya Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK).

PERENCANAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA RUMAH SUSUN


SEDERHANA SEWA 5 LANTAI KOTA PONTIANAK CONSTRUCTION
MANAGEMENT PLANNING FOR A SIMPLE 5 STOREY APARTMENT FOR RENT
IN PONTIANAK

Pertumbuhan penduduk yang memiliki penghasilan menengah ke bawah baik itu penduduk sekitar
maupun penduduk yang berasal dari luar daerah yang mencari kesempatan kerja meningkat, sehingga
antara ketersediaan tempat tinggal dan kenyataan penghasilan penduduk yang tidak sesuai berimbas dan
mengakibatkan kurangnya ketersediaan rumah formal yang terjangkau. Untuk memenuhi kebutuhan
tempat tinggal untuk penduduk yang memiliki penghasilan menengah ke bawah tersebut, maka
pemerintah telah berupaya dengan program perumahan, salah satu upayanya dengan program
pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Metode penyelesaian masalah yang digunakan
dalam pembahasan perencanaan manajemen konstruksi ini berupa sistem manajemen biaya, waktu,
sumber daya manusia, keselamatan kesehatan kerja konstruksi dan mutu, pada pekerjaan pembangunan
Rusunawa. Berdasarkan dari hasil analisa metode yang dilakukan, didapatkan biaya yang diperlukan
dalam penyelesaian pekerjaan pada proyek pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa 5 Lantai di
Jalan Tanjungpura Kota Pontianak sebesar Rp. 54.801.530.000. Pada perencanaan waktu, diperlukan
waktu selama 115 minggu untuk menyelesaikan pekerjaan proyek. Selanjutnya dalam perencanaan
sumber daya manusia diperlukan 450 jumlah pekerja untuk pelaksaanan proyek yang lebih optimal.
Untuk perencanaan penggunaan kelengkapan K3 konstruksi, hal-hal yang direncanakan berupa
perencanaan penggunaan APD dan APK yang sesuai dengan jenis pekerjaan berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum nomor: 05/PRT/M/2014. Untuk perencanaan mutu berupa daftar tabel
spesifikasi mutu dan perencanaan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum nomor: 04/PRT/M/2009.

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas maka timbul pertanyaan yang dijadikan rumusan
masalah yaitu bagaimana merencanakan manajemen konstruksi, yakni menghitung anggaran biaya,
membuat time schedule, menghitung kebutuhan sumber daya manusia, metode pelaksanaan, dan
penggunaan kelengkapan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) pada pembangunan Rumah Susun
Sederhana Sewa di Jalan Tanjungpura Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Adapun batasan masalah
yang dibahas yaitu biaya menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya), membuat time schedule dan
jaringan kerja dengan metode CPM (Critical Path Method) menggunakan software Ms. Project, sumber
daya manusia (SDM) menghitung kebutuhan tenaga kerja dan durasi, perencanaan Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) menentukan APD dan APK yang sesuai dengan pekerjaan, mutu seperti membuat
Tabel Analisa mutu dan RKS (Rencana Kerja dan Syarat). Adapun tujuan umumnya yaitu dapat
menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB), dapat membuat time schedule dan jaringan kerja dengan
metode CPM (Critical Path Method), Dapat menghitung kebutuhan tenaga kerja dan durasi, dapat
merencanakan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) dan APK (Alat Pelindung Kerja) yang sesuai
dengan pekerjaan, dapat membuat RKS (Rencana Kerja dan Syarat) dan tabel analisa mutu
LANDASAN TEORI
Menurut Husen (2010) manajemen adalah ilmu pengetahuan tentang memimpin organisasi yang terdiri
dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dari sumber daya yang
terbatas untuk mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien. Manajemen memiliki tujuan untuk
mendapatkan cara atau metode yang paling baik supaya sumber daya yang terbatas dapat memperoleh
hasil yang memuaskan dalam hal ketepatan, kecepatan, penghematan dan keselamatan kerja. Menurut
Rani (2016) manajemen konstruksi adalah usaha yang dilakukan dengan proses manajemen yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap setiap kegiatan proyek dari awal sampai kegiatan
akhir proyek dengan memanfaatkan sumbersumber daya secara efektif dan efisien untuk mendapatkan
hasil yang memuaskan sesuai sasaran yang diinginkan. Menurut Lasari dan Sumarman (2018)
pengertian dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan
untuk biaya bahan dan upah, serta biaya-biaya lainnya yang memiliki hubungan dengan pelaksanaan
pembangunan suatu proyek. Anggaran biaya pembangunan gedung yang sama dapat berbeda-beda
tergantung daerah, disebabkan dari perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja di masing masing
daerah. Menurut Soeharto (1999) waktu proyek merupakan salah satu bagian dari proyek yang sangat
penting di dalam manajemen proyek. Kegagalan dalam mengelola waktu proyek dapat mengakibatkan
penyelesaian proyek tidak tepat waktu. Menurut Soeharto (1999) critical path method (CPM) dikenal
dengan adanya jalur kritis yaitu jalur yang mempunyai rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan
jumlah waktu pekerjaan terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang paling cepat.
Jadi, jalur kritis terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan kritis, dari kegiatan yang pertama sampai pada
kegiatan terakhir pada proyek. Sumber Daya Manusia bertujuan untuk memastikan kesesuaian antara
tenaga kerja dan pekerjaan maupun dari segi jumlah (kuantitas) maupun dari segi mutu (kualitas) yang
diperlukan. Menurut Husen (2010) Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang sangat
penting dalam pencapaian sasaran tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan
waktu tidak ada artinya bila tingkat keselamatan kerja terabaikan. Indikatornya dapat berupa tingkat
kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak tenaga kerja yang meninggal, cacat permanen, cacat
sementara serta instalasi proyek yang rusak. Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
adalah suaru struktur komposisi yang kompleks dengan personel, sumber daya, program beserta
kebijakan dan prosedurnya terintegrasi dalam wadah organisasi perusahaan. Menurut Husen (2010)
jaminan mutu (quality assurance) bisa diperoleh dengan melakukan proses berdasarkan kriteria material
atau kerja yang telah ditetapkan hingga didapat standar produk akhir, bisa juga dengan melakukan suatu
proses prosedur kerja yang berbentuk sistem mutu hingga didapat standar sistem mutu terhadap produk
akhir. Pengendalian mutu (quality control) memiliki tujuan untuk menjamin mutu material atau kerja
yang diperoleh sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ditetapkan.

B. Cari dan jelaskan proyek-proyek yang sudah menerapkan penggunaan ISO 9001:2000
di kota Anda(Minimal 2 proyek)!

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU BERBASISISO 9001:2000 PADA


PEMBANGUNAN GRAVINGDOCK DI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG
Penelitian ini mengangkat penerapan Quality Management System ISO 9001-2000 pada proyek
pembangunan graving dock milik PT. Jasa Marina Indah di area Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang. Graving dock merupakansarana galangan yang berfungsi sebagai tempat
memperbaiki dan membangun bagian kapal yang selaluterendam air pada waktu beroperasi.
Variabel bebas penelitian ini terdiri dari biaya pelatihan, biaya sosialisasidokumen, biaya
penerbitan dokumen, dan biaya penyediaan peralatan, sedangkan vvariabel tergantung
adalahbiaya kegagalan.. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif, cost of quality, korelasi
dan regresi. Penelitian inimenyimpulkan bahwa penerapan sistem manajemen mutu berbasis ISO
9001:2000 pada proyek graving docktidak mahal bila ditinjau dari sisi cost of quality, biaya
pencegahan sangat berpengaruh terhadap biaya kegagalandengan tingkat signifikan 0.000, untuk
mencapai kualitas perlu penerapan konsep Total Quality Management.
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000
ISO 9001 : 2000 adalah suatu standarinternasional untuk sistem manajemen mutuyang
menetapkan persyaratan-persyaratan danrekomendasi untuk desain dan penilaian darisuatu
sistem manajemen mutu, yang bertujuanuntuk menjamin bahwa organisasi akanmemberikan
produk (barang dan/atau jasa) yangmemenuhi persyaratan yang ditetapkan. ISO9001: 2000
bukan merupakan
standar produk,
karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk(barang
dan/atau jasa), tetapi hanyalahmerupakan standar sistem manajemen.Dalam menerapkan standar
ISO 9000 : 2000

untuk perusahaan di dalam industri konstruksi,ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhiyaitu
Tanggung jawab manajemen, Peninjauanulang terhadap kontrak, Pengendalian terhadapdesain,
Pengendalian terhadap dokumen,Pembelian, Pengendalian terhadap proses,Tindakan korektif,
Pelatihan, dan Peninjauanulang dan audit. ISO 9001:2000 berfokus atas kepuasan pelanggan
Aspek – aspek dalam Cost of Quality dalam Manajemen Mutu
Meurut Lam Siaw Wah (1994), aspek– aspekdalam biaya kualitas adalah meliputi :
1. Failure cost
(biaya kegagalan) adalah biaya yangdiakibatkan mutu produk yang jelek sehinggaharus
dilakukan perbaikan/pengerjaan kembali,biaya kegagalan termasuk biaya keluhancostumers
2. Appraisal cost
(biaya penilaian) adalah biayayang dikeluarkan untuk menentukan apakahproduk yang
dihasilkan sesuai denganpersyaratan kualitas yang ditetapkan seperti:biaya aktivitas
pengawasan,biaya pengujianmutu, biaya pemeriksaan mutu
3. Prevention cost
(biaya pencegahan) adalah biayayang dikeluarkan untuk mencegah terjadinyakegagalan
dalam bangunan, biaya pencegahanini adalah untuk menurunkan kuantitas produkyang tidak
memenuhi spesifikasi kualitas yangtelah ditetapkan, sehingga menurunkan biayakegagalan.
Biaya kualitas seperti: biayaprogram pelatihan, pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai