Anda di halaman 1dari 29

KERANGKA ACUAN KERJA

Jenis Pengadaan : Jasa Konsultansi Konstruksi Perencanaan

Tahun Anggaran : 2023

Nama Paket Pengadaan : Perencanaan Teknis Peningkatan Jalan Maatadi


(Deiyai) – Digikebo (Dogiyai)
Perencanaan Teknis Peningkatan Jalan Jalan Maatadi
(Deiyai) – Digikebo (Dogiyai)

1. LATARBELAKANG
Jaringan jalan dan jembatan sebagai urat nadi perekonomian nasional, merupakan
sarana transportasi yang handal dalam mendukung kelancaran arus lalu lintas barang
dan jasa dalam rangka peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah teah memprioritaskan pembangunan di


bidang infrastruktur (khususnya jalan), sehingga secara regional dapat terwujud jaringan
jalan yang memenuhi kebutuhan aksesbilitas maupun mobilitas di suatu wilayah, yang
terintegrasi dengan Sistem Transportasi Nasional.

Untuk memenuhi maksud tersebut, khususnya pelaksanaan pekerjaan konstruksi ( civil


works) jalan maupun jembatan Tahun Anggaran 2023, diperlukan Perencanaan Teknik
Jalan dan Jembatan pada ruas-ruas jalur yang telah diprogramkan untuk menunjang
kegiatan fisik tahun 2023, yaitu Perencanaan Peningkatan Jalan Jalan Maatadi
(Deiyai) – Digikebo (Dogiyai)

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud : Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Papua Tengah dalam rangka
melaksanakan pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan pada ruas-ruas
Jalan Provinsi, dan ruas-ruas lain yang diprogramkan.
Tujuan : Tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan hasil perencanaan
teknik jalan pada kegiatan Peningkatan Jalan Jalan Maatadi (Deiyai)
– Digikebo (Dogiyai) serta dokumen lelang, sesuai sesuai dengan
standar, ketentuan, pedoman, dan prosedur yang berlaku serta dapat
diwujudkan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, sehngga dapat
memenuhi kebutuhan kegiatan konstruksi secara tepat waktu pula.

3. SASARAN
Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah : Tersedianya perencanaan teknik jalan pada
ruas-ruas jalan di Provinsi Papua Tengah dalam rangka mendukung Kegiatan fisik tahun
2023.
1. Terwujudnya hasil perencanaan teknik jalan yang matang,
2. ekonomis, dan berwawasan lingkungan.
3. Ketersediaan Dokumen Perencanaan Teknik Jalan serta Dokumen Pelelangan
pada lokasi yang ditetapkan dalam KAK ini.
4. LOKASIPEKERJAAN
Kegiatan jasa konsultansi perencanaan teknis ini dilaksanakan pada ruas jalan provinsi
yang terletak pada jalan masuk Bandara Karadiri yg berada pada Maatadi (Deiyai) – Digikebo
(Dogiyai) dengan titik koordinat awal :
X=.................
Y=..............
Titik koordinat akhir :
X= ................
Y= ................

5. SUMBERPENDANAAN
Dana APBDP Provinsi Papua Tengah TAHUN ANGGARAN 2023
Pagu : Rp. 180.000.000,- (Seratus Delapan Puluh Juta Rupiah)
HPS : Rp. 180.000.000,- (Seratus Delapan Puluh Juta Rupiah)

6. NAMADANORGANISASIPPK
Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Provinsi
Papua Tengah
Nama PPK : Edizon Pabilang, ST
NIP : 19880519 201511 1 001

7. DATADASAR
Data dasar yang dimaksud merupakan data primer yang didapat dari lokasi, yang dapat
berupa hasil survey, yang nantinya digunakan sebagai sumber dalam perencanaan.

8. STANDARTEKNIS
Standar teknis yang digunakan :
a. Spesifikasi umum 2018, revisi 3
b. Pedoman pengukuran topografi tahun 2004, atau yang disyaratkan
c. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, MKJI tahun 1997, dan aturan lain yang
berlaku.

9. STUDI-STUDI TERDAHULU
-

10. REFERENSIHUKUM
Referensi Hukum :
a. Undang – undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Jalan (Lembaga Negara Rebuplik
Indonesia Tahun2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444);
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan;
c. Tata cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/t/bm/1997;
d. Pedoman Perancangan Tebal Perkerasan Lentur (pt t-01-2002-b).
e. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
f. Keputusan Menteri PUPR Nomor 524/KPTS/M/2022 tentang Besaran Remunerasi
Minimal Tenaga Kerja konstruksi pada jenjang jabatan Ahli untuk Layanan Jasa
Konsultansi;
g. Pedoman Standar Minimal Tahun 2023 (INKINDO) tentang Remunerasi/ Biaya Personil
(Billing Rate) dan Biaya Langsung (Direct Cost).

11. LINGKUPPEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan konsultan Perencana dalam pekerjaan ini adalah :
a. Melakukan pekerjaan perencanaan Peningkatan Jalan sesuai Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) serta mengacu pada pedoman teknis dan standar mutu untuk
Pembangunan Jalan dan Jembatan yang termaktub dalam spesifikasi Jalan dan
Jembatan tahun 2010 Revisi 3.
b. Melakukan tahapan pekerjaan yang meliputi : survey dan identifikasi data, proses
analisa data, proses sintesa, prarancangan/pradesain, gambar desain dan detail,
rencana anggaran biaya (RAB), dokumen rencana kerja dan syarat-syarat, laporan
perencanaan.
c. Melakukan Asistensi dan Presentasi hasil perencanaan dihadapan Pejabat yang
terkait.
d. Menyalin hasil perencanaan dalam bentuk file flash disc dan diserahkan kepada
KPA/PPK/PPTK selambat-lambatnya akhir Kontrak Pekerjaan.

12. KELUARAN/OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah : Kegiatan ini bertujuan
untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan pelaksanaan, setiap tenaga
ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan lengkap.

a. Laporan Pendahuluan;
Laporan Pendahuluan sejumlah 3 Tiga ) buku yang berisikan: Pemahaman
terhadap KAK, Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain
secara detail, Pengenalan Lokasi Awal, Organisasi Pelaksanaan kegiatan, dan
Jadwal pelaksanaan termasuk persiapan survei.

b. Laporan Antara;
Laporan Antara sejumlah 3 ( Tiga ) buku yang berisikan: Pemahaman terhadap

KAK, Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain secara

detail.
c. Laporan survei Topografi;
Laporan topografi sejumlah 3 ( Tiga ) buku mencakup sekurang- kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut:
 Data proyek.
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
 Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
 Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
 Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
 Kegiatan pengukuran situasi.
 Kegiatan pengukuran penampang melintang.
 Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
 Perhitungan dan penggambaran.
 Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
 Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan, pengukuran
topografi termasuk kegiatan pencetakan: dan pemasangan BM,
pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk
keperluan perencanaan jalan.
 Deskripsi BM (sebagai lampiran).
 Data ukur hasil ploting dan negatif film harus diserahkan.

d. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan sejumlah 5 (lima) buku ini dipisahkan berdasarkan paket
pekerjaan masing-masing laporan berisi :
 Daftar isi.
 Peta lokasi proyek.
 Daftar bangunan pelengkap.
 Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur
bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain- lain.
 Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A3.
e. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya
Laporan ini sejumlah 5(lima) buku berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang
dihitung untuk tiap item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai
kesimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan
biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi
sebagai berikut:
 Daftar isi.
 Peta lokasi proyek.
 Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
 Perhitungan perkiraan kuantitas.
 Analisa biaya.
 Perkiraan biaya.

f. Gambar perencanaan teknis (design)


Gambar Perencanaan Teknis jalan/jembatan sejumlah 3 (tiga) buku dibuat
dengan tujuan agar dapat digunakan pada saat penerapan di lapangan. Gambar
Rencana di buat dalam ukuran kertas A3.
g. USB/ flash disc berisikan semua data perencanaan, perhitungan desaian, data-
dat pengukuran dan dokumentasi.

13. PERALATANMATERIAL,PERSONEL,DANFASILITASDARIPPK
Pengguna Jasa akan menugaskan juga personil Tim Teknis dari instansi untuk
melengkapi pekerjaan dari konsultan Perencana. Untuk fasilitas dari PPK hanya
menyediakan ruang untuk rapat-rapat rutin beserta perlengkapannya. Data dan fasilitas
yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
penyedia jasa. Pengguna jasa menyediakan kumpulan laporan dan data sebagai hasil
studi terdahulu serta fotografi. Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya
yang bertindak sebagai staf teknik dan staf administrasi dalam rangka pelaksanaan jasa
konsultansi.

14. PERALATAN MATERIAL, PERSONEL, DAN FASILITAS DARI PENYEDIA JASA


KONSULTANSI
Penyedia jasa diwajibkan untuk menyediakan segala perlengkapan dan peralatan yang
berkaitan dengan tugas Perencanaan.
Barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa :
a. Akomodasi dan perlengkapan kantor; Kendaraan roda 4;
b. Alat-alat kantor dan peralatan kerja lapangan; dan
c. Komputer dan printer dan peralatan elektronik penunjang perencanaan

Kebutuhan barang selain tersebut di atas, yakni :


a. Bahan habis pakai yaitu meliputi alat tulis kantor seperti kertas HVS dan
alat tulis serta komputer supplies yang terdiri dari flashdisk, kertas dan
tinta printer. Karena sifatnya yang habis pakai maka digunakan sistem
beli untuk pengadaannya; dan
b. Peralatan khusus. Yang dimaksud dengan peralatan khusus disini adalah
peralatan yang digunakan untuk survey yaitu meteran, kamera digital,
theodolite, waterpass, peralatan laboratorium dan peralatan khusus
lainnya.

15. LINGKUPKEWENANGANPENYEDIAJASAKONSULTANSI
a. Melakukan konsultasi dengan pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran/pejabat pembuat komitmen/pengendali kegiatan untuk
membahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan perencanaan;
b. Mengadakan rapat secara berkala dengan pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran/pejabat pembuat komitmen/pelaksana kegiatan/Tim
Teknis, konsultan perencana teknis dengan tujuan untuk membicarakan
masalah dan persoalan yang timbul dalam perencanaan lapangan, untuk
kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak
yang bersangkutan, serta sudah diterima masing- masing pihak paling
lambat satu minggu kemudian;
c. Mengadakan rapat di luar jadual rutin tersebut apabila dianggap perlu dan
karena ada permasalahan mendesak yang perlu dipecahkan;
d. Kinerja perencana yang harus memenuhi standar hasil kerja perencana
yang berlaku dan disyaratkan;
e. Hasil evaluasi perencana dan dampak yang ditimbulkan
f. Ketepatan waktu pelaksanaan; dan
b. Melakukan koordinasi dengan instansi lain yang berkaitan bila
diperlukan.

16. JANGKAWAKTUPENYELESAIANPEKERJAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 30 (Tiga puluh) Hari Kalender atau 1
(satu) bulan.

Laporan Pendahuluan (Inception Report) diserahkan 15 hari setelah menerima SPMK dan
dibuat sebanyak 5 eksemplar, laporan ini berisikan metodologi teknis pelaksanaan
pekerjaan

17. PERSONEL
a. Team Leader
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait,
selama 5 tahun dalam kualifikasi sebagai Ahli Madya dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1(S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis, lebih
diutamakan/ disukai Perencanaan Jalan. Sebagai ketua tim, tugas utamanya
adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
b. Geodetic Engineer (Ahli Pengukuran)
Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi di bidang sipil dan
berpengalaman di bidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun serta memiliki
Sertifikat keahlian sebagai Ahli Muda Jalan, dimana tugas ahli teknik pengukuran
adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
pengukuran yang mencakup pelaksanaan survey pengukuran, pengolahan data
pengukuran, dan penggambaran data pengukuran, serta harus menjamin bahwa
gambar pengukuran yang dihasilkan adalah benar, akurat, dan siap digunakan
untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan.
TENAGAAHLI :
No POSISI KUALIFIKASI JUMLAH
1 Team leader Sarjana Teknik Sipil (S1) 1 orang
SKA Ahli Madya Jalan
Pengalaman min. 5 tahun
2 Geodetic Engineer Sarjana Teknik Sipil (S1) 1 orang
SKA Ahli Muda Jalan
Pengalaman min. 3 tahun

TENAGAPENDUKUNG :

No POSISI KUALIFIKASI JUMLAH


1 Surveyor S1 Teknik Sipil 1 orang
Non SKA
Pengalaman min 1 tahun

2 CAD Operator S1 Teknik Sipil 1 orang


Non SKA
Pengalaman min 1 tahun

3 Adm. Kantor/Sekretaris SMU sederajat 1 orang


Pengalaman min 3 tahun

4 Operator Komputer SMU sederajat 1 orang


Pengalaman min 3 tahun

5 Non Skill Labour SMU sederajat 3 orang


Pengalaman min 1 tahun
18. JADWALTAHAPANPELAKSANAANPEKERJAAN

a. Lingkup Kegiatan Perencanaan Teknis Peningkatan


Jalan Maatadi (Deiyai)-Digikebo (Dogiyai)
b. Melaksanakan Pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan
Persiapan
a) Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk
mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi
topografi, geologi , tata guna lahan , lalu lintas, serta
lingkungan.
b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan
skala minimum 1:50.000
(2) Peta jaringan jalan ,dokumen leger jalan , data
base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan
(3) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(4) Peta guna lahan
(5) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait
dengan di sekitar lokasi proyek
c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
(1) Laporan studi koridor (jika bisa diterapkan),

(2) Laporan studi rancang-bangun pendahiuluan,


(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain
(yaitu: profil atau lembar rencana, bagian –
bagian yang umum, materi pekerjaan utama
yang di kenali dan di alokasikan), dan
(4) Pekerjaan biaya kobstruksi pendahuluan untuk
alternatif desain.

2) Survey Lapangan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan
dta-data awal berdasarkan aspek-aspek yang diperlukan
yang akan digunakan sebagai dasar/refrensi servey
detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang
ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(a) Survey Pendahuluan Desain Geometrik
1. Menentukan awal proyek (STA 0 + 000 ) dan akhir proyek
yang tepat untuk mendapatkan overlapping yang baik dan
memenuhi syarat geometric.
Pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan,
diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal
dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan sepperti disajikan
dalam Gambar 1 berikut :

2. Mengidentifikasi medan secara stationing/urutan jarak


dengan mengelompokkan kondisi : medan datar, rolling
perbuktian, pegunungan/bukit curam dalam bentuk
tabelaris.
3. Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan
desain geometric (alinyemen horizontal dan vertikal)
berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan
pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-pengukuran
secara sederhana dan benar (jarak, azimuth, kemiringan
dengan helling meter) dan membuat sketsa desain
alinyemen horizontal maupun vertical secara khusus untuk
lokasi-lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan trase
yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan geometric
yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan oenamang
memanjang rencana trase jalan.
4. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal
dan vertikal harus sudah diperhitungkan dengan cermat
sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi :
galian/timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-gorong
dan jembatan (oprit jembatan ), persimpangnan yang bias
terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta tabelaris di
lapangan dari identifikasi kondisi lapangan secara stationing
dari awal sampai dengan akhir proyek.
5. Semua kegiatan ini harus sudah di konfirmasikan sewaktu
mengambil keputusan team yang saling terkait dalam
pekerjaan ini.
6. Di lapangan harus diberi/dinuat tanda-tanda berupa patok
dan tanda banjir dengan diberi tanda bendera sepanjang
daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan
team pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk
pelaporan dan pendahuluan dalam melakukan survey detail
selanjutnya.
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bias
dihitung perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul serta
bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secra sederhana dan
diharapkan dapat mendekati final design.

(b) Survey Pendahuluan kondisi eksisting perkerasan


1. Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan
2. Identifikasi jenis perkerasan
3. Identifikasi kerusakan perkerasan

(c) Survey Pendahuluan Survey Topografi.


Kegiatan yang dilakukan oleh geodetic engineer pada survey
Pendahuluan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan
patok beton Bench Mark di awal dan akhir Proyek
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran
khusus serta, morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan
perpanjangan koridor
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi/titik yang
akan dijadikan refrensi.

(d) Survey Pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan


1. Untuk perencanan jalan baru perlu dicatat data lokasi/ Sta
dan koordinat, perkiraan lokasinya apa sudah sesuai dengan
geometrik serta rencana jenis konstruksi, dimensi yang
diperlukan.
2. Untuk lokasi yang sudah ada, existing perlu dibuatkan
inventarisasinya dengan lengkap antara lain Sta, jenis
konstruksi, dimensi, kondisi serta mengusulkan penanganan
yang diperlukan. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu di
catat tinggi muka air normal, muka air banjir dan mukia air
banjir tertinggi pernah terjadi serta adanya tanda-tanda/
gejala-gejala erosi yang dilengkapi oleh sket lokasi, morfologi
serta karakter aliran sungai dan dilengkapi foto- foto jika
diperlukan.
3. Mendiskusikan dengan team geometric, geologi, amdal dan
hidrologi apakah data-data dan usul penempatan lokasi serta
usul perencanaan / penanganan sudah sesuai secara teknis.
4. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-
catatan khusus serta saran-saran yang sangat berguna
dijadikan panduan dalam pengambilan data untuk
perencanaan pada waktu melakukan survey detail nanti dan
pengaruhnya terhadap keamanan/kestabilan.

(e) Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan
geologi dan geoteknik adalah :

1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah,


perkiraan lokasi sumber material,dan mengantisipasi dan
mengindentifikasi lokasi yang akan longsor;
2. Mengindentifikasi lokasi/ titik pengujian antara lain Bor,
Sordir , DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik ,bahaya,
resiko-resiko, dan batasan-batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok
kilometer atau informasi lokasi lain seperti GPS.

(f) Survey Pendahuluan Drainase


Kegiatan yang dilakuakn pada survey pendahuluan Drainase
adalah :
1. Mengumpulkan data curah hujan
2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan
sehubungan dengan bentuk dan kemiringan yang akan
mempengaruhi pola aliran .
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Menginventarisasi bangunan drainase existing.
6. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.
7. Membuat rencana kerja untuk survey detail.
8. Mengamati karakter aliran sungai/ morfologi yang mungkin
berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yang
diperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan
berikutnya.

(g) Survey Pendahuluan /Identifikasi Rona Lingkungan


Awal dilakukan apabila tidak terdapat Dokumen
Lingkungan pada saat Pra FS/FS.
1. Mengidentifikasi komponen lingkungan dari berbagai aspek
(biologi, fisika-kimia, sosial, ekonomi, dan kesehatan
masyarakat)
2. Mengumpulkan data mengenai lokasi bangunan
bersejarah/bangunan budaya serta benda cagar budaya.
3. Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas wilayah kawasan
lindung di sekitar rencana trase jalan.
4. Memperikarakan kebutuhan lahan untuk runija rencana
trase jalan .
5. Menentukan jenis dokumen lingkungan yang harus disusun
(AMDAL//UKL-UPL/SPPL).
(h) Keluaran survey pendahuluan meliputi :
1. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan
konsep desain yang akan diterapkan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil
survey pendahuluan.
2. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail
yang harus dilakukan termasuk batasan koridor pengambilan
data .

b) Survey Topografi
1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan
tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di
dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta
topografi dengan skala 1:1000 yang akan digunakan
untuk perencanaan geometrik jalan.
2) Lingkup Pekerjaan
a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan
ukuran 15x15x125 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi degan adukan beton dan atasnya
dipasang nut dari baut dengan ujung kepala baut
(nut) diberi tanda alur silang (cross grooving),
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan
pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang
serta pada pada awal dan akhir proyek minimal 2
dan ditempatkan pada daerah yang aman
terhadap kemungkinan tercabut atau berubah
posisi dan mudah terlihat, masing-masing 1 (satu)
pasang di setiap sisi sungai/alur.
- Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat,
bagian yang tampak diatas tanah setinggi 75
cm, dicat warna kuning, diberi lambang Bina
Marga dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian
difoto sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus
digunakan patok kayu yang cukup keras,
lurus,dengan diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang-kurangnya 50 cm , bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi
paku, ditanam kuat, bagian yang masih nampak
diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam
keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya
pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak
mungkin dipasang patok, misalnya diatas
permukaan jalan beraspal atau diatas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan
sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari
cat kuning dan diberi nomor.

b) Pengukuran titik kontrol horizontal


- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan
dengan sistem poligon, dan semua titik ikat
(BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimum 100 meter, diukur dengan meteran
atau dengan alat ukur secara optis ataupun
elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur
theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarakan untuk menggunakan Elekctronic
Distance Meter/ Theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.

c) Pengukuran titik kontrol vertikal


- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara
2 kali berdiri/ pembacaan pergi – pulang
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua
titik pengukuran ( poligon, sifat datar, dan
potongan melintang ) dan titik BM.
- Rambu- rambu ukur yang dipakai harus dalam
keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus
dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan
Benang Bawah (BB), dalam satuan milimeter.
Pada setiap pembacaan harus dipenuhi : 2BT =
BA+BB
Dalam satu deksi ( satu hari pengukuran) harus
dalam jumlah slag (pengamatan)yang genap .

d) Pengukuran Situasi
- Pengukuran situasi dilakuakn dengan sistem
tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah ,gedung, dan
sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan
keseragaman penyebaran dan kerapatan titik
yang sehingga dihasilkan gambar situasi yang
benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya :
sungai ,persimpangan dengan jalan yang
sudah ada) pengukuran harys dilakukan
dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat
theodolit.
e) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus
dilakukan dengan persyaratan :

Untuk pengukuran penampang melintang harus


digunakan alat theodolit.
f) Pengukuran pada perpotongan rencana trase
jembatan dengan sungai atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir
masing-masing minimum 200 m dari perkiraan
garis perpotongan atau daerah sekitar sungai
(huli/hilir) yang masih berpengaruh terhaap
keamanan jembatan dengan n interval
pengukuran penampang melintang sungai
sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase
jembatan masing-masing minimum 100 m dari
garis tepi sungai / jalan atau sampai pada garis
pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan
dengan interval pengukuran penampang
melintang rencana trase jalan sebesar 25
meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval
pengukuran penampang melintang dan
memanjang baik terhadap sungai maupun jalan
sebesar 10 m, 15m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan
segala obyek yang dibentuk alam maupun
manusia disekitar persilangan tersebut.
3) Persyaratan
a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur
yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat
dan dilampirkan dalam laporan.
b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai
berikut :
1. Kesalahan sudut yang di[erbolehkan adalah
10”√
(n��,adalah jumlah titik poligon dari pengamatan
matahari pertama ke pengamatan matahari
selanjutnya atau dari pengukuran Global Position
System (GPS) geoteknic yang mempunyai presisi
tinggi pertama ke pengukuran GPS berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.
c) Perhitungan
- Perhitungan Koordinat
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap
seksi. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan
berdasarkan panjang kaki sudut ( kaki sudut
yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang
lebih besar ), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga
4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap
lembar perhitungan dengan menjumlahkan
beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail
Ketinggiian detail dihitung berdasarkan
ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara
techimetris.
- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan
sistem komputerisasi.

d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan
skala 1:1000
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 cm
- Koordinat grid terluar ( dari gambar) harus
dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)
nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1
meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan
hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis .
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai
X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan
metode penentuan posisi Global Positioning System
(GPS) secara diferensial. GPS atau nama lengkapnya
NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari Navigation
Satelite Timing and Ranging Global Positioning
System. Metode yang digunakan adalah metode
diferensial dengan menggunakan lebih dari satu
receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan
sebagai titik referensi (base station) dan yang lainnya
ditempatkan pada titik yang akan diukur. Titik referensi
yang digunakan adalah titik referensi Bakosurtanal
ataupun Badan Pertahanan Nasional.
Untuk merapatkan titik kontrol horisontal dapat
dilakuakn pengukuran metode poligon dengan
menggunakan alat Total Station;

f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah


sebagai Sistem koordinat proyeksi Universal
Transverse Mercator ( UTM).
Ketentuan proyeksi UTM :






Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia

g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan


setiap interval 5000 m ( setiap 5 Km)
h) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus
menggunakan Jenis Total Station (TS) dengan
ketelitian 10√n untuk sudut serta 10√D untuk jarak ;
i) Pengukuran untuk titik kontrol Vertikal harus
menggunakan peralatan Waterpass jenis auto level
dengan ketelitian 2mm.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi ,


dan penampang ,melintang harus digambarkan pada
gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi
dengan interval garis ketinggian (contour) 1 meter.
Proses pengambilan data untuk Topografi
mengacu pada Pedoman Pengukuran Topografi
No. 010/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran survey Topografi meliputi :
(a) Laporan Survey Topografi meliputi :
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran
topograti yang telah diterima
- Data Koordinat dan Elevasi Bench Mark
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan
Bench Mark.
(b) Peta topografi (peta trasies) dengan skala yang
disesuaikan dengan jenis perencanaan yang akan
dilakukan

c) Survey Lalu Lintas


1. Tujuan
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu
lintas, kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi
jalan yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap
jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam
satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian
rata-rata sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.
2. Lingkup
(a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah
mengetahui koridor trase lokasi perencanaan yang
dilakukan , yang merupakan hasil keluaran dari
pengumpulan data awal berupa titik-titik survey.
(b) Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis
sehingga mendapatkan data yang siap pakai berupa
kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari
dan smp/hari serta kecepatan perjalanan pada kondisi
tata guna lahan tertentu dalam km/jam.
3. Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus
mengacu pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJ) 036/T/BM/1997, Pedoman Survey Pencatatan Lalu
Lintas dengan cara Manual Pd/T. 19-2004-B, atau
Pedoman yang disyaratkan.
4. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa
laporan yang didalamnya memuat :
a. Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan
perhitungan perkerasan jalan.
b. Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan
jalan.
c. Foto dokumentasi
d. Data lapangan

d) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan) , guna keperluan analisis hidrologi, penentuan
debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang
diperlukan.

(2) Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini
meliputi :
a. Mengumpulkan data curah hujan harian
maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam rangka
10 tahun pada daerah tangkapan (catchment
area) atau pada daerah yang berpengaruh
terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa
diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika
dan / atau instansi terkait di kota terdekat dari
lokasi perencanaan.
b. Mengumpulkan data bangunan pengaman yang
ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan
yang meliputi :lokasi, dimensi, kondisi, tinggi
muka air banjir.
c. Menganalisis data curah hujan dan menentukan
curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air
banjir rencana dengan periode 10 tahunan untuk
jalan arteri, 7 tahun untuk jalan kolektor ,
5 tahunan untuk jalan lokal dan 50 tahuan
jembatan dengan metode yang sesuai.
d. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana
untuk memberikan masukan dalam proses
perencanaan yang aman.
e. Menghitung dimensi dan jenis bangunan
pengaman yang diperlukan
f. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/
jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya
bangunan air (aflux).
g. Merencanakan bangunan pengaman
jalan/jembatan terhadap gerusan samping atau
horisontal dan vertikal.

(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-3424-1994
atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-1724-
1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perecanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B,
Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan
No.01/BM/05, serta pedoman lain yang dipersyaratkan.

(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah
berupa Laporan Drainase yang didalamnya memuat :
a. Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan-lintasan drainase
b. Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta
topografi
c. Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan
tanggal kejadian)
d. Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir
e. Acuan banjir/sumber informasi drainase
f. Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan
yang akan diterima oleh drainase yang akan
direncanakan.
g. Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase
h. Dimensi saluran dan gorong-gorong
i. Potensi erosi baik erosi tebibg maupun erosi dasar
sungai/ saluran baik erosi umum maupun lokal.
e) Survey Geologi dan Geoteknik
(1) Tujuan
a. Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik
lapangan dan bawah permukaan adalah untuk
memberikan informasi tentang kondisi bawah
permukaan tanah, bahaya geoteknik ,dan
ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada
perencana.
b. Sangat disarankan untuk menggunakan
Pedoman Geoteknik untuk penyelidikan tanah
lunak Pd.T-9-2002-B dan pengujian labraturium
untuk lunak Pt.M-01-2002-B bilaman terdapat
suatu kondisi tanah dasar yang lunak (Soft Oil).

(2) Lingkup
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
a. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
25-40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap
contoh tanah harus diberi identitas yang jelas
(nomor sumur uji, lokasi, kedalaman).
Penggalian sumuran uji dilakuakn pada setiap
jenis satuan tanah yang berbeda atau
maksimum 5 km bila jenis tanah sama ,
dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji
digali dan contoh tanah yang diambil harus
difoto. Dalam foto harus terlihat jelas idetitas
nomor sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit
panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar 1,0 m,
Log sumuran uji digambarkan dalam 4 bidang
, dengan deskripsi yang lengkap dan 1 kolom
untuk unit satuan batuan. (lihat daftar
lampiran) .
b. Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu
dilakuakn dengan cara bor tangan
menggunakan tabung contoh tanah (“split
tube” untuk tanah keras atau “piston tube”
untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah
harus diberi identitas yang jelas (nomor bor
tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran
tangan dilakukan pada setiap lokasi yang
diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan) dengan ketinggian
timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap
lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk
perhitungan stabilitas lereng ) dengan
kedalaman galian lebih dari 6 meter; dengan
interval sekurang-kurangnya 100 meter dan
/atau setiap perubahan jenis tanah dengan
kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter.
Setiap pemboran tangan dan contoh tanah
yang diambil harus difoto. Dalam foto harus
terlihat jelas identitas nomor bor tangan , dan
lokasi.

Semua contoh tanah harus diamankan baik


selama penyimpanan di lapangan maupun
dalam pengangkutan ke laboraturium.

c. Pemboran Mesin
Pemboran mesin dilaksanakan dengan
ketentuan-ketentuan berikut :
 Pada dasrnya mengacu pada ASTM D
2113-94
 Pendalaman dilakukan dengan
menggunakan sistem putar (rotary
drilling) dengan diameter mata bor
minimum 75 mm.
 Putaran bor untuk tanah lunak
dilakuakn dengan kecepatan
maksimum 1 putaran per detik.
 Kecepatan penetrasi dilakukan
maksimum 30 mm per detik.
 Kestabilan galian atau lubang bor pada
daerah deposit yang lunak dilakukan
dengan menggunakan bentonite
(drilling mud) atau casing dengan
diameter minimum 100 mm.
 Apabila drilling mud digunakan
pelaksana harus menjamin bahwa
tidak terjadi tekanan yang berlebih
pada tanah.
 Apabila casing digunakan, casing
dipasang setelah mencapai 2 m atau
lebih. Posisi dasar casing berharak 50
cm dari posisi pengambilan sampel
berikutnya.

Pemboran mesin dilakuakn pada posisi


tanah ekspansif atau tanah lunak.

d. Pemboran Tangan
Pemboran tangan dilakukan dengan
mengacu pada ASTM D 4719

e. Pengujian Kompaksi Batu Gamping


Suatu studi untuk menilai kelayakan batu
gamping sebagai bahan timbunan dilakuakn
dengan memperhatikan :
 Perilaku pemadatan laboraturium
 Persyaratan material untuk timbunan
termasuk yang berkaiatan dengan
kkekuatan dan konsistensi material.
 Sifat kimia yang berkaitan dengan
pengaruh lingkungan dan air terhadap
durabilitas kinerja timbunan.

f. Sondir (Pnutrometer Static)


Sondir dilakukan untuk mengetahui
kedalaman lapisan tanah keras, menentukan
lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan
ujung konus dan daya lekat tanah setiap
kedalaman yang diselidiki, alat ini hanya
dapat digunakan pada tanah berbutir halus,
tidak boleh digunakan pada daerah aluvium
yang mengandung komponen brangkal dan
kerikil serta batu gamping yang berongga,
karena hasilnya akan memberikan indikasi
lapisan tanah keras yang salah .
1. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton
2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton

Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan


pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir
dihentikan apabila pembacaan apabila
pembacaan pada manometer berturut-turut
menunjukkan harga >150kg/cm2, alat sondir
t e r a n g k a t ke at a s , a p a b i l a p e m b a c a a n
manometer belum menunjukan angka yang
mak si mum , maka alat so nd i r perlu
diberi pemberat yang diletakkan pada
baja kanal jangkar.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc)
atau perlawanan penetr asi konus d an
jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafik
yang dibuat adalah perlawanan penetrasi
konus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah
hambatan pelekat (JHP) secara kumulatif.
Pemboran mesin dilakukan pada kondisi tanah
ekspansif atau tanah lunak.

(g)Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk
perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun
untuk bahan timbunan (borrow pit)
diutamakan yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain
yang,dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan
karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak
ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan- kesulitan
yang mungkin timbul dalam proses,
penambangannya, dilengkapi dengan foto-
foto.
Matriks Pengujian Geoteknik, sebagaimana
tercantum pada lampiran 1.

(3) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/ geoteknik berupa
:
(a) Laporan penyelidikan tanah yang di
dalamnya memuat:
 tanah berupa nilai CBR
 properties tanah berupa nilai
strength dan index properties of soil
 kadar air
 berat jenis

(b) Peta penyebaran tanah yang di


dalamnya memuat :
 kondisi lapisan tanah

 Daerah rawan longsor


(c) Foto Dokumentasi

f. Survey Kondisi Perkerasan


(1) Tujuan
Survey kondisi perkerasan bertujuan untuk mengelshui kondisi porkerasen
jalan eksisting, jenis perkerasan, serta permasalahan yang sering terjadi
pada jalan tersebut. Hal ini digunakan sebagai dasar perencanaan
peningkatan jalan.

(2) Lingkup
a) Menganalisa data Iapangan, desain, dan gambar yang diperoleh
dari survey pendahuluan
b) Menentukan variabel- variabel rencana seperti nilai CDR, nilal lendutan.
c) Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe perkerasan.

(3) Persyaratan
Persyaratan survey kondisi perkerasan harus mengacu pada pedoman yang
berlaku stau sesusi dengan yang dipersysratkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
Pengujian Perkerasan dan interval Sampling (dalam meter)

(4) Keluaran survey kondisi perkerasan jalan


Keluaran yang dihasilkan dari survey kondisi perkerasan berupa Iaporan yang
didalamnya memuat:
(a) Data history penanganan
(b) Data lendutan
(c) Data CBR eksisting

3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail. Pengendalian survey


bertujuan sebagai kendali mutu. pengambilan data, kendali mutu tersebut
diantaranya :
a) Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan
maupun survey detail pelaksana kegiatan wajib
mengajukan jadwal kegiatan yang kemudian
ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan survey
baik pendahuluan maupun detail yang dikeluarkan
oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen.

b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey


detail wajib diawasi dimulai dari persiapan
peralatan sampai pads proses survey oleh petugas
yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Keda atau
Pejabat Pembuat Komitmen.

c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib


diperiksa kebenarannya sebelum dilakukan proses
desain. proses desain dapat dilakukan apabila data
hasil survey detail sudah dapat diterima oleh Kepala
Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap
survey pendahuluan maupun survey detail yang
dikeluakan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen.
4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data
awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal
untuk dipakai sebagai panduan survey
pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang
terdiri dari gambar desain, spesifikasi,
engineering estimate.

b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek
pada peta, serta menarik beberapa Altematif
rencana As Jalan/Alinyemen Horizontal dengan
dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal
sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi
Standar Perencanaan Geometrik Jalan dan
dibahas bersama-sama dengan Ahli Geologi,
Ahli Geodesi, Ahli Hidrolika, Ahli Lingkungan.
(2) Melakukan perencanaan alinyernen horisontal
dan vertikal berdasarkan afternatif yang dipakai
dengan tetap mengacu pada standar geometrik
jalan antar kota maupun perkotaan.
(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik
perkerasan kaku maupun fleksibel dengan
mengacu pada pedoman perencanaan tebal
perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
(4) Melakukan perencanaan drainase dan
bangunan perlengkapan jalan.
(5) Melakukan perencanaan manajemen traffic
pada saat pelaksanaan.
(6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan
dengan resiko yang ditimbulkan dengan adanya
kegiatan konstruksi.
(7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan
dengan kondisi geologi.
(8) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan
panjang jembatan, box culvert/ gorong-gorong
dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang
mungkin akan terdapat pada rute jalan tersebut.
(9) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan
dalam laporan perencanaan teknis yang di
dalamnya membuat identifikasi resiko, analisis
resiko, penilaian resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko.
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar,
Pedoman yang berlaku seperti standar atau
pedoman yang tertulis pada acuan normatif atau
referensi Iainyang tertuang dalam Kerangka Acuan
Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jalan:
 AlinyemenHorisontal dengan Skala 1:1000
 Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
 Potongan Melintang Skala Horisontal 1: 100, Skala
Vertikal 1:100

5) Pengendalian proses perencanaan


Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan
agar desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan
secara teknis, proses pengendalian dilakukan terhadap:
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus
mendapat persetujuan dan Kepala satuan kerja atau
pejabat pembuat komitmen.
b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan
dan survey detail yang merupakan review terhadap:
desain awal harus diperiksa dan diasistensikan kepada
Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara
bertahap wajib dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan
kepada Kepala Satuan Keda /Pejabat Pembuat
Komitmen.
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi
standar harus mendapat persetujuan dad pejabat
setingkat eselon I.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila
diterima oleh Tim yang dibentuk oleh pejabat Eselon
II dan mendapat persetujuan dad Direktorat Jenderal
Bina Marga.
19. LAPORAN PENDAHULUAN, LAPORAN BULANAN , LAPORAN ANTARA , LAPORAN AKHIR
Termuat dalam point keluaran

20. PRODUKSI DALAM NEGERI


Menggunakan 100% produksi dalam negeri.

21. PERSYARATAN KERJASAMA


Tidak ada.

22. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Penyedia jasa Pengumpulan Data diwajibkan melaksanakan pengumpulan data
lapangan sesuai persyaratan dan kaidah Lapangan teknis maupun regulasi yang berlaku
di bidang/layanan pekerjaan perencanaan.

23. KUALIFIKASI PENYEDIA


a. IUJK/ NIB yang masih berlaku dengan kualifikasi usaha kecil
b. SBU yang masih berlaku, dengan kualifikasi usaha kecil, serta disyaratkan sub bidang
kualifikasi layanan jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Transportasi
sesuai Permen PUPR Nomor 19 Tahun 2014 atau RK003 dengan KLBI 71102 sesuai
dengan Permen PUPR Nomor 6 Tahun 2021;
c. Kualifikasi lainnya mengikuti ketentuan sesuai Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 beserts perubahannya dan Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/ Jasa melalui Penyedia.

24. ALIH PENGETAHUAN


Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personel
proyek/satuan kerja PPK berikut: Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi
Papua Tengah.

Nabire, 2023

Disusun Oleh :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
PROVINSI PAPUA TENGAH

EDIZON PABILANG, ST
NIP. 19880519 201511 1 001

Anda mungkin juga menyukai