1. LATARBELAKANG
Jaringan jalan dan jembatan sebagai urat nadi perekonomian nasional, merupakan
sarana transportasi yang handal dalam mendukung kelancaran arus lalu lintas barang
dan jasa dalam rangka peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
3. SASARAN
Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah : Tersedianya perencanaan teknik jalan pada
ruas-ruas jalan di Provinsi Papua Tengah dalam rangka mendukung Kegiatan fisik tahun
2023.
1. Terwujudnya hasil perencanaan teknik jalan yang matang,
2. ekonomis, dan berwawasan lingkungan.
3. Ketersediaan Dokumen Perencanaan Teknik Jalan serta Dokumen Pelelangan
pada lokasi yang ditetapkan dalam KAK ini.
4. LOKASIPEKERJAAN
Kegiatan jasa konsultansi perencanaan teknis ini dilaksanakan pada ruas jalan provinsi
yang terletak pada jalan masuk Bandara Karadiri yg berada pada Maatadi (Deiyai) – Digikebo
(Dogiyai) dengan titik koordinat awal :
X=.................
Y=..............
Titik koordinat akhir :
X= ................
Y= ................
5. SUMBERPENDANAAN
Dana APBDP Provinsi Papua Tengah TAHUN ANGGARAN 2023
Pagu : Rp. 180.000.000,- (Seratus Delapan Puluh Juta Rupiah)
HPS : Rp. 180.000.000,- (Seratus Delapan Puluh Juta Rupiah)
6. NAMADANORGANISASIPPK
Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Provinsi
Papua Tengah
Nama PPK : Edizon Pabilang, ST
NIP : 19880519 201511 1 001
7. DATADASAR
Data dasar yang dimaksud merupakan data primer yang didapat dari lokasi, yang dapat
berupa hasil survey, yang nantinya digunakan sebagai sumber dalam perencanaan.
8. STANDARTEKNIS
Standar teknis yang digunakan :
a. Spesifikasi umum 2018, revisi 3
b. Pedoman pengukuran topografi tahun 2004, atau yang disyaratkan
c. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, MKJI tahun 1997, dan aturan lain yang
berlaku.
9. STUDI-STUDI TERDAHULU
-
10. REFERENSIHUKUM
Referensi Hukum :
a. Undang – undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Jalan (Lembaga Negara Rebuplik
Indonesia Tahun2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444);
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan;
c. Tata cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/t/bm/1997;
d. Pedoman Perancangan Tebal Perkerasan Lentur (pt t-01-2002-b).
e. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
f. Keputusan Menteri PUPR Nomor 524/KPTS/M/2022 tentang Besaran Remunerasi
Minimal Tenaga Kerja konstruksi pada jenjang jabatan Ahli untuk Layanan Jasa
Konsultansi;
g. Pedoman Standar Minimal Tahun 2023 (INKINDO) tentang Remunerasi/ Biaya Personil
(Billing Rate) dan Biaya Langsung (Direct Cost).
11. LINGKUPPEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan konsultan Perencana dalam pekerjaan ini adalah :
a. Melakukan pekerjaan perencanaan Peningkatan Jalan sesuai Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) serta mengacu pada pedoman teknis dan standar mutu untuk
Pembangunan Jalan dan Jembatan yang termaktub dalam spesifikasi Jalan dan
Jembatan tahun 2010 Revisi 3.
b. Melakukan tahapan pekerjaan yang meliputi : survey dan identifikasi data, proses
analisa data, proses sintesa, prarancangan/pradesain, gambar desain dan detail,
rencana anggaran biaya (RAB), dokumen rencana kerja dan syarat-syarat, laporan
perencanaan.
c. Melakukan Asistensi dan Presentasi hasil perencanaan dihadapan Pejabat yang
terkait.
d. Menyalin hasil perencanaan dalam bentuk file flash disc dan diserahkan kepada
KPA/PPK/PPTK selambat-lambatnya akhir Kontrak Pekerjaan.
12. KELUARAN/OUTPUT
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah : Kegiatan ini bertujuan
untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan pelaksanaan, setiap tenaga
ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan lengkap.
a. Laporan Pendahuluan;
Laporan Pendahuluan sejumlah 3 Tiga ) buku yang berisikan: Pemahaman
terhadap KAK, Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain
secara detail, Pengenalan Lokasi Awal, Organisasi Pelaksanaan kegiatan, dan
Jadwal pelaksanaan termasuk persiapan survei.
b. Laporan Antara;
Laporan Antara sejumlah 3 ( Tiga ) buku yang berisikan: Pemahaman terhadap
KAK, Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain secara
detail.
c. Laporan survei Topografi;
Laporan topografi sejumlah 3 ( Tiga ) buku mencakup sekurang- kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut:
Data proyek.
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat.
Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
Kegiatan pengukuran situasi.
Kegiatan pengukuran penampang melintang.
Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
Perhitungan dan penggambaran.
Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan, pengukuran
topografi termasuk kegiatan pencetakan: dan pemasangan BM,
pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk
keperluan perencanaan jalan.
Deskripsi BM (sebagai lampiran).
Data ukur hasil ploting dan negatif film harus diserahkan.
d. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan sejumlah 5 (lima) buku ini dipisahkan berdasarkan paket
pekerjaan masing-masing laporan berisi :
Daftar isi.
Peta lokasi proyek.
Daftar bangunan pelengkap.
Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur
bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain- lain.
Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A3.
e. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya
Laporan ini sejumlah 5(lima) buku berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang
dihitung untuk tiap item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai
kesimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan
biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi
sebagai berikut:
Daftar isi.
Peta lokasi proyek.
Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
Perhitungan perkiraan kuantitas.
Analisa biaya.
Perkiraan biaya.
13. PERALATANMATERIAL,PERSONEL,DANFASILITASDARIPPK
Pengguna Jasa akan menugaskan juga personil Tim Teknis dari instansi untuk
melengkapi pekerjaan dari konsultan Perencana. Untuk fasilitas dari PPK hanya
menyediakan ruang untuk rapat-rapat rutin beserta perlengkapannya. Data dan fasilitas
yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
penyedia jasa. Pengguna jasa menyediakan kumpulan laporan dan data sebagai hasil
studi terdahulu serta fotografi. Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya
yang bertindak sebagai staf teknik dan staf administrasi dalam rangka pelaksanaan jasa
konsultansi.
15. LINGKUPKEWENANGANPENYEDIAJASAKONSULTANSI
a. Melakukan konsultasi dengan pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran/pejabat pembuat komitmen/pengendali kegiatan untuk
membahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan perencanaan;
b. Mengadakan rapat secara berkala dengan pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran/pejabat pembuat komitmen/pelaksana kegiatan/Tim
Teknis, konsultan perencana teknis dengan tujuan untuk membicarakan
masalah dan persoalan yang timbul dalam perencanaan lapangan, untuk
kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak
yang bersangkutan, serta sudah diterima masing- masing pihak paling
lambat satu minggu kemudian;
c. Mengadakan rapat di luar jadual rutin tersebut apabila dianggap perlu dan
karena ada permasalahan mendesak yang perlu dipecahkan;
d. Kinerja perencana yang harus memenuhi standar hasil kerja perencana
yang berlaku dan disyaratkan;
e. Hasil evaluasi perencana dan dampak yang ditimbulkan
f. Ketepatan waktu pelaksanaan; dan
b. Melakukan koordinasi dengan instansi lain yang berkaitan bila
diperlukan.
16. JANGKAWAKTUPENYELESAIANPEKERJAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 30 (Tiga puluh) Hari Kalender atau 1
(satu) bulan.
Laporan Pendahuluan (Inception Report) diserahkan 15 hari setelah menerima SPMK dan
dibuat sebanyak 5 eksemplar, laporan ini berisikan metodologi teknis pelaksanaan
pekerjaan
17. PERSONEL
a. Team Leader
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait,
selama 5 tahun dalam kualifikasi sebagai Ahli Madya dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1(S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis, lebih
diutamakan/ disukai Perencanaan Jalan. Sebagai ketua tim, tugas utamanya
adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
b. Geodetic Engineer (Ahli Pengukuran)
Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi di bidang sipil dan
berpengalaman di bidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun serta memiliki
Sertifikat keahlian sebagai Ahli Muda Jalan, dimana tugas ahli teknik pengukuran
adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
pengukuran yang mencakup pelaksanaan survey pengukuran, pengolahan data
pengukuran, dan penggambaran data pengukuran, serta harus menjamin bahwa
gambar pengukuran yang dihasilkan adalah benar, akurat, dan siap digunakan
untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan.
TENAGAAHLI :
No POSISI KUALIFIKASI JUMLAH
1 Team leader Sarjana Teknik Sipil (S1) 1 orang
SKA Ahli Madya Jalan
Pengalaman min. 5 tahun
2 Geodetic Engineer Sarjana Teknik Sipil (S1) 1 orang
SKA Ahli Muda Jalan
Pengalaman min. 3 tahun
TENAGAPENDUKUNG :
2) Survey Lapangan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan
dta-data awal berdasarkan aspek-aspek yang diperlukan
yang akan digunakan sebagai dasar/refrensi servey
detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang
ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(a) Survey Pendahuluan Desain Geometrik
1. Menentukan awal proyek (STA 0 + 000 ) dan akhir proyek
yang tepat untuk mendapatkan overlapping yang baik dan
memenuhi syarat geometric.
Pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan,
diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal
dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan sepperti disajikan
dalam Gambar 1 berikut :
b) Survey Topografi
1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan
tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di
dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta
topografi dengan skala 1:1000 yang akan digunakan
untuk perencanaan geometrik jalan.
2) Lingkup Pekerjaan
a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan
ukuran 15x15x125 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi degan adukan beton dan atasnya
dipasang nut dari baut dengan ujung kepala baut
(nut) diberi tanda alur silang (cross grooving),
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan
pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang
serta pada pada awal dan akhir proyek minimal 2
dan ditempatkan pada daerah yang aman
terhadap kemungkinan tercabut atau berubah
posisi dan mudah terlihat, masing-masing 1 (satu)
pasang di setiap sisi sungai/alur.
- Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat,
bagian yang tampak diatas tanah setinggi 75
cm, dicat warna kuning, diberi lambang Bina
Marga dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian
difoto sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus
digunakan patok kayu yang cukup keras,
lurus,dengan diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang-kurangnya 50 cm , bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi
paku, ditanam kuat, bagian yang masih nampak
diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam
keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya
pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak
mungkin dipasang patok, misalnya diatas
permukaan jalan beraspal atau diatas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan
sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari
cat kuning dan diberi nomor.
d) Pengukuran Situasi
- Pengukuran situasi dilakuakn dengan sistem
tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah ,gedung, dan
sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan
keseragaman penyebaran dan kerapatan titik
yang sehingga dihasilkan gambar situasi yang
benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya :
sungai ,persimpangan dengan jalan yang
sudah ada) pengukuran harys dilakukan
dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat
theodolit.
e) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang harus
dilakukan dengan persyaratan :
d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan
skala 1:1000
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 cm
- Koordinat grid terluar ( dari gambar) harus
dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)
nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1
meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan
hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis .
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai
X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan
metode penentuan posisi Global Positioning System
(GPS) secara diferensial. GPS atau nama lengkapnya
NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari Navigation
Satelite Timing and Ranging Global Positioning
System. Metode yang digunakan adalah metode
diferensial dengan menggunakan lebih dari satu
receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan
sebagai titik referensi (base station) dan yang lainnya
ditempatkan pada titik yang akan diukur. Titik referensi
yang digunakan adalah titik referensi Bakosurtanal
ataupun Badan Pertahanan Nasional.
Untuk merapatkan titik kontrol horisontal dapat
dilakuakn pengukuran metode poligon dengan
menggunakan alat Total Station;
Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia
d) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan) , guna keperluan analisis hidrologi, penentuan
debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang
diperlukan.
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-3424-1994
atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-1724-
1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perecanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B,
Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan
No.01/BM/05, serta pedoman lain yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah
berupa Laporan Drainase yang didalamnya memuat :
a. Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan-lintasan drainase
b. Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta
topografi
c. Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan
tanggal kejadian)
d. Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir
e. Acuan banjir/sumber informasi drainase
f. Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan
yang akan diterima oleh drainase yang akan
direncanakan.
g. Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase
h. Dimensi saluran dan gorong-gorong
i. Potensi erosi baik erosi tebibg maupun erosi dasar
sungai/ saluran baik erosi umum maupun lokal.
e) Survey Geologi dan Geoteknik
(1) Tujuan
a. Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik
lapangan dan bawah permukaan adalah untuk
memberikan informasi tentang kondisi bawah
permukaan tanah, bahaya geoteknik ,dan
ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada
perencana.
b. Sangat disarankan untuk menggunakan
Pedoman Geoteknik untuk penyelidikan tanah
lunak Pd.T-9-2002-B dan pengujian labraturium
untuk lunak Pt.M-01-2002-B bilaman terdapat
suatu kondisi tanah dasar yang lunak (Soft Oil).
(2) Lingkup
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
a. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
25-40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap
contoh tanah harus diberi identitas yang jelas
(nomor sumur uji, lokasi, kedalaman).
Penggalian sumuran uji dilakuakn pada setiap
jenis satuan tanah yang berbeda atau
maksimum 5 km bila jenis tanah sama ,
dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji
digali dan contoh tanah yang diambil harus
difoto. Dalam foto harus terlihat jelas idetitas
nomor sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit
panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar 1,0 m,
Log sumuran uji digambarkan dalam 4 bidang
, dengan deskripsi yang lengkap dan 1 kolom
untuk unit satuan batuan. (lihat daftar
lampiran) .
b. Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu
dilakuakn dengan cara bor tangan
menggunakan tabung contoh tanah (“split
tube” untuk tanah keras atau “piston tube”
untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah
harus diberi identitas yang jelas (nomor bor
tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran
tangan dilakukan pada setiap lokasi yang
diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan) dengan ketinggian
timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap
lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk
perhitungan stabilitas lereng ) dengan
kedalaman galian lebih dari 6 meter; dengan
interval sekurang-kurangnya 100 meter dan
/atau setiap perubahan jenis tanah dengan
kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter.
Setiap pemboran tangan dan contoh tanah
yang diambil harus difoto. Dalam foto harus
terlihat jelas identitas nomor bor tangan , dan
lokasi.
c. Pemboran Mesin
Pemboran mesin dilaksanakan dengan
ketentuan-ketentuan berikut :
Pada dasrnya mengacu pada ASTM D
2113-94
Pendalaman dilakukan dengan
menggunakan sistem putar (rotary
drilling) dengan diameter mata bor
minimum 75 mm.
Putaran bor untuk tanah lunak
dilakuakn dengan kecepatan
maksimum 1 putaran per detik.
Kecepatan penetrasi dilakukan
maksimum 30 mm per detik.
Kestabilan galian atau lubang bor pada
daerah deposit yang lunak dilakukan
dengan menggunakan bentonite
(drilling mud) atau casing dengan
diameter minimum 100 mm.
Apabila drilling mud digunakan
pelaksana harus menjamin bahwa
tidak terjadi tekanan yang berlebih
pada tanah.
Apabila casing digunakan, casing
dipasang setelah mencapai 2 m atau
lebih. Posisi dasar casing berharak 50
cm dari posisi pengambilan sampel
berikutnya.
d. Pemboran Tangan
Pemboran tangan dilakukan dengan
mengacu pada ASTM D 4719
(g)Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk
perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun
untuk bahan timbunan (borrow pit)
diutamakan yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain
yang,dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan
karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak
ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan- kesulitan
yang mungkin timbul dalam proses,
penambangannya, dilengkapi dengan foto-
foto.
Matriks Pengujian Geoteknik, sebagaimana
tercantum pada lampiran 1.
(3) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/ geoteknik berupa
:
(a) Laporan penyelidikan tanah yang di
dalamnya memuat:
tanah berupa nilai CBR
properties tanah berupa nilai
strength dan index properties of soil
kadar air
berat jenis
(2) Lingkup
a) Menganalisa data Iapangan, desain, dan gambar yang diperoleh
dari survey pendahuluan
b) Menentukan variabel- variabel rencana seperti nilai CDR, nilal lendutan.
c) Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe perkerasan.
(3) Persyaratan
Persyaratan survey kondisi perkerasan harus mengacu pada pedoman yang
berlaku stau sesusi dengan yang dipersysratkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
Pengujian Perkerasan dan interval Sampling (dalam meter)
b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek
pada peta, serta menarik beberapa Altematif
rencana As Jalan/Alinyemen Horizontal dengan
dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal
sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi
Standar Perencanaan Geometrik Jalan dan
dibahas bersama-sama dengan Ahli Geologi,
Ahli Geodesi, Ahli Hidrolika, Ahli Lingkungan.
(2) Melakukan perencanaan alinyernen horisontal
dan vertikal berdasarkan afternatif yang dipakai
dengan tetap mengacu pada standar geometrik
jalan antar kota maupun perkotaan.
(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik
perkerasan kaku maupun fleksibel dengan
mengacu pada pedoman perencanaan tebal
perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
(4) Melakukan perencanaan drainase dan
bangunan perlengkapan jalan.
(5) Melakukan perencanaan manajemen traffic
pada saat pelaksanaan.
(6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan
dengan resiko yang ditimbulkan dengan adanya
kegiatan konstruksi.
(7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan
dengan kondisi geologi.
(8) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan
panjang jembatan, box culvert/ gorong-gorong
dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang
mungkin akan terdapat pada rute jalan tersebut.
(9) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan
dalam laporan perencanaan teknis yang di
dalamnya membuat identifikasi resiko, analisis
resiko, penilaian resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko.
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar,
Pedoman yang berlaku seperti standar atau
pedoman yang tertulis pada acuan normatif atau
referensi Iainyang tertuang dalam Kerangka Acuan
Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jalan:
AlinyemenHorisontal dengan Skala 1:1000
Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
Potongan Melintang Skala Horisontal 1: 100, Skala
Vertikal 1:100
Nabire, 2023
Disusun Oleh :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
PROVINSI PAPUA TENGAH
EDIZON PABILANG, ST
NIP. 19880519 201511 1 001