I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tata Urut
I. PENDAHULUAN;
- LATAR BELAKANG
- PERMASALAHAN;
- RUANG LINGKUP
II. PEMBAHASAN;
- DASAR HUKUM
- KONDISI FAKTUAL
- KONDISI IDEAL
- UPAYA-UPAYA
/ III. PENUTUP…..
3
III. PENUTUP;
- SIMPULAN
- SARAN/REKOMENDASI;
4. Permasalahan
5. Ruang Lingkup
II. PEMBAHASAN
1. Dasar Hukum
2. Kondisi Faktual
3. Kondisi Ideal
satunya adalah sensor uji kebisingan (sound level meter) dan sensor uji
emisi gas buang. Hubungan antara sensor uji kebisingan dan sensor uji
emisi gas buang adalah untuk mengetahui ambang batas kebisingan
yang dikeluarkan dari knalpot tersebut terhadap gas buang hasil
pembakaran yang dihasilkan. Dengan demikian bisa diketahui apakah
knalpot tersebut standar pabrik atau sudah diganti dengan knalpot tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis, apabila ditemukan ketidak standaran
maka proses cek fisik tidak bisa dilakukan.
a. aspek yuridis:
knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis tidak bisa memenuhi 2
(dua) unsur yang ada dalam pasal 48 Ayat (3) Undang-Undang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yaitu emisi gas buang dan kebisingan suara.
Sanksi bagi pelanggar telah dituangkan dalam dalam pasal 285 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang menyatakan bahwa: “Setiap orang yang
mengemudikan sepeda motor di jalan yang tidak memenuhi persyaratan
teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu umum,
lampu rem, lampu petunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur
kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban sebagaimana dimaksud
dalam pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3) dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling
banyak Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)”.
/ b. aspek…..
7
b. aspek sosiologis:
masalah knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis saat ini menjadi
sorotan karena dinilai sudah cukup meresahkan masyarakat, suara bising
yang ditimbulkan dianggap dapat memicu emosi yang berujung pada
perkelahian. Masalah pelanggaran terhadap knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis bukan suatu hal yang baru dalam kasus pelanggaran
lalu lintas. Baru-baru ini telah terjadi kasus pengeroyokan yang diduga
dilakukan oleh prajurit TNI terhadap relawan salah satu pasangan Capres
di Boyolali yang disebabkan karena suara bising knalpot tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis yang digunakan relawan tersebut. Jika hal
seperti ini dibiarkan dan tidak ada solusi terhadap penyelesaian terhadap
pengguna knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis maka yang
awalnya kasus merupakan pelanggaran maka bisa menjadi kejahatan.
Menurut Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan, pihak kepolisian
pertanggal 12 Januari 2024 telah mengamankan dan memusnahkan
sebanyak 430.000 knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
Kakorlantas Polri mengatakan bahwa ada sanksi lain yang dapat
dikenakan pada si pelanggar pengguna knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis selain berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu berdasarkan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP pasal 265 atas
dugaan membuat hingar bingar atau berisik melebihi batas, dengan
sanksi adalah denda kategori II dengan nominal maksimal Rp. 10 Juta.
Dengan demikian masyarakat akan tumbuh kesadaran dalam
penggunaan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, adanya rasa
khawatir terhadap status kendaraannya yang tidak bisa diterima untuk
melakukan cek fisik, membayar denda hingga kendaraan yang akan
disita dalam pelaksanaan razia rutin terhadap pengguna knalpot tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis. Hal ini akan berdampak luas terhadap
kelangsungan hidup bermasyarakat, maka dianggap sebagai salah satu
cara efektif dalam menekan penggunaan knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang diawali dari hulu berupa cek fisik Ranmor
bermotor dalam menciptakan zero knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis sesuai dengan keingingan masyarakat.
4. Upaya - upaya
III. PENUTUP
1. Kesimpulan
namun juga bagi para pelaku usaha yang memproduksi dan menjual,
bahkan penerapan sanksi selain berdasarkan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu
juga berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP
pasal 265 atas dugaan membuat hingar bingar atau berisik melebihi
batas, dengan sanksi adalah denda kategori II dengan nominal
maksimal Rp. 10 Juta. Hal ini dirasa merupakan cara yang efektif dalam
menciptakan zero knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis sesuai
dengan keingingan masyarakat.
2. Saran/Rekomendasi
M. SAIFUDIN ZUHRI
NOSIS 24113316010
11