Anda di halaman 1dari 11

1

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


PUSAT PENDIDIKAN LALU LINTAS

NASKAH KARYA PESERTA DIKBANGSPES REGIDENT


KEPEMILIKAN RANMOR GELOMBANG I TAHUN ANGGARAN 2024
“OPTIMALISASI PELAKSANAAN CEK FISIK DALAM RANGKA MEMINIMALISIR
PENGGUNAAN KNALPOT TIDAK SESUAI DENGAN SPESIFIKASI TEKNIS”

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Di zaman modernisasi saat ini, transportasi menjadi hal yang sangat


penting dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi yang paling banyak
digunakan pada saat ini yaitu sepeda motor, sehingga transportasi merupakan
sarana yang dibutuhkan banyak orang untuk melaksanakan kegiatannya.
Pertumbuhan ekonomi yang secara signifikan ini salah satunya ditandai
dengan meningkatnya mobilitas di jalan raya. Seiring mrningkatknya
mobilitas terkadang masyakarat banyak yang mengedepankan ego
sehingga mengabaikan pengguna jalan yang lain. Sudah sepatutnya setiap
pengguna jalan raya wajib untuk mematuhi tata tertib lalu lintas. Dalam
kehidupan sehari-hari jika semua lapisan masyarakat dapat mentaati aturan
yang berlaku akan dipastikan dalam kehidupan bermasyarakat tentunya
berjalan dengan lancar dan tertib. Lembaga pemerintahan didalam suatu
negara ketika menjalankan tugasnya untuk merumuskan peraturan
perundang-undangan dengan tujuan yaitu demi mewujudkan keadilan,
kepastian dan kemanfaatan bagi masyarakat. Sebagaimana yang dimaksud
didalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, yang menjelaskan
bahwa Indonesia adalah Negara hukum. Adanya hal tersebut menegaskan
bahwa tingkah laku masyarakat harus tunduk kepada hukum supaya dapat
meminimalisir adanya permasalahan. Undang -Undang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dibuat bertujuan demi terciptanya kondisi lalu lintas yang
aman, tertib dan taat ketika berkendara dengan harapan bahwa masyarakat
ketika berkendara di jalan raya bisa menerapkan aturan yang berlaku tersebut.

Akhir-akhir ini media selalu dihiasi terkait permasalahan knalpot “tidak


sesuai dengan spesifikasi teknis” yang biasa dikenal dengan istilah knalpot
brong, namun penggunaan diksi “brong” saat ini sudah dilarang oleh
/ Korlantas…..
2

Korlantas Polri guna menghindari multi tafsir. Sebenarnya gonjang


ganjing masalah knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis sudah cukup
lama namun dianggap hal biasa karena belum terlalu meresahkan masyarakat
karena penggunanya juga belum terlalu banyak. Knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis adalah suatu komponen yang ada pada kendaraan bermotor
yang difungsikan untuk membuang sisa hasil pembakaran pada mesin motor
yang terdiri dari header dan silincer yang sistem pembuangan bersifat free flow
yang artinya pembuangan tanpa hambatan. Beberapa waktu lalu publik
dihebohkan oleh media massa adanya kasus pengeroyokan yang diduga
dilakukan oleh prajurit TNI terhadap relawan salah satu pasangan Capres di
Boyolali yang disebabkan karena suara bising knalpot yang tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis yang digunakan relawan tersebut. Ironisnya ini bukan
hanya sekali terjadinya bentrok antara oknum TNI dan warga yang
menggunakan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan yang kedua
kalinya terjadi di Sulawesi Utara saat adanya salah satu warga yang
melakukan iring-iringan mobil jenazah dengan menggunakan sepeda motor
dengan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
menggunakan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dianggap
tidak memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan Kementrian
Perhubungan dan APM (Agen Pemegang Merk), sehingga melanggar aturan.
Setiap kendaraan yang akan diproduksi secara massal akan dilakukan
pengujian kendaraan bermotor dengan melakukan serangkaian kegiatan
menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian atau komponen-komponen
kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan dalam rangka
pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan.

Ketentuan terkait knalpot telah diatur dalam Undang-undang Nomor 22


Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam Pasal 48 ayat (3)
dan juga Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 56 Tahun 2019
tentang Baku Mutu Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan
Bermotor yang sedang diproduksi ketegori M, N dan L.

2. Tata Urut

I. PENDAHULUAN;
- LATAR BELAKANG
- PERMASALAHAN;
- RUANG LINGKUP

II. PEMBAHASAN;
- DASAR HUKUM
- KONDISI FAKTUAL
- KONDISI IDEAL
- UPAYA-UPAYA

/ III. PENUTUP…..
3

III. PENUTUP;
- SIMPULAN
- SARAN/REKOMENDASI;

3. Maksud dan Tujuan

Naskah Karya Peserta didik Dikbangspes Kepemilikan Ranmor Gel. I


Tahun 2024 ini dibuat untuk memberikan gambaran kepada pimpinan dan
peserta didik Dikbangspes lainnya guna dapat memberikan saran dan
masukkan dalam pengambilan kebijkan di masa yang akan datang serta
evaluasi dalam hal pelaksanaan cek fisik Ranmor bermotor guna
meminimalisir penggunaan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.

4. Permasalahan

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan


yaitu:
a. Bagaimana penanggulangan penggunaan knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis ditinjau dari perspektif Regident dalam pelaksanaan
cek fisik Ranmor bermotor?
b. Bagaimana efektivitas pelaksanaan cek fisik Ranmor dalam menekan
penggunaan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis?

5. Ruang Lingkup

Setiap kendaraan yang dioperasikan di jalan wajib memenuhi


persyaratan teknis dan laik jalan salah satunya adalah knalpot. Laik jalan
merupakan persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan yang harus
dipenuhi agar terjaminnya keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran
udara dan kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan di jalan
(Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 30
Tahun 2020 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor). Tulisan ini
membatasi ruang lingkup pada persyaratan maksimum kebisingan knalpot
sepeda motor yang diperbolehkan dalam beroperasi di jalan.

II. PEMBAHASAN

1. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia;
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan;
d. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 56 Tahun
/ 2019…..
4

2019 tentang Baku Mutu Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe


Baru dan Kendaraan Bermotor yang sedang diproduksi ketegori M,
N dan L
e. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2021 tentang Registrasi dan
f. Identifikasi Kendaraan Bermotor;
g. Peraturan Kakorlantas Polri Nomor 1 Tahun 2022 tentang SOP Cek
fisik Ranmor Bermotor.

2. Kondisi Faktual

a. Cukup banyak pengguna jalan khususnya sepeda motor yang kurang


akan kesadaran hukum saat menaati peraturan lalu lintas ketika
berkendara terutama anak muda yang masih memakai knalpot tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis. Ketika para pengendara tersebut
menggunakan sepeda motor yang dipasang knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis, umumnya mengendarai sambil ugal-ugalan atau
bersikap arogan. Dari sini bisa disimpulkan bahwa masih minimnya
kesadaran dalam berlalu lintas dijalan raya dan dari masyarakatnya
sendiri masih belum mempunyai kesadaran hukum terhadap pelarangan
penggunaan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis di jalan raya.

b. Masyarakat masih banyak yang belum memahami dampak negatif


yang ditimbulkan dari penggunaan knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis. Banyak dampak yang berakibat dari penggunaan
knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis ditinjau dari:
1) aspek yuridis: persyaratan laik jalan dan kebisingan knalpot ini
dijelaskan dalam pasal 48 Ayat (3) Undang-Undang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan bahwa: “setiap Kendaraan Bermotor yang
dioperasikan di Jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan
laik jalan”. Persyaratan laik jalan dimaksud salah satunya adalah
emisi gas buang dan kebisingan suara.
2) aspek sosiologis: dampak sosial dari penggunaan knalpot tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis sangat nyata merisaukan dan
mengganggu ketertiban masyarakat baik pengguna jalan maupun
masyarakat lingkungan sekitar yang tentu saja akan memancing
konflik sosial yang dapat memicu perselisihan di masyarakat.

3. Kondisi Ideal

a. Dari sekian pemilik kendaraan bermotor tentunya ada keinginan


masyarakat khususnya di kalangan anak muda yang ingin menggunakan
sepeda motor yang dimodifikasi dengan cara merubah aksesoris yang
ada di sepeda motor tersebut. Sebagai contoh sepeda motor yang diganti
knalpotnya diyakini dapat menambah tenaga dan terlihat lebih garang
/ karena…..
5

karena suara yang ditimbulkannya, hal ini justru menghilangkan


kestandaran fisik kendaraan sebagai syarat kendaraan laik jalan.
Sebelum kendaraan dibuat dan/atau dirakit secara massal terlebih
dahulu dilakukan uji tipe kendaraan bermotor yaitu kegiatan melakukan
pengujian terhadap komponen atau bagian kendaraan bermotor guna
pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan dengan bukti diterbitkannya
Sertifikat Uji Tipe (SUT). Setelah terbit SUT maka kendaraan baru dapat
diregistrasikan pada unit pelayanan BPKB dan Samsat.
Berbicara tentang kondisi kestandaran fisik kendaraan dapat
diidentifikasi melalui kegiatan cek fisik Ranmor yang ada pada unit
pelayanan BPKB dan Samsat.
Cek fisik Ranmor bermotor adalah melakukan kegiatan pengecekan fisik
kendaraan yang disesuaikan dengan dokumen hasil uji tipe dan
dokumen pendukung lain. Hasil uji tipe dimaksud adalah hasil pengujian
fisik untuk pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan yang dilakukan
terhadap kendaraan bermotor dalam keadaan lengkap sesuai standar
produksi dari APM.
Pasal 48 ayat (1) dan (3) Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa setiap
kendaraan bermotor yang dioperasikan di Jalan harus memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan. Laik jalan sebagaimana dimaksud
ditentukan oleh kinerja minimal kendaraan bermotor yang diukur
sekurang-kurangnya terdiri atas emisi gas buang dan kebisingan suara.
Sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 56 Tahun
2019 disebutkan bahwa tingkat kebisingan maksimal untuk motor
kubikasi 80 cc sampai dengan 175 cc adalah 80 desibel (db) sedangkan
untuk motor kubikasi di atas 175 cc adalah 83 desibel (db). Dengan kata
lain apabila ambang batas kebisingan melebihi dari ketetapan maka
knalpot tersebut diduga tidak standar pabrik.

Salah satu bentuk kontribusi kinerja petugas Regident dalam


penanggulangan penggunaan knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis dapat diawali pada saat pelaksanaan cek fisik
Ranmor. Idealnya adalah cek fisik digital yang saat ini sudah dilakukan
oleh Polda Maluku, Polres Cimahi, Polres Pati.
Cek fisik digital merupakan program Korlantas Polri yang menerapkan cek
fisik dengan perangkat digital yang akan terkoneksi data dengan
Korlantas Polri sebagai fungsi kontrol kestandaran fisik dari kendaraan
tersebut. Cek fisik Ranmor secara digital dilakukan berdasarkan pada
pengamatan dan penilaian oleh petugas dengan menggunakan piranti
pendukung perangkat sistem cek fisik yang terhubung dengan sistem
informasi Regident Ranmor. Piranti pendukung perangkat sistem cek fisik
yang terhubung dengan sistem informasi Regident Ranmor salah
/ satunya…..
6

satunya adalah sensor uji kebisingan (sound level meter) dan sensor uji
emisi gas buang. Hubungan antara sensor uji kebisingan dan sensor uji
emisi gas buang adalah untuk mengetahui ambang batas kebisingan
yang dikeluarkan dari knalpot tersebut terhadap gas buang hasil
pembakaran yang dihasilkan. Dengan demikian bisa diketahui apakah
knalpot tersebut standar pabrik atau sudah diganti dengan knalpot tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis, apabila ditemukan ketidak standaran
maka proses cek fisik tidak bisa dilakukan.

Tugas Polri melakukan upaya pencegahan secara menyeluruh dari hulu


sampai ke hilir sehingga penegak hukum dapat bekerja dengan baik
secara sistematis, pencegahan dimulai dari pengecekan fisik kendaraan
pada unit Regident yang sudah selayaknya dilengkapi dengan peralatan
yang memadai sampai dengan melakukan penindakan bagi yang masih
melakukan pelanggaran, sehingga kinerja polisi dapat maksimal dan
menghindari adanya komplain dari pelanggar terkait dengan standar alat
ukur yang digunakan.
Tindakan kepolisian sebagai penegak hukum yang berwenang
melakukan pencegahan dan penindakan saat ini dirasa sudah tepat
dalam antisipasi gangguan kamtibmas guna menciptakan kamtibmas
yang kondusif terlebih dalam menuju Pemilu yang damai dan tertib.

b. Cek fisik Ranmor bermotor yang dilakukan oleh unit pelaksana


Ragident merupakan pintu gerbang dalam bidang registrasi dan
identifikasi kendaraan bermotor yang bertujuan penyelenggaraan lalu
lintas yang aman, selamat, tertib, dan lancar. Untuk itu perlu adanya
mekanisme sesuai dengan prosedur terkait pemeriksaan cek fisik
Ranmor untuk mengidentifikasi, memverifikasi, memeriksa aspek
keselamatan, perlengkapan dan persyaratan teknis kendaraan bermotor
yang beroperasi di jalan.

a. aspek yuridis:
knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis tidak bisa memenuhi 2
(dua) unsur yang ada dalam pasal 48 Ayat (3) Undang-Undang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yaitu emisi gas buang dan kebisingan suara.
Sanksi bagi pelanggar telah dituangkan dalam dalam pasal 285 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang menyatakan bahwa: “Setiap orang yang
mengemudikan sepeda motor di jalan yang tidak memenuhi persyaratan
teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu umum,
lampu rem, lampu petunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur
kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban sebagaimana dimaksud
dalam pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3) dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling
banyak Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)”.
/ b. aspek…..
7

b. aspek sosiologis:
masalah knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis saat ini menjadi
sorotan karena dinilai sudah cukup meresahkan masyarakat, suara bising
yang ditimbulkan dianggap dapat memicu emosi yang berujung pada
perkelahian. Masalah pelanggaran terhadap knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis bukan suatu hal yang baru dalam kasus pelanggaran
lalu lintas. Baru-baru ini telah terjadi kasus pengeroyokan yang diduga
dilakukan oleh prajurit TNI terhadap relawan salah satu pasangan Capres
di Boyolali yang disebabkan karena suara bising knalpot tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis yang digunakan relawan tersebut. Jika hal
seperti ini dibiarkan dan tidak ada solusi terhadap penyelesaian terhadap
pengguna knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis maka yang
awalnya kasus merupakan pelanggaran maka bisa menjadi kejahatan.
Menurut Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan, pihak kepolisian
pertanggal 12 Januari 2024 telah mengamankan dan memusnahkan
sebanyak 430.000 knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
Kakorlantas Polri mengatakan bahwa ada sanksi lain yang dapat
dikenakan pada si pelanggar pengguna knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis selain berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu berdasarkan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP pasal 265 atas
dugaan membuat hingar bingar atau berisik melebihi batas, dengan
sanksi adalah denda kategori II dengan nominal maksimal Rp. 10 Juta.
Dengan demikian masyarakat akan tumbuh kesadaran dalam
penggunaan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, adanya rasa
khawatir terhadap status kendaraannya yang tidak bisa diterima untuk
melakukan cek fisik, membayar denda hingga kendaraan yang akan
disita dalam pelaksanaan razia rutin terhadap pengguna knalpot tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis. Hal ini akan berdampak luas terhadap
kelangsungan hidup bermasyarakat, maka dianggap sebagai salah satu
cara efektif dalam menekan penggunaan knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang diawali dari hulu berupa cek fisik Ranmor
bermotor dalam menciptakan zero knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis sesuai dengan keingingan masyarakat.

4. Upaya - upaya

a. Unit pelayanan regident memiliki tugas dalam langkah preventif


khususnya pelaksana cek fisik Ranmor yaitu sebagai pintu gerbang
registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, dengan segala
keterbatasan sarana dan prasaran pendukung khususnya dalam
pelaksanaan cek fisik digital, namun petugas Regident di beberapa
Samsat telah melakukan upaya preventif secara manual yaitu dengan
melaksanakan proses uji kebisingan dalam pelaksanaan cek fisik
Ranmor terhadap sepeda motor yang diduga menggunakan knalpot
tidak sesuai dengan spesifikasi
/ teknis…...
8

teknis saat akan melaksanakan proses Regident selain


pengesahaan pengesahan tahunan. Aturan ini bersifat tambahan
yang tidak tertulis namun setidaknya sebagai upaya
penanggulangan untuk menekan penggunaan knalpot tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis yang kian marak saat ini.

b. Penindakan dan sosialisasi secara masif masih terus dilakukan


oleh pihak kepolisian terhadap pelanggar knalpot tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis mulai dari pengguna sampai dengan
kepada pelaku usaha. Sosialisasi dilakukan mulai dari sekolah
dengan sasaran pelajar, hingga pengendara agar tidak
menggunakan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang
suaranya melebihi spek yang ditentukan. Begitu juga terhadap
pelaku usaha dalam hal ini adalah yang memproduksi dan menjual
knalpot yang tidak sesuai standar. Langkah tegas juga dilakukan
satuan wilayah dalam bentuk membuat Maklumat sebagai langkah
preventif untuk menjaga ketertiban dan keamanan.

III. PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa penanggulangan penggunaan knalpot tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis dalam perspektif regident diawali
pada saat pelaksanaan cek fisik Ranmor khususnya cek fisik secara
digital. Dimana dalam pelaksanaan cek fisik digital semua aspek fisik
kendaraan diperiksa secara detail dengan menggunakan piranti
pendukung untuk mengetahui kestandaran fisik kendaraan
sebagaimana mestinya, salah satunya adalah komponen knalpot.
Dengan segala keterbatasan sarana dan prasaran pendukung dalam
pelaksanaan cek fisik digital, namun petugas Regident tetap berupaya
melakukan pencegahan secara manual dengan melaksanakan proses
uji kebisingan dalam pelaksanaan cek fisik Ranmor terhadap sepeda
motor yang diduga menggunakan knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis. Dengan demikian bisa diketahui apakah knalpot
tersebut standar pabrik atau sudah diganti dengan knalpot tidak sesuai
dengan spesifikasi teknis, apabila ditemukan ketidak standaran maka
proses cek fisik tidak bisa dilakukan.
Penerapan sanksi bagi pengguna knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis juga dirasa tidak main-main dan akan berbalik
menjadi hal yang meresahkan bagi penggunanya. Ketegasan sanksi
dari aparat penegak hukum bukan hanya bagi pengguna kendaraan
yang menggunakan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis saja
/ namun…..
9

namun juga bagi para pelaku usaha yang memproduksi dan menjual,
bahkan penerapan sanksi selain berdasarkan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu
juga berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP
pasal 265 atas dugaan membuat hingar bingar atau berisik melebihi
batas, dengan sanksi adalah denda kategori II dengan nominal
maksimal Rp. 10 Juta. Hal ini dirasa merupakan cara yang efektif dalam
menciptakan zero knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis sesuai
dengan keingingan masyarakat.

2. Saran/Rekomendasi

a. Sebelum adanya komplain dari masyarakat tentunya


kepolisian khususnya unit pelaksana Regident Ranmor mulai
berbenah dalam transformasi digital termasuk dalam hal cek
fisik Ranmor yaitu perubahan dari cek fisik manual menuju cek
fisik digital pada semua wilayah regident, mengingat saat ini
belum semua wilayah regident di Indonesia memilik sarana cek
fisik digital dan sampai saat ini baru 3 (tiga) wilayah regident saja
yang mamiliki yaitu Polda Maluku, Polres Cimahi dan Polres Pati.
Sebelum terpenuhinya sarana dan prasana cek fisik digital pada
setiap wilayah, penulis menyarankan kepada pembina fungsi
dalam hal ini Korlantas Polri kiranya dapat membuat aturan
berbentuk jukrah yang ditujukan kepada jajaran unit pelaksana
Regident di kewilayahan terkait penerapan pelaksanaan uji
kebisingan secara manual dalam pelaksanaan cek fisik Ranmor
yang harus dilakukan terhadap sepeda motor yang diduga
menggunakan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis
saat akan melaksanakan proses Regident selain pengesahan
tahunan.

b. Perlu adanya Maklumat resmi yang dikeluarkan oleh setiap


satuan wilayah dalam larangan penggunaan knalpot tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam Maklumat tersebut
menegaskan dan mengatur sanksi tidak hanya bagi pengguna
knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi teknis saja namun juga
bagi para pelaku usaha yang memproduksi dan menjualnya. Hal
ini sebagai langkah preventif untuk memberikan rasa aman
kepada masyarakat dan menjaga keselamatan serta ketertiban
dalam belalu lintas. Demikian tulisan ini kami buat dengan
memberikan saran kepada pimpinan agar menjadi masukan
untuk mengoptimalkan penerapan cek fisik Ranmor dalam
rangka meminimalisir penggunaan knalpot tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis.
10

Serpong, Januari 2024

KANIT DIKBANGSPES GEL. I REGIDENT KEPEMILIKAN RANMOR

M. SAIFUDIN ZUHRI
NOSIS 24113316010
11

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


PUSAT PENDIDIKAN LALU LINTAS

NASKAH KARYA PESERTA DIKBANGSPES REGIDENT KEPEMILIKAN RANMOR


GELOMBANG I TAHUN ANGGARAN 2024
“OPTIMALISASI PENERAPAN CEK FISIK DALAM RANGKA MEMINIMALISIR PENGGUNAAN KNALPOT
TIDAK SESUAI DENGAN SPESIFIKASI TEKNIS”

Serpong, Januari 2024

Anda mungkin juga menyukai