Anda di halaman 1dari 3

PRASARANA LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN

REVIEW UU NO 2 TAHUN 2022 DAN UU NO 38 TAHUN 2004


TENTANG JALAN

KELOMPOK 1 D-IV RSTJ A :

KETUA : BANI IRSYAD 21011004


SEKERTARIS 1. : AULIA ANDHINI MAHARANI 21011003
2. : MEILANA NUR FAJRIAH 21011014
ANGGOTA : DIYAN PRAYOGO 21011009
MARENDRA ATHASYAH A. A 21011013
MOHAMMAD IBRAHIM SUGIYANTO 21011016
MUHAMMAD IBNU FATAH 21011017
MUHAMMAD RIFQI NAZAYA 21011019

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN


2023
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan adalah peraturan hukum
di Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan jalan. Beberapa poin
penting dalam UU tersebut adalah:
 BAB I KETENTUAN UMUM
Bab ini berisi definisi-definisi penting dalam UU ini, serta menjelaskan tentang
tujuan dari UU ini.Pada Bab I dijelaskan bahwa Definisi jalan adalah fasilitas
umum berupa permukaan yang dilalui oleh kendaraan, pejalan kaki, atau hewan.
 BAB II KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
Bab ini mengatur tentang kewenangan dan tanggung jawab pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, terkait dengan pembangunan,
pengelolaan, dan pemeliharaan jalan. Jalan harus dirawat dan dipelihara secara
teratur oleh pemerintah dan masyarakat.
 BAB III PENGGUNAAN JALAN
Bab ini menjelaskan tentang penggunaan jalan, baik oleh kendaraan bermotor
maupun non-bermotor. Di dalam bab ini juga diatur tentang perijinan
penggunaan jalan oleh pihak-pihak tertentu, seperti untuk kegiatan tertentu atau
acara. Penyelenggaraan jalan harus memperhatikan keselamatan, keamanan, dan
kenyamanan pengguna jalan.
 BAB IV PENGATURAN LALU LINTAS
Bab ini mengatur tentang pengaturan lalu lintas di jalan, seperti rambu lalu
lintas, marka jalan, serta aturan-aturan mengenai kendaraan bermotor dan non-
bermotor yang berlalu-lintas di jalan. Pengguna jalan harus mematuhi peraturan
lalu lintas dan memperhatikan keselamatan pengguna jalan lainnya.
 BAB V KETENTUAN MENGENAI KESELAMATAN JALAN
Bab ini menjelaskan tentang pengaturan keselamatan jalan, baik bagi
pengendara kendaraan bermotor maupun non-bermotor. Di dalam bab ini diatur
pula tentang sanksi bagi pelanggar aturan keselamatan jalan. Pemerintah daerah
bertanggung jawab dalam mengatur dan mengelola jalan di wilayahnya.
 BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA
Bab ini mengatur tentang penyelesaian sengketa yang berkaitan dengan jalan,
baik sengketa antara pemerintah dan masyarakat maupun sengketa antara
masyarakat dan masyarakat. Pemerintah berwenang untuk menetapkan batasan
kecepatan kendaraan di jalan, memberikan izin penggunaan jalan, serta
melakukan tindakan hukum terhadap pelanggar peraturan lalu lintas.
UU tersebut bertujuan untuk menciptakan penyelenggaraan jalan yang lebih
baik, aman, dan nyaman bagi pengguna jalan.

Beberapa perbedaan UU 2/2022 dengan UU 38/2004 antara lain:

1. Penegasan definisi pembangunan jalan berkelanjutan yaitu penerapan


konstruksi bidang jalan yang memuat prinsip berkelanjutan dan
berbasiskan keseimbangan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial.
2. Pasal 2 mengatur bahwa terdapat asas tambahan dalam penyelenggaran
jalan, antara lain asas persatuan dan kesatuan, efisiensi dan efektivitas,
keterpaduan, dan partisipatif.
Adanya penegasan pengelompokan status jalan strategis nasional,
strategis provinsi, strategis kabupaten, jalan antar desa dan poros desa.
UU ini mengatur bahwa ruang manfaat jalan dapat digunakan oleh
pejalan kaki, pesepeda, dan penyandang disabilitas.UU ini juga mengatur
bahwa pemerintah pusat dapat mengambil alih pelaksanaan pembangunan
jalan provinsi/kabupaten/kota apabila pemda belum dapat
melaksanakannya.
3. Pasal 35G menjelaskan tentang preservasi jalan yang meliputi kegiatan
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, rehabilitasi, rekonstruksi, dan
pelebaran menuju standar.
4. Pasal 36 mengamanatkan bahwa penyelenggara jalan dan penyelenggara
lalu lintas dan angkutan jalan wajib berkoordinasi untuk mengendalikan
muatan berlebih yang merusak jalan.
Dalam kondisi tertentu, pemerintah dapat mengevaluasi dan menyesuaikan tarif
tol di luar per dua tahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai