PENDAHULUAN
yang ada perlu diperhatikan guna memastikan untuk kegiatan logistic yang
Jalan merupakan suatu kebutuhan utama yang sangat essensial dalam jasa
trasnportasi. Jalan ditujukan juga sebagai basis bagi alat angkutan untuk
bergerak dari satu tempat menuju tempat yang lain. Ada beberapa unsur yang
dimiliki oleh jalan yaitu jalan alam dan jalan buatan. Dimana kedua unsur
Menurut Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan
Angkutan Jalan (UU LLAJ) merupakan aturan yang dibuat pemerintah guna
muatan sumbuh terberat dan dimensi dari kendaraan bermotor dimana setiap
muatan. Menurut Pasal 19 ayat (2) Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009
1
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah dikelompokkan jalan menurut
kelas jalan yang terdiri dari kelas jalan I, kelas jalan II, kelas jalan III, dan
kelas jalan khusus. Penggolongan jalan ini didasarkan juga pada beban
angkut yang mampu dilewati oleh kendaraan yang didasarkan oleh Dinas
aturan ini membuat pemerintah dapat mewujudkan lalu lintas dan angkutan
nilai yang sangat tinggi sebesar Rp. 44 triliun. Angka tersebut merupakan
Oleh karena itu, untuk meperkecil persoalan mengenai lalu lintas pada
dalam kota yang umumnya menggunakan truk besar sehingga jalan tetap
dan barang di jalan. Melalui persoalaan ini perlu adanya pengaturan dan
JALAN RAYA”.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
over dimension over load pada komponen jalan, manusia, dan kendaraan
1.4. Manfaat
aspek penertiban angkutan truk terhadap over dimension over load pada
3
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Pengawasan
pelaksanaan tugas dan kegiatan apakah sesuai dengan semestinya atau tidak
Over dimension adalah perilaku yang melanggar hukum yang dilakukan oleh
pelaku usaha untuk merubah atau modifikasi dengan cara menambah tipe pabrik
tidak sesuai standar SRUT (Surat Registrasi Uji Tipe). Pelanggaran ini telah
banyak dilakukan beberapa pelaku usaha guna meminimalisir biaya dan waktu
(rangka) dan merubah jarak serta konstruksi kendaraan tidak sesuai dengan pasal
4
Over loading adalah tindak pelanggaran hukum yang dilakukan oleh
pengemudi untuk mengangkut berat muatan barang yang melebihi kapasitas daya
angkut kendaraan yang telah ditetapkan oleh JBI. Hal ini juga diperkuat
kecelakaan lalu lintas dan sangat tidak efisien dalam mengurangi waktu
bebannya, ini berdampak pada beban jalan yang saat ini kondisinya rusak.
atau tinggi dari ukuran aslinya agar dilakukan penyemprotan cat pada bak
kendaraan tersebut.
perpindahan barang atau orang dari satu tempat ke tempat lain menggunakan
lintas dan Angkutan Jalan yang berkaitan diantaranya adalah (1). Peraturan
5
Kendaraan Bermotor di Jalan; (4) Peraturan Pemerintah nomor 79 tahun
2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (5) Peraturan
Pemerintah nomor 74 tahun 2014 tentang angkutan jalan; dan (6) Peraturan
kendaraan sebagai alat angkut, jalan sebagai sarana angkutan, dan organisasi
angkutan barang dipengaruhi oleh jarak tempuh, volume dan berat yang
dapat tercapai.
barang dapat dibagi menjadi tiga yaitu penetapan daya angkut, permasalahan
umum lalu lintas angkutan barang, dan over dimensi over loading.
6
DAYA ANGKUT (MUATAN)
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasrkan penulisan mengenai Usaha Penertiban Angkutan Truk
Terhadap Over Dimensi Over Loading Untuk Menjaga Kelancara Lalu Lintas
Undang nomor 22 Tahun 2009 tentang lalua lintas pada jalan raya.
3.2 Saran
1. Diperlukan pengawasan dan sosialisasi yang lebih efektif terkait
over loading.
8
DAFTAR PUSTAKA
ghalia indah.
Ortuzar, J.D. and Willumsen, L.G., 2011. Modelling Transport. John Wiley
Jalan