PENDAHULUAN
1
yang dimaksud disini meliputi tiga sektor yaitu sektor Kontruksi, Transportasi, &
sektor Pergudangan. Diketahui dari tabel 1.1 laju pertumbuhan PDRB Kabupaten
Manokwari atas harga konstan 2010 menurut lapangan usaha dari tahun 2012 -
2016 sebagai berikut :
Dari tabel 1.1 dapat dilihat perkembangan PDRB atas harga konstan sektor
konstruksi, transportasi dan pergudangan mengalami fluktuasi (naik turun) dari
tahun ke tahun. Sektor konstruksi pada tahun 2012 sebesar 11.06 persen dan pada
tahun 2016 sebesar 9.25 persen selanjutnya sektor transportasi & pergudangan
pada tahun 2012 sebesar 9.36 persen pada tahun 2013 naik sebesar 15.66 persen
dan pada tahun 2016 terjadi penurunan sebesar 8.77 persen. Produk domestik
regional bruto adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh
kegiatan perekonomian di suatu daerah. Perhitungan PDRB menggunakan dua
macam harga yaitu harga berlaku dan harga konstan. PDRB atas harga berlaku
merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada tahun bersangkutan, sementara PDRB atas dasar harga konstan
dihitung dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar dari
perhitungan, yaitu tahun dimana perekonomian dalam keadaan stabil dengan
demikian perhitungan PDRB terlepas dari pengaruh faktor inflasi dan saat ini
menggunakan tahun 2010.
2
membutuhkan jasa angkutan truk untuk mengangkut bahan-bahan bangunan
seperti: kayu, pasir, batu, dan lain sebagainya. Untuk melihat perkembangan
jumlah kendaraan truk di kabupaten Manokwari pada tahun 2015 (per unit), dapat
lihat dibawah ini :
Plat warna merah 95 Unit, plat warna kuning 1.243 Unit, plat warna
hitam 752 Unit (Sumber : Samsat Manokwari, 2017). Untuk plat nomor merah,
jenis ini digunakan buat kendaraan bermotor dinas milik Pemerintah. Untuk plat
nomor warna kuning, jenis ini digunakan buat kendaraan bermotor umum. Untuk
plat nomor hitam, jenis ini digunakan buat kendaraan perusahaan dan
perseorangan (pribadi). Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa jumlah kendaraan
truk di Kabupaten Manokwari pada tahun 2015 untuk kendaraan umum berplat
nomor warna kuning sebanyak 1.243 unit.
Profesi supir truk, dibagi menjadi beberapa jenis supir truk yaitu supir
truk umum dan supir truk perusahaan. Supir truk umum terbagi dua yaitu Supir
truk yang sekaligus mengendarai kendaraan sendiri (supir pemilik) dan Supir truk
yang mengendarai kendaraan milik orang lain (supir setoran). Berdasarkan
berbagai jenis supir truk yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan dan fokus
penelitian yang ingin diteliti yaitu supir truk umum.
3
demikian mereka bekerja sesuai dengan perintah yang diturunkan perusahaan
kepada mereka. Sebagai supir truk umum yang memiliki status pekerja yang
berbeda dengan supir truk perusahaan, maka sopir truk umum tersebut harus
bekerja lebih giat, namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan
supir truk.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap pendapatan supir truk adalah status
kepemilikan yang terbagi menjadi dua macam kepemilikan yaitu truk Supir truk
yang sekaligus mengendarai kendaraan sendiri dan Supir truk yang mengendarai
kendaraan milik orang lain (supir setoran). Dalam hal ini Supir truk yang
sekaligus mengendaraai kendaraan sendiri adalah seorang supir truk sendiri yang
membeli mobil truk dengan modalnya sendiri sehingga tidak ada target
pendapatan yang harus dicapai setiap hari namun tetap mengejar pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu ada juga Supir truk yang
mengendarai kendaraan milik orang lain yaitu seorang pemilik mobil truk yang
bertindak sebagai pemilik saja dengan menyerahkan truk kepada pekerja atau
orang lain sesuai dengan kesepakatan mengenai besar biaya yang harus disetorkan
kepada pemilik mobil truk dan kesepakatan mengenai siapa yang menanggung
bahan bakar serta perawatan.
4
Dari uraian latar belakang diatas timbul masalah “seberapa besar
pendapatan supir truk yang ada di Kabupaten Manokwari”, masalah ini dapat
dirinci lagi menjadi ;
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
pedagang untuk sampai ke pusat-pusat perdagangan. Transportasi dibutuhkan
bukan hanya untuk menindahkan orang dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi
untuk memindahkan barang maupun pengangkutan barang. Karena tingginya
kebutuhan masyarakat akan transportasi ini, maka transportasi memiliki peran
yang penting dalam menunjang perekonomian suatu Negara ataupun Daerah.
Angkutan yang digunakan adalah kereta api, yang terdiri atas lokomotif,
gerbong (kereta barang), dan kereta penumpang. Jalan yang dipergunakan berupa
jalan rel baja, baik dua rel maupun mono rel. Tenaga penggeraknya adalah tenaga
uap, diesel, dan tenaga listrik.
7
Hampir seluruh kehidupan manusia di dalam bermasyarakat tidak dapat
dilepaskan dari pengangkutan, di mana dibutuhkan saling berkunjung dan
membutuhkan pertemuan. Dampak sosial dari transportasi dirasakan pada
peningkatan standar hidup. Transportasi menekan biaya dan memperbesar
kuantitas keanekaragaman barang, hingga terbuka kemungkinan adanya perbaikan
dalam perumahan, sandang, dan pangan serta rekreasi. Dampak lain adalah
terbukanya kemungkinan keseragaman dalam gaya hidup, kebiasaan dan bahasa.
Dengan adanya transportasi di antara bangsa atau suku bangsa yang berbeda
kebudayaan akan saling mengenal dan menghormati masing-masing budaya yang
berbeda.
3. Aspek hukum
Di dalam pengoperasian dan pemilikan alat angkutan diperlukan ketentuan
hukum mengenai hak, kewajiban, dan tanggungjawab serta perasuransian apabila
terjadi kecelakaan lalulintas, juga terhadap penerbangan luar negeri yang
melewati batas wilayah suatu Negara, diatur di dalam perjanjian antarnegara
(bilateral air agreement).
4. Aspek teknik
Hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan dan pengoperasian
transportasi menyangkut aspek teknis yang harus menjamin keselamatan dan
keamanan dalam penyelenggaraan angkutan.
5. Aspek ekonomi
8
Dapat ditinjau dari sudut ekonomi makro dan ekonomi mikro. Dari sudut
ekonomi makro transportasi merupakan salah satu prasarana penunjang
pembangunan nasional. Sedangkan dari sudut ekonomi mikro transportasi dapat
dilihat dari dua pihak, yaitu:
9
Dilihat dari segi produksi dan perdagangan, jasa angkutan merupakan
salah satu “faktor input”. Keperluan akan jasa angkutan tergantung pada kegiatan
yang terjadi di sektor produksi dan perdagangan. Begitu juga bagi sektor
ekonomi lain, jasa angkutan merupakan faktor input. Dalam hubungan inilah jasa
angkutan digunakan sebagai “derived demand”, karena keperluan jasa angkutan
mengikuti perkembangan kegiatan produksi dan ekonomi yang akan
memanfaatkannya Siregar, (1981). Adapun Kamaluddin, (2003) memaparkan
bahwa angkutan dapat diklasifikasikan menurut macam atau jenisnya, untuk
rincian klasifikasi yang dimaksud dapat dilihat tabel dibawah yang menjelaskan
tentang Klasifikasi dan Jenis Angkutan:
10
Menurut Lovelock, (2007). Jasa merupakan layanan yang ditawarkan oleh salah
satu pihak ke pihak lain. Proses tersebut tidak terkait dengan produk fisik, jasa
tidak berwujud dan biasanya tidak menyebabkan kepemilikan dari salah satu
faktor produksi.
Seperti telah dijelaskan diatas mengenai pengertian jasa menurut para ahli
dan jenis-jenis jasa. Pada poin delapan dapat diketahui bahwa jasa supir truk
termasuk dalam jasa transportasi, dimana jasa yang ditawarkan dalam bentuk jasa
pengangkutan barang kepada masyarakat umum.
11
pendapatan juga dapat diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterimah
pekerja/buruh, baik berupa fisik maupun non fisik selama ia melakukan
pekerjaannya pada suatu perusahaan, maka instansi diharapkan agar mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya.
12
1. Pendapatan dari Gaji atau upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi
tenaga kerja. Besar gaji atau upah sesorang secara teoritis sangat tergantung dari
produktivitasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu :
2. Pendapatan dari aset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atas
batas jasa penggunaannya. Ada dua kelompok aset produktif. Pertama, aset
keuangan seperti deposito yang menghasilkan pendapatan bunga, saham, yang
menghasilkan deviden dan keuntungan atas modal bila diperjualbelikan. Kedua,
aset bukan keuangan seperti rumah yang memberikan penghasilan sewa.
13
oleh setiap rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Selanjutnya Samuelson
menambahkan bahwa pendapatan dibagi menjadi dua, pendapatan bersih
(keuntungan) dan pendapatan kotor (total penerimaan). Pendapatan bersih
merupakan selisih antara pendapatan kotor dengan biaya produksi yang
dikeluarkan sedangkan pendapatan kotor merupakan seluruh hasil penjualan dari
produk yang dihasilkan yang disebut dengan penerimaan.
Y=R–C
R = penerimaan (revenue)
C = Biaya (cost)
14
pengoperasian mobil truk sangat banyak memerlukan biaya seperti bahan bakar,
perawatan mesin, perawatan bodi truk, risiko kecelakaan, dan risiko lainnya yang
bersifat rutin maupun yang berdampak pada kerugian. Oleh karena itu tentunya
para pemilik truk memiliki perjanjian dengan para supir dalam penanganan biaya
operasional. Perjanjian antara pemilik truk dan supir tentang biaya operasional
terdiri dari beberapa bentuk perjanjian, yaitu:
1. Biaya Tetap.
15
Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan harus dibayar
pengelola truk beroperasi atau tidak selama ia masih ingin mengoperasikan
kendaraannya. Secara umum komponen-komponen biaya tetap adalah sebagai
berikut:
2. Biaya Variabel.
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan
pengoperasian kendaraan yaitu:
1. Biaya bahan bakar yaitu berapa besar biaya pembelian minyak solar
yang telah dikeluarkan dalam sehari.
2. Biaya asuransi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar
iuran/premi asuransi yang dibayarkan setiap bulannya sebagai
kewajiban, besar biaya iuran yang harus dibayarkan dilihat
berdasarkan wilayah, nilai/harga kendaraan, jenis kendaraan, dan
tahun pembuatan/perakitan.
3. Pajak kendaraan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak,
besar kecilnya pembayaran pajak berdasarkan jenis kendaraan, isi
silinder dan jumlah kendaraan yang dimiliki individu.
4. Biaya perawatan dan perbaikan kendaraan yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk perawatan kendaraan seperti cuci kendaraan, ganti
oli, dan lain sebagainya, sedangkan biaya perbaikan yaitu biaya yang
16
dikeluarkan untuk membayar ongkos bengkel yang memperbaiki
kendaraan tersebut.
5. Biaya suku cadang yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli alat-
alat kendaraan baru yang akan dipasang pada bagian kerusakan
tersebut.
A. Jenis Muatan
Didalam aktifitas mengangkut muatan, tentunya supir truk telah
mengangkut berbagai jenis muatan yang diperolehnya dalam sehari, muatan
tersebut biasanya dipesan oleh konsumen yang membutuhkan jasa supir truk
untuk mengangkut barang ataupun material bangunan sesuai dengan permintaan
atau orderan konsumen tersebut. Menjalani profesi sebagai supir truk dalam
pekerjaanya sehari-hari tentunya setiap supir truk telah mengangkut berbagai jenis
muatan. Setiap jenis muatan yang diangkut truk memiliki harga yang berbeda-
beda dalam pengangkutannya mulai dari bahan material bangunan dan barang
angkutan lainnya. Setiap material bangunan seperti pasir, batu, tanah timbunan,
dan lain sebagainya mempunyai harga berbeda-beda untuk setiap jenis
17
materialnya (Harga 1 Ret) Sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap
pendapatan supir truk. Harga material bangunan yang berbeda-beda dipengaruhi
oleh harga jual material tersebut dari para pengumpul atau para penambang
selanjutnya para penambang menjual hasil yang telah dikumpulkan mereka
kepada supir truk dan diangkut ke tempat tujuan konsumen, sedangkan mengenai
barang jadi seperti besi beton, batu bata/tela, seng, keramik, kayu dan lain
sebagainya, biasanya barang tersebut telah dipesan atau dibeli oleh konsumen
dengan mendatangi toko secara langsung maupun tidak lansung selanjutnya hanya
memerlukan jasa angkutan mobil truk untuk mengangkut barang yang telah
dibelinya ke tempat tujuan.
b. Frekuensi Muatan
Frekuensi muatan adalah jumlah muatan (ret) yang telah diperoleh supir
truk dalam bekerja selama satu hari, seminggu maupun sebulan. Jika muatan yang
diperolehnya sangat banyak tentu akan berpengaruh terhadap pendapatan supir
truk, semakin banyak jumlah muatan yang diperoleh supir truk maka semakin
besar pula pendapatan yang diperolehnya. Pendapatan supir truk sangat terkait
dengan kondisi di luar (eksternal) yang tidak bisa dikontrol oleh supir truk itu
sendiri antara lain adalah jumlah muatan yang didapat para supir truk dalam
beroperasi setiap harinya. Bertambahnya jumlah muatan yang diperoleh supir truk
dalam sehari akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan supir truk tersebut.
c. Jarak Pengangkutan
Jarak pengangkutan turut mempengaruhi pendapatan supir truk, untuk
setiap pengangkutan memiliki harga yang berbeda-beda yang disebabkan oleh
jarak tempuh dekat dan jarak tempuh jauh yang mulai dari tempat asal barang
maupun material yang akan diangkut sampai pada tempat tujuannya. Semakin
jauh jarak angkutan yang akan ditempuh, maka semakin besar pula biaya tarif
angkutan yang dikeluarkan konsumen untuk membayar. Besarnya biaya tarif
angkutan yang akan dibayar konsumen kepada supir truk dipengaruhi oleh biaya
bahan bakar (solar) yang telah dikeluarkan. Proses pengangkutan merupakan
gerak dari tempat asal dari mana kegiatan angkutan dimulai ke tempat tujuan di
18
mana angkutan itu diakhiri berdasarkan milliage basis, yaitu berdasarkan faktor
jarak yang dinyatakan dalam mil atau kilometer, dengan kata lain dihubungkan
atau disesuaikan dengan jarak yang harus ditempuh. Dalam hubungan ini, maka
tarif angkutan merupakan harga atas jasa-jasa yang dihasilkannya yaitu harga
(uang) yang harus dibayar oleh para pemakai jasa angkutan Kamaluddin, (2003).
19
2.2. Penelitian Terdahulu
Penyertaan peneliti terdahulu atau yang sejenis sangat berperan penting
dalam penelitian ini. Beberapa peneliti terdahulu yang mendasari penelitian ini
dapat dilihat pada tabel penelitian sebagai berikut :
20
sisanya 18,6%
dijelaskan
oleh variabel lain.
2. Dedi (2006) faktor-faktor Analisis bahwa perubahan
yang regresi variabel
mempengaruhi linear pendapatan (Y) yang
pendapatan supir berganda disebabkan oleh
angkutan kota di (OLS). pengaruh
Kabupaten variabel curahan jam
Jember. kerja,
lama pemakaian
kendaraan,
pengalaman kerja,
serta
waktu kerja adalah
sebesar
92,2% sedangkan
sisanya sebesar
7,8% dipengaruhi
oleh faktor-faktor
lain yang
tidak dianalisis
dalam model
penelitian ini.
3. Haris Noval Faktor–faktor Analisis bahwa perubahan
Effendi yang regresi variabel
(2007) mempengaruhi linier pendapatan (Y) yang
pendapatan sopir berganda disebabkan oleh
angkutan (OLS). pengaruh
pedesaan variabel curahan jam
21
terminal pakusari kerja,
kabupaten lama pemakaian
jember. kendaraan,
pengalaman kerja,
serta
waktu kerja adalah
sebesar
92,2% sedangkan
sisanya
sebesar 7,8%
dipengaruhi
oleh faktor-faktor
lain yang
tidak dianalisis
dalam model
penelitian ini.
22
dan signifikan
terhadap
Pendapatan.
5. Dwi Siswanto Faktor - faktor Analisis Hasil dari penelitian
(2013)
yang regresi ini adalah (1) Jam
mempengaruhi linier kerja berpengaruh
pendapatan sopir berganda positif dan
angkutan (OLS). signifikan terhadap
pedesaan Pendapatan; (2)
terminal arjasa Lama pemakaian
kabupaten mobil mempunyai
jember. pengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap
Pendapatan; (3)
Pengalaman kerja
mempunyai
pengaruh negatif
dan signifikan
terhadap
Pendapatan.
23
2.3. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Frekuensi Muatan
(X2)
Pendapatan Supir Truk
(Y)
Jarak Pengangkutan
(X3)
Status Kepemilikan
Kendaraan (X4)
Keterangan :
= Mempengaruhi
2.4. Hipotesis
Hipotesis adalah dapat diartikan sebagai suatu pendapat atau teori yang
masih kurang sempurna. Dengan kata lain hipotesis adalah kesimpulan yang
belum final dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya.
Selanjutnya hipotesis dapat diartikan juga sebagai dugaan pemecahan masalah
yang bersifat sementara yakni pemecahan yang mungkin benar dan yang mungkin
salah Nawawi, (2001).
24
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
26
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
non probability sampling dimana pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel dengan teknik pengambilan sampel yaitu sampling purposive
Dikatakan purposive (sengaja) karena penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.
N
n=
1 + Ne2
Keterangan :
27
lain yang ingin menggunakan variabel yang sama dan dapat ditentukan
kebenarannya oleh orang lain berdasarkan variabel yang digunakan.
28
harga berbeda-beda untuk harga per muatnya (Harga 1 Ret). Sehingga hal tersebut
akan berpengaruh terhadap pendapatan supir truk.
1. Sopir pemilik adalah seorang sopir yang membeli mobil truknya dengan
modalnya sendiri, kemudian dikemudikan oleh pemilik mobil truk
tersebut. Status kepemilikan kendaraan truk sangat berpengaruh
terhadap pendapatan supir truk. jika mobil truk yang dikemudikannya
adalah milik sendiri tentunya akan memperoleh pendapatan yang lebih
besar yang disebab oleh tidak adanya sistem bagi hasil. Sedangkan,
2. Sopir setoran adalah seorang sopir yang mengemudikan kendaraan
milik orang lain dengan sistem bagi hasil antara pemilik truk dengan
supir yang mengemudikan truk tersebut. Dalam hal ini tentunya
pendapatan yang diperoleh supir setoran tidak sama seperti supir
pemilik.
29
3.5. Analisis Tabulasi Silang
Menurut Eriyanto, (1999). Analisis tabulasi silang (crosstabulation)
merupakan analisis deskriptif dalam bentuk tabel yang digunakan untuk
mengetahui hubungan atau korelasi antar variabel satu dengan variabel lainnya.
Tabulasi silang ini menggabungkan distribusi frekuensi dari dua variabel atau
lebih sehingga dapat mencegah penarikan kesimpulan yang gegabah dalam
memperkirakan suatu hubungan antar variabel.
30
Dasar analisis yaitu, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau garis histogram menunjukan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas dan jika data menyebar jauh dari
diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
31
3.8.1. Uji parsial (Uji t)
Menurut Ghozali, (2006). Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh atau variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen.
a. Jika t- hitung > t- tabel, atau nilai signifikan t < 0.05 maka H 0 ditolak dan
Ha diterima.
b. Jika t- hitung > t- tabel, atau nilai signifikan t > 0.05 maka H 0 diterima dan
Ha ditolak.
a. Jika F- hitung <F- tabel atau signifikan F-> 0.05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X secara bersama-sama terhadap variabel Y.
b. Jika F- hitung >F- tabel atau signifikan F-< 0.05 maka H o ditolak dan Ha
diterima yang berarti pengaruh yang signifikan antara variabel X secara
bersama-sama terhadap variabel Y.
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM
33
Tabel 4.1
Luas Wilayah, Jumlah Kampung dan Kelurahan
Kabupaten Manokwari Menurut Distrik, Manokwari 2019
Persentase JumlahKelurahan/
No Distrik Luas (Km2)
(%) Kampung
1 Warmare 598,14 12 31
2 Prafi 388,00 8 16
3 Manokwari Barat 237,24 5 6/4
4 Manokwari Timur 154,84 3 1/6
5 Manokwari Utara 622,79 13 23
6 Manokwari Selatan 542,07 11 2/16
7 Tanah Rubu 481,19 10 24
8 Masni 1.406,10 30 33
9 Sidey 219,95 4 12
Jumlah 4.650,32 100 169
Sumber : BPS Kabupaten Manokwari, 2018.
34
(pribadi). Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa jumlah kendaraan truk di
Kabupaten Manokwari pada tahun 2015 untuk kendaraan umum berplat nomor
warna kuning sebanyak 1.243 unit.
35
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
36
Tabel 5.1 Presentase Responden
Menurut Pendidikan Terakhir, Manokwari 2019
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Presentase (%)
SD 48 51.6
SMP 34 36.6
SMA/SMK 11 11.8
Total 93 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2019.
37
responden atau 34.4%, selanjutnya diikuti oleh usia >46 tahun yang berjumlah 7
responden atau 7.6%, dan yang terakhir adalah usia 20-25 tahun yang berjumlah 6
responden atau 6.4%. hal ini menunjukan bahwa sebagian besar supir truk yang
ada di Kabupaten Manokwari memiliki usia berkisar dari 36-45 tahun yang
berjumlah 48 responden atau 51.6%. dimana usia yang masih fit, berpengalaman
dan ketrampilan yang dimiliki serta mampu dalam mengendarai kendaraan.
a. Jenis Muatan
Berdasarkan kuisioner yang telah dibagikan kepada 93 responden yang
merupakan supir truk di Kabupaten Manokwari. Jenis muatan yang dimaksud
untuk mengetahui keterangan profesi bagian mana pekerjaan supir yang dilakoni
dalam pekerjaannya sehari-hari sebagai supir truk, disini terdapat tiga jenis supir
truk yang berbeda-beda, pertama sebagai supir truk angkut material, kemudian
yang kedua sebagai supir truk angkut kayu dan selanjutnya yang terakhir sebagai
supir truk yang mengangkut material maupun kayu dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
38
Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 93 responden penelitian,
memperlihatkan bahwa supir truk yang ada di Kabupaten Manokwari, untuk supir
truk angkut material sebanyak 69 responden atau 74.1%, kemudian untuk supir
truk angkut kayu sebanyak 9 responden atau 9.7% dan selanjutnya untuk supir
truk angkut material maupun kayu sebanyak 15 responden atau 16.2%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa posisi pekerjaan terbanyak pada supir truk yaitu sebagai
supir truk angkut material.
b. Frekuensi Muatan
Berdasarkan kuisioner yang telah dibagikan kepada 93 responden yang
merupakan supir truk di Kabupaten Manokwari. Frekuensi muatan yang dimaksud
adalah untuk mengetahui sebeberapa banyak jumlah muatan/ret yang diperoleh
dalam satu hari yang diurutkan dari satu ret sampai dengan lima ret, untuk melihat
hasil data jumlah muatan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini ;
39
c. Jarak Pengangkutan
Berdasarkan kuisioner yang telah dibagikan kepada 93 responden yang
merupakan supir truk di Kabupaten Manokwari. Jarak pengangkutan yang
dimaksud adalah untuk mengetahui berapa jarak kilometer/Km yang akan dilalui
untuk mengantar angkutan sampai ke tempat tujuan yang dikelompokan menjadi
tiga (3) kelompok jarak, untuk melihat hasil data jarak angkutan responden dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
40
Tabel 5.6 Presentase Responden
Menurut Status Kepemilikan Kendaraan Truk, Manokwari 2019
Status Kepemilikan Kendaraan (X4) Jumlah Responden Presentase (%)
Supir Setoran 75 80.7
Supir Pemilik kendaraan 18 19.3
Total 93 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2019.
41
Dari tabel 5.7 dapat diketahui biaya-biaya dan jumlah tanggungan supir
setoran sebanyak lima bagian, sedangkan jumlah tangggungan supir pemilik
kendaraan sebanyak tiga bagian. Hal ini menunjukan bahwa jumlah tanggungan
supir truk setoran lebih besar dibandingkan dengan supir pemilik kendaraan yang
lebih kecil. Jumlah tanggungan supir setoran sebanyak lima bagian yang artinya
biaya-biaya dan jumlah tanggungan berdasarkan aturan yang telah disepakati
antara pemilik kendaraan dengan supir yang mengemudikan kendaraannya
sedangkan jumlah tanggungan supir pemilik kendaraan sebanyak tiga bagian yang
artinya biaya-biaya dan jumlah tanggungan supir truk pemilik kendaraan yang
sekaligus mengemudikannya seorang diri tidak perlu menanggung biaya risiko
kecelakaan bukan kelalaian maupun biaya resiko kecelakaan kelalaian supir,
karena sebagai seorang supir pemilik kendaraan akan menanggung resiko
kecelakaan tersebut secara langsung.
42
Tabel 5.8 Proses Perhitungan
Pembagian Hasil Pendapatan Supir Truk, Manokwari 2019
Perhitungan Pembagian Jumlah Pendapatan Yang Diperoleh Selama Satu
Hasil Bulan
Penerimaan Satu Bulan : 5 = Pendapatan Bersih
Supir Setoran
Supir Setoran
Penerimaan Satu Bulan : 3 = Pendapatan Bersih
Supir Pemilik Kendaraan
Supir Pemilik Kendaraan
Sumber : Data primer yang diolah, 2019.
43
Tabel 5.9 Jumlah Pendapatan Bersih Yang Diterima
Oleh Supir Truk Selama Satu Bulan, Manokwari 2019
Pendapatan (Y) Jumlah Responden Presentase (%)
< Rp. 11.625.000 58 62.4
Rp. 12.000.000 - Rp. 20.625.000 28 30.1
Rp. 20.625.000 - Rp. 29.250.000 4 4.3
> Rp. 29.250.000 3 3.2
total 93 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2019.
Dari tabel 5.9 diatas dapat diketahui bahwa dari 93 responden penelitian,
menunjukan bahwa supir truk yang ada di Kabupaten Manokwari, untuk
pendapatan kurang dari Rp. 11.625.000 sebanyak 58 responden atau 62.4%, untuk
pendapatan Rp. 12.000.000-20.625.000 sebanyak 28 responden atau 30.1%, untuk
pendapatan Rp. 20.625.000-29.250.000 sebanyak 4 responden atau 4.3% dan
untuk pendapatan lebih dari Rp. 29.250.000 sebanyak 3 responden atau 3.2%.
Dari tabel 5.10 diatas dapat diketahui bahwa Pendapatan bersih supir truk
setoran selama satu bulan bervariasi dari terendah Rp. 3000.000 hingga tertinggi
Rp. 30.000.000 dan rata-rata Rp. 9.850.000 sedangkan untuk pendapatan bersih
supir truk pemilik kendaraan selama satu bulan bervariasi dari terendah Rp.
10.000.000 hingga tertinggi Rp. 37.500.000 dan rata-rata Rp. 17.900.000 Hasil
penelitian ini memperkaya informasi pendapatan supir yang masih ada, yaitu Dwi
Siswanto (2013), Pendapatan supir angkutan pedesaan terminal arjasa Kabupaten
Jember selama satu bulan bervariasi dari terendah Rp. 840.000 hingga tertinggi
Rp. 3.360.000 dan rata-rata Rp. 2.384.000 Selanjutnya untuk jam kerja yang
digunakan oleh supir truk per hari yaitu 10 jam sedangkan jam kerja yang
digunakan oleh supir angkutan pedesaan per hari yaitu 11 jam.
44
5.3. Pengaruh Faktor Jenis Muatan, Frekuensi Muatan, Jarak
Pengangkutan, dan Status Kepemilikan Kendaraan Terhadap Pendapatan
Untuk dapat melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan supir
truk dilakukan analisis tabulasi silang (crosstabulation) dapat dilihat pada
pembahasan berikut ;
45
b. Frekuensi Muatan Terhadap Pendapatan
Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi muatan terhadap pendapatan
supir truk dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;
Pendapatan supir truk yang memperoleh jumlah muatan sebanyak tiga ret
dan empat ret relatif lebih baik dibandingkan dengan jumlah muatan sebanyak
dua ret, hal ini digambarkan tidak adanya supir truk yang memperoleh jumlah
muatan sebanyak dua ret berpendapatan lebih dari Rp. 29.250.000 sementara itu
supir truk yang memperoleh jumlah muatan sebanyak tiga ret maupun empat ret
mempunyai pendapatan lebih dari Rp. 29.250.000 sebesar 5.9% dan 11.1%.
46
Tabel 5.13 Distribusi Responden
Berdasarkan jarak pengangkutan terhadap Pendapatan
Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan
Jarak Orang (%) Total
Pengangkutan Orang
3.000.000- 11.625.000- 20.625.000- >
(X3) (%)
11.625.000 20.625.000 29.250.000 29.250.000
34 Orang 8 Orang 0 0 42
< 25 Km
81.0 19.0 0.0 0.0 (100)
16 Orang 10 Orang 1 Orang 0 27
< 35 Km
59.3 37.0 3.7 0.0 (100)
8 Orang 10 Orang 3 Orang 3 Orang 24
> 36 Km
33.3 41.7 12.5 12.5 (100)
Sumber : Data primer yang diolah, 2019.
Pendapatan supir truk yang jarak pengangkutan lebih dari tiga puluh enam
kilometer relatif lebih baik dibandingkan dengan jarak pengangkutan kurang dari
dua puluh lima kilometer maupun kurang dari tiga puluh lima kilometer, hal ini
digambarkan tidak adanya supir truk yang jarak pengangkutan kurang dari dua
puluh lima kilometer maupun kurang dari tiga puluh lima kilometer
berpendapatan lebih dari Rp. 29.250.000 sementara itu supir truk yang jarak
pengangkutan lebih dari tiga puluh enam kilometer mempunyai pendapatan lebih
dari Rp. 29.250.000 sebesar 12.5%.
47
Pendapatan supir setoran relatif lebih baik dibandingkan dengan supir
pemilik kendaraan truk, hal ini digambarkan adanya supir setoran yang
berpendapatan lebih dari Rp. 29.250.000 sementara itu supir pemilik kendaraan
truk berpendapatan lebih dari Rp. 29.250.000 hal tersebut dapat dilihat dari supir
truk setoran maupun supir truk pemilik kendaraan memiliki jumlah pendapatan
yang lebih dari Rp. 29.250.000 sebesar 1.3% dan 11.1%, yang artinya bahwa supir
truk setoran mampu memperoleh jumlah pendapatan yang sama seperti jumlah
pendapatan yang diperoleh supir truk pemilik kendaraan truk.
Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients
Dari tabel diatas apabila ditulis dalam bentuk persamaan regresi linear
berganda adalah sebagai berikut :
48
Dimana :
Y = pendapatan
X1 = jenis muatan
X2 = frekuensi muatan
X3 = jarak pengangkutan
X4 = status kepemilikan kendaraan
1. Nilai konstanta atau intersep sebesar -23.090 (bernilai negatif). Hal ini
menunjukan bahwa, jumlah pendapatan akan turun ketika variabel independen
(X1) jenis muatan, (X2) frekuensi muatan, (X3) jarak pengangkutan, dan (X4)
status kepemilikan kendaraan tetap.
2. Koefisien regresi variabel jenis muatan (X1) sebesar 5.548 dan mempunyai
nilai yang positif. Hal ini menunjukan bahwa jenis muatan berpengaruh positif
terhadap pendapatan supir truk secara signifikan. Yang artinya bahwa apabila
jenis muatan naik sebesar satu persen maka pendapatan supir truk akan
meningkat sebesar 5.548%.
3. Koefisien regresi variabel frekuensi muatan (X2) sebesar 10.916 dan
mempunyai nilai yang positif. Hal ini menunjukan bahwa frekuensi muatan
berpengaruh positif terhadap pendapatan supir truk secara signifikan. Yang
artinya bahwa apabila frekuensi muatan naik sebesar satu persen maka
pendapatan supir truk akan meningkat sebesar 10.916%.
4. Koefisien regresi variabel jarak pengangkutan (X3) sebesar 7.859 dan
mempunyai nilai yang positif. Hal ini menunjukan bahwa jarak pengangkutan
berpengaruh positif terhadap pendapatan supir truk secara signifikan. Yang
artinya bahwa apabila jarak pengangkutan naik sebesar satu persen maka
pendapatan supir truk akan meningkat sebesar 7.859%.
49
5. Koefisien regresi variabel status kepemilikan kendaraan (X4) sebesar 5.400
dan mempunyai nilai yang positif. Hal ini menunjukan bahwa status
kepemilikan kendaraan berpengaruh positif terhadap pendapatan supir truk
secara signifikan. Yang artinya bahwa apabila status kepemilikan kendaraan
naik sebesar satu persen maka pendapatan supir truk akan meningkat sebesar
5.400%
50
Gambar 5.2 Normal P-Plot Regression Standardzed Residual
Berdasarkan Gambar 5.1 dan 5.2 di atas terlihat bahwa grafik histogram
menunjukkan pola distribusi yang normal dan gambar P-Plot Regression
Standardzed Residual terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikonearitas
Menurut Ghozali, (2006). Multikonearitas dapat dilihat dari nilai
Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikonearitas adalah nilai (toleransi)
tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF >10, Jika nilai VIF > 10 atau jika nilai
tolerance < 0,1 maka ada multikolinearitas dalam model regresi sedangkan jika
nilai VIF < 10 atau jika nilai tolerance > 0,1 maka tidak ada multikolinearitas
dalam model regresi.
51
Tabel 5.16 Uji Multikonearitas
collinearity statistics
Variabel Independen
tolerance VIF
Jenis muatan (X1) .831 1.204
Frekuensi muatan (X2) .877 1.140
Jarak pengangkutan (X3) .936 1.068
Status kepemilikan kendaraan (X4) .990 1.010
Sumber : Data primer yang diolah, 2019.
Berdasarkan tabel 5.16 diatas dapat dilihat bahwa nilai tolerance untuk
setiap variabel independen tidak ada yang memiliki nilai tolerance < 0.10 dan
nilai VIF untuk setiap variabel tidak ada yang memiliki nilai > 10. Dari analisis
diatas dapat diketahui nilai tolerance dari variabel (X1) jenis muatan sebesar
0.831 (0.831 > 0.10), untuk nilai tolerance dari variabel (X2) frekuensi muatan
sebesar 0.877 (0.877 > 0.10), untuk nilai tolerance dari variabel (X3) jarak
pengangkutan sebesar 0.936 (0.936 > 0.10), dan untuk untuk nilai tolerance dari
variabel (X4) status kepemilikan kendaraan sebesar 0.990 (0.990 > 0.10).
Sedangkan untuk nilai VIF dari variabel (X1) jenis muatan sebesar 1.204 (1.204 <
10), untuk nilai VIF dari variabel (X2) frekuensi muatan sebesar 1.140 (1.140 <
10), untuk nilai VIF dari variabel (X3) jarak pengangkutan sebesar 1.068 (1.068 <
10), dan untuk nilai VIF dari variabel (X4) status kepemilikan kendaraan sebesar
1.010 (1.010 < 10). Yang artinya berdasarkan hasil pengujian multikonearitas
diatas dapat diketahui bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance
lebih besar dari 0.10 dan untuk nilai VIF lebih kecil dari 10. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak ada multikolinearitas dalam
model regresi.
3. Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan (variance) varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain untuk melihat penyebaran data. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak
52
terdapat heteroskedasitas. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat gambar plot
antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Apabila dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur dan data
tersebar secara acak diatas dan dibawah angka 0 (Nol) pada sumbu Y, maka
didentifikasikan tidak terdapat heteroskedastisitas Ghozali, (2006).
53
a. Jika t- hitung > t- tabel, atau nilai signifikan t < 0.05 maka H 0 ditolak dan
Ha diterima.
b. Jika t- hitung > t- tabel, atau nilai signifikan t > 0.05 maka H 0 diterima dan
Ha ditolak.
54
sehingga dapat disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya
variabel status kepemilikan kendaraan (X4) tidak mempunyai pengaruh
terhadap variabel pendapatan supir truk (Y) secara parsial.
Total 43643.952 92
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
Sumber : Data primer yang diolah, 2019.
55
3. Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel independen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R 2 kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen
Ghozali, (2006).
1 .691 a
.477 .454 16.10089
Berdasarkan tabel 5.19 diatas menunjukan nilai R 2 sebesar 0.477. Hal ini
berarti 47.7% variabel pendapatan supir truk (Y) dapat dijelaskan oleh variabel-
variabel independen yaitu jenis muatan (X1), frekuensi muatan (X2), jarak
pengangkutan (X3), dan status kepemilikan (X4), sedangkan sisanya sebesar
52.3% (100% - 47.7%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian.
5.4. Pembahasan
5.4.1. Pengaruh Jenis Muatan, Frekuensi Muatan, Jarak Pengangkutan Dan
Status Kepemilikan Kendaraan Secara Parsial Terhadap Pendapatan
1. Pengaruh Jenis Muatan Terhadap Pendapatan Supir Truk
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Jenis Muatan berpengaruh
signifikan Terhadap Pendapatan supir truk. Hal ini ditunjukan dengan nilai
signifikan sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai α (0,05), maka pengambilan
keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain jenis muatan
sangat berpengaruh terhadap pendapatan supir truk.
56
2. Pengaruh Frekuensi Muatan Terhadap Pendapatan Supir Truk
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa frekuensi muatan (jumlah muatan)
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan supir truk. Hal ini ditunjukan dengan
nilai signifikan sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai α (0,05), maka pengambilan
keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain semakin
banyak jumlah muatan yang diperoleh maka semakin besar pula pendapatan yang
diperoleh supir truk, sebaliknya semakin rendah jumlah muatan yang diperoleh
maka semakin rendah pula pendapatan yang diperoleh supir truk.
57
(simultan) mempunyai pengaruh terhadap pendapatan supir truk. Hal ini dapat
ditunjukan dengan nilai signifikansi F sebesar 0.000 dengan taraf kesalahan 0.05
yang artinya nilai signifikansi F lebih kecil dari taraf kesalahan (0.000 < 0.05).
berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa Jenis
Muatan, Frekuensi Muatan, Jarak Pengangkutan Dan Status Kepemilikan
Kendaraan Secara bersama-sama (Simultan) berpengaruh signifikan terhadap
Pendapatan supir truk. Hasil analisis regresi juga memperoleh nilai koefisien
determinasi (R2) yaitu 0.477 ini berarti 47.7% variabel pendapatan supir truk
dipengaruhi oleh jenis muatan, frekuensi muatan, jarak pengangkutan dan status
kepemilikan kendaraan, sisanya 52.3% (100% - 47.7%) dipengaruhi oleh variabel
lain diluar penelitian ini.
58
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab sebelumnya, yaitu
Bab V maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ;
6.2. Saran
59
DAFTAR PUSTAKA
Nanawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogjakarta. Gajah Mada
University Press.
60
(PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah (Studi Empiris Di Wilayah
Propinsi Jawa Tengah Dan DIY) Jaai Vol 08 No 2.
Soeharjo, A & Patong, D. 1991. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usaha Tani. Faperta IPB
Bogor.
61
LAMPIRAN
62
Lampiran I
KUISIONER PENELITIAN
1. Identitas Responden
Nama :
…………………………………………………………………………..
Pendidikan terakhir :
………………………………………………………………………….
Umur :
………………………………………………………………………….
63
2. Faktor Pembeda
1. Bagian manakah yang anda lakoni dalam kehidupan sehari-hari sebagai supir
truk ?
1. Sebagai supir Truk Muatan Pasir, Batu, Tanah Timbunan, Dan Angkutan
………………………………………………………………………………………
…….
………………………………………………………………………………………
…….
3. Pendapatan
64
Lampiran II identitas responden
65
1 0 0
2 50 53.7
3 34 36.6
4 9 9.7
5 0 0
Total 93 100
Tanggungan
No Biaya Supir Pemilik
Supir Setoran
Kendaraan
1 Bahan Bakar √ √
2 Perawatan Mobil dan Pajak √ √
3 Ban √ √
4 Kecelakaan Bukan Kelalaian Supir √
5 Kecelakaan Kelalaian Supir √
66
Rp. 12.000.000 - Rp. 20.625.000 28 30.1
Rp. 20.625.000 - Rp. 29.250.000 4 4.3
> Rp. 29.250.000 3 3.2
total 93 100
67
3.000.000- 11.625.000- 20.625.000- >
11.625.000 20.625.000 29.250.000 29.250.000
34 Orang 8 Orang 0 0 42
< 25 Km
81.0 19.0 0.0 0.0 (100)
16 Orang 10 Orang 1 Orang 0 27
< 35 Km
59.3 37.0 3.7 0.0 (100)
8 Orang 10 Orang 3 Orang 3 Orang 24
> 36 Km
33.3 41.7 12.5 12.5 (100)
68
17 1 2 1 1 Rp8.500.000
18 2 2 1 2 Rp25.000.000
19 1 2 1 2 Rp11.666.667
20 1 2 1 2 Rp15.000.000
21 1 3 1 1 Rp9.000.000
22 2 3 1 2 Rp37.500.000
23 2 3 1 2 Rp37.500.000
24 1 3 1 1 Rp13.000.000
25 1 3 1 1 Rp11.500.000
26 3 2 1 1 Rp12.000.000
27 2 3 1 1 Rp22.500.000
28 2 2 1 1 Rp15.000.000
29 1 2 1 1 Rp8.500.000
30 1 2 1 1 Rp5.500.000
31 1 2 1 1 Rp7.500.000
32 1 3 1 1 Rp5.000.000
33 1 3 1 1 Rp5.000.000
34 1 2 1 1 Rp6.500.000
35 1 2 1 1 Rp6.500.000
36 1 2 1 1 Rp6.500.000
37 1 2 1 2 Rp13.300.000
38 1 3 1 1 Rp6.000.000
39 1 3 1 1 Rp6.000.000
40 1 3 1 1 Rp6.000.000
41 1 3 1 1 Rp7.250.000
42 1 2 1 1 Rp9.000.000
43 1 2 1 1 Rp7.000.000
44 1 2 1 1 Rp9.000.000
45 1 2 1 1 Rp8.000.000
46 1 2 1 1 Rp7.500.000
47 1 3 1 1 Rp7.500.000
48 1 3 1 1 Rp10.500.000
49 1 3 1 1 Rp10.500.000
50 1 3 1 1 Rp13.000.000
51 1 3 1 1 Rp12.000.000
52 2 3 1 1 Rp22.500.000
53 2 2 1 1 Rp15.000.000
54 2 2 1 1 Rp15.000.000
55 3 2 1 1 Rp12.000.000
56 3 2 1 1 Rp11.500.000
57 1 2 1 1 Rp8.000.000
58 1 3 1 1 Rp12.000.000
69
59 1 3 1 1 Rp9.750.000
60 1 3 1 1 Rp9.750.000
61 1 3 1 1 Rp6.000.000
62 1 4 1 1 Rp8.000.000
63 2 4 1 1 Rp30.000.000
64 3 2 1 1 Rp11.000.000
65 3 2 1 1 Rp11.500.000
66 3 2 1 1 Rp11.500.000
67 1 2 1 2 Rp13.300.000
68 1 2 1 1 Rp7.000.000
69 1 4 1 2 Rp20.000.000
70 1 4 1 2 Rp10.000.000
71 1 4 1 1 Rp12.000.000
72 3 2 1 1 Rp12.000.000
73 3 2 1 1 Rp11.500.000
74 3 2 1 1 Rp11.000.000
75 3 2 1 1 Rp11.000.000
76 3 2 1 1 Rp12.000.000
77 1 4 1 2 Rp10.000.000
78 1 4 1 1 Rp6.000.000
79 1 4 1 1 Rp8.000.000
80 1 2 1 1 Rp4.000.000
81 1 2 1 1 Rp3.000.000
82 1 2 1 1 Rp4.000.000
83 1 3 1 1 Rp6.000.000
84 3 2 1 1 Rp11.000.000
85 3 2 1 2 Rp20.000.000
86 3 2 1 1 Rp12.000.000
87 3 2 1 1 Rp12.000.000
88 1 2 1 1 Rp9.000.000
89 1 3 1 2 Rp22.500.000
90 1 3 1 1 Rp10.500.000
91 1 2 1 1 Rp7.000.000
92 1 4 1 1 Rp14.000.000
93 1 3 1 1 Rp10.500.000
70
B Std. Error Beta
a. Dependent Variable: Y
ANOVAa
Total 43643.952 92
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
Model Summaryb
Uji Normalitas
71
Uji Multikonearitas
72
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.831 1.204
.877 1.140
.936 1.068
.990 1.010
a. Dependent Variable: Y
Uji Heteroskedastisitas
73