Anda di halaman 1dari 7

Literatur Data Pelanggaran Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat.

Landasan gerakan : 1. Undang-Undang dasar 1945;


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020
Tentang Manjemen Pegawai Negeri Sipil;
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 99 Tahun 2011 Tentang Kode
Etik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kementerian Perhubungan.

1. Pelanggaran terhadap Undang-Undang dasar 1945;

A. BAB I (Bentuk dan Kedaulatan)


• Pasal 1 Ayat 2.
Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar.
• Pasal 1 Ayat 3.
Negara Indonesia adalah Negara Hukum.
B. BAB X (Warga Negara Dan Penduduk)
• Pasal 27 Ayat 1.
Segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam Hukum dan
Pemerintahan dan Wajib menjungjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
C. BAB XA (Hak Asasi Manusia)
• Pasal 28 J Ayat 1.
Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara.
• Pasal 28 J Ayat 2.
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.

2. Pelanggaran terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009


Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Noted : Huruf yang ditebalkan merupakan acuan utama

A. KETENTUAN UMUM.

• Pasal 1 Ayat 1.
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
Kendaraan, Pengemudi.

• PELANGGARAN PARKIR LIAR DAN MARKA JALAN


Pasal 1 Ayat 6
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu Lintas,
Terminal, dan Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas, Alat Pengendali, dan pengaman Pengguna
Jalan, Alat Pengawasan dan pengamanan Jalan, serta fasilitas Pendukung.

• Pasal 1 Ayat 12
Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas umum, yang berada pada
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta diatas
permukaan air, kecuali di jalan rel dan jalan kabel.

• Pasal 1 Ayat 15
Parkir adalah keadaan Kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa
saat dan ditinggalkan pengemudinya.

• Pasal Ayat 18
Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan Jalan atau di atas
permukaan Jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis
membujur, garis melintang, garis serong, serta lambing yang berfungsi untuk
mengarahkan arus Lalu Lintas dan Membatasi daerah kepentingan Lalu Lintas.

• PELANGGARAN PARKIR LIAR DAN MARKA JALAN


Pasal 1 Ayat 30
Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah adalah suatu keadaan
terbebasnya setiap orang, barang dan/atau Kendaraan dari gangguan
perbuatan melawan hukum, dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas.

B. ASAS DAN TUJUAN.

• Pasal 2
a. Asas transparan;
b. Asas akuntabel;
c. Asas berkelanjutan;
d. Asas partisipatif;
e. Asas bermanfaat;
f. Asas efisien dan efektif;
g. Asas seimbang
h. Asas terpadu, dan;
i. Asas mandiri.

• Pasal 3 Point (C)


Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi Masyarakat.

C. PEMBINAAN.

• Pasal 5 Ayat 1
Negara Bertanggung jawab atas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan
pembinaannya di lakukan oleh Pemerintah.

• Pasal 5 Ayat 2
Pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat
[1] meliputi :
a. Perencanaan
b. Pengaturan
c. Pengendalian, dan
d. Pengawasan

• Pasal 5 Ayat 3
Pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada
ayat [2] dilaksanakan Oleh Instansi Pembina sesuai Tugas Pokok dan
Fungsinya yg Meliputi :

Dalam Point (b)


Urusan Pemerintahan dibidang sarana dan prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementrian Negara yang bertanggung jawab di
bidang sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Runutannya Meliputi ;
1. Kementrian Perhubungan
2. Dinas Perhubungan

D. Pelanggaran Diantaranya :

• PELANGGARAN PARKIR LIAR DAN MARKA JALAN


Pasal 25 Ayat 1
Setiap Jalan Yang digunakan untuk lalu lintas umum wajib dilengkapi dengan
perlengkapan jalan berupa :
a. Rambu Lalu Lintas;
b. Marka Jalan;
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
d. Alat penerangan Jalan;
e. Alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan;
f. Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan;
g. Fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat; dan
h. Fasilitas Pendukung kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berada di
Jalan dan diluar badan Jalan.

• Pasal 28 Ayat 1 (berkorelasi dengan PIDANA Pasal 274 dan 275)


Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan
kerusakan dan/atau gangguan fungsi jalan.

• Pasal 28 Ayat 2 (berkorelasi dengan Pelanggaran Pasal 25)


Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan
gangguan pada fungsi perlengkapan Jalan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 Ayat [1].

Temuan : Berdasarkan Keterangan Lampiran foto


Foto diambil mengunakan kamera iphone xr pada tanggal 1 Juni 2022
Pukul 14.30 WIB di taplau dan salah satu bukti dari sekian banyak
pelanggaran

• Pasal 43 Ayat 1
Penyediaan fasilitas Parkir untuk umum hanya dapat diselenggarakan diluar
ruang milik jalan sesuai izin yg diberikan.

• Pasal 43 Ayat 2
Penyelenggara Fasilitas Parkir diluar Ruang Milik Jalan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dapat dilakukan oleh perseorangan warga Negara Indonesia berupa
a. Usaha Khusus Perparkiran; atau
b. Penunjang usaha pokok.

• Pasal 43 Ayat 3
Fasilitas Parkir didalam Ruang Milik Jalan Hanya diselenggarakan di
tempat tertentu pada jalan kabupaten, jalan desa, atau Jalan Kota yang
harus dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas , dan/atau Marka Jalan.

Temuan : Berdasarkan Keterangan Lampiran Photo


Foto diambil mengunakan kamera xioami redmi 3 pada tanggal 1 Juni 2022
Pukul 14.30 WIB di Pasar Raya Padang dan salah satu bukti dari sekian
banyak pelanggaran

• Pasal 118 Point A


Selain kendaraan bermotor Umum dalam Trayek, Setiap Kendaraan
Bermotor dapat berhenti di setiap jalan, Kecuali,
Terdapat rambu larangan berhenti dan/atau Marka Jalan bergaris utuh.

Temuan : Berdasarkan Keterangan Lampiran Photo


Foto diambil pada tanggal 1 Juni 2022 Pukul 14.30 WIB di sekitaran kota
Padang Oleh kamera Handphone Merk Samsung A3 2016

• Pasal 131 Ayat 1


Pejalan Kaki berhak atas ketersediaan fasilitas Pendukung yang berupa trotoar,
tempat penyeberangan, dan fasilitas lain.

• Pasal 200 Ayat 1 (Untuk Polres)


Kepolisian Negara Republik Indonesia Bertanggung Jawab Atas
terselenggaranya kegiatan dalam mewujudkan dan memelihara keamanan Lalu
Lintas dan Angkutan Umum

E. PIDANA.

• Pasal 274 Ayat 1


Setiap Orang yang melakukan perbuatan yang Mengakibatkan kerusakan
dan/atau Ganguuan fungsi Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
ayat [1] dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp. 24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).

• Pasal 274 Ayat 2


Ketentuan ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada Ayat [1] berlaku
pula bagi setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan
gangguan pada fungsi perlengkapan jalan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 Ayat [2]
• Pasal 275 Ayat 1
Setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan
pada fungsi Rambu Lalu Lintas,Marka Jalan, alat pemberi isyarat Lalu
Lintas, fasilitas pejalan kaki, dan alat pengaman pengguna Jalan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 Ayat [2] dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp.
250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

• Pasal 275 Ayat 2


Setiap orang yang merusak rambu Lalu Lintas, Marka Jalan, alat pemberi
isyarat Lalu lintas, fasilitas Pejalan Kaki dan alat pengaman pengguna
Jalan sehingga tidak berfungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
ayat [2] dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau
denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

3. Pelanggaran terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999


Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;

A. BAB II (Jenis, Kedudukan, Kewajiban, dan Hak Pegawai Negeri)


• Pasal 2 Ayat 1
Pegawai Negeri terdiri dari :
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Anggota Tentara nasional Republik Indonesia
c. Anggota Kepolisian Republik Indonesia
• Pasal 2 Ayat 2
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Huruf a Terdiri Dari
a. Pegawai Negeri Sipil Pusat dan
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah
• Pasal 2 Ayat 3
Disamping Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) , pejabat
yang berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap.
• Pasal 3 Ayat 1
Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur sipil negara yang
bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
Profesional , Jujur, adil, dan merata dalam penyelengaraan tugas negara,
pemerintahan, dan pembangunan.
• Pasal 3 Ayat 2
Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Pegawai negeri harus netral dari semua golongan dan partai politik serta
tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada Masyarakat.
• Pasal 23 Ayat 1
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia.
• Pasal 23 Ayat 2
Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat karena :
a. atas permintaan sendiri
b. mencapai batas usia pensiun;
c. perampingan organisasi pemerintah; atau
d. tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan
kewajiban sebagai Pegawai Negeri Sipil.
• Pasal 23 Ayat 3
Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak
diberhentikan karena
a. melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan
selain pelanggaran sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji
jabatan karena tidak setia kepada Pancasila, Undang-undang Dasar
1945, Negara dan Pemerintah atau
b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak
pidana kejahatan yang ancaman hukumannya kurang dari 4(empat)
tahun.
• Pasal 23 Ayat 4
Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau tidak dengan hormat karena:
a. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak
pidana kejahatan yang ancaman hukumannya 4 (empat) tahun atau
lebih;atau
b. melakukan pelanggaran disiplin Pegawai negeri Sipil tingkat berat.
• Pasal 23 Ayat 5
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat karena :
a. melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan Sumpah/janji jabatan
karena tidak setia kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945,
Negara dan Pemerintah.
b. melakukan penyelewengan terhadap ideologi Negara, Pancasila,
Undang-undang Dasar 1945 atau terlibat dalam kegiatan yang
menentang Negara dan pemerintah; atau
c. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak
pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada
hubungannya dengan jabatan.

Anda mungkin juga menyukai