Anda di halaman 1dari 11

i

1. BAB I : MATERI KELAS X


1.1 SELAYANG PANDANG UU NO 22/2009
Undang – undang no.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan
disahkan pada tanggal 22 juni 2009 dan tercantum dalam Lembaran Negara
Republik indonesia nomor 96 dan tambahan Lembaran Negara Republik
indonesia nomor 5025 yang terdiri dari 22 bab dan 326 pasal.
Undang – undang ini menggantikan Undang-undang no 14 tahun 1992
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang sudah tidak sesuai lagi dengan
kondisi, perubahan lingkungan strategis dan penyelenggaraan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.
- Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) dilatar belakangi
bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam
mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya
memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
- Tujuan dibentuknya UU LLAJ adalah untuk mewujudkan keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan
dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan
wilayah; serta mampu menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa.
- Hakikat pembentukan UU LLAJ adalah untuk menciptakan kamseltibcarlantas
dan memberikan sanksi terhadap pelanggarnya untuk mewujudkan
kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap UU LLAJ.

1.2 PENEGAKAN HUKUM POLANTAS


Salah satu tugas pokok Polisi Lalu Lintas adalah Law Enforcesment
atau penegakan hukum, adapun penegakan hukum di bagi dalam dua
kelompok yaitu : penegakan hukum secara justitia (tilang dan penanganan
laka lantas) dan non justitia (tilang teguran atau pembinaan)

Penegakan Hukum di bidang Lalu Lintas di lakukan agar Undang-


undang atau ketentuan perundang-undangan Lalu Lintas lainnya ditaati
oleh semua pengguna jalan dalam rangka menciptakan Kamseltibcarlantas.

1.3 PELANGGARAN DAN KECELAKAAN LALU LINTAS


1.3.1 PENGERTIAN
Pengertian Pelanggaran dan Kecelakaan Lalu Lintas, sebagai berikut:

· Pelanggaran lalu lintas adalah suatu perbuatan yang melanggar


peraturan perundang-undangan lalu lintas angkutan jalan.
· Kecelakaan lalu lintas adalah: suatu peristiwa di jalan yang tidak
diduga atau diduga di jalan yang melibatkan kendaraan dengan

1
atau pengguna jalan yang mengakibatkan korban manusia dan
atau kerugian harta benda
1.3.2 CONTOH PELANGGARAN YANG BERAKIBAT LAKA LANTAS ANTARA
LAIN:
a. melebihi batas muatan
(pasal 307 UU NO 22 TAHUN 2009 TTG UULAJ)
SANKSI PIDANA KURUNGAN PALING LAMA 2 BULAN ATAU DENDA
PALING BANYAK Rp 500.000,-(LIMA RATUS RIBU RUPIAH)

b. tidak mampu menjaga jarak

2
c. melebihi batas kecepatan/kebut-kebutan atau balap liar
PASAL 297 UU NO 22 TAHUN 2009 TTG UULAJ SANKSI PIDANA
KURUNGAN PALING LAMA SATU TAHUN ATAU DENDA PALING
BANYAK Rp 1.000.000 (TIGA JUTA RUPIAH)

d. menggunakan hand phone pada saat mengemudi


(PASAL 283 UU NO 22 TAHUN 2009 TTG UU LAJ PIDANA
KURUNGAN PALING LAMA TIGA BULAN ATAU DENDA PALING
BANYAK RP 750.000,-)

e. melawan arus lalu lintas


(PASAL 287 AYAT 1 DAN 2 UU NO 22 TAHUN 2009 TTG UU LAJ
SANKSI PIDANA KURUNGAN PALING LAMA DUA BULAN ATAU
DENDA PALING BANYAK RP 500.000,-)

3
f. melanggar rambu dan apil.
(PASAL 287 AYAT 1 DAN 2 UU NO 22 TAHUN 2009 TTG UU LAJ
SANKSI PIDANA KURUNGAN PALING LAMA DUA BULAN ATAU
DENDA PALING BANYAK RP 500.000,-)

1.3.3 DAMPAK PELANGGARAN LALU LINTAS


Dampak pelanggaran lalu lintas tidak hanya menimbulkan kecelakaan
lalu lintas, namun juga berpotensi menimbulkan kerugian secara
ekonomi, psikis, dan sosial.
a. dampak ekonomi adalah menurunnnya tingkat produktifitas kerja
akibat kecelakaan luka berat,luka ringan maupun meninggal dunia;
b. dampak psikis adalah menurunnya tingkat psikologis seseorang
akibat kecelakaan yang terjadi menimpa diri pribadi maupun
keluarga;
c. dampak sosial adalah menurunnya hubungan bermasyarakat
akibat suatu dampak pelanggaran lalu lintas yang mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas.

(Contoh dampak ekonomi, psikis dan sosial terhadap korban laka


lantas)
4
1.4 TILANG
1.4.1 BLANGKO TILANG
Tilang adalah suatu bukti pelanggaran yang diberikan kepada
pelanggar lalu lintas sebagai pertanggung jawaban secara hukum

(contoh blangko tilang sesuai peruntukannya)

1.4.2 MEKANISME TILANG

mulai dari pelanggaran lalu lintas secara kasat mata yang tidak
membutuhkan pembuktian. Pelanggar diberikan lembaran tilang
warna biru (pelanggar tidak hadir sidang) atau warna merah
(pelanggar hadir sidang). Berkas tilang diajukan beserta barang
bukti ke kejaksaan untuk dilaksanakan penuntutan kepada pelanggar
kemudian sesuai tanggal sidang pelanggar hadir dalam persidangan
untuk mendapatkan vonis denda tilang berdasarkan keputusan dari
Hakim.

5
1.5 PENYIDIKAN KECELAKAAN LALU LINTAS
1.5.1 PROSEDUR PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS
Penyidikan laka lantas adalah serangkaian tindakan kepolisian dalam
mencari bukti untuk membuat terang suatu tindak pidana
Prosedur penanganan laka lantas

yakni menerima laporan, mendatangi TKP, melaksanakan TPTKP


(menolong korban, mengolah TKP, mengatur kelancaran arus lalin,
mengamankan barang bukti, melakukan penyidikan perkara.

1.5.2 PROSEDUR PENYIDIKAN KECELAKAAN LALU LINTAS

Prosedur penyidikan laka lantas adalah pemeriksaan saksi,


menangkap/mengamankan tersangka, periksa tersangka, penahanan
tersangka 20 hari, meminta visum, menyita barang bukti,
pemberkasan, kirim ke penuntut umum, kirim tsk / bb ke penuntut
umum, sidang di pengadilan negeri, vonis.
Lembaga hukum di Indonesia terdiri atas Polri, Kejaksaan, Pengadilan.

1.6 DESKRESI KEPOLISIAN


Diskresi Kepolisian merupakan salah satu Hak yang dimiliki oleh
anggota polri untuk melakukan suatu tindakan kepolisian berdasarkan
penilaian lapangan.
1.7 HAK PRIORITAS DALAM BERKENDARA
Tugas polisi di lapangan sangat disibukkan oleh kegiatan masyarakat
khususnya pemakai jalan, sehingga guna kepentingan umum petugas
dilapangan harus mengambil suatu tindakan dimana Hak-hak pengguna
jalan untuk sementara diabaikan.

6
1. Kehidupan berlalu lintas tidak dapat dilepaskan dari penghormatan
terhadap nilai – nilai hak asasi manusia ( HAM ). Hal tersebut terjadi
karena dalam kehidupan berlalu lintas mempertemukan berbagai
kepentingan masyarakat pengguna jalan. Oleh karena itu penghormatan
terhadap Hak Asasi Manusia pengguna jalan lainnya harus terus
dilaksanakan.

2. Penghormatan terhadap HAM dalam kehidupan berlalu lintas antara lain


diwujudkan dalam:
- Memprioritaskan pejalan kaki
- (Pasal 134 UU NOMOR 22/2009 UULAJ) , memberi prioritas
kendaraan yang harus diprioritaskan berdasarkan undang-undang, yaitu:
Ø Pemadam kebakaran

Ø Ambulance yang mengangkut orang sakit

Ø Kendaraan untuk memberikan pertolongan kepada kecelakaan lalu


lintas

7
Ø Kendaraan pimpinan lembaga negara RI.

Ø Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga


Internasional yang menjadi tamu Negara

3. Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia diwujudkan dalam perilaku


patuh terhadap peraturan lalu lintas.

1.8 SOPAN SANTUN BERLALU LINTAS


Bisa dibilang saat ini etika beralulintas di jalan raya sudah berkurang,
atau bisa dikatakan tidak punya etika di dalam berkendara, aksi ugal-ugalan
di jalan membuat keprihatinan banyak pihak. Terlebih aksi pelanggaran Lalu

8
Lintas itu tak jarang menyebabkan kecelakaan yang merenggut korban jiwa.
Oleh karena itu untuk menekan angka kecelakaan yang melibatkan
pengguna jalan, maka dihimbau agar :
1. Dalam berperilaku berlalu lintas di jalan raya, setiap pengguna jalan
raya wajib menghormati atau menghargai persamaan kedudukan
warga negara tanpa membedakan ras agama, gender, golongan,
budaya, suku, dan bangsa. (sila ke dua pancasila)
2. Contoh perilaku berlalu lintas yang menghargai kesamaan warga
negara antara lain diwujudkan dengan :
Ø Berperilaku sopan terhadap sesama pengguna jalan raya.
Ø Tidak menunjukkan sikap arogan, ugal-ugalan, mau menang
sendiri dalam berlalu lintas.
Ø Mendahulukan pengguna jalan yang diprioritaskan
Ø Senantiasa mematuhi peraturan lalu lintas

2. BAB II : MATERI KELAS XI

2.1 BUDAYA BERLALU LINTAS


Seperti yang kita ketahui bersama, tingkat kecelakaan Lalu Lintas
terutama untuk usia produktif masih tinggi. Hal ini yang menjadi keprihatinan
bersama, karena salah satu penyebab tingginya kecelakaan Lalu Lintas
adalah faktor manusia dengan kurangnya pengetahuan mengenai tata cara
berlalu lintas yang baik.

Dalam hal membentuk budaya berlalu lintas merupakan


tanggungjawab bersama seluruh elemen masyarakat, oleh karena itu butuh
partisipasi masyarakat untuk menekan angka kecelakaan dengan cara
sebagai berikut:

9
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
To remove this notice, visit:
www.foxitsoftware.com/shopping

Setelah membaca uraian mengenai Pembelajaran Lalu Lintas di atas, cobalah kalian jawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini di dalam buku catatanmu !

1. Menurutmu, kenapa harus dibuat Undang-undang dan aturan lalu lintas ?

2. Bagaimanakah konsekwensinya apabila undang-undang atau aturan lalu lintas itu tidak dipatuhi ?

3. Menutut kalian, bagaimanakah kondisi/sikap warga negara di Kabupaten Bandung dalam


mentaati aturan lalu lintas ? mengapa demikian ? berikanlah contohnya !

4. Ada sebagian pelajar juga yang kurang mentaati aturan tata tertib berlalu lintas. Bisakah kalian
sebutkan contoh-contoh pelanggaran lalu lintas yang sering dilakukan oleh pelajar ? Apakah
alasan mereka melakukan hal demikian itu ?

5. Sebagai pelajar SMA yang baik, apa sajakah yang harus dilakukan dalam upaya ikut menjaga tata
tertib berlalu lintas ?

Setelah kamu tulis jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas pada buku tulismu, cobalah difoto
jawabannya yang jelas, kemudian kirimkan ke Bapak via WA, ke no 08990403632.

Terima kasih.

Semoga kalian menjadi pelajar-pelajar yang bersungguh-sungguh dan selalu mempelopori tertib
berlalu lintas, aamiin.

Anda mungkin juga menyukai